Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

Ekskresi Ginjal

Dosen pengampu: I WAYAN SUPETRAN, S.Kep, Ners,M.Kes

DISUSUN OLEH :

NAMA : MOH.FADIL

NIM : PO7131123028

KELAS : GZA TK 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

PALU

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dalam rangka menyelesaikan tugas akademik yang diberikan, penulis menyajikan makalah
ini sebagai upaya untuk memenuhi persyaratan dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan
oleh dosen. Penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kendala dan tantangan,
namun dengan kesungguhan dan semangat belajar, kami berhasil menyelesaikannya.
Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan arahan dan panduan yang sangat
berharga dalam proses penulisan makalah ini. Terima kasih juga kepada teman-teman
sejawat yang telah berbagi ide, diskusi, dan dukungan selama proses ini. Semoga makalah
ini dapat mencerminkan upaya kami untuk memahami dan menguasai materi yang
disajikan dalam mata kuliah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan
dan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas. Akhir kata, kami
menyampaikan makalah ini sebagai hasil kerja keras kami dan berharap ini dapat menjadi
salah satu kontribusi kami dalam mencapai tujuan pembelajaran. Terima kasih atas
perhatian dan kesempatan ini.

Selamat membaca makalah ini!


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang..........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4

1.3 Tujuan.......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Struktur anatomi ginjal dan mendukung fungsi ekskresi.........................................5

2.2 Peran glomerulus dalam proses filtrasi darah..........................................................5

2.3 Peran tubulus renal dalam reabsorpsi dan sekresi komponen urin...........................5

2.4 sistem renin-angiotensin memengaruhi tekanan darah oleh ginjal..........................5

2.5 dampak dari gangguan ginjal ..................................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem ekskresi dalam tubuh adalah komponen vital yang bertanggung jawab untuk
menghilangkan produk sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit.
Dalam sistem ini, ginjal memainkan peran sentral yang krusial. Ginjal adalah organ
berpasangan yang terletak di sebelah belakang perut dan memiliki struktur dan fungsi yang
sangat kompleks.

Ginjal berfungsi untuk memproses darah dengan cara menyaringnya melalui ribuan unit
fungsional yang disebut nefron. Proses filtrasi ini menghasilkan urin yang mengandung
produk-produk sisa dan ekskresi yang harus dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu,
pemahaman mendalam tentang anatomi dan fisiologi ginjal, proses ekskresi, serta peran
ginjal dalam pengaturan tekanan darah adalah kunci untuk memahami kesehatan dan fungsi
tubuh secara keseluruhan.

Selain itu, gangguan pada ginjal, seperti gagal ginjal kronis, merupakan masalah kesehatan
yang serius dan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan gangguan ginjal adalah hal yang sangat
penting untuk menjaga kesehatan seseorang.

Makalah ini akan membahas secara rinci tentang ekskresi ginjal, termasuk anatomi dan
fisiologi ginjal, proses ekskresi, peran ginjal dalam pengaturan tekanan darah, serta dampak
dan perawatan gangguan ginjal. Semua ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang peran kunci ginjal dalam menjaga keseimbangan tubuh dan kesehatan
secara keseluruhan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur anatomi ginjal memungkinkan untuk pemrosesan dan ekskresi


produk sisa dalam tubuh?

2. Apa peran glomerulus dalam proses filtrasi darah di ginjal?

3. Bagaimana tubulus renal berperan dalam reabsorpsi dan sekresi komponen urin?

4. Bagaimana sistem renin-angiotensin memengaruhi pengaturan tekanan darah oleh ginjal?

5. Apa dampak dari gangguan ginjal seperti gagal ginjal kronis terhadap keseimbangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh?

1.3 Tujuan

1. Menguraikan Struktur dan Fungsi Ginjal: Tujuan ini adalah untuk memberikan
penjelasan rinci tentang anatomi ginjal dan bagaimana struktur tersebut mendukung fungsi
ekskresi.

2. Menggambarkan Proses Ekskresi Ginjal: Anda dapat menguraikan langkah-langkah


dalam proses ekskresi, termasuk filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi, serta bagaimana ini
berkontribusi pada pembentukan urin.

3. Mengidentifikasi Peran Ginjal dalam Pengaturan Tekanan Darah**: Tujuan ini bertujuan
untuk menjelaskan peran sistem renin-angiotensin dalam pengaturan tekanan darah oleh
ginjal.

4. Mengkaji Dampak Gangguan Ginjal: Anda dapat mencakup tujuan untuk mengevaluasi
dampak gangguan ginjal seperti gagal ginjal kronis terhadap keseimbangan tubuh dan
kesehatan secara keseluruhan.

5. Memberikan Informasi Pencegahan dan Perawatan: Tujuan ini dapat mencakup


memberikan saran tentang bagaimana menjaga kesehatan ginjal dan mencegah gangguan
ginjal, serta strategi perawatan jika seseorang mengalami masalah ginjal.

BAB II
PEMBAHASAN

Ekskresi ginjal merujuk pada peran penting ginjal dalam menghilangkan produk sisa
metabolisme dan zat-zat yang tidak diperlukan dari tubuh melalui pembentukan urin. Ginjal
adalah organ berpasangan yang berlokasi di daerah belakang perut dan memiliki sistem
nefron sebagai unit fungsionalnya. Sistem nefron adalah yang bertanggung jawab untuk
proses filtrasi dan pemrosesan cairan tubuh. Proses ekskresi ginjal dimulai dengan filtrasi
darah di glomerulus, sebuah jaringan pembuluh darah kecil. Di sini, darah disaring untuk
memisahkan molekul-molekul yang kecil, seperti air dan produk sisa metabolisme, dari
elemen-elemen yang lebih besar. Filtrat yang dihasilkan berisi zat-zat yang akan dibuang,
dan proses ini menjadi awal terbentuknya urin. Selanjutnya, tubulus renal memainkan peran
penting dalam proses ekskresi. Di dalam tubulus, terjadi reabsorpsi dan sekresi. Reabsorpsi
adalah proses di mana sebagian besar air dan zat-zat yang berguna, seperti glukosa, kembali
diserap dari filtrat ke dalam sirkulasi darah. Di sisi lain, sekresi adalah proses di mana zat-
zat tertentu, seperti obat-obatan, dieliminasi dari darah ke dalam filtrat untuk diekskresikan.
Hasil akhir dari proses ekskresi adalah pembentukan urin yang mengandung produk sisa
dan komponen yang tidak diinginkan. Urin ini kemudian dialirkan ke kandung kemih
melalui saluran ureter untuk disimpan dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Ekskresi
ginjal bukan hanya proses eliminasi, tetapi juga peran penting dalam menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Selain itu, ginjal juga berperan dalam
pengaturan tekanan darah melalui sistem renin-angiotensin. Oleh karena itu, pemahaman
tentang ekskresi ginjal sangat penting dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh
secara keseluruhan.

2.1 Struktur anatomi ginjal dan mendukung fungsi ekskresi

Struktur anatomi ginjal yang kompleks memungkinkan mereka untuk menjalankan peran
penting dalam pemrosesan dan ekskresi produk sisa dalam tubuh. Berikut adalah penjelasan
mengenai bagaimana struktur anatomi ginjal mendukung fungsi ekskresi:
1. Nefron: Nefron adalah unit fungsional terkecil dalam ginjal. Ginjal manusia memiliki
jutaan nefron. Setiap nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus renal. Glomerulus berfungsi
sebagai filter awal yang memungkinkan komponen-komponen darah seperti air, elektrolit,
dan produk sisa yang kecil untuk melewati, sementara mencegah komponen yang lebih
besar, seperti sel darah dan protein, untuk lolos. Tubulus renal adalah saluran berkelok-
kelok yang menggabungkan komponen-komponen yang telah difiltrasi dan mengalirkan
mereka ke arah pembentukan urin.

2. Pembuluh Darah: Ginjal memiliki jaringan pembuluh darah yang kaya, termasuk arteri
ginjal yang membawa darah ke ginjal dan vena ginjal yang membawa darah kembali ke
sirkulasi umum. Pembuluh darah ini memungkinkan darah disaring di glomerulus, dan
kemudian produk sisa dan cairan yang sudah difiltrasi diangkut ke pembentukan urin.

3. Sistem Pelvis-Ureter: Urin yang dihasilkan oleh nefron mengalir ke dalam sistem pelvis
ginjal. Sistem pelvis terhubung ke ureter yang kemudian membawa urin dari ginjal ke
kandung kemih. Ini adalah bagian terakhir dalam perjalanan urin sebelum dikeluarkan dari
tubuh.

4. Pembuluh Darah Kapiler Peritubular: Setelah filtrasi di glomerulus, darah kembali


menyerap sebagian besar zat-zat yang berguna, seperti glukosa, elektrolit, dan air, dari
tubulus renal. Hal ini dimungkinkan oleh adanya pembuluh darah kapiler peritubular yang
mengelilingi tubulus dan berperan dalam reabsorpsi.

5. Sistem Urin: Urin yang dihasilkan di sistem pelvis ginjal kemudian mengalir melalui
ureter menuju kandung kemih. Kandung kemih berfungsi sebagai wadah sementara untuk
menampung urin sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

2.2 Peran glomerulus dalam proses filtrasi darah

Glomerulus adalah komponen penting dalam ginjal yang berperan dalam proses filtrasi
darah. Peran utamanya adalah untuk memungkinkan zat-zat tertentu dalam darah untuk
disaring dan dipisahkan dari komponen yang lebih besar, sehingga membentuk filtrat yang
nantinya akan menjadi dasar pembentukan urin. Berikut adalah penjelasan lebih rinci
mengenai peran glomerulus dalam proses filtrasi darah:
1. Filtrasi: Glomerulus adalah serangkaian pembuluh darah kapiler yang sangat bercabang
dan memiliki dinding yang sangat tipis. Ketebalan dinding ini memungkinkan zat-zat dalam
darah yang memiliki ukuran molekul yang lebih kecil, seperti air, elektrolit, glukosa, asam
urat, dan produk sisa metabolisme, untuk melewati dinding kapiler tersebut. Pada saat yang
sama, komponen yang lebih besar, seperti sel darah dan protein, dihambat oleh dinding
kapiler glomerulus.

2. Filtrat: Hasil dari proses filtrasi ini adalah pembentukan filtrat, yang merupakan
campuran air dan zat-zat yang telah melewati dinding kapiler glomerulus. Filtrat ini
mengandung komponen yang akan menjadi dasar dari urin yang akan dibentuk oleh ginjal.

3. Selektifitas: Meskipun glomerulus melakukan filtrasi secara efisien, ini juga memiliki
mekanisme selektifitas yang memungkinkan beberapa zat kembali diserap saat bergerak
melalui tubulus renal. Ini penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dengan melestarikan
zat-zat yang diperlukan, seperti glukosa, dan mengeluarkan produk sisa yang tidak
diperlukan.

Dengan kata lain, glomerulus adalah filter pertama dalam proses pembentukan urin. Ini
memungkinkan bagi zat-zat tertentu untuk masuk ke dalam sistem ekskresi dan membentuk
urin sementara menghambat zat-zat yang lebih besar yang diperlukan oleh tubuh untuk
tetap dalam sirkulasi darah. Dengan demikian, glomerulus adalah komponen penting dalam
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

2.3 Peran tubulus renal dalam reabsorpsi dan sekresi komponen urin

Tubulus renal, yang merupakan saluran yang panjang dan berkelok-kelok di dalam ginjal,
memainkan peran penting dalam proses ekskresi dengan melibatkan dua aspek utama:
reabsorpsi dan sekresi. Ini adalah bagaimana tubulus renal berperan dalam reabsorpsi dan
sekresi komponen urin:

1. Reabsorpsi:
- Reabsorpsi adalah proses di mana zat-zat yang diperlukan oleh tubuh kembali diserap
dari tubulus renal ke dalam peredaran darah. Ini termasuk zat-zat seperti glukosa, air,
elektrolit (seperti natrium, kalium, kalsium), dan beberapa asam amino.

- Proses reabsorpsi terjadi dalam berbagai segmen tubulus renal, terutama dalam tubulus
proksimal dan tubulus distal. Selama reabsorpsi, berbagai mekanisme transport aktif dan
pasif digunakan untuk mengembalikan zat-zat ini ke dalam pembuluh darah kapiler
peritubular yang mengelilingi tubulus renal.

- Penyerapan kembali glukosa adalah salah satu contoh paling penting dari reabsorpsi.
Glukosa adalah nutrisi utama tubuh, dan melalui proses reabsorpsi di tubulus proksimal,
hampir semua glukosa yang difiltrasi di glomerulus kembali diserap sehingga tidak hilang
dalam urin.

2. Sekresi:

- Sekresi adalah proses di mana zat-zat tertentu ditambahkan ke dalam tubulus renal
untuk diekskresikan dalam urin. Ini termasuk produk sisa metabolisme, seperti asam urat,
kreatinin, dan beberapa obat-obatan atau racun yang perlu dikeluarkan dari tubuh.

- Proses sekresi terutama terjadi dalam tubulus distal dan tubulus kolektoral. Di sini,
berbagai pompa dan transport aktif memindahkan zat-zat tertentu dari peredaran darah ke
dalam filtrat yang akan menjadi urin.

- Sekresi obat-obatan adalah contoh penting dari proses sekresi. Tubulus renal berperan
dalam mengeluarkan obat-obatan tertentu dari tubuh sehingga tidak terakumulasi dalam
sirkulasi darah.

Dengan melakukan reabsorpsi dan sekresi, tubulus renal membantu mengatur komposisi
urin, sehingga menghasilkan cairan ekstraseluler yang seimbang dalam hal konsentrasi zat-
zat penting dan eliminasi produk sisa yang tidak diperlukan. Proses ini sangat penting
dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh serta menjalankan fungsi ekskresi
ginjal dengan efisien.

2.4 sistem renin-angiotensin memengaruhi tekanan darah oleh ginjal

Sistem renin-angiotensin adalah mekanisme pengaturan tekanan darah yang sangat penting
dalam tubuh, dan ginjal memainkan peran sentral dalam sistem ini. Berikut adalah
bagaimana sistem renin-angiotensin memengaruhi pengaturan tekanan darah oleh ginjal:

1. Pemicu Awal: Penurunan Tekanan Darah atau Volume Darah Rendah: Sistem renin-
angiotensin dimulai ketika ginjal mendeteksi penurunan tekanan darah atau volume darah
yang rendah dalam sirkulasi. Ginjal memiliki kemampuan untuk mengenali perubahan ini
melalui sel khusus yang disebut sel juxtaglomerulus, yang terletak di sekitar glomerulus.

2. Pelepasan Renin: Ketika ginjal mendeteksi penurunan tekanan darah, sel juxtaglomerulus
akan melepaskan enzim yang disebut renin ke dalam sirkulasi darah. Renin adalah kunci
yang memulai serangkaian reaksi kimia dalam sistem renin-angiotensin.

3. Pembentukan Angiotensin I : Renin bertindak pada senyawa dalam darah yang disebut
angiotensinogen, mengubahnya menjadi angiotensin I.

4. Konversi Angiotensin I menjadi Angiotensin II: Langkah penting berikutnya dalam


sistem renin-angiotensin adalah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II oleh enzim
yang disebut angiotensin-converting enzyme (ACE). Angiotensin II adalah zat yang sangat
kuat dalam pengaturan tekanan darah.

5. Efek Angiotensin II : Angiotensin II memiliki beberapa efek yang memengaruhi tekanan


darah:

- Vasokonstriksi: Angiotensin II menyebabkan pembuluh darah menyempit


(vasokonstriksi), yang meningkatkan tahanan perifer pembuluh darah dan dengan demikian
meningkatkan tekanan darah.

- Aldosteron: Angiotensin II merangsang pelepasan hormon aldosteron dari kelenjar


adrenal. Aldosteron membantu meningkatkan reabsorpsi natrium (dan air) oleh tubulus
renal, yang meningkatkan volume darah dan, sebagai akibatnya, tekanan darah.

- Stimulasi Nyeri Ginjal: Angiotensin II dapat merangsang selaput tekanan ginjal, yang
menyebabkan peningkatan ekskresi natrium dan air dalam urin.

Sistem renin-angiotensin adalah salah satu mekanisme penting yang membantu tubuh
dalam mengatur tekanan darah. Melalui peran ginjal dalam pelepasan renin dan respon
terhadap angiotensin II, ginjal memainkan peran kunci dalam mengatur tekanan darah
dengan cara yang memastikan bahwa volume darah dan tekanan darah dipertahankan dalam
rentang yang seimbang.

2.5 dampak dari gangguan ginjal

Gagal ginjal kronis adalah gangguan ginjal yang serius dan dapat memiliki dampak
signifikan terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Dampaknya
mencakup:

1. Retensi Cairan: Gagal ginjal kronis dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk
menghilangkan kelebihan air dari tubuh. Akibatnya, pasien dengan gagal ginjal kronis
cenderung mengalami retensi cairan, yang dapat mengakibatkan edema (pembengkakan
jaringan) dan peningkatan tekanan darah.
2. Disfungsi Elektrolit: Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik mungkin tidak mampu
mempertahankan keseimbangan elektrolit yang tepat dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan
peningkatan atau penurunan kadar elektrolit tertentu seperti natrium, kalium, dan kalsium
dalam darah. Ketidakseimbangan elektrolit dapat mengganggu fungsi otot, saraf, dan
jantung.

3. Penurunan Ekskresi Produk Sisa: Gagal ginjal kronis menghambat kemampuan ginjal
untuk menghilangkan produk sisa metabolisme, seperti urea dan kreatinin, dari tubuh.
Akumulasi zat-zat ini dalam darah dapat mengganggu fungsi sistem tubuh dan
berkontribusi pada gejala seperti kelemahan, mual, dan muntah.

4. Asam-Basa dan pH Darah Tidak Seimbang: Ginjal berperan dalam menjaga


keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Gagal ginjal kronis dapat mengganggu kemampuan
ginjal dalam mengeluarkan asam dan menjaga pH darah yang seimbang. Hal ini dapat
mengakibatkan masalah metabolik, seperti asidosis metabolic (peningkatan kadar asam
dalam darah).

5. Penurunan Eritropoetin: Gagal ginjal kronis juga dapat memengaruhi produksi hormon
eritropoetin, yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Ini dapat menyebabkan
anemia, yang dapat mengakibatkan kelemahan, kelelahan, dan penurunan daya tahan tubuh.

6. Hipertensi: Gangguan ginjal dapat memicu peningkatan tekanan darah, yang merupakan
faktor risiko penting untuk penyakit kardiovaskular. Hipertensi yang disebabkan oleh gagal
ginjal kronis dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan jantung.

7. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Garam: Gangguan ginjal dapat menyebabkan


fluktuasi berlebihan dalam volume cairan dan keseimbangan garam dalam tubuh. Hal ini
dapat mengganggu sistem kardiovaskular dan memengaruhi kesehatan jantung.

Penting untuk diingat bahwa gagal ginjal kronis memerlukan perawatan medis yang serius
dan manajemen yang baik untuk mengatasi dampak negatifnya pada keseimbangan cairan
dan elektrolit dalam tubuh. Terapi termasuk diet yang terkontrol, obat-obatan, dan dalam
beberapa kasus, terapi dialisis atau transplant

BAB III

PENUTUP

Dalam makalah ini, kita telah menjelajahi peran kritis ginjal dalam proses ekskresi dan
pengaturan keseimbangan tubuh. Ginjal bukan sekadar organ ekskresi, tetapi juga pusat
penting yang memainkan peran dalam menjaga homeostasis tubuh dan keseimbangan
cairan serta elektrolit. Dengan merinci anatomi ginjal, proses ekskresi, dan peran dalam
pengaturan tekanan darah, kita telah mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang betapa kompleksnya sistem ini. Selain itu, kita juga memahami dampak yang
mungkin terjadi akibat gangguan ginjal, seperti gagal ginjal kronis, yang dapat mengancam
kesehatan dan keseimbangan tubuh. Namun, ada langkah-langkah pencegahan dan
perawatan yang dapat membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi
serius. Penting untuk diingat bahwa pengetahuan tentang ekskresi ginjal adalah bagian
penting dari pemahaman ilmiah dan kesehatan seseorang. Ginjal bukan hanya organ
ekskresi; mereka adalah penjaga keseimbangan tubuh dan pelindung kesehatan. Oleh
karena itu, menjaga kesehatan ginjal dan memahami perannya dalam menjaga
keseimbangan tubuh adalah suatu tugas penting. Seiring dengan penelitian dan
perkembangan ilmiah yang terus berlanjut, kita semakin mendalam pemahaman kita
tentang kompleksitas ginjal. Semoga makalah ini telah memberikan wawasan yang
bermanfaat dan memotivasi kita untuk terus menjaga kesehatan ginjal dan menjalani gaya
hidup yang sehat. Ginjal adalah penjaga keseimbangan tubuh kita, dan menjaga mereka
dengan baik adalah investasi dalam kesehatan kita.

3.1 Kesimpulan

Ginjal, organ berpasangan yang terletak di perut, memainkan peran yang sangat penting
dalam menjaga keseimbangan tubuh dan menghilangkan produk sisa metabolisme. Dalam
makalah ini, kita telah menjelajahi kompleksitas sistem ekskresi ginjal dan pentingnya
peran mereka dalam menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, serta pengaturan tekanan
darah. Kita telah menguraikan struktur anatomi ginjal, merinci proses ekskresi yang terdiri
dari filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi, serta menyoroti peran sistem renin-angiotensin dalam
pengaturan tekanan darah. Kita juga telah membahas dampak gangguan ginjal, seperti
gagal ginjal kronis, pada keseimbangan tubuh dan kesehatan, serta upaya pencegahan dan
perawatan. Pemahaman tentang ekskresi ginjal adalah kunci untuk menjaga keseimbangan
tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Ginjal bukan hanya organ ekskresi; mereka adalah
penjaga keseimbangan dan kunci kehidupan yang sehat. Dengan menjaga kesehatan ginjal
dan mengadopsi gaya hidup yang mendukungnya, kita dapat memberikan kontribusi besar
pada kesejahteraan tubuh kita. Seiring dengan penelitian ilmiah yang terus berkembang,
kita semakin memahami kompleksitas ginjal dan berbagai cara untuk menjaga
kesehatannya. Semoga makalah ini telah memberikan wawasan yang bermanfaat dan
memotivasi kita untuk memprioritaskan kesehatan ginjal kita. Ginjal adalah organ penting
dalam menjaga keseimbangan tubuh, dan menjaga mereka dengan baik adalah investasi
dalam kesehatan kita.

Anda mungkin juga menyukai