Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi
magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva (sirkulasi dalam paru paru). Dalam
kondisi normal, hemodinamik akan selalu dipertahankan dalam kondisi yang fisiologis
dengan kontrol neurohormonal. Namun, pada pasien-pasien kritis mekanisme kontrol
tidak melakukan fungsinya secara normal sehingga status hemodinamik tidak akan stabil.
Monitoring hemodinamik menjadi komponen yang sangat penting dalam perawatan
pasien-pasien kritis karena status hemodinamik yang dapat berubah dengan sangat cepat.
Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi
magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru).
Monitoring Hemodinamik adalah pemantauan dari status hemodinamik. Pentingnya
pemantauan terus menerus terhadap status hemodinamik, respirasi, dan tanda-tanda vital
lain akan menjamin early detection bisa dilaksanakan dengan baik sehingga dapat
mecegah pasien jatuh kepada kondisi lebih parah
Tujuan Pemantauan Hemodinamik Monitor hemodinamik dapat membantu
mengidentifikasi kondisi pasien, mengevaluasi respon pasien terhadap terapi,
menentukan diagnosa medis, memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah,
jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk memompa darah.
Monitoring hemodinamik hampir selalu menggunakan kateter intravaskuler, tranducer
tekanan dan sistem monitoring. Adapun tujuan monitoring hemodinamik secara invasif
adalah : 1. Deteksi dini : identifikasi dan intervensi terhadap klinis seperti : gagal jantung
dan tamponade. 2. Evaluasi segera dari respon pasien terhadap suatu intervensi seperti
obat-obatan dan dukungan mekanik. 3. Evaluasi efektifitas fungsi kardiovaskuler seperti
cardiac output dan index. Dengan dilakukannya monitoring hemodinamik secara
kontinyu, perubahan-perubahan pada status hemodinamik pasien akan diketahui sehingga
penanganan akan lebih cepat dilakukan dan menghasilkan prognosis yang lebih baik.
Status Hemodinamik adalah indeks dari tekanan dan kecepatan aliran darah dalam paru
dan sirkulasi sistemik. Pasien dengan gagal jantung, overload cairan, shock, hipertensi
pulmonal dan banyak kasus lain adalah pasien dengan masalah perubahan status
hemodinamik
Indikasi Pemantauan Hemodinamik
Syok, Infark Miokard akut, Edema paru, Gagal jantung kanan, Pasca operasi jantung,
Penyakit katup jantung/ ruptur septum ventrikel, Temponade jantung, Gagal nafas akut,
Hipertensi pulmonal, Sarana pemberian cairan dan obat
Parameter monitoring hemodinamik adalah tekanan darah dan central vena pressure
Daftar Referensi
HIPERCCI (2017). Modul Pelatihan ICU Intermediet.
Maqder S. (2015). Invasive hemodynamic monitoring. Crit Care Clin 31(1):67-87
Ramsingh et al. (2013). Does it matter which hemodynamic monitoring system is used. Critical
Care Journal 17:208