Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

DIET TERAPI
DOSEN PENGAMPU:
Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M. Si
Tyas Permata Sari, S.Gz, M. Si

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 13:
Desy Anriani Panjaitan (5193142008)
Maria Agnes Bangun ( 5193142004)
Rafika Nanda Gilang Kencana (5193342010)
Shella Monica (5193342032)

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis masih
dapat membuat tugas Critical Book Report (CBR) ini tepat pada waktunya. Penulis sangat
bersyukur atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa fisik maupum pikiran sehingga penilis
mampu menyelesaikan tugas dari mata kuliah Diet terapi.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Diet terapi. Penulis
berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca apabila mana hendak membahas
materi Diet terapi. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini bisa lebih baik lagi kedepannya.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada pembimbing terutamanya Dosen mata kuliah
Diet terapi dari Ibu ………….yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya.

Medan, 10 November 2021

Penulis, 
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................... 
KATA PENGANTAR................................................................................... 
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 
Rumusan masalah .........................................................................................  
Tujuan pembuatan CBR.................................................................................  
Identitas buku................................................................................................. 
BAB II ISI PEMBAHASAN......................................................................... 
Buku utama....................................................................................................  
BAB III REVIEW BUKU.............................................................................
Kelebihan dan Kekurangan buku utama........................................................  
BAB IV PENUTUP.......................................................................................
Kesimpulan.................................................................................................... 
Saran.............................................................................................................. 
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gagal ginjal kronik, atau chronic kidney disease (CKD), merupakan suatu kondisi kesehatan
di mana terlihat adanya penurunan bertahap dari fungsi ginjal. Ginjal merupakan organ yang
berfungsi untuk menyaring produk sisa dan cairan berlebih dari tubuh, yang kemudian
dikeluarkan melalui urine. Walaupun pada tahap awal tidak terlalu banyak gejala yang dapat
timbul, saat penyakit ginjal kronik mencapai tahap yang cukup lanjut, dapat terjadi penumpukan
cairan, elektrolit, dan produk sisa dalam tubuh.

Gagal ginjal kronik dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang membebani ginjal dan
dapat merupakan akibat dari beberapa penyakit. Beberapa kondisi kesehatan yang dapat
menyebabkan penyakit ginjal kronik adalah:

- Tekanan darah tinggi, yang seiring dengan berjalannya waktu dapat menambahkan beban
pada ginjal dan menghambat fungsi normal dari ginjal.
- Diabetes, karena jumlah gula yang melebihi batas normal dalam darah dapat menyebabkan
kerusakan pada filter yang ada di ginjal.
- Kolesterol tinggi, yang dapat menyebabkan penumpukan deposit lemak di pembuluh darah
yang memberikan pasokan darah ke ginjal.
- Infeksi pada ginjal.
- Penghambat aliran urine, seperti batu ginjal atau pembesaran prostat.
- Pengunaan obat-obat tertentu dalam jangka panjang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


- Pengertian ginjal ?
- Bagaimana etimologi ginjal ?
- Bagaimana patologi ginjal ?
- Diagnosis gizi pada pasien penyakit ginjal kronik ( PGK)
- Bagaimana patogenesis penyakit ginjal kronis ?

1.3 TUJUAN
- Untuk mengetahui pengertian ginjal
- Untuk mengetahui bagaimana etimologi ginjal
- Untuk mengetahui bagaimana patologi ginjal
- Untuk mengetahui diagnosis gizi pada pasien penyakit ginjal kronik ( PGK)
- Untuk mengetahui bagaimana patogenesis penyakit ginjal kronis

Link : https://www.klikdokter.com/penyakit/gagal-ginjal-kronis

A. Identitas buku 
IDENTTAS BUKU UTAMA
 Judul : DIETETIKA PENYAKIT TIDAK ENULAR
 Pengarang : Isti Sryan, Nitta Isdiyani Dan GA Dewi Kusumayanti
 Kota terbit :
 Tahu terbit : 2018
 Penerbit :
 ISBN :
 Halaman : 452
BAB II
ISI PEMBAHASAN

A. BUKU UTAMA

A. PENGERTIAN
Ginjal merupakan salah satu organ penting yang mempunyai fungsi menjaga komposisi darah
dengan mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh,
menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat tetap stabil, serta memproduksi
hormon dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah
merah dan menjaga tulang tetap kuat.
Setiap hari kedua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah dan menghasilkan sekitar 1-2 liter
urin. Setiap ginjal tersusun dari sekitar sejuta unit penyaring yang disebut nefron. Nefron terdiri
dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan serta
mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang sebagian besar berupa protein.
Selanjutnya melewati tubulus dan mengambil kembali mineral yang dibutuhkan tubuh serta
membuang limbahnya. Ginjal juga menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan
kadar garam, hormon erythropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah
merah, serta menghasilkan bentuk aktif vitamin D yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang.
Gangguan pada ginjal dapat berupa penyakit ginjal kronis (PGK) atau dahulu disebut gagal
ginjal kronis, gangguan ginjal akut (acute kidney injury) atau sebelumnya disebut gagal ginjal
akut. Penyakit ginjal kronis adalah penurunan progresif fungsi ginjal dalam beberapa bulan atau
tahun. Penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan ginjal dan atau penurunan
Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari 60mL/min/1,73 m2 selama minimal 3 bulan
(Kidney Disease Improving Global Outcome, KDIGO, 2012IClinical Practice Guideline for the
Evaluation and Management). Penyakit ginjal kronis awalnya tidak menunjukkan tanda dan
gejala namun dapat berjalan progresif menjadi gagal ginjal. Penyakit ginjal bisa dicegah dan
ditanggulangi serta kemungkinan untuk mendapatkan terapi yang efektif akan lebih besar jika
diketahui lebih awal.
B. ETIOLOGI
Sebagian besar penyakit ginjal menyerang nefron, mengakibatkan kehilangan kemampuannya
untuk menyaring. Kerusakan pada nefron dapat terjadi secara cepat, sering sebagai akibat
pelukaan atau keracunan. Tetapi kebanyakan penyakit ginjal menghancurkan neefron secara
perlahan dan diam-diam. Kerusakan biasanya dirasakan setelah beberapa tahun atau bahkan
dasawarsa. Sebagian besar penyakit ginjal menyerang kedua buah ginjal sekaligus. Berdasarkan
studi Coresh et al. (2003), faktor risiko penyebab progresi PGK adalah diabetes, hipertensi, usia
lanjut dan penyebab lain seperti glomerulonefritis primer, lupus serta penyakit ginjal polisistik.
Diabetes dan hipertensi merupakan faktor risiko terpenting terjadinya penyakit kardiofaskuler
pada PGK. Faktor risiko PGK menurut NKF K/DOQI (2000), terbagi dalam 4 tipe, yaitu pertama
faktor susceptibility, kedua faktor inisiasi, ketiga faktor progresi dan keempat faktor End Stage
Renal Disease (ESRD). Faktor susceptibility terjadi pada kelompok rentan seperti lansia, riwayat
keluarga dengan PGK, penurunan massa ginjal, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), ras dan sosio
ekonomi rendah. Faktor inisiasi yaitu faktor yang mempercepat kerusakan ginjal seperti pada
diabetes, hipertensi, autoimun, infeksi sistemik, infeksi saluran kencing, batu ginjal, toksisitas
obat dan penyakit genetik. Faktor progresi adalah faktor yang mempercepat kerusakan fungsi
ginjal setelah inisiasi : peningkatan proteinuria, peningkatan level hipertensi, glukosa yang tidak
terkontrol pada diabetes, dislipidemia dan merokok. Sedangkan pada faktor keempat ESRD yaitu
peningkatan morbiditas dan mortalitas seperti dosis dialysis rendah, anemia, penurunan albumin
serum, dan peningkatan fosfor serum.

C. PATOLOGI
Pada stadium awal penyakit ginjal kronik terjadi adanya kehilangan daya cadang ginjal (renal
reserve), pada keadaan di mana basal LFG masih normal atau malah meningkat. Kemudian
secara perlahan akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien belum
merasakan keluhan (asimtomatik), tetapi kadar urea dan kreatinin serum sudah terjadi
peningkatan. Sampai pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia,
badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG di bawah
30%, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia seperti anemia, peningkatan tekanan darah,
gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien
juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, maupun infeksi
saluran cerna. Pasien Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau
hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada LFG di
bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan
terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal.

D. DATA PENYAKIT GINJAL DI INDONESIA


Hasil Riskesdas 2013, populasi umur ≥ 15 tahun yang terdiagnosis gagal ginjal kronis sebesar
0,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan prevalensi PGK di negara-negara lain, juga hasil
Penelitian Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2006, mendapatkan prevalensi
PGK sebesar 12,5%. Hal ini karena Riskesdas 2013 hanya meneliti data orang yang terdiagnosis
PGK sedangkan sebagian besar PGK di Indonesia baru terdiagnosis pada tahap lanjut dan akhir.
Hasil Riskesdas 2013 juga menunjukkan prevalensi meningkat seiring dengan bertambahnya
umur, dengan peningkatan tajam pada kelompok umur 35-44 tahun dibandingkan kelompok
umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%),
prevalensi lebih tinggi terjadi pada masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%),
pekerjaan wiraswasta, petani, nelayan dan buruh (0,3%), dan kuintil indeks kepemilikan
terbawah dan menengah bawah masing-masing 0,3%. Sedangkan provinsi dengan prevalensi
tertinggi adalah Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara
masing-masing 0,4%.

E. DIAGNOSIS GIZI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK)


1. Asupan energi inadekuat (NI-1.2). 2. Asupan oral inadekuat (NI-2.1). 3. Asupan cairan
berlebihan (NI-3.2). 4. Penurunan kebutuhan zat gizi (NI-5.4). 5. Asupan protein berlebihan (NI-
5.7.2). 6. Jenis Asupan protein atau asam amino tidak optimal (spesifik) (NI-5.7.3). 7.
Pemanfaatan zat gizi terganggu (NC-2.1). 8. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (spesifik)
(NC-2.2). 9. Kepatuhan yang rendah terhadap rekomendasi gizi (NB-1.6). 10. Pilihan makanan
yang tidak diinginkan (NB-1.7).
F. PENATALAKSANAAN NUTRISI PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK)
1. Tujuan umum adalah mengendalikan gejala-gejala uremia, mencegah progresivitas penyakit
ginjal, mempertahankan status nutrisi yang optimal, mengendalikan kondisi terkait PGK seperti
anemia, hipertensi, dislipidemia, penyakit tulang dan kardiovaskuler
2. Tujuan khusus
a. PGK Pre-dialisis bertujuan untuk mengurangi akumulasi produk-produk sisa nitrogen,
mengurangi gangguan metabolit terkait uremia, memperlambat laju progresivitas penyakit ginjal,
mengatur keseimbangan air dan elektrolit, mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia,
penyakit tulang, dan penyakit kardiovaskuler.
b. PGK Hemodialisis bertujuan untuk memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal,
mencegah penimbunan sisa metabolisme berlebih, mengatur keseimbangan air dan elektrolit,
mengendalikan kondisi terkait PGK seperti penyakit tulang, dan penyakit kardiovaskuler.
c. PGK Peritonial Dialisis bertujuan untuk memperbaiki dan mempertahankan status gizi
optimal, mencegah penimbunan sisa metabolisme berlebih, mengatur keseimbangan air dan
elektrolit, mengendalikan kondisi terkait PGK seperti penyakit tulang, dan penyakit
kardiovaskuler, mempertahankan fungsi ginjal sisa.
d. Transplantasi ginjal
1) Jangka pendek ( < 6 minggu pasca transplantasi) bertujuan untuk membantu penyembuhan
luka meningkatkan anabolisme, mencegah infeksi, mengantisipasi dan mengatasi efek
metabolisme obat imunosupresan.
- Asupan makanan > 80% dari yang direkomendasi - Mencegah terjadinya penurunan atau
peningkatan berat badan yang tidak wajar - IMT 20 – 25kg/m² - Cadangan massa otot/lemak
adekuat - SGA (A) - Albumin 3,5 g/dl - Kolesterol 150 – 200mg/dl - LDL < 160 mg/dl (dengan
0 – 1 faktor resiko) < 130 mg/dl (dengan ≥ 2 faktor resiko), atau < 100 mg/dl (Coronary Heart
Disease(CHD) atau ekuivalen dengan resiko CHD ; Definisi factor (selain LDL) yang dianggap
resiko tinggi untuk CHD : merokok, Hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau dalam terapi
antihipertensi), kadar HDL rendah (< 40 mg/dl), riwayat keluarga dengan CHD pada first degree
relative (laki-laki) < 55 tahun, CHD pada first degree relative (perempuan) < 65 tahun, usia laki-
laki ≥ 45 tahun, perempuan ≥ 55 tahun. Kadar HDL ≥ 60 mg/dl terhitung sebagai factor resiko
“negative”, dan apabila ada maka menghilangkan satu factor resiko dari jumlah total. - HDL :
pria > 40 mg/dl dan wanita > 50 mg/dl - Trigliserida < 150 mg/dl LDL < 160 mg/dl (dengan 0 –
1 faktor resiko) < 130 mg/dl (dengan ≥ 2 faktor resiko), atau < 100 mg/dl (Coronary Heart
Disease(CHD) atau ekuivalen dengan resiko CHD ; Definisi factor (selain LDL) yang dianggap
resiko tinggi untuk CHD : merokok, Hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau dalam terapi
antihipertensi), kadar HDL rendah (< 40 mg/dl), riwayat keluarga dengan CHD pada first degree
relative (laki-laki) < 55 tahun, CHD pada first degree relative (perempuan) < 65 tahun, usia laki-
laki ≥ 45 tahun, perempuan ≥ 55 tahun. Kadar HDL ≥ 60 mg/dl terhitung sebagai factor resiko “
negative”, dan apabila ada maka menghilangkan satu factor resiko dari jumlah total. - HDL : pria
> 40 mg/dl dan wanita > 50 mg/dl - Trigliserida < 150 mg/dl

2) Jangka panjang (> 6 minggu pasca transplantasi) bertujuan untuk mencapai atau
mempertahankan berat badan ideal, mempertahankan kadar gula, mempertahankan kadar
kolesterol
Asupan makanan > 80% dari yang direkomendasi - Mencegah terjadinya kenaikkan berat badan
yang tidak wajar - IMT 20 – 25kg/m² - Cadangan massa otot/lemak adekuat - SGA (A) -
Albumin 3,5 - 5,0 g/dl - Kolesterol 150 – 200mg/dl

G. Rekomendasi vitamin, air, mineral dan trace elements


a. Pasien PGK beresiko mengalami defisiensi atau kelebihan satu atau lebih mikronutrien
(vitamin dan trace elemnts) karena asupan yang tidak adekuat, gangguan absorbsi mikronutrien
akibat obat atau toksin uremik, gangguan metabolisme, atau akibat kehilangan penambahan yang
didapat selama dialisis.
b. Mikronutrien berfungsi pada tingkat sel sehingga defisiensi maupun kelebihan mikronutrien
hanya bersifat subklinis dan baru akan terdeteksi apabila telah berada pada stadium lanjut.
c. Rekomendasi asupan vitamin larut air pada PGK.

 
B. BUKU PEMBANDING
BAB III
REVIEW BUKU

 Buku Utama
A. Kelebihan
1. Pembahasan pada buku ini cukup lengkap, dimana buku ini membahas materi
mengenai ginjal kronis
2. Metode Penulisan pada buku ini sudah baik

B. Kekurangan
1. Gaya bahasa yang digunakan pada buku ini terlampau baku sehingga terlalu
monoton yang membuat pembaca merasa kurang tertarik untuk membacanya.
2. Cover pada buku ini kurang menarik

 Buku pembanding
A. Kelebihan

B. Kekurangan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ginjal merupakan salah satu organ penting yang mempunyai fungsi menjaga komposisi darah
dengan cara mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan cairan dalam
tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat tetap stabil, serta
memproduksi hormon dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah,
membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat. Penyakit ginjal kronis awalnya tidak
menunjukkan tanda dan gejala namun dapat berjalan progresif menjadi gagal ginjal. Penyakit
ginjal bisa dicegah dan ditanggulangi serta kemungkinan untuk mendapatkan terapi yang
efektif akan lebih besar jika diketahui lebih awal. Pada derajat awal, PGK belum menimbulkan
gejala dan tanda, bahkan hingga laju filtrasi glomerulus sebesar 60% pasien masih asimtomatik
namun sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Kelainan secara klinis dan
laboratorium baru terlihat dengan jelas pada derajat 3 dan 4. Saat laju filtrasi glomerulus
sebesar 30%, keluhan seperti badan lemah, mual, nafsu makan berkurang dan penurunan berat
badan mulai dirasakan pasien. Pasien mulai merasakan gejala dan tanda uremia yang nyata saat
laju filtrasi glomelurus kurang dari 30%. Penegakkan diagnosis gizi pada pasien PGK sangat
penting untuk memperjelas dan membantu dalam pelaksanaan asuhan gizi. Dalam
merencanakan dan melaksanakan asuhan gizi perlu ditetapkan tujuan, syarat (rekomendasi)
kebutuhan gizi pasien PGK disesuaikan dengan keadaan atau status gizi saat itu. Untuk
mengetahui keberhasilan pelaksanaan asuhan gizi pada pasien PGK perlu dilakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi.

B. Saran

Diharapkan para pembaca dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan agar terhidar dari
berbagai macam penyakit seperti ginjal kronis.serta para pembaca dapat mengetahui bagaimana
mengatasi penyakit ginjal kronis.

Anda mungkin juga menyukai