Anda di halaman 1dari 4

RESUME MONITORING HEMODINAMIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis


Dosen Pengampu : Mukhadiono., SST., M.H.

Disusun Oleh :
Eli Febri Nularsih
P1337420220133
3C

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO
PROGRAM DIPLOMA III
2022
RESUME PEMANTAUAN HEMODINAMIK DI ICU

 Hemodinamik monitoring adalah bagian inti dari intensive care. Pola variabel
hemodinamik sering kali menunjukan kardiogenik, hypovalemik, obstuctive dan
distributive dari cardiovascular insufficiency, sehingga membutuhkan pengobatan
khusus.
 Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik dari sirkulasi darah, termasuk fungsi
jantung dan karakteristik fisiologis vaskuler perifer.
 Tujuan Monitoring Hemodinamik :
1. Memperingatkan tim kesehatan akan krisis kardiovaskuler mendatang sebelum
trauma organ terjadi
2. Untuk mendapatkan informasi spesifik terhadap proses penyakit
 Rasional Pemantauan Hemodinamik :
Pusat dari perawatan pasien kritis dan dapat dikelompokkan menjadi noninvasif,
invasif dan turunan
 Metode Non Invasif :
1. Penilaian laju pernafasan
Penilaian dengan indikator fisiolois yang sensitif dan harus direkam dan dipantau
secara teratur.
2. Penilaian denyut dan EKG
Denyut yang cepat, lemah dan bergelombang adalah tanda adanya syok.
Denyut yang memantul penuh atau menusuk merupakan tanda anemia, blok
jantung, gagal jantung atau tahap awal syok septik.
3. Penilaian perfusi serebral
Perubahan status mental, seperti perburukan tingkat kesadaran, bingung, agitasi
dan letargu merupakan penentu pada perfusi serebral dan adanya syok.
4. Penilaian perfusi kulit
Penurunan perfusi kuit ditandai dengan perifer yang dingin, bercak kulit, pucat,
sianosis, dan perpanjangan waktu pengisian kapiler (CRT).
5. Penilaian curah urin
Perfusi urin ginjal adekuat, maka curah urin > 0,5 mL/Kg per jam
Penurunan curah urin merupakan tanda awal hipovolemia, karena ketika curah
jantung menurun maka perfusi ginjal juga menurun.
Begitu curah urin < 500 mL/hari, maka ginjal tidak mampu mengekresikan produk
sisa metabolisme.
6. Pengukuran tekanan darah arterial
Pasien dengan curah jantung yang rendah dapat mempertahankan tekanan darah
normalnya melalui vasokontriksi.
Tekanan atrial rata-rata (MAP) merupakan hasil pembacaan tekanan rata-rata di
dalam sistem aterial.
 Rumus MAP

MAP = Systolic BP + ( Diastolic BP X 2 ) = 70 – 100 mmHg


3

 Metode Invasif
1. Pemantauan tekanan arterial dengan tranduser
 Indikasi insersi jalur anterial meliputi kebutuhan pemantauan darah aterial
secara kontinu pada pasien kitis ketika menggunakan obat vasoaktif poten
seperti adrenalin dan nonadrenalin serta saat melakukan pengambilan spesimen
darah yang sering, misal pada analisis gas darah dan asam-basa.
 Lokasi pemasangan jalur arterial: arteri radialis ( lokasi alternatif meliputi arteri
brachialis, dorsalis pedis, dan femoralis)
 Keuntungan lokasi ini yaitu posisi superfisiolis, mudah diakses, mudah
dipantau dan diamati, mudah untuk memberikan tekanan ketika terjadi
perdarahan, pembatasan minimal pergerakan pasien, biasanya terdapat
sirkulasi kolateral yang adekuat.
2. CVP
 Tekanan vena sentral (CVP) mencerminkan pengisian atrium kanan atau
preload ventrikel kanan dan bergantung pada volume darah, tonus vaskuler,
dan fungsi jantung
 CVP normal : 2-8 mmHg
 Hasil rendah: Hipovolemia
 Hasil tinggi: hipervolemia, gagal jantung, embolisme paru
 Indikasi pemasangan CVP yaitu resusitasi cairan, pemberian obat dan cairan,
pemberian makan secara parenteral, pengukuran tekanan vena sentral, akses
vena yang buruk, pacu jantung.
 Metode pemantauan CVP:
a. Sistem manometer: pembacaan intermiten dan kurang akurat dibandingkan
sistem transduser dan lebih jarang digunakan
b. Sistem transduser: pembacaan secara kontinu yang ditampilkan dilayar
monitor
3. Kateter arteri pulmonalis
 Digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung dan mendeteksi masalah di
dalam pembuluh darah paru dan memungkinkan klinisi untuk mengoptimalkan
curah jantung dan penyaluran oksigen sambil meminimalisasi edema paru
 Indikasi pulmonalis arteri kateter:
a. Penilaian volume sirkulasi dan penatalaksanaan cairan pada gangguan
fungsi ventrikel kanan dan kiri atau hipertensi pulmonal
b. Pengukuran curah jantung
c. Pengukuran saturasi vena campuran
d. Diagnosis defek septum ventrikel
e. Pasca pembedahan jantung

Anda mungkin juga menyukai