Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH APOPTOSIS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6
KELAS D/ANGKATAN 2018

DWI AYNI NAHDA AZIZAH (18 3145 201 118)

ARVELIA ARIFIN (18 3145 201 142)

MARIANA NGILAMELE (18 3145 201 128)

ANDI RITA SRIWAHYUNI (18 3145 201 147)

FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN


INFORMATIKA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas kelimpahan

rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat

pada waktunya.

Kami mencoba menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan

dapat membantu pembaca dalam memahami pelajaran Farmakologi dan

Toksikologi I yang merupakan judul dari makalah kami, yaitu “Apoptosis”.

Disamping itu, kami berharap bahwa makalah ini dapat dijadikan bekal

pengetahuan untuk menambah wawasan pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih ada

kekurangan sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian

khususnya dari dosen mata pelajaran Biologi Molekuler agar dapat meningkatkan

mutu dalam penyajian makalah kami berikutnya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Makassar, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Apoptosis ................................................................................................ 3
B. Karakteristik Kematian Sel..................................................................... 4
C. Tahap-Tahap Kematian Sel (Jaringan) ................................................... 6
D. Penyebab Apoposis ................................................................................ 7
E. Mekanisme Apoptosis ............................................................................ 8
F. Fungsi Apoptosis .................................................................................... 9
G. Proses Apoptosis .................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kaitan nya dengan pertumbuhan dan perkambangan sel,

kematian menjadi salah satu aspek yang tidak terelakkan. Beberapa faktor

dapat ,menjadi alasan kematian, yaitu akibat penuaan, kematian terprogram,

dan pengaruh dari lingkungan luar.

Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam

tubuh disebut

Nekrosis. Nekrosis biasa nya disebabkan karena stimulus yang

bersifat patologis. Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat

terjadi melalui mekanisme kaetian sel yang sudah terprogram dimana setelah

mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati.

Sedangkan, Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = "dari" dan ptosis =

"jatuh") adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian

sel terprogram. Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk

membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Apoptosis berbeda

dengan nekrosis. Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan

bersifat menguntungkan bagi tubuh, sedangkan nekrosis adalah kematian sel

yang disebabkan oleh kerusakan sel secara akut. Contoh nyata dari

keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada embrio. Apoptosis yang

dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari menyebabkan masing-masing

jari menjadi terpisah satu sama lain.


B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan apoptosis dan bagaimana peran apoptosis ?

2. Bagaimana penyebab apoptosis dan bagaimana mekanisme apoptosis ?

C. Tujuan

1. Apa yang dimaksud dengan apoptosis dan bagaimana peran apoptosis.

2. Bagaimana penyebab apoptosis dan bagaimana mekanisme apoptosis.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Apoptosis

Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell

death), adalah suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel

untuk menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati

adalah sebagai respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian

sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.

Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa

hidup tertentu, menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk

perubahan pada inti sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan

apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati

menghilang.

Atau dalam artian yang lain adalah merupakan kematian sel yang

terprogram, melalui proses kerusakan kromatin pada nukleus / inti sel, sel

menyusut dengan pembentukan badan-badan apoptosom (apoptotic body) dan

sel mengepak dirinya sendiri untuk dimakan makrofag. Apoptosis terjadi

setiap hari dalam tubuh kita. Sel dalam tubuh ada yang berproliferasi (lahir)

dan ada yang mati. Untuk terjadi apoptosis ada berbagai macam stimulus.

Stimulusnya sangat regulated fashion (sangat terkontrol bukan sesuatu

yang asal lalu mati). Apoptosis dibedakan dengan necrosis karena necrosis

menginduksi inflamasi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan yang

serius.
Proses dimana sel memegang peranan dalam kematiannya sendiri.

Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup

tertentu, menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan

pada inti sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis,

selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.

B. Karakteristik Kematian Sel

Gambaran morfologi dapat dilihat dengan mikroskop elektron yang

menggambarkan :

1. Pengerutan sel

Sel berukuran lebih kecil , sitoplasmanya padat, meskipun

organella masih normal tetapi tampak padat.

2. Kondensasi Kromatin (piknotik)

Ini gambaran apoptosis yang paling khas. Kromatin mengalami

agregasi diperifer dibawah selaput dinding inti menjadi massa padat yang

terbatas dalam berbagai bentuk dan ukuran. Intinya sendiri dapat pecah

membentuk 2 fragmen atau lebih ( karyorhexis)

3. Pembentukan tonjolan sitoplasma dan apoptosis.

Sel apoptotik mula-mula menunjukkan “blebbing” permukaan

yang luas kemudian mengalami fragmentasi menjadi sejumlah badan

apoptosis yang berikatan dengan membran yang disusun oleh sitoplasma

dan organella padat atau tanpa fragmen inti.


4. Fagositosis badan Apoptosis

Badan apoptosis ini akan difagotosis oleh sel-sel sehat disekitarnya,

baik sel-sel parenkim maupun makropag. Badan apoptosis dapat

didegradasi di dalam lisosom dan sel-sel yang berdekatan bermigrasi atau

berproliferasi untuk menggantikan ruangan sebelumnya diisi oleh sel

apoptosis yang hilang.

Karakteristik apoptosis mempengaruhi sel tunggal yang terpencar tidak

ada kelompok sel yang bergabung. Pada nekrosis pengenalan lebih awal

perubahan morfologi adalah tersusun padat (kompak) dan agregasi kromatin

inti, dengan terbentuk gambaran yang jelas, masa granular yang seragam

dengan jelas menjadi kecil membungkus inti dan pemadatan sitoplasma.

Kelanjutan pemadatan itu didampingi oleh lilitan (kekusutan) gambaran baru

inti dan sel ini diikuti oleh pemecahan inti kedalam fragmen berlainan yang

dikelilingi oleh lapisan pembungkus double dan tunas sel secara keseluruhan

menghasilkan apoptosis bodies yang dikelilingi membran sedangkan yang lain

kekurangan komponen inti. Sebagai tambahan, tingkatan/luas dari inti dan

tunas seluler bervariasi dari tipe sel, sering secara relative dibatasi pada sel–sel

kecil dengan rasio inti sitoplasma yang tinggi seperti limfosit. Organel

sitoplasma terbentuk pada apoptosis bodies yang baru tetap terpelihara dengan

baik.

Apoptotic bodies yang muncul di jaringan secara cepat diserap (ingested)

oleh sel di dekatnya dan dihancurkan oleh sel lisosomnya. Tidak ada hubungan

inflamasi dengan adanya fagosit khusus dalam jaringan seperti terjadi dengan
nekrosis dan tipe sel yang beragam dari sel tetangga, termasuk sel epitel yang

berpartisipasi dalam sipatnya. Pada tumor-tumor, sel-sel neoplastis yang viabel

biasanya terlibat adalah makrofak sekitarnya. Akan tetapi bentukan apoptotic

bodies pada kultur sel kebanyakan hilang oleh fogositosis dan bahkan

degenerasi. Awal kejadian seluler dalam apoptosis diselesaikan dengan cepat

dengan hanya beberapa menit berlalu antara perjalanan proses dan

pembentukan suatu kelompok apoptosic bodies. Oleh karena itu tunas-tunas sel

dan garis besar yang kusut jarang diamati pada potongan jaringan. Ukuran

kecil dari apoptosis bodies membuat mereka secara relatif tak dikenal dangan

mikroskop cahaya. Setelah fagositosis, pencernaan mereka lengkap dalam

beberapa jam. Kenyataan ini telah melahirkan pikiran kapan apoptosis dapat

ditentukan secara histologi.

C. Tahap-Tahap Kematian Sel (Jaringan)

1. Peran aktivitas

Mekanisme terjadinya apopotosis untuk tiap sel berbeda-beda.

Aktivasi mekanisme apoptosis untuk tiap sel tertentu disebabkan oleh

aktivitas yang berbeda-beda pula.

2. Kadar ion kalsium

Apabila terjadi aktivitas stimulus terhadap sel dan aktivitas apoptosis ,


++ ++
akan terjadi peningkatan kadar ion Ca didalam inti sel. Ion Ca ini

mengaktifkan enzim Kalsium dependen Nuklear Indo Nuklease yang terdiri

dari Endonokleases, Protease Transglutaminase.


3. Reseptor Makrofag.

Proses Fagositosis terhadap apoptotic bodies atau sel lain ditentukan

oleh reseptor yang ada di permukaan makrofag atau sel fagosit tersebut:

contoh sel makrofag yang mengandung viktonektin reseptor, suatu beta 3

integrin, memudahkan fagositas apoptotic netropil.

4. Regulasi genetik

Beberapa gen bila distimulasi akan menyebabkan apoptosis, seperti

Heta shock protein dan proto onkogen. Tetapi stimulasi gen ini tidak

berhubungan langsung dengan proses mulainya apoptosis.

D. Penyebab Apoptosis

Kematian sel terprogram di mulai selama embriogenesis dan terus

berlanjut sepanjang waktu hidup organisme. Rangsang yang menimbulkan

apoptosis meliputi isyarat hormon, rangsangan antigen, peptida imun, dan

sinyal membran yang mengidentifikasi sel yang menua atau bermutasi. Virus

yang menginfeksi sel akan seringkali menyebabkan apoptosis, yang akhirnya

yang mengakibatkan kematian virus dan sel penjamu (host). Hal ini

merupakan satu cara yang dikembangkan oleh organisme hidup untuk

melawan infeksi virus.

Virus tertentu (misalnya; Virus EpsteinBarr yang bertanggung jawab

terhadap monunukleosis) pada gilirannya menghasilkan protein khusus yang

menginaktifkan respons apoptosis. Defisiensi apoptosis telah berpengaruh

pada perkembangan kanker dan penyakit neuro degeneratif dengan penyebab

yang tidak diketahui, termasuk penyakit Alzheimer dan sklerosis lateral


amiotrofik (penyakit Lou Gehrig). Apoptosis yang dirangsang-antigen dari

sel imun (sel T dan sel B) sangat penting dalam menimbulkan dan

mempertahankan toleransi diri imun (Elizabeth J. Corwin, 2009).

E. Mekanisme Apoptosis

Apoptosis ditimbulkan lewat serangkaian kejadian molekuler yang

berawal dengan berbagai cara yang berbeda tapi pada akhirnya berpuncak

pada aktivasi enzim kaspase. Mekanisme apoptosis secara filogenetik

dilestarikan; bahkan pemahaman dasar kita tentang apoptosis sebagian besar

berasal dari eksperimen cacing nematoda Caenorhabditis elegans;

pertumbuhan cacing ini berlangsung melalui pola pertumbuhan sel yang

sangat mudah direproduksi, diikuti oleh kematian sel. Penelitian terhadap

cacing mutan menemukan adanya gen spesifik (dinamakan gen ced singkatan

dari C. elegans death; gen ini memiliki homolog pada manusia) yang

menginisiasi atau menghambat apoptosis.

Proses apoptosis terdiri dari fase inisiasi (kaspase menjadi aktif) dan

fase eksekusi, ketika enzim mengakibatkan kematian sel. Inisiasi apoptosis

terjadi melalui dua jalur yang berbeda tetapi nantinya akan menyatu

(konvergen), yaitu: jalur ekstrinsik atau, yang dimulai dari reseptor, dan jalur

intrinsik atau jalur mitokondria (Mitchell; Kumar; Abbas & Fausto, 2008).

Aksi bunuh diri sel yang dikenal juga sebagai kematian terprogram, di

mana program ‘bunuh diri’ ini diaktivasi dan diregulasi oleh sel itu sendiri.
Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain:

1. fragmentasi DNA

2. penyusutan dari sitoplasma

3. perubahan pada membran

4. kematian sel tanpa lisis atau merusak sel tetangga

F. Fungsi Apoptosis

Apoptosis dapat terjadi misalnya ketika sel mengalami kerusakan

yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Keputusan untuk melakukan apoptosis

berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan yang mengelilinginya, atau dari sel

yang berasal dari sistem imun.

Bila sel kehilangan kemampuan untuk melakukan apoptosis (misalnya

karena mutasi), atau bila inisiatif untuk melakukan apoptosis dihambat (oleh

virus), sel yang rusak dapat terus membelah tanpa terbatas, yang akhirnya

menjadi kanker. Sebagai contoh, salah satu hal yang dilakukan oleh virus

papilloma manusia (HPV) saat melakukan pembajakan sistem genetik sel

adalah menggunakan gen E6 yang mendegradasi protein p53. Padahal protein

p53 berperan sangat penting pada mekanisme apoptosis. Oleh karena itu,

infeksi HPV dapat berakibat pada tumbuhnya kanker serviks.

G. Proses Apoptosis

Secara morfologi-Sel yang mengalami apoptosis menunjukkan

morfologi unik yang dapat dilihat menggunakan mikroskop:

1. Sel terlihat membulat. Hal itu terjadi karena struktur protein yang

menyusun cytoskeleton mengalami pemotongan oleh peptidase yang


dikenal sebagai caspase. Caspase diaktivasi oleh mekanisme sel itu

sendiri.

2. Kromatin mengalami degradasi awal dan kondensasi.

3. Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut dan membentuk potongan-

potongan padat pada membran inti.

4. Membran inti terbelah-belah dan DNA yang berada didalamnya terpotong-

potong.

5. Sel mengalami fagositosis, atau

6. Sel pecah menjadi beberapa bagian yang disebut badan apoptosis, yang

kemudian di fagositosis.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death),

adalah suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk

menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler.

Nekrosis hanya dapat diobati sebelum jaringan sel tersebut mati.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan

jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan

berpedoman pada banyak sumber yang dapat di pertanggungjawabkan. Maka

dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan

makalah dalam kesimpulan di atas.


DAFTAR PUSTAKA

Gavrieli, Y., Y. Sherman, and S.A. Ben-Sasson. (1992) Identification of

programmed cell death in situ via specific labeling of nuclear DNA fragmentation.

J. Cell Biol. 119: 493-501.

Thompson, H.J., R. Strange and P.J. Schedin. (1992) Apoptosis in the genesis and

prevention of cancer. Cancer Epidem. Biomarkers and Prevention 1: 597-602.

file:///C:/Users/ACER/Pictures/MAKALAH%20MEKANISME%20KEMATIAN

%20JARINGAN%20DAN%20NEKROSIS.htm

Anda mungkin juga menyukai