Anda di halaman 1dari 27

BLOK

KEGAWATDARURATAN
“ASTHMA ATTACK”
Kelompok IV:

Intan Nararia Primaditya (1313010010)


Syarah Mutia Dewi (1313010012)
Wahyu Syafiati (1313010013)
Rifki Ghifari Akbar (1313010021)
Nila Munaya (1313010022)
Mukhammad Arifin (1313010025)
Bayu Aji Wicaksono (1313010033)
Rosela Alfi Sahara (1313010040)
Faradilla Nur Muliana (1313010047)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma  suatu penyakit saluran napas kronik yang
penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Sifatnya
dapat bersifat mengganggu aktivitasmenurunkan
produktivitas/ kualitas hidup.

World Health Organization (WHO) memperkirakan 100-150


juta penduduk dunia menderita asma. Prevalensi asma di
seluruh dunia adalah sebesar 8-10% pada anak dan 3-5%
pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat
sebesar 50%. sebanyak 10-15% anak laki-laki dan 7-10%
anak wanita dapat menderita asma pada suatu saat
selama masa kanak-kanak.
Asma dapat diderita seumur hidup sebagaimana
penyakit alergi lainnya, dan tidak dapat disembuhkan
secara total.

Upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk


menanggulangi permasalahan asma hingga saat ini
masih berupa upaya penurunan frekuensi dan derajat
serangan, sedangkan penatalaksanaan utama adalah
menghindari faktor penyebab .
B. Rumusan Masalah
• Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari serangan
asma.
• Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dari serangan asma.
• Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis dari
serangan asma.
• Mahasiswa mampu mengetahui klasifikai dari serangan asma.
• Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologis dari serangan
asma.
• Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cara
penegakan diagnosis dari serangan asma.
• Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan dari
serangan asma.
• Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi dari serangan
asma.
• Mahasiswa mampu mengetahui prognosis dari serangan
asma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Asma
Asma  gangguan inflamasi kronik saluran napas
yang melibatkan banyak sel dan elemennya.

Inflamasi kronik peningkatan hiperesponsif jalan


napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, yang menimbulkan
gejala episodik berulang dan mengi, sesak napas,
dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam
atau dini hari.
Faktor Penyebab Asma
Faktor Predisposisi

Genetik bakat alerginyaPenderita dengan


penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat
juga menderita penyakit alergiMudah terkena jika
terpapar dengan alergen.
Faktor Presipitasi
1. Alergen
• Inhalanmasuk melalui saluran pernapasan (debu, bulu
binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi).
• Ingestanmasuk melalui mulut  makanan (buah-
buahan dan anggur yang mengandung sodium
metabisulfide) dan obat-obatan (seperti aspirin,
epinefrin, ACE- inhibitor, kromolin).
• Kontaktan masuk melalui kontak dengan kulit.

Alergenmenstimulasi reseptor Ig E pada sel mast 


pemaparan terhadap faktor pencetus alergen
degranulasi sel mast(histamin dan protease) respon
alergen asma.
2. Olahraga
Asma dapat diinduksi oleh adanya kegiatan
fisik atau latihan berlebih yang disebut sebagai
Exercise Induced Asthma (EIA) terjadi bberapa saat
setelah latihan.
Ex: jogging, aerobik, berjalan cepat, ataupun naik
tangga dikarakteristikkan o/ adanya bronkospasme,
nafas pendek, batuk dan wheezing.

Penderita asma seharusnya melakukan pemanasan


selama 2-3 menit sebelum latihan.
3. Infeksi bakteri pada saluran napas
Infeksi perubahan inflamasi pada sistem
trakeo bronkial mengubah mekanisme mukosilia
peningkatan hiperresponsif pada sistem bronkial.
4. Stres
Stres / gangguan emosi dapat menjadi
pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada.
5. Gangguan pada sinus
Misalnya rhinitis alergik dan polip pada hidung.
Kedua gangguan ini menyebabkan inflamasi
membran mukus.
Manifestasi Klinik Asma
• Batuk
• Mengi
• Sesak dada dan napas pendek
• Peningkatan denyut nadi dan kecepatan
pernapasan
• Kulit pucat
• Keletihan
• Gelisah
Klasifikasi Asma
Patogenesis Asma
Diagnosis Asma
Anamnesis
Riwayat Penyakit / Gejala :
• Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
• Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan
berdahak
• Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
• Respons terhadap pemberian bronkodilator

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :


• Riwayat keluarga (atopi)
• Riwayat alergi / atopi
• Penyakit lain yang memberatkan
• Perkembangan penyakit dan pengobatan
Px. Fisik
Keadaan serangankontraksi otot polos sal. napas,
edema dan hipersekresi dapat menyumbat saluran
napas sebagai kompensasi penderita bernapas pada
volume paru yang lebih besar untuk mengatasi
menutupnya saluran napasmeningkatkan kerja
pernapasan tanda klinis (sesak napas, mengi dan
hiperinflasi)

Serangan ringan mengi hanya terdengar pada waktu


ekspirasi paksa.
Serangan Berat mengi dapat tidak terdengar (silent
chest) , biasanya disertai gejala lain  sianosis, gelisah,
sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot
bantu napas
Px.Penunjang
• Faal Parumenilai(obstruksi jalan napas, reversibiliti
kelainan faal paru, variabiliti faal paru, sebagai
penilaian tidak langsung hiperes-ponsif jalan napas).

• Spirometri. Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai


rasio VEP1/ KVP < 75% atau VEP1 < 80% nilai prediksi.

• Arus Puncak Ekspirasi (APE) nilai terendah APE pagi


sebelum bronkodilator selama pengamatan 2 minggu,
dinyatakan dengan persentase dari nilai terbaik (nilai
tertinggi APE malam hari).
Penatalaksanaan Asma
• Pengontrol (Controllers)
Glukokortikosteroid inhalasi
Agonis beta-2 kerja lama
• Pelega
Agonis beta-2 kerja singkat
(salbutamol, terbutalin, fenoterol, dan
prokaterol )yang telah beredar di Indonesia.
Mempunyai waktu mulai kerja (onset) yang cepat.
Metilsantin
Antikolinergik
Adrenalin
Penatalaksanaan Serangan Akut
Komplikasi Asma
• Infeksi Saluran nafas
• Atelektasis
• Pneumothorak, pneumomediastinum
• Emfisema kutis
• Gagal Nafas
• Aritmia (bila sebelumnya kelainan)
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
• Asma adalah inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
peranan banyak sel dan elemen seluler.Inflamasi kronik
menyebabkan peningkatan hiperesponsivitas jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang : mengi, sesak napas; dada
terasa berat, dan batuk –batuk khususnya pada malam dan atau
dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan
napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan
atau tanpa pengobatan.

• Secara etiologis, asma adalah penyakit yang heterogen,


dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik (atopik,
hipereaktivitas bronkus, jenis kelamin, dan ras) dan faktor-faktor
lingkungan (infeksi virus, pajanan dari pekerjaan, rokok, alergen, dan
lain-lain).
• Kontrol pemeriksaan diri harus secara teratur dilakukan agar asma
tidak menjadi berat dan pengobatan yang paling baik adalah
menghindari faktor pencetusnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai