Anda di halaman 1dari 37

 

UPAYA KESEHATAN
BERSUMBERDAYA MASYARAKAT
(UKBM)
NGK. SRIASIH
 Dasar Hukum: Ketentuan dalam Permenkes Nomor 8 Tahun
2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
 Wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
dibentuk atas dasar kebutuhan masy, dikelola oleh, dari,
untuk, dan bersama masyarakat, dengan pembinaan sektor
kesehatan, lintas sektor dan pemangku kepentingan terkait
lainnya.
 juga mencakup kemampuan untuk memelihara
pemberdayaan secara umum merupakan suatu upaya atau
proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, serta
kemampuan masyarakat dalam rangka mengenal,
mengatasi, memelihara, melindungi, serta meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri.
 Melalui pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
diharapkan masyarakat mampu mengatasi sendiri masalah
kesehatan mereka secara mandiri
 juga mencakup kemampuan untuk memelihara dan melindungi
diri baik individual, kelompok atau masyarakat dari ancaman
kesehatan
 UKBM merupakan wujud nyata Peran
serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
diharapkan dapat berkembang kearah bentuk yang
ideal,yakni: bentuk yang lestari dan mandiri, ditopang oleh
kemampuan pengorganisasian, serta pendanaan oleh
masyarakat
 kesehatan bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah
atau lembaga kesehatan lainnya tetapi juga merupakan
tanggung jawab masyarakat bahkan tanggung jawab setiap
orang
Tujuan Terbentuknya UKBM
 Meningkatnya jumlah dan mutu UKBM
 Meningkatnya kemampuan pemimpin/Toma dalam merintis
dan mengembangkan UKBM
 Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi
masyarakat dalam penyelenggaraan UKBM
 Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi
masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola
pendanaan
masyarakat utk menumbuhkembangkan UKB
STRATEGI DAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Strategi Pemberdayaan Masyarakat meliputi:
 peningkatan pengetahuan dan kemampuan masy dlm mengenali
dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;
 peningkatan kesadaran masy melalui penggerakan masy;
 pengembangan dan pengorganisasian masy;
 penguatan dan peningkatan advokasi kpd pemangku kepentingan;
 peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan swasta;
 peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis
kearifan lokal;
 pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan
Pemberdayaan Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan masyarakat.
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat meliputi:

 kesehatan ibu, bayi dan balita;


 kesehatan anak usia sekolah dan remaja;
 kesehatan usia produktif;
 kesehatan lanjut usia;
 kesehatan kerja;
 perbaikan gizi masyarakat;
 penyehatan lingkungan;
 penanggulangan penyakit menular dan tidak menular;
 kesehatan tradisional;
 kesehatan jiwa;
 kesiapsiagaan bencana dan krisis kesehatan; dan
 kegiatan peningkatan kesehatan lainnya yang dibutuhkan oleh
masyarakat setempat.

 Posyandu
 Poskesdes
 Polindes
 Desa Siaga
 Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan
promotif dan preventif.

PENYELENGGARAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT:


 Masy menyelenggarakan Pemberdayaan Masy dg didampingi oleh
Tenaga Pendamping.
 Tenaga Pendamping dapat berasal dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, swasta, perguruan tinggi, dan/atau anggota
masyarakat.
 Tenaga Pendamping harus memiliki kemampuan sebagai Tenaga
Pendamping yang didapat melalui pelatihan.
 Pelatihan diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah atau masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tenaga pendamping berperan sebagai:

 katalisator dalam proses Pemberdayaan Masyarakat;


 pemberi dukungan dalam proses penyelenggaraan
Pemberdayaan Masyarakat;
 penghubung dengan sumber daya yang dapat
dimanfaatkan;
 pendamping dalam penyelesaian masalah kesehatan;
 pendamping dalam pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi; dan
 pendamping masyarakat dan/atau melakukan
pendekatan kepada pemangku kepentingan terkait
 Selain Tenaga Pendamping, dalam Pemberdayaan Masy
diperlukan keterlibatan Kader.
 Kader berperan sebagai:
 penggerak masy untuk berperan serta dalam upaya kesehatan
sesuai kewenangannya;
 penggerak masy agar memanfaatkan UKBM dan pelayanan
kesehatan dasar;
 pengelola UKBM;
 penyuluh kesehatan kepada masy;
 pencatat kegiatan pemberdayaan masy bidang kesehatan;
 pelapor jika ada permasalahan atau kasus kesehatan setempat pada
tenaga kesehatan.
Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan tahap:

1. Pengenalan kondisi desa/kelurahan;


2. Survei mawas diri;
3. Musyawarah di desa/kelurahan;
4. Perencanaan partisipatif;
5. Pelaksanaan kegiatan; dan
6. Pembinaan kelestarian.
Tahap pengenalan kondisi desa/kelurahan,
dilakukan oleh masy dg dibantu oleh Kader
dan pemerintah desa/kelurahan.
Pengenalan kondisi desa/kelurahan
dilakukan dg mengkaji:
 data profil desa/kelurahan;
 hasil analisis situasi permasalahan
kesehatan; dan/atau
 data lain yang diperlukan.
Hasil kajian digunakan sbg dasar
pelaksanaan tahap SMD.
 SMD dilakukan untuk mengetahui:
 mslh kesh yg ada di masy dan urutan prioritas
penanganannya;
 fktr penyebab mslh kesh, termasuk perilaku
berisiko, non-perilaku/lingkungan,
 kebijakan yang ada di masyarakat;
 potensi yang dimiliki desa/kelurahan utk
mengatasi masalah kesh termasuk keberadaan
UKBM.
 Pelaksanaan SMD dpt menggunakan instrumen yang disusun
bersama oleh masy, Kader, dan pemerintah desa/kelurahan dg
dibantu oleh Tenaga Pendamping
 Tahap musyawarah di desa/kelurahan diikuti oleh pemerintah
desa/kelurahan, badan permusyawaratan desa, dan unsur
masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
 Musyawarah di desa/kelurahan bertujuan untuk:
 menyosialisasikan program kesehatan dan hasil survei mawas diri;
 menyepakati urutan prioritas masalah kesehatan yang hendak
ditangani;
 menyepakati kegiatan yang akan dilaksanakan melalui UKBM atau
kegiatan lain yang memberdayakan masyarakat;
 memetakan data/informasi potensi dan sumber daya
desa/kelurahan;
 menggalang partisipasi warga desa/kelurahan untuk mendukung
Pemberdayaan Masyarakat.
 Tahap perencanaan partisipatif, dilakukan oleh
masyarakat bersama pemerintah desa/kelurahan, dan
Kader.
 Perencanaan partisipatif mencakup:
 UKBM yang akan dibentuk atau diaktifkan kembali, dan/atau
kegiatan lain yang memberdayakan masyarakat yang akan
dilaksanakan;
 sarana prasarana yang diperlukan untuk Pemberdayaan
Masyarakat; dan
 rencana anggaran, jadwal pelaksanaan, sasaran kegiatan, dan
penanggung jawab.
 Hasil perencanaan partisipatif yang termasuk kewenangan
lokal berskala desa, menjadi pedoman bagi pemerintah
desa/kelurahan untuk menyusun rancangan rencana kerja
pemerintah desa/kelurahan dan daftar usulan rencana kerja
pemerintah desa/kelurahan.
 Hasil perencanaan partisipatif yang memerlukan dukungan
puskesmas dapat menjadi pedoman bagi puskesmas dalam
menyusun rencana usulan kegiatan puskesmas.
 Tahap pelaksanaan kegiatan, dilakukan melalui kegiatan
UKBM atau kegiatan lain yang memberdayakan masyarakat
secara swakelola.
 Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat harus
dilakukan pencatatan dan pelaporan.
 Tahap pembinaan kelestarian diarahkan untuk menjamin
pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dapat berlangsung
secara berkesinambungan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
 Tahap pembinaan kelestarian, dilakukan melalui kegiatan:
 pertemuan berkala;
 orientasi bagi Kader;
 sosialisasi;
 penerbitan peraturan lokal; dan/atau
 pemantauan serta evaluasi.
 Kegiatan pembinaan kelestarian dilaksanakan sesuai kebutuhan
masyarakat desa/kelurahan.
Kegiatan pembinaan kelestarian, dilakukan oleh
masy bersama pemerintah desa/kelurahan dan
pendamping teknis.
Pertemuan berkala dilakukan dengan melibatkan
kader, pemerintah desa, dan pemangku
kepentingan terkait di desa dengan waktu yang
disepakati bersama sesuai dengan kebutuhan.
Orientasi bagi Kader dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman dan keterampilan
Kader, pemerintah desa, dan pemangku
kepentingan terkait dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat.
 Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat terkait perkembangan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan kegiatan kesehatan lainnya.
 Penerbitan peraturan lokal dilakukan melalui peraturan
tertulis di desa/kelurahan atau institusi terkait, dan/atau
peraturan tidak tertulis seperti hukum adat atau norma
sosial yang disepakati oleh masyarakat.
 Pemantauan serta evaluasi dilakukan secara berkala dengan
melibatkan unsur masyarakat, pemerintah desa dan
Pembina teknis.
Kelompok Peminat- Kesehatan Ibu dan
Anak (KP-KIA)

 KP-KIA adalah suatu kelompok yang mempunyai


kegiatan belajar tentang kesehatan ibu dan anak,
yang beranggotakan semua ibu hamil dan menyusui
yang ada di wilayah desa.
 Kegiatan ini dibimbing oleh kader posyandu
setempat, kegiatan ini merupakan bagian dari
kegiatan posyandu yang dilaksanakan di luar jadwal
posyandu
  Tujuan
1.  Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui cara yang baik dan
menjaga kesehatan sendiri dan anaknya.
2.  Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui pentingnya dan
melakukan pemeriksaan ke puskesmas dan posyandu sejak
hamil dan setelah melahirkan.
3.  Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui dan
mempergunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
Pelaksana

1.  Pelaksana utama : dokter puskesmas, pengelola KP-KIA


kecamatan, kader, ibu hamil da menyusui.
2.  Pelaksana pendudkung : camat, sector tingkat
kecamatan, PKK, kepala desa, LKMD, tokoh masyarakat.
3.  Pelaksana Pembina : subdit binkes kebidanan dan
kandungan pusat, subdin KIA provinsi, tim pengelola
peminat KIA Kabupaten
Penentu Keberhasilan
 Terlaksananya program KP-KIA ditentukan oleh:
1.  Faktor manusia atau SDM (teknis dan human relation).
2.   Faktor pengelola (perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi)
3.  Faktor sarana (untuk latihan dan kegitan kelompok belajar).
    
Tugas Pelaksana

1.    Subdit binkes kebidanan gabungan pusat


a.    Bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan program KP-
KIA di seluruh provinsi.
b.    Mengusahakan tersedianya dana dan sarana sesuai dengan
rencana dan jadwal pelaksanaan program.
c.    Memberikan pengarahan dan bimbingan secara berkala keada
pengelola KP-KIA.
d.   Menyusun rencana pembinaan dan pengembangan KP-KIA
secara nasional
e.    Melaksanakan pemantauan secara berkala terhadap latihan
dan pelaksanaan KP-KIA.
f.     Melaksanakan evaluasi atas hasil pelaksanaan program dan
merumuskan langkah tindak lanjut.
 Sub dinas KIA provinsi
a.    Bertanggungjawab atas kelancaran pelasanaan program
KP-KIA di provinsi yang bersangkutan termasuk pengiriman
biaya latihan dan distribusi media cetak
b.    Bertindak sebagai pelatih dalam orientasi kepala
puskesmas dan bidan tentang metodologi latihan yang
dilaksanakan secara regional.
c.    Menyusun rencana pembinaan dan pengembangan
kelompok pemitan KIA Provinsi
d.   Memberikan arahan dan bimbingan berkala kepada
pengelola tingkat kabupaten
e.    Melaksanakan pemantauan berkala terhadap latihan dan
pelaksanaan kegiatan
 
Tim pengelola peminat KIA kabupaten

a.    Bertanggungjawab atas kelancaran pelaksaan program KP-


KIA di provinsi yang berangkutan termasuk pengiriman baya
latihan dan distribusi media cetak
b.    Bertindak sebagai pelatih dalam orientasi kepala puskesmas
dan bidan tentang metodologi latihanyang dilaksanakan secara
regional.
c.    Memberikan arahan dan bimbingan berkala kepada tim
puskesmas dan kader
d.   Melaksanakan pemantauan berkala terhadap latihan dan
pelaksanaan kegiatan.
   Pimpinan puskesmas
a.    Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pemantauan rogram
KP-KIA tingkat kecamatan
b.    Menjelaskan tujuan dan kegiatan program KP-KIA kepada staf
puskesmas dalam rangka membentuk tim puskesmas
c.    Menjelaskan tujuan dan kegiatan program KP-KIA kepada
camat, sector, PKK, kades, LKMD, dalam rangka embentk tim
pengelola peminat tingkat kecamatan
d.   Menggali sumber daya (dana dan sarana) local untuk menunjang
keterbatasan dana untuk pelaksanaa latihan kelompok belajar.
e.    Mengarahkan dan memn=mbing pengelola KIA dan staf
puskesmas dalam melaksanakan program latihan dan kegiatan
kelompok.
f.     Melaukan konsultasi kepada kepala dinas kesehatan
g.    Bertangungjawab ats hasil pelaksanaan latihan kader dan
distribusi media serta kegiatan kelompok belajar.
Tim puskesmas

a.  Mengidentifikasi ketersediaan kader dari kegiatan atau sector


lain pada desa terpilih
b.  Menjelaskan tujuan dan kegiatan program KP-KIA kepada kades,
tim penggerak PKK desa, pengurus LKMD, kepala dukun dan tokoh
masyarakat.
c.  Mencari dan memilih calon kader yang sesuai dengan criteria
(kader posyandu, atau siapa saja yang bisa baca tulis dan diterima
masyarakat).
d. Mempersiapkan latihan kader KP-KIA yang meliputi penyusunan
jadwal, penentuan lokasi, mengrimkan undangan, dan
menhyiapkan media latihan atau ala-alat peraga.
e.  Menggali peran serta masyarakat dan instansi local dalam
pelaksanaan latihan.
f.   Bertindak sebagai pelatih dalam pelatihan kader KP-KIA
g.  Memberikan informasi nama dan alamat dukun terlatih d
wilayah kerja puskesmas kepada kader KP-KIA
h.  Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada kader KP-
KIA
i.   Melakukan konsultasi berkala di antara tim puskesmas dan
tim KP-KIA kecamatan
j.   Menggali pernyataan-pernyataan positif maupun kurang
positif tentang KP-KIA dari para anggota kelompok belajar.
  Camat
a.    Mengundang anggota tim pengelola tngkat kecamatan untuk
mendapat penjelasan tentang program dari kepala puskesmas
b.    Memina kepada anggota tim pengelola tingkat kecmatn
untuk membantu kelancaran program.
c.    Memberikan bantuan pemikiran dana, sarana dan tempat untk
kelancaran program.
d.   Memberikan saran kepada tim puskesmas, tim kecamatan dan
kades dalam proses pemilihan kader.
e.    Memberikan petunjuk kepada kades dan kader dalam proses
pembentukan kelompol belajar
f.     Memberikan saran kepada tim puskesmas, tim kecamatan dan
kades tentang upaya kelancaran kelompok belajar
Kepala desa
a.  Membantu tim puskesmas dalam memilih dan menetapkan calon
kader
b.  Membantu tim puskesmas dan kader dalam mencari bentuk
organisasi yang tepat untuk KP-KIA
c.  Membantu kader dalam pembentukan kelompok belajar.
d.  Memberikan bantuan sarana atau dana untuk kelancaran
program
e.  Memberikan petunjuk dan bimbingan kepada kader dalam
melaksanakan tugasnya.
Kader
a.    Membatu kelompok peminat belajar KIA
b.    Menjadi pembimbing dalam kegiatan kelompok
c.    Menganjurkan kepada ibu hamil untuk periksa ke posyandu atau
puskesmas mnimal empat kali, dan  minta pertolongan persalinan
kepada tenaga kesehatan
d.   Menganjurkan kepada ibu menyusui untuk memeriksakan dir ke
posyandu atau puskesmas minimal empat kali dalam setahun
e.    Mengirim atau merujuk anggota kelompok yang menderita
kelainan ke puskesmas atau rumah sakit
f.     Mengisi buku harian setiap kali kegiatan dilaksanakan.
g.    Melakukan konsultasi berkala dengan kades, PKK, dan pengelola
KIA kecamatan.
Anggota kelompok peminat KIA
a.    Mengikuti kegiatan kelompo belajar sesuai jadwal dan
sungguh-sungguh.
b.    Menjalankan pesan-pesan yang diterima pada kegiatan
sehari-hari
c.    Mengajak ibu hamil dan menyusui yang belum menjadi
anggota untuk hadir dalam kegiatan kelompok.
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai