SYNCOPE
Dosen Pembimbing :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “KeperawatanGawatDarurat
Syncope ” sesuai waktu yang ditentukan.
Makalah ini penulis susun sebagai salah satu pemenuhan tugas Keperawatan
GawatDarurat pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan.
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat Bapak/Ibu:
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan.
Penulis menyadari Makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini
bermanfaat bagi penulis pada khususnya bagi semua pembaca pada umumnya.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sinkop
2. Untuk mengetahui etiologi dari sinkop
3. Untuk mengetahui patofisiologidarisinkop
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari sinkop
5. Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaaan diagnostik pada sinkop
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada sinkop
7. Untuk mengetahui diagnostic keperawatan dari sinkop
8. Untuk mengetahui intervensi keperawatan dari sinkop
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Syncope adalah kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh yang
tiba-tiba dan bersifat sementara, dengan konsekuensi terjadi pemulihan spontan.
Kehilangan kesadaran tersebut terjadi akibat penurunan aliran darah ke otak dan
akan membaik tanpa membutuhkan terapi kimiawi maupun elektrik (Hardisman,
2014).
Jatuh pingsan adalah hilangnya kesadaran dan kontrol otot untuk sesaat
(beberapa detik hingga beberapa menit) yangmenyebabkan seseorang
terjatuhsecara mendadak. Penyebabnya adalah panas disertai dehidrasi, tekanan
emosi, perubahan posisi tubuh yang mendadak seperti dari jongkok ke berdiri,
sakit perut, berdiri terlalu lama, kehilangan darah, batuk-batuk, nyeri saat buang
air kecil, pengobatan tertentu, merosotnya kadar gula darah (hipoglikemi)dan
gangguan jantung (Saubers 2011).
2.2 Etiologi Sinkop
Faktor yang dapatmemicuterjadinya syncope dibagimenjadi 2 yaitu:
faktorpsikogenik (rasa takut, tegang, stresemosional, rasa nyerihebat yang
terjadisecara tiba2 dantidakterdugadan rasa
ngerimelihatdarahatauperalatankedokteransepertijarumsuntik) danFaktor non
psikogenik (posisi duduk tegak, rasa lapar, kondisifisik yang jelek, danlingkungan
yang panas, lembabdanpadat).Penyebab paling umum dari sinkop pada orang tua
adalah hipotensi ortostatik, refleks sinkop, terutama CSS, dan arrhythmias jantung
(Angel Moya et al, 2009).
Adapun penyebab syncope paling sering dibedakan menjadi beberapa
bagian diantaranya yaitu: (Hardisman, 2014)
1. Vaskuler
Disebabkan oleh adanya penurunan volume darah. Volume darah akan
berkurang pada perdarahan, dehidrasi, keringat berlebihan dan berkemih
berlebihan.
2. Kardiak
Disebabkan oleh irama jantung yang tidak beratuaran, biasanya karena
takiaritmia (ventricular atau supraventrikuler) atau bradiaritmia. Pada
seseorang yang memiliki irama jantung abnormal, jantungnya tidak mampu
meningkatkan curah jantung untuk mengkompensasi menurunya tekanan
darah. Ketika dalam keadaan istirahat, orang tersebut akan merasa baik-baik
saja; mereka akan pingsan jika sedang melakukan aktivitas karena kebutuhan
tubuh akan oksigen akan meningkat secara tiba-tiba. Keadaan ini disebut
sinkop eksersional.
3. Neurologic atau Serebrovaskuler
Mekanisme kompensasi terhadap sinyal yang berasal dari bagian tubuh
lain. Kram usus bisa mengirim sinyal kejantung melalui syaraf vagus yang
akan memperlambat denyut jantung sehingga pingsan. Berbagai sinyal lainya
bias menyebabkan pingsan jenis ini misalnya nyeri, ketakutan, melihat darah
4. Metabolic
Penyebab metabolik pada syncope sangat jarang, gangguan metabolic
yang menyebabkan syncope adalah hipoglikemia, anemia, hiperventilasi
(berkurangnya kadar karbondioksida dalam darah).
5. Syncope situasional
Syncope situasional merupakan kondisi pingsan pada situasi tertentu yang
menyebabkan gangguan peredaran darah ke otak 20 misalnya karena batuk
atau karena berkemih berlebihan biasanya terjadi jika jumlah darah yang
mengalir kembali ke jantung berkurang selama mengendan.
2.3 Patofisiologi
Pingsan ortostatik terjadi jika seseorang duduk atau berdiri terlalu cepat.
Parade ground syncope terjadi jika seseorang berdiri untuk waktu yang lama pada
cuaca yang panas. Otot kaki tidak digunakan sehingga tidak mendorong darah
kearah jantung, karena itu darah terkumpul di pembuluh balik tungkai dan
tekanan darah turun. Syncope vasovagaldapat terjadi jika seseorang duduk atau
berdiri, dan sering didahului oleh mual, kelemahan, menguap, penglihatan kabur
dan berkeringat. Penderita terlihat pucat, denyut nadi semakin melambat dan
kemudian pingsan (Hardisman, 2014).
Pathway
Gangguansu
playnutrisid
Jantung Saraf PosisiTubuh
anelektrolit
Gangguanpo
mpajantung
Tekanandarahmenurun
Nutrisiselota
Gangguansuplaidarah
kTidakadeq
uat
Gangguancurahjantung
KelemahanPe
nurunanKinerj Gangguansuplay O2 Penurunansuplaydarahp
aotak adajaringantubuhdanota
k
Jaringan Otak
Penurunanalirand
arahpddaerahperif
Hipoksia Gangguan erdanselotak
perfusi
jaringan
serebral
penurunansuplay Gangguan Gangguan
O2 perfusi transportasi ke
padajaringandanse jaringan dan sel otak
lotak
Iskemia
Prognosa lebih
buruk
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sinkop adalah kehilangan kesadaran sementara akibat hipoperfusi serebral
global transien dikarakteristikkan dengan onset cepat, durasi yang pendek, dan
pemulihan spontan. Prevalensi dan insiden sinkop meningkat seiring pertambahan
usia dengan hingga 30% angka kejadian rekuren. Secara garis besar, klasifikasi
sinkop didasarkan atas patofisiologi yang mendasarinya; terdiri dari: (i) Sinkop
Refleks (Neurally-mediated syncope), (ii) Sinkop akibat hipotensi ortostatik, dan (iii)
sinkop kardiak (kardiovaskular).
Evaluasi pasien dengan sinkop dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisis,
dan EKG standar. Bila pada evaluasi awal diagnosis masih belum jelas, selanjutnya
dilakukan stratifikasi resiko dan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan etiologi.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain : masase sinus karotis, challenge
ortostatik berupa berdiri aktif dan tilt test, monitoring elektrokardiografi (contohnya
monitoring holter atau pemasangan implantable loop recorder), studi
elektrofisiologi, ekokardiografi, tes adenosin trifosfat, excercise stress test,
angiografi koroner serta evaluasi neurologis maupun psikiatri bila diperlukan.
Prinsip penanganan pasien sinkop adalah untuk memperpanjang harapan
hidup, membatasi cedera fisik dan mencegah rekurensi. Terapi optimal untuk sinkop
harus ditujukan pada etiologi yang mendasari.
1.2 Saran
Agar
mahasiswadapatmenyusunasuhankeperawatandenganbenardantepatsertadapatpengetahuant
entang syncope
DAFTAR PUSTAKA
Alimurdianis. (2010). Diagnosis dan piñata laksanaan sinkop kardiak. Skripsi. Naskah tidak
dipublikasikan. Sub Bagian Kardiologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran
UNAND, Padang. Indonesia
Angel Moya et al. 2009. Guidelines for the Diagnosis and Management of Syncope. Oxford:
European Heart Journal.
David b. (2010) vasodepressor syncope di tempat praktek dokter gigi: bagaiman mencegah dan
mengatasinya?. Jurnal PDGI, 59 (1), 8-13
Hardisman. (2014). Gawat Darurat Medik Praktis. Yogyakarta: pustaka baru
Khadilkar, et al. (2013). ‘ Are Syncopes in sitting and supine Position Diferent? Body Position
Syncope :A Study Of III Patients’, Indra original article
Salim et al. 2005. Effectiveness of Fludrocortisone and Salt in Preventing Syncope Resurrence in
Children. New York: Elsevier Limited.
Saubers, Nadin 2011, Semua yang Harus Anda Ketahui Tentang P3K, Mitra Setia, Yogyakarta.
Notulen
Pathway
Gangguansu
playnutrisid
Jantung Saraf PosisiTubuh
anelektrolit
Gangguanpo
mpajantung
Tekanandarahmenurun
Nutrisiselota
Gangguansuplaidarah
kTidakadeq
uat
Gangguancurahjantung
KelemahanPe
nurunanKinerj Gangguansuplay O2 Penurunansuplaydarahp
aotak adajaringantubuhdanota
k
Jaringan Otak
Penurunanalirand
arahpddaerahperif
Hipoksia Gangguan erdanselotak
perfusi
jaringan
serebral
Iskemia
Prognosa lebih
buruk
2. Susi Rosita Amalia (penanya)
Pertanyaan : apa perbedaan dari syncope dan penurunan kesadaran mohon
dijelaskan serta penangananya bagaimana
Hanif Wahyu Erifiana (jawab)
Jawaban : berbeda dengan pingsan yang hanya berlangsung sementara dan kembali
sadar penuh setelahnya, penurunan kesadaran dapat menetap untuk waktu yg lebih lama
Penanganan dari syncope seperti halnya ditayangkan di video menurut dr.oz sedangkan
penurunan kesadaran dengan cara amankan diri,lingkungan,serta pasien dan berikan
posisi supine, dimana kepala dantungkai diletakkan lebih tinggi daripada kepala.