Anda di halaman 1dari 20

PRE DAN POST TINDAKAN DIAGNOSTIK

DAN INTERVENSI PADA KELAINAN


KARDIOVASCULAR

By : Reni Nur Apriyani Putri


DEFINISI

 Diagnostic invasive kardiovascular adalah suatu


tindakan pemeriksaan untuk menegakkan diagnose
secara invasive pada kelainan jantung dan pembuluh
darah dengan memasukkan sebuah alat berupa
kateter melalui pembuluh darah hingga ke jantung
yang dikenal dengan kateterisasi jantung.

 Intervensi non bedah kardiovaskuler adalah suatu


tindakan yg diambil untuk mengatasi kelainan
jantung dan pembuluh darah menggunakan metode
diluar operasi.
DIAGNOSTIK INVASIVE KARDIOVASCULAR (
KATETERISASI JANTUNG)
 Kateterisasi jantung adalah tindakan diagnostic
minimal invasive yang dilakukan pada pasien anak
dan dewasa untuk mengetahui adanya kelainan
jantung dengan cara memasukkan kateter (selang/
pipa plastic) kedalam pembuluh darah arteri dan vena
hingga kedalam jantung, coronary arteri (angiogram)
yang memperdarahi jantung, serta pengukuran
tekanan pada bagian- bagian jantung.
TUJUAN DIAGNOSTIC DARI KATETERISASI JANTUNG :

 Mendapatkan gambaran dari arteri koroner dan


ruang- ruang jantung.
 Mengukur secara tepat tekanan dalam ruang jantung
( hemodinamik intracardiac)
 Mengetahui keadaan dan fungsi dari system
kardiovascular untuk kelainan pembuluh darah
aorta, pulmonal dan perifer.
 Mengidentifikasi struktur kelainan jantung seperti
pada kelainan arteri koroner, disfungsi myocardial,
kelainan katup dan kelainan jantung bawaan.
CARA KATETERISASI
 Angiography
Yaitu suatu tindakan atau cara untuk mengambarkan
anatomi aliran pembuluh darah dan kelainannya,
dengan memasukkan zat kontras kemudian merekam
dan mendokumentasikan ke dalam CD untuk membuat
diagnose dan perencanan pengobatan.

 Penyadapan
Yaitu tindakan pengambilan / pendokumentasian
tekanan darah, kandungan oksigen( saturasi oksigen)
dan kelainan system listrik jantung pada setiap ruang
jantung tanpa menggunakan zat kontras.
JENIS INTERVENSI NON BEDAH

 Angioplasty koroner/stenting (PCI)


 Angioplasty Perifer/stenting (PTA)

 Angioplasty valvular (PTBV)

 Pemasangan temporary / permanen pacu jantung


(TPM/ PPM)
 Radio frequensi ablasi

 Cardiac intervensi (Penutupan defek dengan device)

 Embolisasi

 BAS (Ballon Atrial Septostomy)


INDIKASI
 Diperkirakan mengalami gangguan pembuluh darah
koroner jantung
 Infark miokardial

 Kelainan katup jantung

 Kelainan jantung bawaan (sebelum dilakukan


tindakan bedah)
 Diseksi aorta

 Kardiomiopati

 Pemeriksaan awal dan lajutan untuk transplantasi


jantung
KONTRA INDIKASI
 Kegagalan jantung kongestif yang tidak terkontrol
 Hipertensi

 Aritmia

 Infeksi, demam

 Ketidakseimbangan elektrolit

 anemia

 kehamilan

 dalam terapi antikoagulan untuk mencegah


perdarahan tidak terkontrol
 pasien tidak kooperatif

 gagal ginjal
KOMPLIKASI

 Kematian (< 0,2%)


 Infark miokardial (< 0,5%)

 Stroke (< 0,5% )

 Aritmia ventrikuler yang serius ( < 1%)

 Komplikasi pembuluh darah besar ( < 1%)

 Perdarahan

 Thrombosis/embolus/emboli udara

 Keracunan zar kontras

 Infeksi
PERSIAPAN PASIEN
 Chest x. ray
 Pemeriksaan laboratorium ( DPL,PT,APTT, Imunoserologi,
Fungsi Ginjal )
 EKG 12 Lead terbaru
 Puasa 4-6 jam sebelum tindakan atau sesuai anjuran Dr
DPJP
 Membersihkan area penusukan yang akan di jadikan akses (
pencukuran pada lengan kanan, dan pubis )
 Pramedikasi
 Melepaskan asecories yang di pakai ( perhiasan, kaca mata,
kontak lens, dan gigi palsu ) sebelum tindakan kateterisasi.
 Persiapan administrasi ( inform consent tindakan, dan
kelengkapan administrasi lainnya)
 Loading plavix, ascardia untuk yang standby PCI pada
pasien dewasa
PENGKAJIAN KEPERAWATAN DAN
PENDIDIKAN PASIEN
 Pasien akan dipusakan selama 4-6 jam sebelum tindakan
kateterisasi
 Medikasi akan diberiakn sebelum atau selama kateterisasi
berlangsung, tetapi pasien akan tetap bangun selama
tindakan dilakukan ( dilakukan anestesi local)
 Pasien diajarkan teknik nafas dalam, menahan nafas tanpa
mengejan ( valsava maneuver) serta batuk yang efektif
 Menjelaskan keadaan laboratorium kateterisasi termasuk
kegunaan alat- alat yang ada didalamnya
 Pasien akan diberikan pakaian khusus untuk digunakan
didalam laboratorium
 Tempat insersi kateter ( RFA, RRA ) akan dicuci , dan
rambut disekitarnya kan dicukur
 Menjelaskan lamanya prosedur yang akan dilakukan
CONT’

 Pasien akan diberikan anestesi local dan jarang


menimbulkan sakit selama prosedur, pasien
dianjurkan untuk memberi tahu perawat bila
merasakan sakit, untuk diberikan tambahan anestesi
 Menjelaskan bahwa saat kontras disuntikkan pasien
mungkin akan merasakan panas atau mual
 Pasien dianjurkan untuk melaporkan adanya angina
atau sakit dada yang lain kepada perawat
 Pasien diberitahukan untuk bedrest di tempat tidur
setelah kateterisasi ( immobilisasi pada lengan atau
kaki )
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Nyeri akut
 Resiko penurunan jaringan perifer

 Resiko penurunan curah jantung

 Resiko infeksi

 Resiko perdarahan
PERAWATAN SETELAH KATETERISASI
 Mengkaji keluhan yang dirasakan pasien
 Monitor tanda- tanda vital 1 jam pertama selama 15 menit, 1
jam kedua selama 30 menit sampai keadaan umum baik
 Monitor adanya perdarahan, hematoma dan bengkak di
sekitar area puncture dengan cara :
 Bila akses di femoral lakukan penekanan dengan bantal
pasir dan imobilisasi pada daerah penusukan selama 6 jam
atau tergantung Fren yang digunakan.
 Bila akses di radial lakukan immobilisasi selama 4-8 jam dan
tangan tidak boleh menekuk
 Bila perlu bekerjasama dengan keluarga pasien untuk
mengamati perdarahan
 Monitor adanya tanda-tanda dan efek samping pemberian
zat kontras :
 Cek adanya tanda alergi (gatal, menggigil, mual, muntah )
observasi tanda- tanda vital, intake dan output cairan ,
termasuk tanda-tanda hipotensi.
CONT’
 Monitor adanya tanda infeksi
 Menjaga area puncture, mengganti balutan setiap hari dengan
teknik septic dan antiseptik
 Monitor tanda- tanda gangguan sirkulasi ke perifer
 Cek adanya perubahan warna, suhu pada luka puncture
 Cek pulsasi dorsalis pedis sinistra dan dexstra kemudian
bandingkan ( jika akses di femoral) dan raba akral.
 Jika hematoma dan pulsasi tidak teraba, buka perban kemudian
tekan area sekitar hematoma hingga darah keluar ( monitor skala
nyeri pasien jangan sampai terjadi reaksi vaso vagal)
 Lakukan palpasi arteri poplitea, dorsalis pedis kanan dan kiri
setiap 15 menit sekali bila nadi lemah konfirmasi dokter untuk
pemberian heparin
 Catat resume instruksi dokter mengenai terapi yang akan
diberikan setelah dilakukan tindakan
 Pemeriksaan DPL khusus pasien anak
 Melakukan pemeriksaan rontgen thorax AP/Lateral, echo dan
EKG khusus untuk pasien anak post ASO, ADO, AMVO
 Pemberian aspirin 80 mg selama 6 bulan untuk pasien anak post
ASO, ADO, AMVO.
CONT’
 Khusus pasien post pemasangan pacemaker:
 pencegahan malfungsi pacu jantung
Gunakan monitor EKG
Cegah pergeseran elektroda
Inspeksi sambungan generator dan kawat
Monitor kemampuan baterai
 Proteksi terhadap mikrosyok
Waspadai External electromagnetic interference
Jauhkan komponen eksternal dari aliran listrik lain
 Pendidikan kesehatan, meliputi:
Deskripsi terapi pacu jantung
Perawatan sistem pacu jantung
Pembatasan aktivitas
Pencegahan gangguan listrik
RUANG KATERISASI
Zat kontras

catether
sheath
Terima kasih

A place where your heart feel safe.....

Anda mungkin juga menyukai