Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANTOPOMETRI

OLEH:
NUR HIKMAH
NIM. 16.02.01.2154

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan


Penggunaan antropometri sebagai salah satu metode untuk mengukur status gizi
masyarakat sangat luas. Antropometri berasal dari kata antrophos dan metros.
Antrophos memiliki arti tubuh, sedangkan metros adalah ukuran. Antropometri yaitu
ukuran dari tubuh. Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering
digunakan di masayarakat. Antropometri dalam pengertian adalah suatu sistem
pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh (Potter & Perry, 2006).
Contoh penggunaan: Program gizi masyarakat dalam pengukuran status gizi balita,
Kegiatan penapisan status gizi masyarakat.
Pengertian pertumbuhan (growth) dan perkembangan mencakup peristiwa yang
statusnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan merupakan
Peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai
remaja. Pertumbuhan lebih menekankan pada fisik, sedangkan perkembangan lebih
menekankan padamental dan kejiwaan seseorang. Pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu,
yang diukur dengan ukuran berat (gram,pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Kecepatan pertumbuhan berbeda pada setiaptahapan kehidupan, hal ini dipengaruhi
oleh:
1. Kompleksitas dan ukuran dari organ
2. Rasio otot dengan lemak tubuh (Supariasa, dkk, 2001).
Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal tinggi badan,
ditandai denganperubahan otot, lemak dan perkembangan organ yang diikuti oleh
kematangan hormon seks. Pertumbuhan yang optimal sangat dipengaruhi oleh potensi
biologisnya. Tingkat pencapaian fungsi biologis seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang saling berkaitan: genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan
perilaku (Susilowati. 2008).
Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-
sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya termasuk pula
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau. Penampilan kemampuan (skill) yang
diakibatkan oleh kematangan sistem saraf pusat, khususnya diotak. Perkembangan anak
yang sehat searah (paralel) dengan pertumbuhannya (Jelliffe DB, 1989).
Pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik sedangkan Perkembangan
lebih menekankan pada aspek pematangan fungsi organ, terutama kematangan sistem
saraf pusat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:

a. Faktor Internal (Genetik)


1) Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan
2) Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang
ditandai dengan:
(a) Intensitas dan kecepatan pembelahan
(b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
(c) Umur pubertas
(d) Berhentinya pertumbuhan tulang.
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis
kelamin, obstetrik, dan ras (suku/bangsa)
Gangguan pertumbuhan:
a. Di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetic.
b. Di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh
lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara optimal.

Menurut Jellife D.B. (1989), yang termasuk factor internal adalah genetik,
obstetrik, dan seks.

b. Faktor Eksternal (Lingkungan)


1) Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang
optimal. Yang termasuk faktor lingkungan adalah bio-fisikpsikososial.
Faktor lingkungan dibagi dua:
o Faktor pranatal
o Faktor pascanatal
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain adalah:
(a) Lingkungan Pranatal
o Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir.
o Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zatkimia, endokrin,
radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
o Dipengaruhi oleh lingkungan
o Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor psikososial,
keluarga dan adat-istiadat. Contoh;
 Internal
a. Genetik Individu (keluarga)
Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan plasenta)
b. Obstetrik BBLR
Lahir kembar
c. Seks (Anindya. 2009).
Laki-laki lebih panjang dan berat
 Eksternal
a. Gizi
- Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan iodium)
- Gizi Bayi (ASI dan susu botol)
- Gizi Anak (protein, energi, iodium, zink, vitamin D dan
asam folat
b. Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan obat-obat
lainnya
c. Lingkungan Iklim yakni Daerah kumuh
d. Penyakit
o Endokrin Hormon pertumbuhan
o Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan cacing
o Kongenital Anemia sel sabit, kelainan metabolisme
sejak lahir
o Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus halus,
jantung, ginjal dan hati
o Psikologis Kemunduran mental/emosi

2.2 JENIS-JENIS PERTUMBUHAN


1. Pertumbuhan linear
a. Menggambarkan status gizi pada masa lampau.
b. Bentuk dan ukuran pertumbuhan linear berhubungan dengan panjang.
c. Contoh ukuran panjang: panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala. Yang
paling sering digunakan tinggi atau panjang badan.
2. Pertumbuhan massa jaringan
a. Menggambarkan status gizi pada saat sekarang atau pada saat pengukuran.
b. Bentuk dan ukuran massa jaringan: massa tubuh
c. Contoh ukuran massa jaringan : berat badan, lingkarlengan atas, tebal lemak
bawah kulit. Ukuran yang paling sering digunakan adalah berat badan
(Supariasa, dkk, 2001).
PEMBAHASAN ANTROPOMETRI

3.1 Pengertian Antropometri


Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula muncul dalam
“Body measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun
1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai: “Pengukuran pada
variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan
derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu
pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak
tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak”.
Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan
kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi,
interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang buruk pada
pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah
kurva pertumbuhan (growth chart) pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat
timbangan yang akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita pengukur.
Antropometri berasal dari kata: antropos (tubuh) dan metros (ukuran). Antopometri
berarti ukuran tubuh.
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagaitingkat umur dan tingkat gizi
(Jellife, 1966)
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari
berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini
biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti
lemak, otot danjumlah air dalam tubuh (Susilowati. 2008).

3.2 Syarat yang Mendasari Penggunaan Antropometri


a. Alat mudah didapat dan digunakan.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
c. Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khususprofesional, dapat oleh tenaga
lain setelah mendapatpelatihan.
d. Biaya relatif murah.
e. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan buku rujukan yang
sudah pasti.
f. Secara ilmiah diakui kebenarannya (Susilowati. 2008).

3.3 Keunggulan dan Kelemahan Antropometri


1) Keungggulan Antropometri
a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
cukup besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dandibuat di
daerah setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang danbaik, karena
sudah ada ambang batas yang jelas.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi

2) Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalamwaktu singkat,
tidak dapat membedakan kekurangan zat gizitertentu, misal Fe dan Zn
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dansensitivitas pengukuran antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapatmempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasilpengukuran (fisik
dan komposisi jaringan), analisis danasumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihanpetugas yang
tidak cukup, kesalahan alat, kesulitanpengukuran.
Pengukuran Antropometri (Susilowati. 2008) meliputi :
1. Mid-upper-arm fat areRasio berat/tinggi
2. Lebar siku
3. Rasio lingkar pinggang panggul(waist-hip circumference ratio)
4. Tinggi lutut
5. Perubahan berat badan Suprailiac skinfold
6. Berat badan
7. Lingkar kepala Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold

3.4 Jenis Parameter Antropometri


1) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah. Batasan umur yang
digunakan (Puslitbang Gizi Bogor, 1980):
a. Tahun umur penuh (completed year)
Contoh: 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
b. Bulan usia penuh (completed month)
untuk anak umur 0-2 tahun
Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan
2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan

2) Berat Badan (BB)


Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan
pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat digunakan sebagai indikasi:
a. Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
b. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untukmelihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
(dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor).
c. Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
d. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang.
e. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein ototmenurun.
f. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh.
g. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya
terjadi pada orang kekurangan gizi.

Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:


a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik
memberikan gambaran pertumbuhan.
c. Umum dan luas dipakai di Indonesia.
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan
pengukur.
e. Digunakan dalam KMS.
f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
g. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi: dacin.
3) Tinggi Badan(TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif
pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta
dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan
menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat
dikesampingkan.
Alat ukur Tinggi Badan meliputi:
a. Alat pengukur panjang badan bayi: untuk bayi ata uanak yang belum dapat
berdiri.
b. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri.

4) Lingkar Lengan Atas


Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah,
murah dan cepat. tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh,
dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringanotot dan lapisan lemak
bawah kulit.
Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat
mencerminkan:
a. Status KEP pada balita
b. KEK pada ibu hamil: risiko bayi BBLR
Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber glass
atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.
Ambang batas (Cut of Points):
a. LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm
b. Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm
c. Balita dengan KEP <12.5 cm
Kelemahan menggunakan LLA:
a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia.
b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak prasekolah
tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa.

5) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak.
Secarapraktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya
kepalaatau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus.
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.
Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar
kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran
otak dan lapisantulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan
keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar kepala dan Lingkar dada
cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan
sebagaiinformasi tambahan dalam pengukuran umur.

6) Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar
dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat
digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada
dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada
lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang
lambat sehingga perbandingan rasio lingkar dada dan kepala adalah kurang dari
1.

7) Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi
badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia.
Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa
tulang, bungkuk, sukar untuk mendapatkan data tinggi badan akurat. Data tinggi
badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang
berusia >59 tahun.
Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
8) Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri
dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.
Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk
mendapatkan informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan
dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga yang paling mudah.
Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi
lemak sub-kutan):
a. Ultrasonik
b. Densitometri (melalui penempatan air padadensitometer atau underwater
weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan kaliper: skin-
fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1
mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden
Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat
penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan kaliper:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular
PROSEDUR DALAM PENGUKURAN
ANTROPOMETRI PADA ANAK

4.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dan cara kerja yang dipakai ditentukan berdasarkan

pengukuran antropometri itu sendiri, diantaranya:

A. Berat badan

Ada 2 macam timbangan berat:

1. Tipe Salter spring balance:

a. Timbangan gantung (Posyandu)

b. Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian 100 g

2. Tipe Bathroom scale:

a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri, atau

b. Menimbang anak bersama ibunya

c. Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100 g

B. Tinggi Badan

Ada dua alat untuk pengukuran tinggi badan yaitu:

1. Vertical Measure (Microtoise) kapasitas 2 meter dan ketelitian 0,1 cm.

a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau >)

b. Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm


2. Baby length board

a. Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun

b. Mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm

C. Lingkar Lengan Atas (LLA)

a. skinfold caliper (panjang 33cm ketelitian0,1 cm)

b. dan meteran ukur panjang

D. Pengukuran Lingkar Perut

Alat yang dibutuhkan:

1. Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak ada gunakan tirai

pembatas.

2. Pita pengukur

3. Spidol atau pulpen

4.2 Cara Kerja

A. Berat Badan

1. Timbangan digital merk AND

a. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah kanan

(warna BIRU). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai

muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada ujung kiri kaca

display, berarti timbangan siap digunakan.

b. Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di

tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca .


c. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap

tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk

(memandang lurus kedepan)

d. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai

angka tidak berubah (STATIS)

e. Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda bulatan O

diujung kiri atas kaca display) dan isikan pada kolom: Berat Badan pada

formulir RKD.IND. Bagian XI. No 1. Angka hasil penimbangan

dibulatkan menjadi satu digit misal 0,51 - 0,54 dibulatkan menjadi 0,5

dan 0,55 - 0,59 dibulatkan menjadi 0,6

f. Minta Responden turun dari alat timbang

g. Alat timbang akan OFF secara otomatis.

2. Mengukur bayi yang belum bisa berdiri

a. Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama.

b. Catat angka yang terakhir.

c. Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan anak) dengan

berat badan ibu. Pembulatan berat badan anak dilakukan setelah

pengurangan (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan ibu. Isikan

pada kolom: Berat badan pada formulir

B. Panjang atau tinggi badan


1. Pengukur tinggi badan : MICROTOISE dengan kapasitas ukur 2 meter dan

ketelitian 0,1 cm.

a. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di

dinding agar tegak lurus.

b. Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul

tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau

tonjolan (rata).

c. Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang

berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca

menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan

lakban pada bagian atas microtoise.

d. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada

posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

2. Prosedur Pengukuran Tinggi Badan


a. Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup

kepala).

b. Pastikan alat geser berada diposisi atas.

c. Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.

d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit

menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.

e. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.

f. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden.

Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam

keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada

dinding.

g. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar

(kebawah ) Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis

merah, sejajar dengan mata petugas.

h. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di

atas bangku agar hasil pembacaannya benar.

i. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang

koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm. Isikan ke dalam

formulir.

3. Pengukuran Panjang Badan untuk Anak yang Belum Bisa Berdiri


Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan data panjang

badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status gizi anak

(Susilowati. 2008).

a. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila

tidak ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya,

lantai).

b. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel

penggeser di sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang

tidak bisa digeser.

c. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup

panjang untuk menaruh bayi/anak.

d. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan

kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.

e. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan

menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki

bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian panel yang

dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi/ anak.

f. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang lebih

besar. Misalkan: 67,5 cm. Isikan ke formulir

g. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.


C. Lingkar Lengan Atas

1. Diukur dengan pita ukur non-elastis. Sebagai alternatif bila tidak

memungkinkan mengukur BB dan TB (keadaan darurat atau untuk skrining)

2. Nilai ambang batas untuk balita 12,5 – 13 cm dapat menggantikan interpretasi

BB-TB rendah atau wasting.

3. Persiapan:

a. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek

b. Jika lengan responden > 33cm, gunakan meteran kain

c. Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang

apapun serta otot lengan tidak tegang


d. Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat

atau lengan bagian atas tidak tertutup.

4. Pengukuran:

a. Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada responden bahwa

petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri responden sampai pangkal

bahu. Bila responden keberatan, minta izin pengukuran dilakukan di dalam

ruangan yang tertutup.

b. Tentukan posisi pangkal bahu.

c. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan

ke arah perut.

d. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan

menggunakan pita LiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri tanda

dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin kepada

responden). Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik nolnya.

e. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden

sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku).

f. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.

g. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.

h. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah

angka yang lebih besar).

i. Tuliskan angka pembacaan pada formulir.

Keterangan:
1. Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri keterangan

pada kolom catatan pengumpul data).

2. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau sobek.

DAFTAR PUSTAKA

Anindya. 2009. Mengukur Status Nutrisi Dewasa. http://www.rajawana.com


/artikel/kesehatan/390-mengukur-status-nutrisi-dewasa.html [15 Mei 2010]

http:www//jadd.Jelliffe DB, 1989, Community Nutrtional Assessment, Oxford


University Press, hlm. 57.blogroll-php765=iaqsr [15 Mei 2010]

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Supariasa, dkk, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit EGC.

Susilowati. 2008. Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi.


http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf. [15 Mei
2010]

Anda mungkin juga menyukai