12 kasus:
Empat anjing : menunjukkan gejala regurgitasi
Delapan anjing : muntah kronis yang refrakter terhadap pengobatan.
Tanda klinis campuran 12 Anjing : anoreksia, penurunan berat badan, kelesuan
dan diare.
Laju pernapasan, denyut nadi, dan suhu dubur berada dalam kisaran fisiologis
normal pada semua anjing sebelum evaluasi endoskopi.
Nilai yang dicatat untuk parameter hematobiochemical adalah
Rata-rata konsentrasi hemoglobin ditemukan normal, sedangkan
jumlah leukosit lebih besar dengan derajat neutrofilia ringan
sebelum evaluasi endoskopi.
Nilai rata-rata nitrogen urea darah dan kreatinin serum lebih tinggi
sebelum evaluasi endoskopi, yang dapat dikaitkan dengan gangguan
produksi urin yang dihasilkan dari kehilangan cairan akibat muntah
kronis.
Nilai rata-rata ALT dan AST berada dalam kisaran normal dalam
semua kasus.
• Dilakukan pemeriksaan radiografi polos pada 6 ekor anjing dan radiografi
kontras pada 4 ekor anjing.
• Radiografi kontras membantu dalam diagnosis satu kasus divertikulum
esofagus, satu kasus extramural mass, satu kasus megaoesophagus (Jain
dan Tayal, 2008).
• Pada satu anjing dengan gastritis hemoragik, radiografi kontras
mengungkapkan adanya barium sulfat di perut di area antrum pilorik
bahkan setelah dua jam pemberian, menunjukkan keterlambatan
pengosongan lambung.
• Pemeriksaan ultrasono-grafik memberikan informasi pelengkap tentang
entitas klinis
• Semua hewan dipuasakan selama 12 jam sebelum endoskopi. Hewan-
hewan yang menunjukkan pengosongan lambung yang tertunda diberikan
periode puasa yang diperpanjang sebelum endoskopi.
Tiga kasus esofagitis didiagnosis secara endoskopi. Dalam dua
kasus, muncul perdarahan pada kerongkongan, ulserasi dan
erosi. Dalam satu kasus, esofagus distal menunjukkan area
kecil erosi (Gbr. 1).
Esofagitis digambarkan oleh erosi eritematik, lapisan mukosa
tidak teratur dan struktur mukosa yang meradang mungkin
menyebabkan penyempitan lumen esofagus, menyebabkan
rasa sakit saat menelan dan emesis.
Dalam dua kasus ada peradangan akut pada kerongkongan
Gambar 1. gambar endoskopi
sedangkan pada kasus ketiga mungkin gangguan pencernaan yang menunjukkn area kecil erosi
dan refluks asam yang menyebabkan eritema dan pada esofagus distal
granularitas mukosa. Guilford dan Strombeck (1996) juga
melaporkan bahwa pengasaman yang berkepanjangan dari
mukosa esofagus, dan berkurang atau tidak adanya
pembersihan esofageal dapat berkontribusi pada patogenesis
peradangan.
• Dalam penelitian ini, megaoesophagus didiagnosis (dengan radiografi dan
• pada dua anjing jantan German Shepherd yang terkena regurgitasi persisten
• Mega esofagus kongenital terjadi karena perkembangan saraf yang tidak lengkap