Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Djoenaidi Widjaja et. al, 1994) Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Perdarahan serebri Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab kasus gangguan pembuluh darah otak dan merupakan persepuluh dari semua kasus penyakit ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteria serebri. Pecahnya aneurisma Biasanya perdarahan serebri terjadi akibat aneurisme yang pecah maka penderita biasanya masih muda dan 20% mempunyai lebih dari satu aneurisme. Dan salah satu dari ciri khas aneurisme adalah kecendrungan mengalami perdarahan ulang (Sylvia A. Price, 1995) Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan). Trombosis sinus dura Diseksi arteri karotis atau vertebralis Vaskulitis sistem saraf pusat Oklusi arteri besar intrakranial yang progresif) Kondisi hyperkoagulasi Penyalahgunaan obat (kokain dan amfetamin) Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia atau leukemia) Umur Hipertensi Seks Riwayat keluarga Diabetes mellitus Penyakit jantung Merokok Penyalahgunaan obat Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma). Kesulitan berbicara atau memahami orang lain. Kesulitan menelan. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur, membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba. Kehilangan keseimbangan. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan motorik. Kejang. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi, baal atau kesemutan. Kelemahan pada salah satu bagian tubuh. Perubahan visi (penurunan visi, atau kehilangan semua atau salah satu bagian dari visi) Pathway Stroke hemoragik terdiri dari 2 jenis yaitu : Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak). Pemeriksaan radiologi CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak. (Linardi Widjaja, 1993) MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik. (Marilynn E. Doenges, 2000) Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler. (Satyanegara, 1998) Pemeriksaan foto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke. (Jusuf Misbach, 1999) Pemeriksaan laboratorium Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama. (Satyanegara, 1998) Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali. (Jusuf Misbach, 1999) Pemeriksaan darah lengkap : unutk mencari kelainan pada darah itu sendiri. (Linardi Widjaja, 1993) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan ogsigen sesuai kebutuhan Tanda-tanda vital diusahakan stabil Bed rest Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat meningkatkan TIK Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN Identitas klien Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis. Keluhan utama Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi. (Jusuf Misbach, 1999) Riwayat penyakit sekarang Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. (Siti Rochani, 2000) Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. (Donna D. Ignativicius, 1995) Riwayat penyakit keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus. (Hendro Susilo, 2000) Riwayat psikososial Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga.(Harsono, 1996) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kemampuan batuk menurun dan peningkatan produksi sekret. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah : gangguan oklusi, hemoragi,vasospasme serebral dan edema serebal. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan/kelumpuhan Risiko tinggi kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama Gangguan pola eliminasi urine berhubungann dengan disfungsi kandung kemih Konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik/imobilisasi Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan fungsi saraf sensori. Risiko cedera berhubungan dengan aktivitas kejang Defisit kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan/kelumpuhan Rencana Keperawatan Dx.1 : jalan nafas klien efektif Dx.2 : klien mampu mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik, fungsi kognitif dan motorik/sensori Dx. 3 : klien melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol Dx. 4 : klien mampu mendemonstrasikan pemeliharaan/kemajuan peningkatan berat badan sesuai tujuan Dx. 5 : mampu mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur/footdrop Dx. 6 : mampu mengidentifikasi faktor risiko individual Dx. 7 : mampu mengungkapkan pemahaman tentang kondisinya Dx. 8: pola BAB klien normal Dx. 9 : klien mampu mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi Dx. 10: tidak terjadi kejang Dx. 11 : klien mampu mendemonstrasikan teknik/perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis