Anda di halaman 1dari 34

MONITORING

HEMODYNAMIC
NON-INVASIVE IN ICU
KELOMPOK 1 :
Amastia Ikayuwandari 1610711060
Ardhita Qory Anjani 1610711063
Desi Sulastri 1610711089
Diana 1610711047
Fina Alfya Syahri 1610711058
Hanifah Nur Jamilah 1610711084
Miftahul Jannah 1610711048
Leni Marlia 1610711073
PENGERTIAN
HEMODINAMIK

2
Hemo darah (Yunani)
Dinamik gerakan, kekuatan (dalam fisika)

Hemodinamik adalah
kekuatan atau gerakan
aliran darah dalam tubuh

3
Hemodinamik atau hemodinamika adalah pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan
karakterisitik fisiologis vaskular perifer (Mosby 1998, dalam Jevon dan Ewens 2009).

Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat
dilakukan baik invasive atau noninvasive. Pemantauan memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh
darah, jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan untuk memompakan darah.

4
TUJUAN
HEMODINAMIK

5
1. Mendeteksi dan mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini

2. Memantau pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi keseimbangan

homeostatik tubuh

3. Memperbaiki penghantaran oksigen (DO2) dalam tubuh

4. Menilai kecukupan perfusi, khususnya dalam mempertahankan kecukupan tekanan

perfusi dalam penghantaran oxygen ke jaringan

6
INDIKASI
HEMODINAMIK

7
1. Syok
2. Infark Miokard Akut (AMI) yang disertai gagal jantung kanan/kiri, nyeri dada yang
berulang, Hipotensi/ Hipertensi
3. Edema paru
4. Pasca operasi jantung
5. Penyakit katup jantung
6. Gagal nafas akut
7. Hipertensi pulmonal

8
TEKNIK
MONITORING
HEMODINAMIK NON-
INVASIF

9
EKOKARDIOGRAFI TRANSTHORACIC / TRANSTHORACIC ECHOCARDIOGRAPHY
(TTE) [ TERGANTUNG OPERATOR]

Cardiac output dapat diukur dengan TTE menggunakan


kecepatan gelombang denyut Doppler di saluran keluar
ventrikel kiri / left ventricular outflow tract (LVOT). Juga dapat
diukur pada annulus katup mitral, ascending aorta, saluran
keluar ventrikel kanan / right ventricular outflow tract (RVOT),
dan arteri pulmonalis, tetapi ketepatannya kurang. Tampaknya
ada sedikit pengaruh dari resistensi pembuluh darah sistemik
(SVR), pengukuran RVOT dapat memberikan hasil curah jantung
yang akurat, bila tidak ada gangguan karena hipertensi arteri
pulmonalis.

10
SISTEM KONTUR NADI TIDAK INVASIVE / NON-INVASIVE PULSE CONTOUR
SYSTEMS [TIDAK DIKALIBARASI]

System ini menentukan Cardiac Output berdasarkan kurva tekanan denyut arteri, yang diperkirakan
sepenuhnya dengan teknik tidak invasif.

• T-line® : System ini menggunakan tonometri


applanasi ( dengan sensor tekanan ditempatkan
pada arteri radial) dan algoritma autokalibrasi untuk
memperkirakan Cardiac Output; memiliki ketepatan
yang dapat diterima dibanding dengan analisis
kontur nadi terkalibrasi tetapi membutuhkan lebih
banyak validasi.

11
• ClearSight®/ Nexfin®/ Physiocal® system : Memperkirakan tekanan
darah melalui manset yang mengelilingi jari dan
photoplethysmography secara konstan menyesuaikan tekanan
manset untuk menjaga agar diameter arteri konstan, sehingga
menciptakan kurva tekanan nadi (prinsip Peῆáz) yang digunakan
untuk memperkirakan stroke volume, CO, SVV, dan PPV; namun,
akurasinya masih perlu perbaikan pada pasien dengan CO rendah,
edema jari, hipotermia, atau resisten perifer yang tinggi

• CNAP®/ VERIFY® : Menggunakan teknik photoplethysmography yang


sama tetapi untuk memperbaiki perubahan-perubahan dalam
aktivitas vasomotor digunakan algoritma spesifik; meskipun
dilaporkan presentase kesalahan yang tinggi, ternyata lebih rendah
ketika menggunakan pra-kalibrasi dengan teknik termodilusi. Masih
diperlukan validasi lebih lanjut
12
BIOIMPENDANSI (TIDAK DIKALIBRASI).
ECOM, TEBCO, LIFEGARD, PHYSIO FLOW, BIOZ

Menggunakan elektroda kulit dengan arus listrik


kecil. Perubahan tegangan di sirkuit disebabkan oleh
perubahan impendansi dan/atau volume jaringan
pengantar. Darah memiliki resistivitas yang relative
rendah, dan perubahan volume darah intrathoracic
memiliki pengaruh yang tinggi pada impendansi.

Namun, bioimpendance memiliki beberapa


keterbatasan penting. Impendansi dipengaruhi
perubahan komposisi cairan dalam toraks seperti
edema paru atau efusi pleura. Perubahan resistensi
vascular sistemik akan mempengaruhi perubahan
volume aorta dan oleh karena itu akan
mempengaruhi pengukuran curah jantung. 13
PERKIRAAN CURAH JANTUNG KONTINU /ESTIMATED CONTINUOUS CARDIAC
OUTPUT (ESCCO)

Ini adalah perangkat non-invasif yang memperkirakan


curah jantung dengan algoritma yang didasarkan pada
karakteristik pasien dan pengukuran denyut jantung
(ECG), saturasi oksigen perifer, dan tekanan darah
non-invasif. Dengan pengukuran ini, waktu transit
gelombang nadi ditentukan dan kombinasi dengan
denyut jantung untuk memperkirakan curah jantung.

14
ULTRASONIC CARDIAC OUTPUT MONITORING (USCOM)

Mengukur kecepatan aliran dalam saluran keluar


aorta dan pulmonal, USCOM menggabungkan hal ini
dengan pra-kalkulasi dari area katup untuk
memperkirakan curah jantung.

15
SISTEM PEMANTAUAN CURAH JANTUNG BERASAL DARI PERNAPASAN: PARTIAL
CO2 REBREATHING / NON INVASIVE CARDIAC OUTPUT (NICO)

Dikenal sebagai NICO sistem atau monitor partial


gas re-breathing dan menggunakan CO2 gantinya
O2 sebagai indikator dan menggunakan Fick’s
principle indirect untuk menghitung curah jantung.
Curah Jantung (CO) dihitung menurut rumus
berikut:
CO = VCO2 / CvCO2 - CaCO2

16
PARAMETER
MONITORING
HEMODINAMIK NON-
INVASIVE
DI ICU

17
PARAMETER & NILAI NORMAL PADA MONITORING
HEMODINAMIK NON INVASIF DI ICU

Saturasi Mean Frekuensi


Tekanan Capillary
Respiratio Oksigen Arterial Denyut
Darah (Blood Refill Time
n Rate (Oxygen Pressure Jantung
Preassure) (CRT)
Saturation) Cardiac
(MAP) (Heart
Output Rate).
( Curah
jantung)
Stroke Volume
(volume
sekuncup)
1. Pernapasan
Frekuensi pernapasan atau RR pada pasien yang menggunakan ventilasi mekanik ditentukan pada batas atas dan batas
bawah. Batas bawah ditentukan pada nilai yang dapat memberikan informasi bahwa pasien mengalami hipoventilasi dan
batas atas pada nilai yang menunjukkan pasien mengalami hiperventilasi. Pengaturan RR pada pasien disesuaikan
dengan usia pasien (Sundana, 2008).

2.Saturasi oksigen (SaO2)


Pemantauan SaO2 menggunakan pulse oximetry untuk mengetahui prosentase saturasi oksigen dari hemoglobin dalam
darah arteri. Pulse oximetry merupakan salah satu alat yang sering dipakai untuk observasi status oksigenasi pada pasien
yang portable, tidak memerlukan persiapan yang spesifik, tidak membutuhkan kalibrasi dan non invasif.

3.Tekanan Darah
Perhitungan tekanan darah dilakukan dengan alat bantu monitor.

19
4.Mean arterial pressure (MAP) atau tekanan arteri rata-rata
Tekanan arteri rata-rata merupakan tekanan rata-rata selama siklus jantung yang dipengaruhi oleh curah jantung dan
resistensi perifer. Perhitungan MAP dilakukan dengan alat bantu monitor untuk memberikan informasi terkait perfusi ke
arteri koronari, organ tubuh dan kapile.

5. Frekuensi denyut jantung (Heart Rate).


Perhitungan frekuensi denyut jantung dilakukan dengan alat bantu monitor.

6. Capillary Refill Time (CRT)


CRT yang memanjang merupakan tanda dehidrasi pada pasien. Ini diperkuat jika disertai dengan turgor kulit dan pola
pernapasan yang abnormal. Namun, CRT yang memanjang juga harus diperhatikan dalam hubungannya dengan tanda-
tanda klinis lainnya, misalnya hemodinamik tidak stabil.

20
7. Cardiac Output
Hasil perkalian dari stroke volume dengan denyut jantung. Ketidakstabilan hemodinamik membutuhkan
pengukuran dan pelacakan cardiac output (CO) untuk menilai tingka keparahan gangguan dan untuk
menyesuaikan perawatan secara terus menerus. Pemantauan invasif banyak digunakan tetapi dikaitka dengan
komplikasi iatrogenik yang melekat, terutama untuk kateter paru, pemeriksaan esofagus, atau kateter arteri. Oleh
karena itu, meteode non-invasif menawarkan pendekatan yang lebih aman meskipun kinerja metrologi mereka
tetap tertantang, terutama di unit perawat intensif (ICU).

21
NILAI NORMAL PADA
MONITORING
HEMODINAMIK NON-
INVASIVE
DI ICU

22
PARAMETER & NILAI NORMAL PADA MONITORING
HEMODINAMIK NON INVASIF DI ICU

Saturasi Mean Frekuensi


Tekanan Capillary
Respiratio Oksigen Arterial Denyut
Darah (Blood Refill Time
n Rate (Oxygen Pressure Jantung
Preassure) (CRT)
Saturation) Cardiac
(MAP) (Heart
Output Rate).
( Curah
jantung)
Stroke Volume
(volume
sekuncup)
Respiration Rate
• Frekuensi pernapasan normal pada pasien dewasa lebih sering digunakan pada angka 16-24x/menit (Matondang, Wahidiyat
& Sastroasmoro, 2009).
Oxygen Saturation
• Nilai normal dari oxygen saturation (SpO2) adalah 95-100% (Merenstein & Gardner, 2002).

• 90–94%, dapat diterima untuk pasien dgn COPD (NICE 2004).

• <90%, mengindikasikan gagal nafas tapi masih normal.

• 75%, tidak adekuat tapi masih ditoleransi dlm waktu yang singkat

• <75% , tdk adekuat – hipoksia jaringan dan aritmia


Blood Pressure
• Nilai normal pada usia 20 tahun ke atas 120/80 mmHg. Pada pasien dewasa lebih sering digunakan pada angka 110/70
sampai dengan 120/80 mmHg.
Mean arterial pressure (MAP)
• MAP adalah MAP = (2(DBP) + SBP)/3, dengan DBP = diastolic pressure atau tekanan darah diastolik, dan SBP = systolic
pressure atau tekanan darah sistolik. Nilai normal berkisar 90-100 mmHg.
Heart Rate

• Frekuensi denyut jantung Dewasa (di atas 10 tahun): 60 - 100 detak jantung per menit (AHA,2015).

• Pada dewasa, kecepatan jantung kurang dari 60 bpm disebut bradikardia, dan kecepatan jantung lebih dari 100 bpm disebut takikardia

Capillary Refill Time (CRT)


• Menurut Nusdianto (2011), nilai normal CRT adalah berkisar antara 1-2 detik, sementara Subronto (2003) memaparkan bahwa nilai
CRT normal berkisar antara 2-3 detik
• CRT yang memanjang juga harus diperhatikan dalam hubungannya dengan tanda-tanda klinis lainnya, misalnya hemodinamik tidak
stabil

Cardiac Output
• Merupakan jumlah volume darah yang dikeluarkan tiap menitnya. Nilai normal CO adalah 4-5 L/menit. Diukur menggunakan monitor
invasi PAC (Pulmonary arterial cathether).
• Diformulasikan dengan rumus: HR x SV

Stroke volume (SV)

• Merupakan banyaknya darah yang dipompakan oleh ventrikel d setiap kali denyutan. Nilai normalnya 60-130 ml.
• Diformulasikan dengan rumus : CO/HR x 1000
KELEBIHAN &
KEKURANGAN
MONITORING
HEMODINAMIK NON-
INVASIF

26
Kelebihan & kekurangan monitoring hemodinamik non-invasif
● Kelebihan ● Kekurangan

● Alat pengukur tekanan darah non-invasif ● teknik ini akan sukar diaplikasi pada pasien yang terlalu
kecil, tidak koperatif
otomatis seperti Dinamap berguna untuk
● Hasil pengukuran tidak akurat jika ukuran manset tidak
mengurangi kesalahan akibat pengukuran
sesuai, stetoskop terlalu panjang, deflasi tekanan terlalu
manual. cepat, pendengaran petugas kurang sensitif ataupun terdapat
● dianggap paling aman, tidak menyakitkan, kesalahan kalibrasi manometer.
sederhana, murah dan mudah digunakan.
● Komplikasi yang mungkin terjadi sangat
minimal

27
Keuntungan Dan Kerugian Berdasarkan Metode Non Invasif Yang Digunakan

Metode non invasif Keuntungan Kerugian

Transthoracic Pengukuran langsung CO dan visualisasi Karakter ultrasound sering supotimal

Echocardiography struktur jantung pada pasien ICU

Sistem Kontur nadi Non invasif, alat sederhana Kurang akurat, perlu banyak validasi

tidak invasif
Alat sederhana, menyiapkan data CO dan Perubahan isi cairan intrathoracic dan
Bioimpedance cairan berlebihan SVR memengaruhi pengukuran
 

Estimated continuous Digunakan secara luas dan tersedia Hanya mengestimasi, pakurasi tidak
cardiac output variable memperkirakan CO adekuat
 
 

28
Kurva belajar pendek dan sedikit Hanya mengestimasi, penggunaan area
Ultrasound Cardiac
risiko katup standard berbeda tiap pasien
output monitoring
 
Doppler
 

Tidak perlu alat intravaskular Hanya pada pasien tersedasi dengan


Fick Principle Partial
  ventilasi volume control,berhubungan
CO2 rebreathing Dye
penyakit paru
dilution
 

  Akurasi curah jantung absolut terbatas


Thoracic Bioreactance
Photoelectric
plethysmography
29
PERAN PERAWAT
DALAM
MONITORING
HEMODINAMIK NON-
INVASIF

30
PERAN PERAWAT=) critical nurse bukan hanya dituntut untuk melakukan
pemeriksaan dan mengoperasikan alat pemantauan hemodinamik saja melainkan
harus mampu menginterpretasikan hasilnya

31
Observasi secara intensive untuk

1. Laju pernafasan = indikator significant disfungsi seluler


2. Saturasi oksigen
3. Denyut Nadi
4. Haluaran urin
5. Tekanan darah
6. JVP

32
Drag & Drop Your
Background Photo Here
1. Laju pernapasan
Memantau keluhan sesak nafas, kemampuan ekspansi dada, jumlah pernapasan, mengamati keteraturan
dan karakteristik pernapasan serta oksigenasi ke jaringan
2. Saturasi oksigen
Menggunakan posisi terapi untuk mencegah komplikasi dan immobilitas, memonitor hemodinamik,
kenyamanan serta perubahan patologis selama reposisi.
3. Denyut Nadi
Mengurangi resiko komplikasi pasien kritis terkait posisi pasien.
4. Haluaran urin
5. Tekanan darah
Hal yang mempengaruhi hasil : Aktivitas, posisi pasien, Posisi lengan, Kandung kemih, Merokok, Alat
tensi (mis : Manset), Cara tensi
6. JVP
Pengukuran CVP non invasif JVP (N < 8 cmH2O)
Salah satu pengukuran pada sistem vena secara tidak langsung 33
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai