ANTOPOMETRI
OLEH:
NUR HIKMAH
NIM. 16.02.01.2154
Menurut Jellife D.B. (1989), yang termasuk factor internal adalah genetik,
obstetrik, dan seks.
2) Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalamwaktu singkat,
tidak dapat membedakan kekurangan zat gizitertentu, misal Fe dan Zn
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dansensitivitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapatmempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasilpengukuran (fisik
dan komposisi jaringan), analisis danasumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihanpetugas yang
tidak cukup, kesalahan alat, kesulitanpengukuran.
Pengukuran Antropometri (Susilowati. 2008) meliputi :
1. Mid-upper-arm fat areRasio berat/tinggi
2. Lebar siku
3. Rasio lingkar pinggang panggul(waist-hip circumference ratio)
4. Tinggi lutut
5. Perubahan berat badan Suprailiac skinfold
6. Berat badan
7. Lingkar kepala Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold
5) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak.
Secarapraktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya
kepalaatau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus.
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.
Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar
kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran
otak dan lapisantulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan
keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar kepala dan Lingkar dada
cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan
sebagaiinformasi tambahan dalam pengukuran umur.
6) Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar
dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat
digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada
dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada
lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang
lambat sehingga perbandingan rasio lingkar dada dan kepala adalah kurang dari
1.
7) Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi
badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia.
Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa
tulang, bungkuk, sukar untuk mendapatkan data tinggi badan akurat. Data tinggi
badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang
berusia >59 tahun.
Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
8) Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri
dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.
Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk
mendapatkan informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan
dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga yang paling mudah.
Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi
lemak sub-kutan):
a. Ultrasonik
b. Densitometri (melalui penempatan air padadensitometer atau underwater
weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan kaliper: skin-
fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1
mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden
Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat
penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan kaliper:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular
PROSEDUR DALAM PENGUKURAN
ANTROPOMETRI PADA ANAK
Alat yang digunakan dan cara kerja yang dipakai ditentukan berdasarkan
A. Berat badan
B. Tinggi Badan
a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau >)
1. Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak ada gunakan tirai
pembatas.
2. Pita pengukur
A. Berat Badan
(warna BIRU). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai
muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada ujung kiri kaca
d. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai
diujung kiri atas kaca display) dan isikan pada kolom: Berat Badan pada
dibulatkan menjadi satu digit misal 0,51 - 0,54 dibulatkan menjadi 0,5
c. Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan anak) dengan
pengurangan (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan ibu. Isikan
b. Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul
tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau
tonjolan (rata).
berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca
d. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada
kepala).
d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit
keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada
dinding.
g. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar
h. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di
koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm. Isikan ke dalam
formulir.
badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status gizi anak
(Susilowati. 2008).
a. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila
tidak ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya,
lantai).
b. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel
c. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup
d. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan
kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
e. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan
dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi/ anak.
f. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang lebih
3. Persiapan:
a. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek
4. Pengukuran:
c. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan
ke arah perut.
d. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
menggunakan pita LiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri tanda
h. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah
Keterangan:
1. Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri keterangan
2. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau sobek.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.