Anda di halaman 1dari 28

Prosedur Colonoscopy

Kolegium Ilmu Bedah Indonesia


Indikasi
Darah di faeces
Colonoscopy untuk tujuan screening: Colonoscopy
periodik diperlukan untuk usia 50 tahun keatas, untuk
mendeteksi polip.
Ditemukan polyp pada pemeriksaan x-ray
Diare persisten atau konstipasi
Pemeriksaan enema barium, CT, MRI memperlihatkan
abnormalitas
Tujuan terapi: endoscopic submucosal dissection (ESD)
Evaluasi terhadap respon terapi
Kontraindikasi
Pasien tidak bersedia
Acute or chronic obstructive airway disease
Infark myocardial (6 minggu)
Toxic megacolon (acute ulcerative colitis,
amoebic colitis, acute bacterial colitis, Crohns
disease, acute diverticulitis, Hirschsprung)
Kehamilan
Pseudo-obstruction : ascites, karsinoma gaster,
gram negative septicaemia, intraperitoneal
hemorrhage & uremia.
Persiapan
Penjelasan ke pasien mengenai indikasi,
persiapan, langkah prosedur, dan komplikasi
yang mungkin terjadi
Colon harus dibersihkan dengan baik
Diet cair bebas serat sejak sehari sebelum prosedur.
Diberikan laksansia untuk menguras kolon
Pada umumnya obat2an dapat dilanjutkan
Aspirin, obat arthritis, antikoagulan, insulin dll
Antibiotika bila dirasa perlu
Persiapan kolon

Satu hari sebelumnya


Diet bebas serat
Dulcolax 2 tab setelah makan malam
Pada hari prosedur. 4 jam sebelumnya
Fleet (phosphosoda)/ MgSO4 30 gr
dalam 200 cc air,
lanjutkan dengan 2 liter air
Puasa 3-4 jam bila pasien akan di-sedasi
Prosedur

Pasien biasanya di-sedasi.


Pasien dapat merasa perut tidak nyaman, kembung, rasa
kram, atau bahkan nyeri
Posisi miring kiri, dapat diubah menjadi prone atau
miring kanan bila diperlukan
Colonoscope dimasukkan secara perlahan ke rectum
dan maju sampai colon, sambil menghisap sisa
material faeces, dan memperhatikan dinding usus
Ketika colonoscope mundur perlahan, seluruh
permukaan dinding diamati
Prosedur

Prosedur biasanya 15-30 menit.


Bila terdapat lesi mencurigakan, dapat dilakukan
biopsi
Bila terdapat lesi berdarah, kontrol perdarahan
dapat dilakukan dengan injeksi obat
vasokonstriktor, atau dengan koagulasi kauter
atau laser; atau dengan hemoclip.
Sedasi

Pasien yang bergerak akan rentan terhadap trauma


Pasien yang mengedan akan menyulitkan insersi
Apakah sedasi diperlukan?
Virgin abdomen vs. Riwayat colectomy
Sedasi sejak onset vs. Sedasi insidental.
Pilihan Sedasi

Midazolam vs. Diazepam


masa kerja pendek, efek amnesia
Fentanyl vs. Pethidine
Efek mual dan muntah lebih minimal
Obat dengan masa kerja pendek
Pulih lebih cepat, pulang lebih cepat
Reversal
Flumazenil, Naloxone
Anatomi normal

Valv Bauhini Caecum

Appendix Ileum
Anatomi normal

Colon desc Colon transv

Sigmoid Rectum
Patologi yang mungkin ditemukan

Kanker kolorektal
Polip
Diverticulosis
Inflammatory bowel disease
Crohns disease, ulcerative colitis, ischemic colitis
Hemorrhoid interna
Kelainan vaskuler
Radiation proctitis
Patologi

Kanker kolorektal
Patologi

Polip kolorektal
Patologi
Penyakit divertikular
Patologi
Kolitis ulserativa
Patologi
Crohns disease : Cobble stone appearance
Patologi
Radiation Proctitis

Radiation proctitis
Patologi
Internal hemorrhoids
Tehnik pewarnaan
Folikel limfoid
Tehnik pewarnaan
Hiperplasia limfoid
Tehnik pewarnaan
Lymphoid plaque
Hot biopsy polypectomy
Cold biopsy polypectomy
Piecemeal polypectomy
Perawatan pasca prosedur

Setelah prosedur, pasien dimonitor di ruang


pemulihan sampai 30 - 45 menit, sampai efek
sedasi sudah hilang.
Tidak diperbolehkan menyetir atau bekerja sampai
keesokan harinya.
Mungkin ada perasaan kram atau kembung
karena udara yang tersisa di kolon. Udara akan
hilang melalui flatus.
Perawatan pasca prosedur

Pada umumnya pasien dapat makan setelah


endoskopi, kecuali setelah prosedur terapeutik
yang besar (contohnya: polipektomi ukuran
besar, kontrol perdarahan, dll)
Dokter akan menjelaskan ke pasien tentang
rencana selanjutnya setelah kolonoskopi.

Anda mungkin juga menyukai