Oleh:
Pendamping:
PENDAHULUAN
Gangguan irama jantung dapat terkena pada siapa saja di dunia tanpa memperhatikan
distribusi suku atau ras. Kematian mendadak yang berasal dari gangguan irama jantung
diperkirakan mencapai angka 50 % dari seluruh kematian karena penyakit jantung. Gangguan
irama jantung yang terjadi dapat berupa atrial fibrilasi, atrial flutter, blok jantung, ventrikel
fibrilasi, ventrikel takikardi serta gangguan irama lainnya. Jenis gangguan irama jantung lainnya
yang sering menyebabkan kematian mendadak adalah ventrikel fibrilasi yang sering terjadi
bersama ventrikel takikardi. Hal ini menyebabkan sekitar 300.000 kematian per tahunnya di
Amerika Serikat. Kelainan ini juga ditemukan sebanyak 0,06 – 0,08 % per tahunnya pada
populasi dewasa. Ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi merupakan kelainan pertama yang
paling sering terjadi akibat sindrom koroner akut dan merupakan penyebab 50 % kematian
mendadak.1
Ventrikel Takikardi (VT) adalah gangguan irama jantung yang cepat lebih dari 100 atau
120 denyut/menit, dengan 3 atau lebih denyut tidak teratur berturut-turut. Penyakit takikardi
ventrikular merupakan bagian dari aritmia ventrikel. Fokus takikardi berasal dari ventrikel (kiri
atau kanan) atau akibat proses reentry pada salah satu bagian dari berkas cabang. Dari rekaman
EKG memberikan gambaran kompleks QRS yang lebar (> 0,12 detik). Pengenalan VT menjadi
penting dalam keadaan kegawatdaruratan. Pengenalan VT juga harus mencakup identifikasi
etiologi, sumber fokus, terapi, dan prognosisnya. VT idiopatik misalnya, dapat diterapi secara
definitif dengan ablasi kateter dan sangat jarang menyebabkan kematian mendadak serta
memiliki prognosis yang baik. Sebaliknya VT iskemia memberikan risiko tinggi untuk terjadinya
kematian mendadak (suddent cardiac death) akibat aritmia fatal.2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Ventrikel Takikardi (VT) didefinisikan sebagai tiga atau lebih denyut ventrikel berturut-
turut yang terjadi lebih dari 100 denyut/menit. Dan juga adanya kompleks abnormal dan durasi
yang lebih panjang dari 120 ms. VT yang berlangsung lebih dari 30 senconds disebut dengan VT
sustained sedangkan VT yang berlangsung kurang dari 30 detik disebut VT nonsustained.3
Ventricular tachycardia (VT) dapat diklasifikasikan menurut durasi, morfologi, dan efek
hemodinamik. VT nonsustained berakhir secara spontan tanpa mempengaruhi hemodinamik. VT
sustained adalah VT yang berlangsung lebih dari 30 detik dan / atau membutuhkan intervensi
untuk penghentian atau mengakibatkan perubahan hemodinamik berat atau sinkop. Takikardia
ventrikel digambarkan sebagai monomorphic ketika setiap kompleks QRS sama dengan
kompleks QRS berikutnya. Ketika gelombang kompleks QRS selama takikardia jenisnya
bervariasi, maka diklasifikasikan sebagai VT jenis polimorfik. Torsades de pointes adalah bentuk
VT polimorfik yang sering dikaitkan dengan QT interval yang berkepanjangan.4
2. Etiologi
Penyebab dari gangguan irama jantung secara umum adalah sebagai berikut :
3
akan mengubah repolarisasi sel otot jantung sehingga terjadi gangguan irama jantung.
- Gangguan keseimbangan elektrolit (hiper atau hipokalemia). Ion kalium menentukan
potensial istirahat dari sel otot jantung. Jika terjadi perubahan kadar elektrolit, maka akan
terjadi peningkatan atau perlambatan permeabilitas terhadap ion kalium. Akibatnya
potensial istirahat sel otot jantung akan memendek atau memanjang dan memicu
terjadinya gangguan irama jantung.
- Gangguan pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama
jantung. Dalam hal ini aktivitas nervus vagus yang meningkat dapat memperlambat atau
menghentikan aktivitas sel pacu di nodus SA dengan cara meninggikan konduktansi ion
kalium.
- Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat. Peningkatan aktivitas simpatis dapat
menyebabkan bertambahnya kecepatan depolarisasi spontan.
- Gangguan endokrin (hipertiroidisme dan hipotirodisme). Hormon tiroid mempengaruhi
proses metabolisme di dalam tubuh melalui perangsangan sistem saraf autonom yang
juga berpengaruh pada jantung.
- Akibat gagal jantung. Gagal jantung merupakan suatu keadaan di mana jantung tidak
dapat memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh. Pada gagal jantung, fokus-fokus
ektopik (pemicu jantung selain nodus SA) dapat muncul dan terangsang sehingga
menimbulkan impuls tersendiri.
- Akibat kardiomiopati. Jantung yang mengalami kardiomiopati akan disertai dengan
dilatasi sel otot jantung sehingga dapat merangsang fokus-fokus ektopik dan
menimbulkan gangguan irama jantung.
- Karena penyakit degenerasi misalnya fibrosis sistem konduksi jantung. Sel otot jantung
akan digantikan oleh jaringan parut sehingga konduksi jantung pun terganggu1.
Meskipun biasanya VT ini berhubungan dengan penyakit jantung struktural, namun pada
beberapa keadaan VT dapat terjadi tanpa ada kelainan jantung yang mendasarinya. Penyakit
jantung iskemik adalah penyebab paling umum dari aritmia ventrikel. Iskemia koroner akut
merupakan penyebab VT polimorfik atau fibrilasi ventrikel (VF) dan mungkin adalah penyebab
paling umum dari terjadinya kematian mendadak. Selama akut iskemia, terjadi kebocoran kalium
menyebabkan peningkatan kalium di intraseluler yang akan mendepolarisasi miosit. Depolarisasi
4
ini menyebabkan terjadinya perbedaan konduksi listrik.4
Penyebab dari ventrikel takikardia adalah biasanya berasosiasi dengan kelainan pada
jantung, yang meliputi:
• Sarcoidosis (suatu inflamasi yang mengenai kuloit dan jaringan tubuh lainnya)
• Medikasi/obat-obatan seperti digitalis dan obat antiaritmia
• Perubahan postur, exercise, emosional (stress) atau stimulasi vagal.4
3. Patofisiologi5
▪ Automaticity terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi jantung.
Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity biasanya tercetus pada keadaan infark
miokard akut, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa dan tonus
adrenergic yang tinggi
▪ Reentry merupakan mekanisme aritmia ventrikel tersering dan biasanya disebabkan oleh
kelainan kronis seperti infark miokard lama atau kardiomiopati dilatasi. Jaringan parut
yang terbentuk akibat infark miokard yang berbatasan dengan jaringan sehat menjadi
keadaan yang ideal untuk terbentuknya sirkuit reentry. Bila sirkuit ini sudah terbentuk
maka aritmia ventrikel reentrant dapat timbul setiap saat dan menyebabkan kematian
mendadak.
▪ Triggered activity memiliki gambaran capuran dari kedua mekanisme diatas.
Mekanismenya adalah adanya kebocoran ion positif ked lam sel sehingga terjadi lonjakan
potensial pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari potensial aksi jantung.
5
4. Tanda dan Gejala2,5
Pasien dengan VT dapat menunjukkan manifestasi klinik yang merupakan dampak dari
gangguan hemodinamik yang signifikan dan aritmia yang terjadi yaitu berupa dispneu, angina,
hipotensi, oliguria, dan sinkop. Jika laju ventrikel <160/menit, pasien mungkin tidak
menunjukkan gejala atau gejala yang ringan seperti kelelahan dan pusing. Simptom yang berat
terjadi saat diakibatkan oleh infark miokard.
a. Jantung berdebar
b. Sinkop
c. Sakit dada
d. Gelisah
a. Hipotensi
b. Takipnea
c. Tanda-tanda perfusi berkurang, termasuk penurunan kesadaran, pucat, dan diaphoresis
(berkeringat)
d. Tekanan vena jugularis meningkat
e. Keadaan ventrikular takikardi juga dapat mengakibatkan kematian mendadak bila pasien
datang dengan keadaan sinkop.
5. Klasifikasi5
• VT monomorfik
VT monomorfik memiliki kompleks QRS yang sama pada tiap denyutan dan
menandakan adanya depolarisasi yang berulang dari tempat yang sama. Umumnya
disebabkan oleh adanya focus atau substrat aritmia yang mudah dieliminasi dengan
teknik ablasi kateter.
6
♦ VT polimorfik
a. VT idiopatik
7
morfologi kompleks QRS LBBB pada sadapan V1, dengan aksis kompleks QRS kearah
inferior atau normal.
- Umumnya VT jenis ini disebabkan oleh proses automatisasi, trigerred activity, dan
takikardi dengan perantaraan siklik AMP yang dirangsang oleh saraf adrenergic dan
sensitive terhadap peningkatan kalsium intrasel. Oleh karena itu dapat diberikan
pengobatan dengan calcium channel blocker seperti verapamil. Sedangkan pda VT jenis
lain, obat ini adalah kontraindikasi
Karena salah satu jenis VT ini dicetuskan oleh latihan/exercise maka bisa juga diberikan
beta blocker. Bila pasien masih bergejala maka dapat diberikan terapi definitive dengan
ablasi kateter
- VT idiopatik ventrikel kiri: istilah lain untuk VT jenis ini adalah takikardi fasikular karena
adanya proses reentry pada fasikel anterior dan posterior sebagai penyebab takikardi.
Umumnya diderita pada usia muda. Pada rekaman EKG permukaan terlihat takikardia
dengan morfologi kompleks QRS berbentuk blok RBBB, dengan aksis superior.
Kompleks QRS tidak begitu lebar karena focus takikardi dekat dengan septum (lokasi
jaringan konduksi normal). Terapi yang diberikan adalah verapamil, adenosi, propanolol.
Bila gagal dapat dilakukan eliminasi dengan ablasi kateter.
- Bundle branch reentrant VT: VT jenis ini ditemukan sekitar 40% pada pasien
kardiomiopati dilatasi idiopatik (noniskemia). Secara klinis, VT jenis ini berbahaya
sehingga menyebabkan sinkop atau henti jantung. Takikardia dapat dihilangkan dengan
melakukan ablasi kateter
- Arrhytmogenic Right Ventricular Dysplasia (ARVD): kelainan ini sangat jarang, biasanya
diderita oleh kelompok usia muda, dimana terdapat infiltrasi lemak dan jaringan paru
pada miokard ventrikel kanan. Karakteristiknya adalah kompleks QRS dengan morfologi
blok berkas. Tatalaksana jenis VT ini adalah Implantable Cardioverter Defibrilator (ICD)
yang efektif mencegah kematian jantung mendadak.
- VT ischemia: disebabkan oleh penyakit jantung koroner seperti infark miokard akut.
8
Secara prognostik VT jenis ini sangat penting karena dapat menyebabkan kematian
jantung mendadak. VT iskemia terjadi karena adanya reentry akibat adanya jaringan parut
disekitar jaringan sehat. Secara umum, semakin luas jaringan infark semakin besar
peluang terjadi reentry. VT iskemia cenderung bersifat fatal karena dapat berdegenersi
menjadi FV dan kematian mendadak. Terapi VT iskemia umumnya adalah menggunakan
obat-obatan.
6. Diagnosis
Elektrokardiografi (EKG) merupakan standar kriteria untuk diagnosis VT. Pada pasien yang
hemodinamik tidak stabil atau tidak sadar, maka penegakan diagnosis VT ditegakkan
berdasarkan dari hasil temuan fisik dan EKG yang kemudian disusul dengan tindakan Advance
Cardiac Life Support (ACLS). Pemeriksaan laboratorium ditunda untuk sementara sampai
keadaan pasien stabil dan ritme EKG menjadi irama sinus.
Pada VT urutan aktivasi tidak mengikuti arah konduksi normal sehingga bentuk
kompleks QRS menjadi panjang (biasanya lebih dari 0,12 s). Pedoman umum yang berlaku
adalah semakin lebar kompleks QRS semakin besar kemungkinannya suatu VT, khususnya
bila lebih dari 0,16 s. pengecualian adalah VT yang berasal dari fasikel posterior berkas
cabang kiri (idiophatic left ventricular tachycardia) yng memiliki kompleks QRS <0,12 s
karena pada VT jenis ini lokasi reentry dekat dengan septum interventrikel seperti konduksi
9
normal.
Morfologi kompleks QRS bergantung pada asal focus VT. Bila berasal dari ventrikel
kanan akan memberikan gambaran morfologi blok berkas cabang kiri (left bundle branch
block morphology) dan jika berasal dari ventrikel kiri akan menunjukkan gambaran blok
berkas cabang kanan (Right bundle branch block morphology).
Laju VT berkisar antara 120-300 kali permenit dengan irama yang teratur atau hampir
teratur (variasi antardenyut adalah <0,04 s). Jika takikardia disertai irama yang tidak teratur
maka harus dipikirkan adanya AF dengan konduksi aberan atau preeksitasi.
Aksis kompleks QRS tidak hanya penting untuk diagnosis tapi juga untuk
menentukan asal focus. Adanya perubahan aksis lebih dari 40 derajat baik ke kiri maupun ke
kanan umumnya adalah VT. Kompleks QRS pada sadapan aVR berada pada posisi -210
derajat dengan kompleks QRS negative. Bila kompleks QRS menjadi positif saat takikardia
sangat menyokong adanya VT yang berasal dari apeks mengarah ke bagian basal ventrikel.
Aksis ke superior pada takikardia QRS lebar dengan morfologi RBBB sangat menyokong ke
arah VT. Adanya takikardia QRS lebar dengan aksis inferior dan morfologi LBBB
mendukung adanya VT yang berasal dari right ventricular outflowTrack.
Pada VT nodus sinus terus memberikan impuls secara bebas tanpa ada hubungan
dengan aktivitas ventrikel sehingga gelombang P yang muncul tidak berkaitan dengan
kompleks QRS. Adanya disosiasi AV sangat khas untuk VT walaupun adanya asosiasi AV
belum dapat menyingkirkn VT. Secara klinis disosiasi AV dapat dikenal dengan adanya
variasi bunyi jantung satu dan variasi TDS.
10
♦ Capture beat dan fusion beat
Adanya kesesuaian dari kompleks QRS pada sadapan dada sangat menyokong
diagnosis VT. Kesesuaian positif kompleks QRS pada sadapan dada dominan positif
menunjukkan asal focus takikardi dari dinding posterior ventrikel. Kesesuaian negative
kompleks QRS pada sadapan dada negative menunjukkan asal focus dari dinding anterior
ventrikel.
Dalam pemeriksaan laboratorium yang penting untuk dinilai adalah menilai elektrolit serum
yaitu kalisum, magnesium dan phospat. Pada keadaan hipokalemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia dapat mempengaruhi terjadinya ventricular takikardi monomorphic. Selain
elektrolit juga dapat dilakukan pemeriksaan terhadap kadar serum troponin jantung I atau T atau
penanda jantung lainnya (untuk mengevaluasi iskemia atau infark miokard).2
7. Diagnosis Banding8
Pada keadaan SVT biasa maka konduksi dari atrium ke ventrikel melalui jalur
konduksi normal sehingga kompleks QRS akan normal. Namun secara fisiologis dapat
terjadi hambatan/blok pada salah satu berkas cabang (kiri atau kanan) karena adanya
perbedaan masa refrakter diantara keduanya. Kedaan ini yang disebut konduksi aberans.
Karena adanya hambatan berkas cabang maka kompleks QRS akan lebar seperti keadaan
LBBB atau RBBB biasa. Bila terdapat jaras tambahan yang melintas jalur konduksi
11
normal dari atrium ke ventrikel, maka pada saat takikardi supraventrikel (SVT), ventrikel
diaktivasi tidak melalui jalur konduksi normal sehingga ventrikel mengalami aktivitas
dini (preeksitasi). Akibatnya kompleks QRS akan terlihat melebar. Bila pada keadaan
irama sinus sudah terdapat gambaran hambatan berkas cabang maka saat timbul SVT
kompleks QRS akan terlihat lebar seperti pada keadaan sinus. Oleh karena itu, sangat
penting untuk membandingkan EKG sebelum dengan pada saat takikardia.
12
Sedangkan VF halus (fine VF) sulit dibedakan dengan asistol dan biasanya sulit
dideterminasi. Penanganan VF harus cepat dengan protokol resusitasi kardiopulmonal
yang baku meliputi pemberian unsynchronized DC shock mulai 200 J sampai 360 J dan
obat-obatan seperti adrenalin, amiodaron, dan magnesium sulfat.c. Torsades De Pointes
(TDP)
Istilah TDP (dalam bahasa perancis berarti berputar-putar mengelilingi satu titik)
adalah suatu bentuk takikardi ventrikel yang ditandai oleh beberapa perubahan bentuk
dan arah (aksis) komplek QRS dalam satu beberapa denyutan (beat). Penyebab t
13
14
15
8. Penatalaksanaan
Tujuan terapi jangka panjang adalah mencegah kematian mendadak. Pada pasien
16
dengan VT non sustained dan bergejala dapat diberikan beta blocker. Bila tidak efektif maka
dapat diberikan sotalol dan amiodaron. Pada pasien dengan riwayat infark miokard akut dan
penurunan fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi 35 %), terdapat VT yang dapat dicetuskan dan
tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan obat-obatan, maka ICD lebih unggul dalam
menurunkan mortalitas. Untuk pencegahan sekunder kematian mendadak (pasien yang
berhasil diselamatkan dari aritmia fatal) pada pasien pasca IMA dengan penurunan fungsi
ventrikel kiri, ICD telah terbukti lebih unggul daripada amiodaron.
9. Pencegahan
10. Prognosis5
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Michael RS, Marc DB, Robert AB, Farhan B, John EB, Clifton WC, et al. Highlights of the
4. Koplan BA, Stevenson WG. Ventricular Tachycardia and Sudden Cardiac Death. Mayo
5. Yamin M, Harun S. Aritmia ventrikel dalam Buku Ajar IPD. Jilid II edisi ke-5.
similar to that in sinus rhythm and a myocardial origin: differential diagnosis with bundle
8. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam.
1992;68:406-14.
18
BORANG PORTOFOLIO
19
4. Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita keluhan seperti pasien
5. Riwayat pekerjaan
20
Hasil Pembelajaran
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Tanda dan Gejala
5. Klasifikasi
6. Diagnosis
7. Diagnosis Banding
8. Penatalaksanaan
9. Pencegahan
10. Prognosis
1. Subjektif :
• Pasien datang ke IGD RSUD dengan Muntah darah sejak 20 menit SMRS . nyeri
seluruh perut ada. Mual ada, muntah, frekuensi 2 kali berisi darah dan air.
• Pasien ada riwayat hipertensi terkontol
2. Objektif :
a. Vital sign
21
b. Pemeriksaan sistemik
- Mulut : tidak ada kelainanLeher : Kaku Kuduk tidak ada, kuduk kaku tidak ada
- Thoraks :
Perkusi : sonor
22
Hasil Labor keluar pukul 00.55
- HB : 9.8 g/dL
- Leukosit : 10.590 /uL
- Hematokrit : 37%
- Trombosit : 283.000/ uL
- GDS 152 mg/dL
- Natrium : 130 mEq/dL
- Kalium : 3.3 mEq/dL
- Klorida : 110 mEq/dL
23
00:47
S: Nyeri dada dan penurunan kesadaran.
O:
• Kesadaran : GCS E4M4V2
● wajah sianosis
● Pupil isokor, diameter 3 mm, RC +/+
TD : tidak terukur
HR : tidak teraba
Arteri carotis : tidak teraba
SpO2 : 81%
EKG : Ventrikel Takikardi
A : VT tanpa nadi
P:
❑ O2 4L/i
❑ RJP 1 siklus
❑ Bagging
❑ Konsul dr. Ginanjar SpJP, advice
- Drip cordaron 2 amp dalam NaCl 0,9% 100 cc habis dalam 15 menit
- Loading 500cc RL
- Drip Vascon 0,5mg/KgBB/i
- Defibrilasi 360 Joule
01.10
S : Apnea
O : EKG : PEA
Nadi tidak teraba
A : VT tanpa Nadi
P : keluarga passion menolak rjp dan Defibrilasi
24
25