Anda di halaman 1dari 8

Effect Imobilitas

BY : ANANDA OKTAVIANTI (1610711091)


Definisi
Imobilitas didefinisikan sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami keterbatasan gerak fisik (Kim et al, 1995)
Effect Imobilitas Sistem Kardiovaskular
Ada 3 perubahan utama yang dapat terjadi pada klien imobilitas terkait system kardiovaskular,
yaitu :
1. Hipotensi ortostatik adalah penurunan TD sistolik 25 mmHg dan diastolic 10 mmHg ketika px
bangun dari posisi berbaring atau duduk ke posisi berdiri.
2. Peningkatan beban kerja jantung
3. Pembentukan tromubus
Effect Imobilitas Sistem Respirasi
Klien yag mengalami imobolitas beresiko tinggi pada terjadinya komplikasi paru-paru yang paling
umum terjadi adalah :
1. Atelektasis : bronkiolus menjadi tertutup oleh adanya sekresi dan kolkus alveolus sistal Karen
udara yang diabsorbsi → hipoventilasi
2. Pneumonia hipostatik : peradangan paru-paru akibat statisnya sekresi.
Effect Imobilitas Sistem Metabolik
Imobilitas mengganggu fungsi metabolic normal antara lain laju metabolic; metabolic
karbohidrat, lemak, dan protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan
kalsium; dan gangguan pencernaan. Keberadaan proses infeksius pada klien imobilitas
mengalami peningkatan BMR diakibatkan karena demam atau penyembuhan luka. Demam dan
penyembuhan luka meningkatkan kebutuhan O2 selular
Effect Imobilitas Sistem Perkemihan
Pada keadaan imobilitas, klien dalam keadaan posisi rekumben/datar, ginjal/ureter membentuk
garis datar seperti perawat ginjal yng memebentuk urine harus mask kedalam kandung kemih
melawan gravitasi, pelvis ginjal menjadi tensi sebelum urine masuk kedalam ureter. Kondisi ini
disebut statis urine dan meningkatnya resiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal.
Effect Imobilitas Sistem Pencernaan
Imobilisasi dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. Hal ini disebabkan karena
imobilisasi dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga penurunan jumlah
masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan, seperti perut kembung, mual, dan nyeri
lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi. Gangguan fungsi gastrointestinal
bervariasi dan mengakibatkan penurunan motilitas saluran gastrointestinal. Konstipasi
merupakan gejala umum. Diare sering terjadi akibat impaksi fekal. Perawat harus waspada
terhadap temuan penemuan seperti ini yaitu bukan diare yang normal, tetapi lebih cair feses
yang berjalan melalui area yang terjepit. Jika dibiarkan tidak ditangani, impaksi fekal dapat
mengakibatkan obstruksi usus mekanik sebagian ataupun keseluruhan yang menyumbat lumen
usus, menutup dorongan normal dari cairan dan udara. Akibat adanya cairan dalam usus
menimbulkan distensi dan peningkatan tekanan intraluminal. Selanjutnya, fungsi usus menjadi
tertekan, terjadi dehidrasi, terhentinya absorbsi, dan gangguan cairan dan elektrolit semakin
memburuk.
Effect Imobilitas Sistem Integumen
Perubahan system integumen terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya
sirkulasi darah akibat imobilitas dan terjadinya inskemia, serta anoksia jaringan. Jaringan yang
tertekan, darah membelok dan kontruksi kuat pada pembuluh darah. Akibat tekanan persistem
pada kulit dan struktur dibawah kulit sehingga respirasi selular terganggu dan sel mejadi mati.

Anda mungkin juga menyukai