Disusun Oleh :
20360244
Pembimbing :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
2.2 PARKINSONISME................................................................................7
2.2.1 Definisi..............................................................................................7
2.2.2 Epidemiologi......................................................................................8
2.2.3 Etiologi..............................................................................................8
2.2.4 Klasifikasi..........................................................................................9
2.2.5 Patofisiologi.......................................................................................9
2.2.6 Manifestasi Klinik...........................................................................10
2.2.7 Diagnosis.........................................................................................11
2.2.8 Diagnosis Banding...........................................................................12
2.2.9 Penatalaksanaan...............................................................................12
2.2.10 Komplikasi....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Distonia adalah kontraksi otot secara terus menerus yang menyebabkan gerakan
atau postur menjadi tidak normal. Distonia akut adalah gerakan tidak sadar dari sebagian
atau seluruh anggota tubuh. Reaksi ini merupakan salah satu efek samping dari
pemberian obat antipsikosis.2
Distonia akut terjadi tak lama setelah pemberian antipsikotik dan kadang-kadang
setelah peningkatan dosis atau peralihan ke obat antipsikotik dengan potensi yang lebih
tinggi, terutama antipsikotik potensi tinggi yang diberikan secara injeksi. Distonia yang
diinduksi antipsikotik biasanya bersifat fokal, meskipun dalam kasus yang jarang, dapat
mempengaruhi beberapa kelompok otot. Reaksi distonia bervariasi dalam hal lokasi dan
tingkat keparahan serta kadang-kadang menimbulkan nyeri.1
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Distonia akut adalah gerakan tidak sadar dari sebagian atau seluruh
anggota tubuh. Reaksi ini merupakan salah satu efek samping dari pemberian
obat antipsikosis.1 Reaksi distonia akut terjadi beberapa jam atau hari setelah
pemberian terapi antipsikotik tipikal potensi tinggi. Kekakuan otot secara khas
melibatkan spasme leher, pinggang (opis thotonos), lidah, atau otot lateral
pergerakan mata (krisis okulogirik), dan laring (stridor).2
2.1.2 Epidemiologi
Sindrom ekstrapiramidal yang terdiri dari reaksi distonia akut,
akhatisia,dan sindrom parkinsonism umumnya terjadi akibat penggunaan obat-
obat antipsikotik. Lebih banyak diakibatkan oleh antipsikotik tipikal terutama
yang mempunyai potensi tinggi.1
Reaksi distonia akut terjadi pada kira-kira 10% pasien, biasanya pada pria
muda. Tardive dyskinesia berupa gerakan involunter otot seperti mulut, rahang,
umumnya terjadi akibat penggunaan antipsikotik golongan tipikal jangka
panjang. Sekitar 20-30% pasien telah menggunakan antipsikotik tipikal dalam
kurun waktu 6 bulan atau lebih, berkembang menjadi tardive dyskinesia.
Sindrom Parkinson umumnya timbul 1-3 minggu setelah pengobatan awal, lebih
sering pada dewasa muda, dengan perbandingan perempuan:laki-laki=2:1.4
Kejadian populasi yang sebenarnya dari prevalensi distonia tidak
diketahui. Angka – angka prevalensi tersedia biasanya didasarkan pada studi
kasus yang didiagnosis. Penelitian awal di Amerika Serikat diperkirakan sekitar
329 orang per 1 juta populasi. Penelitian yang lebih terbaru studi kasus di
jepang dan eropa prevalensi distonia antara 101 – 150 orang per 1 juta populasi.
Untuk prevalensi kasus distonia sekunder tidak diketahui diperkirakan dari studi
kasus sekitar <20 – 25% dari distonia primer. Bentuk distonia primer yang
paling umum adalah distonia fokal, salah satunya distonia cervical adalah
distonia paling umum terjadi dengan prevalensi antara 57 dan 290 orang per 1
juta populasi. 44% pasien memiliki riwayat keluarga dengan distonia.2
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Patofisiologi
Distonia akut ditandai dengan adanya kontraksi otot tak sadar yang
menyebabkan gerakan berulang atau postur yang tidak normal.1 Berikut ini adalah
deskripsi gejala dari reaksi distonia akut7
1) Gejala rahang dan lidah: ditandai dengan kaku mulut, sulit bicara, sulit
makan, meringis, tonjolan lidah, dan lain sebagainya.
2) Pada mata ditandai dengan kekakuan pada otot mata, paling sering
menyimpang ke atas.
3) Gejala leher: posisi kepala atau leher asimetris yang abnormal.
4) Pada pinggul ditandai dengan adanya kontraksi yang abnormal dari dinding
perut, pinggul, dan otot panggul.
5) Postur fleksi khas dengan lengkungan punggung
6) Gejala laring: ditandai gejala sulit bicara dan stridor.
7) Walaupun reaksi ini lebih sering tidak dapat diprediksi, namun biasanya
tidak mengancam jiwa dan tidak menimbulkan efek jangka panjang.
Gejala ini dapat bermanifestasi pada otot yang berperan pada saraf kranial,
faring, serviks, dan mengarah ke krisis okulogirik, rahang kaku, lidah tortikolis,
retrokolis, spasme faring, disartria, disfagia, dan kadang-kadang kesulitan bernapas,
sianosis, dan opistotonus.2
Reaksi distonia akut terjadi beberapa jam atau hari setelah pemberian terapi
antipsikotik tipikal potensi tinggi. Kekakuan otot secara khas melibatkan spasme
leher, pinggang (opisthotonos), lidah, atau otot lateral pergerakan mata (krisis
okulogirik), dan laring (stridor).2
Keadaan ini merupakan spasme atau kontraksi involunter, akut dari satu
atau lebih kelompok otot skelet yang lazimnya timbul dalam beberapa menit.
Kelompok otot yang paling sering terlibat adalah otot wajah, leher, lidah atau otot
ekstraokuler, bermanifestasi sebagai tortikolis (posisi kepala dan leher yg
abnormal), disastria bicara, krisis okulogirik (deviasi mata) dan sikap badan yang
tidak biasa. Suatu ADR lazimnya mengganggu sekali bagi pasien. Dapat nyeri atau
bahkan dapat mengancam kehidupan dengan gejala-gejala seperti distonia laring
atau diafragmatik.2
Reaksi distonia akut sering sekali terjadi dalam satu atau dua hari setelah
pengobatan dimulai, tetapi dapat terjadi kapan saja. Keadaan ini terjadi pada kira-
kira 10% pasien, lebih lazim pada pria muda, dan lebih sering dengan neuroleptik
dosis tinggi yang berpotensi lebih tinggi, seperti haloperidol dan flufenazine.
Reaksi distonia akut dapat merupakan penyebab utama dari ketidakpatuhan dengan
neuroleptik karena pandangan pasienmengenai medikasi secara permanen dapat
memudar oleh suatu reaksi distonik yang menyusahkan.11
2.1.7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Biasanya
didapatkan riwayat mengkonsumsi obat dan obat tersebut harus dinilai apakah
ada kemungkinan efek penghambatan dopamin. Bahkan ketika riwayat
pendukung tidak diperoleh, gambaran klinis saja sudah cukup untuk mendukung
diagnosis. Tanda-tanda minimal seperti keluhan tidak nyaman di tenggorokan
setelah pemberian obat harus meningkatkan kecurigaan adanya distonia laring.
Dalam kasus reaksi ini, status mental dan tanda-tanda vital harus tetap normal.
Tes laboratorium dan pencitraan tidak diperlukan pada sebagian besar kasus.11
2.1.8 Penatalaksanaan
Pada distonia akut yang biasanya timbul dalam 24-48 jam setelah minum
obat antipsikotik dan jarang pada orang tua, berikan antihistamin
diphenhydramine 50 mg iv/im, atau benztropine, 1-2 mg iv/im, atropine sulfate
1- 2 mg iv, atau diazepam 10 mg iv sebagai terapi alternatif, serta bila perlu
dapat lagi diulangi setelah 20-30 menit.2
2.1.9 Komplikasi
2.1.10 Prognosis
2.2 PARKINSONISME
2.2.1 Definisi
Pada komunitas penyakit parkinsons terjadi lebih sari 80% pasien dengan
gejala parkinsonisme dengan prevalensi sekitar 360 per 100.000. Penderita
penyakit ini pada usia <30 tahun sangatlah jarang. Pravalensi di Amerika serikat
lebih tinggi daripada di Afrika dan China, namun hubungan ras pada penyakit ini
belum jelas. Pada populasi usia > 65 tahun prevalensi parkinsonism sebesar 2,3%.
Parkinsonism Juvenille muncul pada usia < 40 tahun (genetika). Prevalensi Tinggi
terdapat di Eropa, Amerika Utara, Jepang, dan China, Afrika (jarang).10
2.2.3 Etiologi
2.2.5 Patofisiologi
1) Tremor :
a. Laten
b. Tremor saat istirahat
c. Tremor yang bertahan saat istirahat
d. Tremor saat gerak disamping adanya tremor istirahat
2) Rigiditas
3) Akinesia/Bradikinesia
2.2.7 Diagnosis
a. Rigiditas
a. Tremor istirahat
b. Rigiditas
c. Bradikinesia
3. Definite Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala
dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardin al).
1) Tremor esensial
2) Penyakit Bingswanger
5) Degenerasi striatonigra
2.2.9 Penatalaksanaan
1. Umum (Supportive)10
a. Pendidikan (Education)
b. Penunjang (Support) :
d. Latihan fisik
e. Nutrisi
2. Medikamentosa
b. Antikholinergik
Benztropine mesylate 1 n 8 mg per hari
3. Dopaminergik
4. Dopamin agonis
a. Abnormalitas gerakan
c. Gejala otonom
e. Perubahan psikologi
2.2.10 Komplikasi
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
5. Florensia, I,. Mahama ,C,. Khosama , H,. Hubungan Disfungsi Otonom Dengan
Derajat Keparahan Penderita Parkinsonisme. Fakultas Kedokteran Sam
Ratulangi. 69 (12). 350-351. 2019.
6. Machfoed M, H,. Susilo ,H,. Suharjanti. Molecular Neuroscience and Applied in:
Stroke, Epilepsy, Pain, Headache, Infection & Parkinson’s Disease. 248-260.
2018.
7. Lewis K, O’Day CS. Dystonic Reactions. [Updated 2021 May 15]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531466/
8. Tysnes OB & Storstein A. Epidemiology of Parkinson’s disease. J Neural Transm.
2017. 124(8).
9. Kouli A, Torsney KM, Kuan W. Parkinson’s disease: Etiology, neuropathology,
and pathogenesis. Parkinson’s Disease: Pathogenesis and Clinical Aspects. Stoker
TB, Greenland JC. Brisbane: Codon Publications; 2018.
10. 3. Weil RS, Costantini AA, Schrag AE. Mild cognitive impairment in Parkinson’s
disease .(2018). 18-17.
11. J Michael Kowalski, DO. Medication-Induced Dystonic Reactions. [Updated: Aug
10, 2020]. In: Medscape. Available
from: https://emedicine.medscape.com/article/814632-overview
12. Sanders RD, Gillig PM. Extrapyramidal examinations in psychiatry. Innov Clin
Neurosci. 2012;9(7–8):10–6.