Definisi Imobilitas didefinisikan sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik (Kim et al, 1995) Effect Imobilitas Sistem Kardiovaskular Ada 3 perubahan utama yang dapat terjadi pada klien imobilitas terkait system kardiovaskular, yaitu : 1. Hipotensi ortostatik adalah penurunan TD sistolik 25 mmHg dan diastolic 10 mmHg ketika px bangun dari posisi berbaring atau duduk ke posisi berdiri. 2. Peningkatan beban kerja jantung 3. Pembentukan tromubus Effect Imobilitas Sistem Respirasi Klien yag mengalami imobolitas beresiko tinggi pada terjadinya komplikasi paru-paru yang paling umum terjadi adalah : 1. Atelektasis : bronkiolus menjadi tertutup oleh adanya sekresi dan kolkus alveolus sistal Karen udara yang diabsorbsi → hipoventilasi 2. Pneumonia hipostatik : peradangan paru-paru akibat statisnya sekresi. Effect Imobilitas Sistem Metabolik Imobilitas mengganggu fungsi metabolic normal antara lain laju metabolic; metabolic karbohidrat, lemak, dan protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan. Keberadaan proses infeksius pada klien imobilitas mengalami peningkatan BMR diakibatkan karena demam atau penyembuhan luka. Demam dan penyembuhan luka meningkatkan kebutuhan O2 selular Effect Imobilitas Sistem Perkemihan Pada keadaan imobilitas, klien dalam keadaan posisi rekumben/datar, ginjal/ureter membentuk garis datar seperti perawat ginjal yng memebentuk urine harus mask kedalam kandung kemih melawan gravitasi, pelvis ginjal menjadi tensi sebelum urine masuk kedalam ureter. Kondisi ini disebut statis urine dan meningkatnya resiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal. Effect Imobilitas Sistem Pencernaan Imobilisasi dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. Hal ini disebabkan karena imobilisasi dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga penurunan jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan, seperti perut kembung, mual, dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi. Gangguan fungsi gastrointestinal bervariasi dan mengakibatkan penurunan motilitas saluran gastrointestinal. Konstipasi merupakan gejala umum. Diare sering terjadi akibat impaksi fekal. Perawat harus waspada terhadap temuan penemuan seperti ini yaitu bukan diare yang normal, tetapi lebih cair feses yang berjalan melalui area yang terjepit. Jika dibiarkan tidak ditangani, impaksi fekal dapat mengakibatkan obstruksi usus mekanik sebagian ataupun keseluruhan yang menyumbat lumen usus, menutup dorongan normal dari cairan dan udara. Akibat adanya cairan dalam usus menimbulkan distensi dan peningkatan tekanan intraluminal. Selanjutnya, fungsi usus menjadi tertekan, terjadi dehidrasi, terhentinya absorbsi, dan gangguan cairan dan elektrolit semakin memburuk. Effect Imobilitas Sistem Integumen Perubahan system integumen terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas dan terjadinya inskemia, serta anoksia jaringan. Jaringan yang tertekan, darah membelok dan kontruksi kuat pada pembuluh darah. Akibat tekanan persistem pada kulit dan struktur dibawah kulit sehingga respirasi selular terganggu dan sel mejadi mati.