MENINGITIS
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III
KELAS B
Pengertian dan Klasifikasi
Meningitis
Nada Saskia (1610711028)
Pengertian
• Meningitis adalah radang dari selaput otak yaitu lapisan
aracnoid dan piameter yang disebabkan oleh bakteri dan
virus (Judha & Rahil, 2012).
• Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai selaput
mengineal yang dapat disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme dengan ditandai adanya gejala spesifik dari
sistem saraf pusat yaitu gangguan kesadaran, gejala rangsang
meningkat, gejala peningkatan tekanan intrakranial, & gejala
defisit neurologi (Widagdo, 2011).
Klasifikasi
1. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta adalah radang selaput otak (aracnoid
dan piamater ) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan
oleh kuman non spesifik dan non virus. Penyakit ini lebih sering
didapatkan pada anak daripada orang dewasa. Meningitis purulenta
pada umumnya sebagai akibat komplikasi penyakit lain.
4. Meningitis virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptic meningitis. Ini
biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan
oleh virus, seperti : herpes simplek dan herpes zoster. Eksudat yang
biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada
meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan
otak. Peradangan terjadi pada seluruh kortek serebri dan lapisan
otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus
bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.
Daftar Pustaka
Kerusakan neurologist
An’nisaa Eka Rahmawati
1610711072
Faktor resiko meningitis
TANDA DAN GEJALA
MENINGITIS
Lemas
Aulya Shobah
16107110
NYERI KEPALA
Leni Marlia
1610711073
Demam
Nedya Asnurianti
1610711003
• Hubungan demam dengan meningitis yang
disebabkan karena infeksi bakteri atau virus
akan menyebabkan peningkatan suhu badan.
• Maka penyebab utama infeksi tersebut
disebabkan karena masuknya virus atau
bakteri ke tubuh dan menyebabkan tubuh
mengalami demam dan bila ditangani
terlambat akan membahayakan.
• Meningitis yang perlu diwaspadai adalah
ketika disebabkan oleh bakteri meski hal ini
jarang terjadi namun kalian perlu mengetahui
gejala nya agar kerusakan otak dapat dicegah.
Mual dan Muntah
Devia Febriani
1610711051
Gangguan neurologik
Distensi lambung
Mual muntah
Intake nutrisi
Anoreksia
Cintya Veronica
1610711069
Kompensasi jantung
Vasodilatasi (otak)
Denyut jantung
Kerja jantung
Beban jantung
Takikardi
MENGGIGIL
Cintya Veronica
1610711069
Akumulasi monosit, makrofag, sel T helper, fibroblas
Merangsang hipotalamus
Metabolisme suhu
Hipertermi
Proses terjadinya kernig sign
Erliana Mandasari
1610711074
Kaku kuduk
Hannisah Rizky
• Kaku kuduk adalah perasaan kaku yang terjadi
pada bagian leher, hal ini dapat
memnyebabkan sensasi pegal yang sangat
menyiksa bagi pengidap kaku kuduk
KAKU KUDUK
Bakteri meningitis
(neisseria meningitis, respirasi Pembuluh
sterptococus
darah
pneumonia,
heaemophilus
influenza )
Bakteri Daya tahan Menginfeksi
invasif / aktif tubuhnya semakin sistem saraf
lemah pusat
Bakteri
Terbentukn N. IX
menyerang selaput
ya eksudat assesoris
dan korda spinalis
terganggu
BABINS CHADD
KI OK
SCHAEFF
ER
GONDA BING
STRANSKY
ROSSOLIMO
DAFTAR PUSTAKA
• Ganong, William F. 2003. A Lange Medical
Book:
• Review of Medical Physiology -21st Edition,
USA: McGraw-Hill Companies, Inc. Hal ; 566-67
• Guyton, Arthur C., and John E. Hall. 2006.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke-9.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Sherwood,Lauralee.2001.Fisiologi Manusia dari
Sel ke Sistem.EGC
Refleks Fisologis
Guyton, Arthur C., and John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
8. Pemeriksaan Penunjang
Nabila Yuniar Putri - 1610711105
Dewi Astri Yulianti - 1610711118
1. Pemeriksaan Pungsi Lumbal
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk
menganalisa jumlah sel dan protein cairan
cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan
adanya peningkatan tekanan intrakranial.
• Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan
jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein normal,
kultur (-).
• Pada Meningitis
Purulenta dilakukan foto
kepala (periksa mastoid,
sinus paranasal, gigi
geligi) dan foto dada
FARMAKOLOGIS
NONFARMAKOLO
GIS
FARMAKOLOGIS
1. Penggunaan Antibiotik
Lini kedua:
- Kloramfenikol 25 mg/kgBB IM atau IV setiap 6
jam ditambah ampicilin 50 mg/kgBB IM atau IV
setiap 6 jam
Obatnya ?
Prosedur Ventrikulostomi
Pemasangan alat dikepala tepatnya pada bagian ventrikel guna
mengisap cairanserebrospinal yang menumpuk (hidrosefalus)
Melakukan elevasi kepala (posisi
kepala di dongakkan) 30 derajat
dan hiperventilasi untuk
mempertahankan PaCO2
6. Lindungi pasien
dari cedera 7. Pantau berat badan setiap
sekunder akibat hari; elektrolit serum; dan
aktivitas kejang atau volume, berat jenis), dan
perubahan tingkat osmolitas urine, terutama
kesadaran (LOC) jika pasien diduga mengalami
sindrom ketidak tepatan
hormon antidiuretik
(SIADH)
8. Cegah komplikasi
yang disebabkan oleh
imobilitas seperti ulkus
tekan dan pneumonia
• Kebutaan
Terjadi karena kelainan saraf cranial II tetapi dapat juga disebaabkan
karena infark yang luas dikortek serebri sehingga terjadi buta kortikal.
• Anamnesa
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien
atau orang tua membawa anaknya untuk meminta
pertolongan kesehatan adalah panas badan tinggi,
kejang, dan penurunan tingkat kesadaran.
• Riwayat penyakit saat ini
Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk
mengetahui jenis kuman penyebab.Disni harus ditanya
dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai
serangan, sembuh, atau bertambah buruk.Pada pengkajian
klien meningitis, biasanya didapatkan keluhan yang
berhubungan dengan akibat dari infeksi dan peningkatan
TIK.
• Riwayat penyakit dahulu
Pengakajian penyakit yang pernah dialami klien yang
memungkinkan adanya hubungan atau menjadi
predisposisi keluhan sekarang meliputi pernahkah
klien mengalami infeksi jalan nafas bagian atas, otitis
media, mastoiditis, anemia sel sabit, dan
hemoglobinopatis lain, tindakan bedah saraf, riwayat
trauma kepala, dan adanya pengaruh imunologis pada
masa sebelmunya
• Pengkajian psikologis klien meningitis meliputi beberapa dimensi
yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang
jelas mengenai status emosi, kognitif dan perilaku klien.
• Karena klien harus menjalani rawat inap maka apakah keadaan
ini memberi dampak pada status ekonomi klien, karena biaya
perawatan dan pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit.
Perawat juga memasukan pengkajian terhadap fungsi neurologis
dengan dampak gangguan neurologis yang akan terjadi pada gaya
hidup indivudu.
• Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-
keluhan klien, pemeriksaan fisik sngat berguna untuk
mendukung data dari pengkajian anamnesis.
Pemeriksaan fisik dimulai dengan memeriksa tanda-tanda
vital.Pada klien meningitis biasanya didapatkan peningkatan suhu
tubuh lebih dari normal, yaitu 38-40oC, dimulai dari fase
sistemik, kemerahan, panas, kulit kering, berkeringat. Keadaan ini
biasanya dihubungkan dengan proses inflamasi dan iritasi
meningen yang sudah menggangu pusat pengaturan suhu tubuh.
B1 (breathing)
Inspeksi apakah klien batuk, produksi sputum, sesak nafas,
penggunaan otot bantu nafas, dan peninngkatan frekuensi
pernafasan yang sering didapatkan pada klien meningitis
yang disertai adanya gangguan pada sistem pernafasan.
B2 (blood)
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler terutama dilakukan
pada klien meningitis pada tahap lanjut seperti apabila klien
sudah mengalami renjatan (syok).
B3 (brain)
Pengkajian brain merupakan pemeriksaan fokus
dan lebih lengkap dibandingkan pengkajian pada
sistem lainnya.
• Tingkat kesadaran
Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien meningtis
biasanya berkisar pada tingkat tinggi, stupor, dan
semikomatosa. Apabila klien sudah mengalami koma
maka penilaian GCS sangat penting untuk menilai
tingkat kesadaran klien dan bahan evaluasi memantau
pemberian asuhan keperawatan.
• Fungsi serebi
Status mental : observasi penampilan klien dan
tingkah lakunya, lain gaya bicara klien dan
observasi ekspresi wajah dan aktivitas motorik
yang pada klien meningitis tahap lanjut biasanya
status mental klien mengalami perubahan.
•PEMERIKSAAN SARAF
KRANIAL