Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION (PCI)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Medikal
Di Ruang 5 CVCU Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

EVY ESTYANA WAHYUDI


150070300011094

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

A.

PENGERTIAN
Angioplasty adalah teknik mekanis pelebaran pembuluh darah yang menyempit atau

terhalang,

biasanya

sebagai

akibat

dari

aterosklerosis.

Percutaneous

coronary

intervention (PCI), umumnya dikenal sebagai angioplasti koroner merupakan prosedur terapi
untuk mengobati stenosis yang (menyempit) pada arteri koroner dari jantung yang
banyak ditemukan pada penyakit jantung koroner.
Percutaneous coronary intervention (PCI) / angioplasti koroner memiliki beberapa
indikasi saat ini, termasuk angina tidak stabil, infark miokard akut (MI), dan penyakit
multivessel

arteri

koroner. Dengan

kombinasi

peralatan

yang

canggih,

operator

berpengalaman, dan terapi obat modern, PCI telah berkembang menjadi suatu modalitas
tanpa pembedahan yang efektif untuk mengobati pasien dengan penyakit arteri
koroner (George A III Stouffer, MD, Henry A, Profesor.
Percutaneous Coronary Intervention adalah suatu prosedur / tindakan untuk
membuka arteri koroner yang mengalami penyumbatan (stenosis)

B.

INDIKASI KLINIS PCI


1.
2.
3.
4.

C.

Akut ST Elevasi Myocardial Infarction (STEMI)


Non ST Elevasi Myocardial Ifarction (NONSTEMI)
Unstable Angina Pectoris
Gagal trombolitik

KONTRAINDIKASI PCI

Mutlak: peralatan dan fasilitas yang kurang memadai


Relatif:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

D.

CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia


Gangguan elekrolit
Infeksi ( demam )
Gagal ginjal
Perdarahan saluran cerna akut/anemia
Stroke baru (< 1 bulan)
Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras )
Pasien yang tidak kooperatif
Usia kehamilan kurang dari 3 bulan

KOMPLIKASI

Utama :
1.
2.

Diseksi aorta
Perforasi, tamponade

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Gagal jantung
Reaksi kontras (alergi, nefrotoksik)
Gangguan hantaran irama (blok)
Perdarahan
Infeksi
Gangguan vaskuler (pseudoaneursma)

Lainnya:
1.
2.
3.
4.

E.

Kematian (< 0.2 %)


Stroke (< 0.5 %)
Infark Miokard (< 0.5 %)
Takikardi ventrikel, dan aritmia utama lainnya (<1 %)

PUNCTURE AREA
1. Arteri femoralis
2. Arteri brachialis
3. Arteri radialis

F.

PERSIAPAN SEBELUM PCI

FISIK :
1.

Tanda-tanda vital

2.

Pemeriksaan penunjang

3.

Terapi obat

4.

Puasa 4jam & bebaskan area penusukan (cukur-cukur bulu)

5.

Cek pulsasi perifer

6.

Allen test (jika melalui Arteri Radialis)

7.

Keluhan pasien saat ini

ADMINISTRASI :
1.

Surat izin tindakan

2.

Surat jaminan

MENTAL :
1. Penjelasan tentang tujuan, mamfaat, resiko , prosedur
2.

Komunikasikan & ajarkan untuk dilakukan, pasien tarik nafas, batuk , alergi kontras,
keluhan negatif .

G.

PROSEDUR PCI
TEAM PCI :

1.

Operator (dokter)

2.

Perawat (scrub, monitoring, on lop / 3 orang)

3.

Radiografer

PROSEDURE :
1. PCI dilakukan dalam suatu laboratorium khusus yang disebut laboratorium kateterisasi
(Cath Lab) yang menyerupai ruang operasi. Disana pasien akan dibaringkan di meja
dan dihubungkan dengan suatu alat yang memonitor irama jantung pasien secara
terus-menerus.

2. Sebuah daerah kecil di pergelangan lengan atau lipat paha pasien (tergantung daerah
yang akan digunakan) dibersihkan dan disterilkan. Daerah tersebut akan ditutup
dengan kain steril.
3. Dokter akan menginjeksi obat anestesi lokal dilipat paha atau tangan pasien.
Digunakan anestesi lokal karena pasien harus tetap sadar selama pemeriksaan untuk
mengikuti instruksi dokter.
4. Jarum akan ditusukkan kedalam arteri yang digunakankemudian guide wire akan
dimasukkan melalui jarum. Jarum dilepas
5. Sheet kateter akan dimasukkan melalui guide wire, kemudian sheet kateter
dimasukkan melalui pembuluh darah utama tubuh (Aorta), ke muara arteri koroner di
jantung. Kebanyakan orang tidak merasakan sakit selama pemeriksaan, karena tidak
ada serabut saraf dalam pembuluh darah, maka pasien tidak dapat merasakan
gerakan kateter dalam tubuh.
6. Waktu prosedur darah biasanyan akan di encerkan dengan antikoagulan (heparin)
untuk mencegahpembentukan bekuan darah saat prosedur
7. Ketika sheet kateter sudah ada di arteri koroner, sejumlah bahan kontras diinjeksikan
ke dalam sheet kateter. Gambar sinar-x selanjutnya diambil saat bahan kontras
berjalan melalui arteri koroner. Gambar ini terlihat di monitor televisi dan direkam
dalam film.
8. Pemberian zat kontras kadang memberikan efek : nausea, sakit kepala, palpitasi,
perasaan seperti melayang, dan seperti mau buang air kecil.
9. Guide wire akan ditempatkan pada arteri koroner yang mengalami stenosis, kemudian
balon dikembangkan sehingga stenosis atau plaque di arteri koroner akan terdorong
kedinding arteri dan arteri terbuka
10. Saat balon dikembangkan kemungkinan anda akan mengalami nyeri dada, tapi akan
hilang saat balon dikempiskan
11. Sebelum balon dikempiskan pastikan darah sudah mengalir dengan baik dapat dilihat
dari monitor x-ray
12. Pada stenosis yang dibuka akan di pasang stent untuk mancegah terjadinya
restenosis (1 dari 3 orang dalam waktu 3 sampai 6 bulan)

Jika terjadi diseksi arteri

koroner sehingga darah akan membeku dan menutup arteri koroner, biasanya akan
dipasang stent
13. Seluruh pemeriksaan memerlukan waktu sekitar 1jam.
14. Pasien dapat melihat prosedur dri monitor x-ray
15. Bila melalui trans radial sheet kateter dilepas dan daerah penusukan akan ditekan TRband/Niciban agar darah tidak keluar selama 4 jam.
16. Jika melalui arteri femoralis/brachialis sheet kateter akan dilepas 4-6jam setelah
tindakan selesai atau setelah nilai ACT kurang dari 100
17. Selanjutnya tempat panusukan akan dibebat dengan elastis perban, pasien tidak
diperkenankan menggerakkan kaki atau tangan selama 4-6 jam. Bila pendarahan
sudah berhenti, umumnya pasien dapat diperbolehkan pulang. Selanjutnya dokter
akan menjelaskan hasil PCI dan pengobatan selanjutnya.

H.

OBSERVASI SETELAH TINDAKAN


1.
2.
3.
4.
5.

Observasi perdarahan dan haematoma


Observasi tanda tanda vital
Perubahan ekg 12 lead
Observasi keluhan pasien dan kondisi klinis (nyeri dada)
Observasi hasil laboratorium ( creatinin = gangguan ginjal karena zat kontras, ckmb

= cedera otot jantung)


6. Observasi efek alergi kontras
7. Observasi gangguan sirkulasi perifer (pulsasi arteri dorsalis pedis, tibialis, radialis)
8. Observasi hypovolemi
9. Hidrasi sesuai kebutuhan
10. Observasi terjadi infeksi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERCUTANUS CORONARY INTERVENTION


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan koping individu sekunder kurang
pengetahuan terhadap penyakitnya dan prosedur PCI
Ditandai dengan pasien menyatakan cemas dengan penyakit dan rencana prosedur
PCI, wajah tegang, gelisah, Heart Rate meningkat, tekanan darah meningkat
Tujuan rencana keperawatan pasien tidak cemas setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 X 24 jam
Intervensi keperawatan :
a. mendamping pasien dan keluarga saat dr Yani menjelaskan tentang
penyakitnya dn rencana prosedur PCI
b. memberikan surat ijin tindakan dan surat jaminan untuk di tandatangani dan
diurus sesuai jaminan

c. menjelaskan kepada pasien persiapan prosedur PCI (puasa 4 jam sebelum


prosedur,

cukur-cukur

daerah

punksi

sheet

catheter,

pemeriksaan

laboratorium, pemasang condom catheter, pemberian therapy obat2an)


d. memberikan therapy aspilet loading peroral 320 mg dikunyah peroral
dilanjutkan plavix 600 mg peroral
e. memberikan injeksi integrilin bolus 14,9ml dilanjut dengan drip 10ml/hari
f. mengingatkan kembali kepada pasien untuk tetap puasa sampai saat
prosedur
g. mencukur-cukur daerah femoralis, simpisis pubis dan radialis kiri
h. memasang kondom Catheter
i. menganjurkan keluarga pasien untuk memberi dukungan, mendampingi dan
berdoa untuk keberhasilan prosedur PCI dan kesembuhan pasien sesaat
j.

sebelum prosedur PCI


berkolaborasi dengan dokter untuk obat anti depresan : diazepam 5mg kalau
perlu

2. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan invasive dan pemberian


antikoagulan (heparin)
Ditandai dengan adanya perdarahan pada area penusukan sheet kateter, kulit pucat,
akral dingin, tekanan darah turun, palpitasi, kadar haemoglobin turun, ACT dan APTT
memanjang
Tujuan rencana

keperawatan

keparawatan selama

tidak

terjadi

perdarahan

setelah

tindakan

1 X 24 jam

Intervensi keperawatan :
a. Mencatat banyaknya perdarahan dan yang terjadi saat prosedur PCI
b. mengobservasi dan mencatat adanya perdarahan dan haematoma pada luka
penusukaan sheet kateter setiap 30 menit
c. mengobservasi dan mencatat perubahan haemodinamik : tekanan darah
menurun, nadi meningkat
d. mengobservasi dan mencatat adanya perubahan warna kulit, akral pasien
e. Untuk sheet kateter pada femoralis dan brachialis cek ACT setelah 4 jam
f.

selesai tidakan sebelum aff sheet


membebat luka setelah aff sheet dengan elastic perband melebihi setengah

sisi paha atau brachial


g. menganjurkan pasien untuk tidak beraktifitas menggunakan anggota tubuh
yang digunakan untuk prosedur PCI selama 6 jam etelah aff sheet
3. Resiko penurunan Cardiak out-put berhubungan dengan penurunan hipovolemi
(preload)
Ditandai dengan adanya penurunan tekanan darah, akral dingin, keluar keringat
dingin, heart rate menngkat, kulit pucat, perubahan status mental.
Tujuan rencana keperawatan : fungsi jantung/cardiak out-put meningkat adequat
setelah tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,

Intervensi keperawatan :
a. Mencatat/mengobservasi TTV, HR,TD,RR, terutama adanya hipotensi, dan
mewaspadai penurunan sistole/diastole
b. Mencatat/observai adanya disritmia, kualitas denyut nadi dan observasi
respon pasien
c. Mengobservasi

perubahan

status

mental/orientasi/gerakan

reflek

tubuh/gelisah
d. Mencatat kualitas nadi perifer dan suhu kulit dengan cara meraba nadi perifer
e. Mengukur dan catat intake-output balance cairan selama 24 jam
f. Mendorong keluarga dan membantu keluarga dalam memenuhi aktifitas
perawatan diri sesuai kemampuan pasien
g. Mengkaji ulang ECG secara berseri setiap 24 jam dengan melakukan
pemeriksaan ECG 12 Lead setiap hari disamping tetap memasang monitor
ECG dan memantaunya

a.
b.
c.
d.

Kolaborasi:
Memberikan Oksigen sesuai indikasi
Memberikan cairan lewat IV line sesuai indikasi
Memberikan obat-obatan baik intra vena dan per oral sesuai indikasi
Memantau CVP setiap 2 jam

4. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia miokard


Ditandai dengan pasien menyatakan nyeri dada, gelisah, heart rate meningkat,
tekanan darah meningkat .
Tujuan rencana keperawatan : nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan
tindakan selama 3 x 24 jam
Intervensi keperawatan :
a. Mengkaji tingkat nyeri dada dan abdomen, dengan pemeriksaan fisik dan
anemnesa ke pasien.
b. Megobservasi adanya cemas/gelisah pada pasien
c. Mencatat/pantau TTV (TD,N,RR,S) setiap jam
d. Memberikan posisi yang nyaman dan ajarkan tehnik relaksasi yaitu tarik
nafas dalam dan batuk efektif.
e. Membantu dan mendorong keluarga untuk aktif dan member dukungan
f.

selama perawatan diri pasien


Mendampingi pasien saat dokter menjelaskan tentang penyakit pasien dan

prosedur PCI
g. memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan prosedur PCI
kepada pasien dan keluarga
h. Kolaborasi: memberikan obat anti nyeri dan cemas yaitu: parasetamol,
diazepam oral sesuai dosis
5. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan dan pemasangan alat alat
invasive

Ditandai dengan : pasien merasa demam, suhu tubuh lebih dari 37,5C, adanya
kemerahan pada luka tusuk sheet kateter, peningkatan leukosit
Tujuan rencana perawatan : tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 1 X 24jam
Intervensi perawatan :
a. Gunakan teknik steril saat melakukan prosedur PCI
b. Gunakan teknik steril dan benar saat melakukan pencabutan sheet catheter
c. Rawat luka aff sheet kateter dengan teknik aseptic
d. Monitor tanda-tanda vital termasuk suhu tubuh tiap 4jam
e. Monitor adanya kemerahan, pembengkakan, haematoma, dan rasa hangat
pada luka penusukan sheet kateter
f. Cek infeksi marker bila ada tanda-tanda infeksi
g. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy sesuai kondisi pasien

DAFTAR PUSTAKA

Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, Loscalzo. 2009. Harrisons Principles
of Internal Medicine 17th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Hall, Jhon E. 2009. Buku Saku Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall. Editor Bahasa
Indonesia: Irawati Setiawan Edisi 11. Jakarta: EGC
Kumar, Abbas, Fausto, Mitchel. 2009. Robbins Basic Pathology, The Kidney And Is
Collecting System. Elsevier Inc.
Mansjoer, A dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Muttaqin, A. 2009.Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular
dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Price, S. A., & Wilson, L. M. 2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Volume 2.Edisi 6. Jakarta: EGC.
Ruhyanudin, F. 2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Malang: UMM Press.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2010.Keperawatan Medikal Bedah. Volume 9.Edisi 8.Jakarta :
EGC.
Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
Thaler. 2009. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2. Jakarta: Hipokrates
Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
Zainul Abidin and Roberth Corner .2009. ECG Interpretation The Self-Assesment Approach
second edititon .Blackwell Publishing: USA.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. 2009. Buku AjarIlmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit. Dalam FK UI.
GuytonA.C. and J.E. Hall.2009.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 9. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai