diagnosis yang akurat sekaligus terapi tanpa tindakan operasi untuk mengatasi sebagian
kelainan di usus besar.
Dokter akan menyarankan kolonoskopi, apabila setelah pemeriksaan awal, seperti colok dubur,
periksa darah samar tinja, atau pemeriksaan barium enema, masih diperlukan informasi lebih
lanjut untuk menentukan diagnosis. Kolonoskopi juga dilakukan apabila ada ada gejala
pencernaan yang dianggap sebagai tanda bahaya (buang air besar berdarah, nyeri perut bagian
bawah, perubahan pola buang air besar, atau penurunan berat badan drastis yang tidak disengaja).
Kolonoskopi juga dapat digunakan untuk membuka rongga usus yang tersumbat karena tumor
dengan melakukan pemasangan stent kolon.
Referensi
1. Martin, Laura J. Colonoscopy. WebMD, 2017. https://www.webmd.com/colorectal-
cancer/colonoscopy-what-you-need-to-know#1 (Diakses pada 15 November 2017
Pk. 10.00 WIB).
2. Rex DK, Johnson DA, Anderson JC, Schoenfeld PS, Burke CA, Inadomi JM.
American College of Gastroenterology guidelines for colorectal cancer screening
2008. Am J Gastroenterol.2009; 104:739–750.
3. Stein, David E. Colonoscopy. Medscape, 2016.
https://emedicine.medscape.com/article/1819350-overview (Diakses pada 15
November 2017 Pk. 10.10 WIB).