Dosen Pembimbing:
MOH.SAIFUDIN , S.Kep., Ns.,M.Kep.
Disusun Oleh:
Nama : Nurul Syafiqah
NIM : 19.02.03.1694
1
LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA
A. Pengertian Lansia
2
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1965 pasal 1,
merumuskan bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau
lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Akhmadi, 2009).
3
sehingga bila jenis ini berhenti berputar maka akan meninggal dunia
meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit.
2) Teori Mutasi Simpatik atau Error Catastrophe Teori
Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatic
akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses
transkripsi DNA atau RNA yang menyebabkan terjadinya penuaan
kemampuan fungasional sel. Salah satu hipotesa yang berhubungan
dengan mutasi sel somatik adalah :Hipotesa Error Catastrophe, yaitu
terjadinya kesalahan dalam proses transaksi atau DNA-RNA mampu
dalam proses translasi RNA-protein atau enzim.
3) Teori Kesalahan Genetik
Menurut Orgell dikutip dari Oswari (1997). Proses menjadi tua
disebabkan oleh tumpukan kesalahan selgenetik DNA. Teori tersebut
berdasarkan bahwa gen atau zat pembawa sifat keturunan dari sel
terdapat kromosom memperbanyak diri sebelum terjadi pembelahan sel
yaitu sebelum terjadi pembelahan sel dan sebelum terjadi generasi baru.
autoimmune.
4
Radikal bebas dapat termasuk di alam bebas dan dalam tubuh.Jika
(Pangkahila, 2007):
1) Tahap Subklinik (usia 25-35 tahun) Pada tahap ini, sebagian besar
biasanya tidak tampak dari luar, karena itu pada usia ini dianggap usia
2) Tahap Transisi (usia 35-45 tahun) Pada tahap ini kadar hormon
tiap tahunnya. Pada tahap ini orang mulai merasa tidak muda lagi dan
tampak lebih tua. Kerusakan oleh radikal bebas mulai merusak ekspresi
5
sendi, berkurangnya memori, penyakit jantung koroner dan diabetes. 3.
Tahap Klinik (usia 45 tahun ke atas) Pada tahap ini penurunan kadar
vitamin dan mineral. Penyakit kronis menjadi lebih nyata, sistem organ
10%.
6
perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan ketahanan
stress.
warna biru atau hijau. Pada mata bagian dalam, perubahan yang
7
sehingga memengaruhi kemampuan untuk menerima dan
8
antara lain temperatur suhu tubuh menurun (hipotermia) secara
darah berkurang.
9
9. Sistem Perkemihan Perubahan pada sistem perkemihan antara
10
vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, jumlah dan
1. Kesepian
11
tersebut beberapa hal yang dapat memengaruhi perasaan kesepian
2. Kecemasan
karena sendirian dan tidak akan ada yang menolong saat sekarat
nantinya.
12
3. Depresi
F. Tipe Lansia
13
2) Tipe Mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
4) Tipe Pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5) Tipe Binggung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh.
14
Kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun
batiniah seperti kebutuhan akan jaminan dihari tua, kebebasan, dan
kemandirian.
3) Kebutuhan Social (Social Needs)
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain
melalui penyuluhan, organisasi profesi, kesenian, olahraga, dan kesamaan
hobi.
4) Kebutuhan Harga Diri (Estem Needs)
Kebutuhan akan harga diri untuk diakui keberadaanya.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
Kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik rohani maupun data
daya fikir berdasarkan pengalaman masing-masing bersemangat untuk
hidup, dan berperan dalam kehidupan.
15
santai
6) Mempersiapkan diri untuk kematianya dan kematian pasangan.
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Jenis Kelamin: Laki-laki yang mengalami penurunan pendapatan
(Hayati, 2014).
yang bukan pegawai akan dapat uang pensiun. Selain itu jumlah uang
2. Riwayat Penyakit
1) Keluhan utama: kaji apa yang dikeluhkan lansia saat ini terkait
dengan kondisi fisiknya.
16
2) Riwayat penyakit sekarang: kaji tentang keluhan/ sakit yang
dirasakan lansia dengan cara menanyakan apakah ada penyakit
seperti hipertensi, asam urat, Dm dan sebagainya.
3) Riwayat penyakit dahulu: kaji apakah dulu pernah mengalami suatu
penyakit (seperti alergi) penyakit metabolism atau penyakit
menular.
4) Riwayat penyakit keluarga: kaji adakah keluarga, anak atau cucu,
lansia juga sakit/ punya suatu penyakit.
3. Pengkajian Status Fungsional
Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan
seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara
mandiri.Indeks Katz adalah alat yang secara luas digunakan untuk
menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit
kronis. Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan
mengukur efek tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi.
Indeks ini merentang kekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi,
berpakaian, toileting, berpindah, kontinen dan makan.
Tingkat Kemandirian Lansia :
a. kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
mandi, berpakaian dan mandi
b. kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu
dari fungsi tambahan
c. kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
d. kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
e. kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
f. kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil.
g. Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
17
4. Pengkajian status kognitif
Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul
akibat kesalahan konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif.
Akan tetapi perubahan struktur dan fisiologi yang terjadi pada otak
selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan adaptif & fungsi
secara nyata.
Pengkajian status kognitif :
a. SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan
intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai orientasi, memori dalam
hubungan dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan
kemam[uan matematis.
b. MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi,
registrasi,perhatian dank kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa.
Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha 30, dengan nialu 21 atau
kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang
memerlukan penyelidikan leboh lanjut.
c. Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang
behubungan dengan depresi.
dilakukan meski tidak ada keluhan berarti yang dirasakan lansia guna
18
c. Mata: kaji bentuk, kesimetrisan, adanya penurunan ketajaman
penglihatan, kesimetrisan terhadap cahaya.
d. Hidung: kaji bentuk adanya sumbatan/ tidak, sesuai penciuman
menurun.
e. Telinga: kaji kesimetrisan, kebersihan telinga, keadaan membrane
timpani, adanya penurunan fungsi pendengaran.
f. Thorax: inspeksi bentuk dada apakah ada alat bantu nafas,
krepitasi, detormity, perkusi paru, suara jantung, bentuk payudara.
g. Abdomen: kaji bentuk bising usus, bentuk abdomen,
h. Genetalia: kaji apakah adanya penurunan fungsi perkemihan
i. Muskoloskeletal: penurunan masa keluhan otot, pemendekan fosa,
penyempitan rongga interver, penurunan mobilitas sendi dan
rentang gerak.
j. Neurologi: penurunan laju refleks, penurunan kemampuan
berespon terhadap insomnia, periode tidur meningkat.
6. Pengkajian status psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial dan terjadi pada
proses penuaan.
19
C. Intervensi Keperawatan
20
- Verbalisasi Terapeutik
herapan terpenuhi - Fasilitasi adaptasi
meningka peran keluarga
- Verbalisasi terhadap perubahan
kepuasn peran peran yang tidak
meningkat diinginkan
- Verbalisasi - Fasilitasi bermain
harapan terpenuhi peran dalam
meningkat mengantisipasi
- Verbalisasi reaksi orang lain
kepuasan peran terhadap perilaku
meningkat - Fasilitasi diskusi
- Adaptasi peran harapan dengan
meningkat keluarga dalam
peran timbal balik
Edukasi
- Diskusikan perilaku
yang dibutuhkan
untuk
pengembangan
peran
- Diskusikan
perubahan peran
yang diperlukan
akibatpenyakit atau
ketidakmampuan
- Diskusikan strategi
positif untuk
meneglola
perubahan peran
3. Manajemen Setelah dilakukan Dukungan koping
tindakan keperawan keluarga
Kesehatan Keluarga
diharapkan manajemen Observasi
Tidak Efektif kesehatan keluarga Identifikasi
membaik dengan respons emosional
berhubungan dengan
Kriteria Hasil terhadap kondisi
kesulitan ekonomi Manajemen saat ini
kesehatan keluarga Identifikasi
- Kemampuan kesesuaian antara
harapan pasien,
menjelaskan
keluarga dan
masalah kesehatan tenaga kesehatan
Terapeutik
yang dialami
Fasilitasi
meningkat penggungkapan
perasaan atara
- Aktivitas keluarga
21
mengatasi masalah pasien dan
anggota keluarga
kesehatan tepat
Fasilitasi
meningkat memperoleh
pengetahuan,
- Verbalisasi
keterampilan, dan
kesulitan peralatan yang
diperlukan untuk
menjalankan
mempertahankan
perawatan yang keputusan
perawatan pasien
ditetapkan
Edukasi
menurun Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
22
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R. S., 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Jakarta: EGC.
23