Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PENDAHULUAN MINGGU KE-2 ASUHAN KEPERAWATAN


PADA KELUARGA KELOLAAN (IBU D) DI RT.007/RW.002, KELURAHAN
CURUG, CIMANGGIS, KOTA DEPOK

PROGRAM PROFESI NERS

PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA DAN KOMUNITAS

NATHALIA ROSE FRANSISCA KARMA

1906428442

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2022
Kunjungan ke 3

Hari/Tanggal: Rabu, 19 Januari 2022

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga memiliki definisi yang luas. Definisi keluarga berdasarkan
disiplin ilmu, yakni 1) Hukum: keluarga merupakan hubungan yang terbentuk
melalui ikatan darah, adopsi, perwalian, atau pernihakan; 2) Biologis: keluarga
merupakan hubungan yang terbentuk akibat adanya jaringan biologis genetik
diantara manusia; 3) Sosiologi: keluarga merupakan sekelompok orang yang
hidup bersama dengan atau tanpa ikatan hukum atau biologis; 4) Psikologis:
keluarga merupakan kelompok manusia dengan ikatan emosional yang kuat
(Kaakinen, Coehlo, Steele, Tobacco, & Hanson, 2015). Keluarga juga
merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupa sosial(Rustina, 2014).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 12 dan 14 Januari 2022,
keluarga Ibu I adalah keluarga dengan tipe nuclear family atau keluarga inti
yang terdiri dari Bapak A (27 tahun) sebagai kepala keluarga, Ibu D (28 tahun)
sebagai istri, dan An R (laki-laki, 1 bulan) sebagai anak. Berdasarkan tahap dan
perkembangan keluarga berada pada tahap kedua yaitu keluarga dengan anak
pertama (child bearing family). Tugas perkembangan pada masa ini antara lain
persiapan menjadi orang tua, membagi peran dan tanggung jawab, menata
ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangan,
mempersiapkan biaya atau dana child bearing, memfasilitasi role learning
anggota keluarga, bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita,
dan mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Berdasarkan status sosial ekonomi, penghasilan keluarga didapatkan
dari Bapak A selaku kepala keluarga, dan juga Ibu D selaku istri karena
keduanya merupakan orang tua yang bekerja dengan total penghasilan ≤ Rp
14.000.000. Uang tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga yang diatur oleh ibu D. Dari penghasilan tersebut, keluarga bisa
menabung untuk menyisihkan kebutuhan rumah tangga dan dana darurat, serta
keluarga sudah memiliki asuransi atau jaminan kesehatan, yakni BPJS, dari
tempat kerja. Selain itu, Keluarga Ibu D belum melakukan rekreasi apapun
pasca kelahiran anak pertamanya.
Berdasarkan hasil pengkajian anamnesis dan pemeriksaan fisik,
keluarga Ibu D teridentifikasi memiliki masalah yang berkaitan dengan
kesehatan. Berdasarkan riwayat kesehatan keluarga, bapak A tidak memiliki
riwayat penyakit dan alergi. Jika kelelahan setelah beraktivitas itu merupakan
sesuatu hal yang wajar. Bapak A bukan merupakan perokok aktif. Pada saat
pengkajian, bapak A tidak ada di rumah karena sedang bekerja dan baru pulang
di sore menjelang malam, sehingga nilai BB dan TB Bapak A didapatkan dari
hasil wawancara terhadap Ibu D. Nilai BB Bapak A adalah 87 kg dan TB 170
cm. Interpretasi dari nilai tersebut Bapak A memiliki nilai IMT 30,1 dan
tergolong pada Obesitas Tingkat II (≥ 30). Adapun nilai IMT obesitas tingkat
II berada dalam grade yang cukup tinggi namun keluarga mengatakan hal
tersebut bukanlah hal yang patut diwaspadai dan bukan merupakan masalah
kesehatan. Selanjutnya pengkajian terfokus pada Ibu D. Ibu D mengatakan
bahwa dirinya saat ini telah melahirkan anak pertamanya dengan cara operasi
sectio caesarea atas indikasi bayi letak melintang. Ibu D mengatakan selama
hamil rutin kontrol kehamilan, dan rutin minum vitamin untuk nutrisi selama
kehamilan. Ini merupakan kelahiran pertamanya, Ibu D sesekali mengeluh
mudah lelah dan masih beradaptasi dengan perubahan menjadi seorang ibu.
Kondisi luka operasi post sectio caesarea baik dan tidak ada keluhan.
Ibu D mengatakan bahwa mengalami kesulitan saat menyusui karena
lecet pada bagian putting. Ibu D mengatakan sudah mencoba bertanya kepada
orang lain yang lebih berpengalaman terkait manajemen laktasi, sudah melihat
di youtube bagaimana teknik menyusui yang benar sehingga hisapan bayi tidak
membuat putting lecet, namun masalah tersebut belum dapat teratasi. Keluarga
Ibu D mengatakan tidak terlalu sering makan makanan junk food, hanya 1-2
kali sebulan, jarang minum minuman kemasan, sesekali olahraga seperti jalan
pagi.. Masalah kesehatan yang dialami keluarga ibu D ini memiliki faktor
risiko dari keluarga besar, yakni stroke dari orang tua.
Menurut Ibu D, sebagian besar tetangga di sekitar rumah berperilaku
ramah, sering duduk di teras rumah Ibu D berinteraksi dengan keluarga ibu D.
Mayoritas pekerjaan tetangga adalah pedagang dan karyawan swasta. Agama
yang dianut sebagian besar tetangga adalah agama Islam. Hubungan keluarga
Ibu D dan tetangga berjalan rukun dan memiliki toleransi yang tinggi. Terdapat
beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat, yakni pengajian kegamaan
dengan jadwal yang sudah ditentukan karena berbeda-beda dari sebagian RT
nya. Ibu D belum mengikuti kegiatan pengajian karena baru saja melahirkan.
Dilihat dari lingkungan rumah, keluarga Ibu D bertempat tinggal di
lingkungan rumah padat penduduk, yakni di Gang Sawo RT. 007/002, Kel.
Curug, Kec. Cimanggis, Kota Depok. Ibu D sudah tinggal di wilayah tersebut
sejak kecil, namun belum di rumah yang saat ini ditinggali. Di rumah yang saat
ini ditempati oleh keluarga ibu D sudah selama 6 bulan. Keluarga Ibu D
bertempat tinggal di rumah warisan dari keluarga Ibu D dengan luas kurang
lebih 10x10 m2, 1 tingkat. Rumah terdapat ruang tamu, 2 buah kamar, 1 buah
kamar mandi, dan 1 buah dapur. Ventilasi rumah cukup, terdapat 3 buah
jendela (2 di depan jendela yang luas & 1 di belakang), dan 1 buah pintu
keluar. Ibu D mengatakan jarang membuka jendela dan pintu karena ibu D
memiliki bayi khawatir lingkungan terlalu berisik dan mengganggu istirahat
bayi. Pencahayaan rumah baik, yakni dengan menggunakan sumber cahaya
dari lampu listrik. Keluarga Ibu D mendapatkan sumber air dari PAM. Kondisi
air jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Di rumah Ibu D juga terdapat satu
buah kamar mandi dengan kondisi bersih, terdapat bak mandi dan jamban
dengan septic tank yang berada di bawah pondasi rumah. Di halaman rumah
terdapat 1 buah tempat sampah yang dibuang setiap tiga kali per minggu. Jarak
rumah ke jalan raya sekitar ± 1000 m, jarak ke mushola < 200 m. Selain itu di
lingkungan RW 002, rutin dilakukan kegiatan masyarakat seperti posyandu,
posbindu, dan kegiatan senam.
Menurut Ibu D, keluarga Ibu D mampu berkomunikasi baik dengan
masyarakat. Keluarga sering mengikuti kegiatan masyakat, seperti pengajian
dan gotong royong. Keluarga juga selalu diundang dalam kegiatan
kemasyarakatan.
Di sekitar rumah keluarga Ibu D, terdapat berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti Klinik Bidan Juju, Puskesmas Cimanggis, RS Centra
Medika. Jarak dari rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan ±1km. Pelayanan
kesehatan utama yang dikunjungi keluarga Ibu D adalah Puskesmas
Cimanggis.
Berdasarkan struktur keluarga, perawat mengkaji terkait pola
komunikasi, struktur peran, serta nilai dan norma budaya keluarga. Pola
komunikasi keluarga Ibu D berjalan dengan baik. Setiap hari keluarga
berkumpul dan berkomunikasi untuk membahas apapun yang terjadi dari hal
yang tidak penting sampai hal-hal penting lainnya, termasuk masalah kesehatan
yang terjadi di keluarga. Selain komunikasi langsung, keluarga juga melakukan
komunikasi melalui whatsapp atau telfon. Apabila terdapat permasalahan di
keluarga, keluarga Ibu D menyelesaikannya dengan diskusi dan diakhiri
dengan pengambilan keputusan oleh Bapak A. Pada saat pengambilan
keputusan, Bapak A selalu mendengarkan pendapat Ibu D dan Ibu D menerima
serta mengikuti keputusan yang telah diputuskan oleh Bapak A. Pembagian
peran di keluarga yakni Bapak A sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah.
Sedangkan Ibu D sebagai ibu rumah tangga, serta sebagai ibu yang bekerja
juga. Di keluarga Ibu D sangat memerhatikan makanan yang dikonsumsi.
Pengkajian selanjutnya yakni pengkajian fungsi keluarga yang terdiri
dari fungsi afektif, sosialisasi, dan perawatan. Pada fungsi afektif keluarga, Ibu
D mengatakan bahwa Bapak A tidak pernah marah padanya, selalu pengertian
saat istri mengalami masalah. Ibu D mengatakan justru ibu D lah yang lebih
cerewet dalam urusan rumah tangga, namun tidak marah-marah. Pada fungsi
sosialisasi, Ibu D selalu menyajikan makanan yang layak dan sehat untuk
Bapak A. Menu makanan yang sering disajikan, yakni ayam, ikan, sayur
bayam, telur. Setiap hari juga Ibu D membersihkan rumah dan mencuci
pakaian. Pada fungsi perawatan keluarga, keluarga Ibu D juga selalu membawa
anggota keluarganya yang sakit ke klinik atau dokter terdekat. Namun,
keluarga tidak melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di masyarakat, namun
sesekali di tempat kerja. Keluarga juga tidak rutin memeriksa status nutrisi.
Pola tidur keluarga baik, yakni tidur pukul 22.00 – 05.00 WIB, tidur malam
kadang terganggu karena masih memiliki bayi yang berusia 1 bulan.
Berdasarkan lima tugas kesehatan, keluarga Ibu D sudah mengenal
masalah kesehatan terkait manajemen laktasi, namun belum begitu memahami
terkait masalah obesitas dan faktor risiko keluarga yaitu stroke. Tugas yang
kedua yakni mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.
Keluarga Ibu D sudah mencoba untuk mengatasi masalah kesehatan, namun
belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan Ibu D yang sudah berusaha untuk
memperbaiki terkait manajemen laktasi namun putting masih tetap lecet. Tapi
terkait masalah kesehatan yang lain belum diintervensi karena Ibu D masih
merasa bahwa hal tersebut bukanlah suatu masalah. Tugas kesehatan keluarga
ketiga yakni keluarga mampu merawat keluarga yang mengalami masalah
kesehatan. Pada kondisi keluarga Ibu D, Bapak A belum melakukan tindakan
untuk mengatasi obesitas. Tugas kesehatan keluarga keempat yakni
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. Pada
keluarga Ibu D, memotivasi untuk selalu berperilaku hidup bersih sehat. Ibu D
menyebutkan bahwa Bapak A selalu memberikan dukungan saat Ibu D sedang
mendapatkan stressor apapun apalagi dalam kondisi saat ini, dengan kelahiran
anak pertamanya proses penyesuaian sebagai seorang ibu.
Tugas kesehatan keluarga kelima, yakni keluarga mampu menggunakan
fasilitas kesehatan. Pada keluarga Ibu D, Ibu D mampu menyebutkan berbagai
pelayanan kesehatan yang tersedia di sekitar rumah dan mengatakan bahwa
fasilitas kesehatan tingkat pertama rujukan BPJS adalah Puskesmas Cimanggis.
Saat terdapat anggota keluarga Ibu D yang sakit, keluarga membawanya ke
Puskesmas Cimanggis untuk berobat.
Berdasaran data pengkajian yang telah terkumpul, Ibu D mengalami
masalah manajemen laktasi. Selain itu di keluarga ibu D, ada yang mengalami
obesitas dan memiliki faktor genetik dengan berbagai faktor risiko, yakni
stroke dan obesitas namun belum dianggap sebagai suatu masalah kesehatan.
Hal tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit komplikasi dari
masalah utama yang tidak tertangani dengan baik (Sami’un, Pertiwi, &
Rahmawati, 2018).

I.1 Data yang Perlu Dikaji


- Pengetahuan keluarga mengenai obesitas
- Pengetahuan keluarga mengetahui faktor risiko stroke dalam keluarga

I.2 Masalah Keperawatan


- Manajemen Kesehatan Tidak Efektif 00078 (Domain 1 Kelas 2)
- Obesitas 00232 (Domain 2 Kelas 1)
- Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua 00164 (Domain 7 Kelas 1)

II. Proses Keperawatan


1) Dx keperawatan keluaga
Domain : 1. Promosi Kesehatan
Kelas : 2. Manajemen Kesehatan
Diagnosis : Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (00078)
Definisi : Pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam kebiasaan
terapeutik hidup sehari-hari untuk tindakan teapeutik terhadap penyakit dan
sekuelnya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan
spesifik. (NANDA, 2018)

2) Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit, diharapkan
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan dan menentukan rencana
keperawatan selama tiga minggu kedepan.

3) Tujuan khusus
TUK 1: Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan di keluarga
Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan di keluarga berdasarkan hasil
analisis keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat sebelum melakukan
pertemuan.

TUK 2: Keluarga dapat mengambil keputusan


Keluarga mampu mengambil keputusan dengan menentukan kegiatan
keperawatan selama tiga minggu kedepan.

III. Intervensi
TUK 1: Keluarga mampu mengenal masalah obesitas
- Perawat menyampaikan temuan masalah kesehatan yang terdapat pada
anggota keluarga.
- Perawat melakukan validasi masalah kesehatan pada anggota keluarga.

TUK 2: Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota


keluarga dengan obesitas
- Perawat memfasilitasi keluarga untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan scoring.
- Keluarga atau anggota keluarga berpartisipasi dalam memberikan penilaian
scoring untuk menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga.
IV.Implementasi Tindakan Keperawatan
1) Topik
Scoring masalah kesehatan
2) Metode
Diskusi
3) Media dan alat
Tabel scoring dan perencanaan
4) Waktu dan tempat
Pertemuan ke-4
Waktu : Rabu, 1 Desember 2021
Tempat : Rumah Ibu DA di Gang Sawo, RT 007/002 Kelurahan Curug,
Cimanggis, Depok

V. Karakteristik Evaluasi
1) Kriteria struktur
a. Laporan pendahuluan telah dibuat dan dikonsultasikan sebanyak 2x
kepada pembimbing sebelum dilakukan pertemuan.
b. Tempat dan waktu pertemuan sudah disepakati dengan keluaga.
c. Materi telah disusun
d. Alat dan media sudah disiapkan

2) Kriteria proses
a. Pertemuan dimulai dan diakhiri tepat waktu sesuai dengan kontrak yang
telah disepakati .
b. Pertemuan dihadiri oleh anggota keluarga, baik istri, suami, ataupun
keduanya.
c. Matei disampaukan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti
d. Keluarga berpatisipasi aktif dalam diskusi serta dapat menentukan prioritas
masalah kesehatan dan rencana implementasi kesehatan
3) Kriteria hasil
a. Keluarga mampu menentukan prioritas masalah kesehatan
b. Keluarga mampu merencanakan implementasi kesehatan yang difasilitasi
oleh perawat

DAFTAR REFERENSI

Kaakinen, R. et al. (2015). Family health nursing: theory, practice, and research ( 5th
ed.). Philadelpia : F. A. Davis Company
Rustina. (2014). Keluarga dalam kajian sosiologi. Musawa, Volume 2, Desember (hlm.
287-322)

Anda mungkin juga menyukai