Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya, sebab kecelakaan
harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang
ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat
dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali Menurut, Suma’mur (2013).
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan yang
mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta benda atau kerugian waktu.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
Menurut catatan World health organization (WHO), 45% penduduk dunia dan
58% penduduk yang berusia diatas sepuluh tahun tergolong tenaga kerja. Diperkirakan
dari jumlah tenaga kerja diatas, sebesar 35% sampai 50% pekerja di dunia terpajan
bahaya fisik, kimia, biologi, dan juga bekerja dalam beban kerja fisik dan ergonomi yang
melebihi kapasitasnya termasuk pula beban kerja psikologis. Berdasarkan statistik dari
International labour office, 120 juta kecelakaan kerja terjadi setiap tahunnya di tempat
kerja di seluruh dunia (Laksono, 2012).
Masalah kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi. Pada 2010 tercatat
kasus kecelakaan kerja sebanyak 65.000 kasus atau menurun dibanding 2009 yang
mencapai 96.314 kasus. Dari 96.314 kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia
pada 2009, sebanyak 87.035 tenaga kerja sembuh total, 4.380 mengalami cacat fungsi,
2.713 cacat sebagian, 42 cacat total, dan 2.144 meninggal dunia. Di Indonesia setiap
tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (Yulianti, 2012). Menteri Ketenaga kerjaan
(Menaker), Hanif Dhakiri menyebutkan, sepanjang tahun 2018 lalu telah terjadi 157.313
kasus kecelakaan kerja, atau meningkat dibandingkan kasus kecelakaan kerja yang terjadi
tahun 2017 sebesar 123 ribu kasus.
Data Jamsostek tahun 2008, menunjukkan bahwa kasus kecelakaan kerja (KK)
selama tahun 2003-2006 menunjukkan grafik turun naik. Selama tahun 2003 terjadi
sebanyak 105.846 KK, tahun 2004 sebanyak 95.418 KK, tahun 2005 sebanyak 99.023
KK, dan pada tahun 2006 menurun menjadi 95.624 KK. Statistik kecelakaan kerja pada
sektor Mineral dan Batubara sejak tahun 2008-2013 menunjukkan kecelakaan yang
menyebabkan kematian, yaitu sejumlah 19 jiwa (tahun 2008), 44 jiwa (tahun 2009), 15
jiwa (tahun 2010), 22 jiwa (tahun 2011), 29 jiwa (tahun 2012), dan 45 jiwa (tahun 2013)
(Lestari, 2014).
Industri sektor pertambangan memiliki risiko tinggi, misalnya di pertambangan
minyak dan gas bumi. Banyaknya kecelakaan yang terjadi di sektor migas, seperti
kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan, dan lainnya menyebabkan industri migas
memiliki potensi bahaya yang tinggi terhadap kejadian kecelakaan kerja (Ramli, 2014).
Industri migas merupakan salah satu industri dengan tingkat risiko kecelakaan
yang sangat tinggi. Dalam OSHA strategic management plan, disebutkan bahwa operasi
pelayanan lapangan industri minyak dan gas termasuk dalam salah satu dari tujuh industri
dengan tingkat bahaya yang tinggi (Ratnasari, 2013).
Triase adalah pengelompokan pasien berdasarkan berat cideranya yang harus di
prioritaskan ada tidaknya gangguan airway, breathing, dan circulation sesuai dengan
sarana, sumberdaya manusia dan apa yang terjadi pada pasien (Siswo, 2015). Sistem
triase yang sering di gunakan dan mudah dalam mengaplikasikanya adalah mengunakan
START (Simple triage and rapid treatment) yang pemilahanya menggunakan warna .
Warna merah menunjukan prioritas tertinggi yaitu korban yang terancam jiwa jika tidak
segera mendapatkan pertolongan pertama. Warna kuning menunjukan prioritas tinggi
yaitu koban moderete dan emergent. Warna hijau yaitu korban gawat tetapi tidak darurat
meskipun kondisi dalam keaadaan gawat ia tidak memerlukan tindakan segera. Terakhir
adalah warna hitam adalah korban ada tanda-tanda meninggal (Ramsi, IF. dkk ,2014)
Label kuning merupakan salah satu indikator warna yang digunakan ketika
mengidentifikasi, memilah dan menempatkan pasien pada kategori prioritas untuk
mendapatkan perawatan sesuai dengan tingkat keparahan dalam sistem triase. Pada label
kuning, perawatan pasien dapat ditunda dalam waktu kurang dari 30 menit. Warna
kuning termasuk prioritas tinggi yaitu korban gawat dan darurat yang tidak dapat
dimasukan prioritas tertinggi (label merah) maupun prioritas sedang (label hijau) (Ramsi ,
2014). Pasien dengan kriteria respirasi 10-30 x/menit , nadi teraba, capillary revilltime
lebih dari 2 detik dan niali GCS kurang dari 13 merupakan kriteria pasien label kuning
(Kilner T, 2002).

1.2 Tujuan Roleplay


1.2.1 Tujuan Umum
Pelaksanaan Roleplay ini dapat menjadikan mahasiswa mampu melakukan
tindakan kegawat daruratan dengan klasifikasi triase berdasarkan tingkat
keparahan pasien, dan juga mampu mengajarkan mahasiswa dalam berkomunkasi
serta bekerjasama baik dalam tim.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Rolepay kegawat daruratan mahasiswa mampu:
a. Membedakan klasifikasi triase berdasarkan prioritas nya.
b. Mampu mengetahui dan memahami proses triage.
c. Mampu melakukan pertolonga pertama.
d. Mampu berkerjasama tim dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Skenario Kasus


Ada sebuah desa yang dimana masyarakat nya sering mengeluh tentang jalan
yang kurang baik, juga jembatan yang hancur, dan tidak layak lagi untuk dilewati,
sedangkan hanya jembatan itu alternatif satu-satu nya yang bisa dilewati masyarakat
untuk pergi kekota,di jembatan itu juga pernah terjadi kecelakaan, karna jembatan yang
mulai rapuh tadi, kemudian kepala desa mengajukan keluhan yang dirasakan masyarakat
kepada pihak kabupaten, pihak kabupaten pun menanggapi dan langsung memberikan
dana untuk pembangunan jembatan, tidak menunggu waktu lama, perbaikan jembatan
pun dilakukan. Suatu ketika seorang pekerja sedang bekerja memperbaiki jembatan
tersebut timbul tragedi, jembatan itu roboh dan menyebabab kan 3 dari 8 pekerja yang
berada di jembatan itu ikut terjatuh, juga 2 orang perempuan yang lewat. Pekerja 1
mengalami luka sobek pada bagian dagu juga bagian pelipis dan mengalami pendarahan
di bagian lengan kanan, seorang pekerja 2 mengalami dislokasi pada bagian kaki kanan
karena terjepit kayu serta luka lecet dibagian tangan dan pipi,pekerja 3 mengalami luka
lecet bagian tangan kiri juga kaki kiri serta lebam di bagian paha kiri, perempuan 1
mengalami pingsan, dan perdarahan pada bagian kepala karna terpentur batu, perempuan
2 mengalami close fraktur di bagian kaki kiri dan luka lecet di bagian tangan.

2.2 Deskripsi Pelaksanaan Roleplay


2.2.1 SettingTempat
Setting tempat dalam pelaksanaan roleplay oleh kelompok akan dilakukan
di ruang terbuka dan tertutup, yang tebuka hanya ilustrasi saja, sedangkan yang
tertutup dilakukan di lab kampus keperawatan menyesuaikan dengan kasus yang
kelompok ambil yaitu kecelakaan kerja, karna tidak memungkinkan nya untuk
tempat diluar, maka kelompok hanya memperlihatkan ilustrasi dari pihak lain
atau google, sedangkan di ruang tertutup kelompok menggunakan lab kampus
sebagai ganti tempat di IGD Rumah sakit
2.2.2 Setting waktu
Untuk waktu pelaksanaan roleplay dilakukan di siang hari, menyesuaikan
dengan kasus yang bekerja pada siang hari, dilakukan nya saat libur kuliah atau
saat ada jam kosong. Rentang waktu pelaksanaan roleplay di lakukan perkiraan
tanggal 19 sampai 21 April 2019 bertepatan dengan tanggal merah.

2.3 Skenario dan Dialog


1) Tokoh dan pemeran
Perawat 1 : Wulandari
Perawat 2 : Rahmi Humaida
Perawat 3 : Yuti Yuliani
Perawat 4 : Rusma
Pasien 1 : Alda Novendra
Pasien 2 : Aldy Prayoga
Pasien 3 : M.Usman Ramadhan
Pasien 4 : Husnul Lilian Mai kurnia P
Pasien 5 : Lidya Sartika
2) Dialog
Di sebuah Rumah Sakit X ruang IGD jam 13.30 tedapat pasien dengan
kecelakaan kerja di sebuah proyek pembangunan di jembatan, dengan jumlah
pasien 5 orang, pasien 1 mengalami luka sobek pada bagian dagu juga bagian
pelipis dan mengalami pendarahan di bagian lengan kanan,pasien 2 mengalami
dislokasi pada bagian kaki kanan karena terjepit kayu serta luka lecet dibagian
tangan dan pipi, pasien 3 mengalami luka lecet bagian tangan kiri juga kaki kiri
serta lebam di bagian paha kiri, pasien 4perempuan mengalami pingsan, dan
perdarahan pada bagian kepala karna terpentur batu, pasien 5 seorang perempuan
mengalami close fraktur di bagian kaki kiri dan luka lecet di bagian tangan.
(seluruh perawat melaksanakan tugas mengambil brankar dan memindahkan
pasien ke brankar kemudian membawa pasien ke ruangan, masing-masing
perawat menangani 1 pasien karena jumlah pasien 5 orang )
Perawat 1 : ( menangani pasien 1 (laki-laki) setelah pemeriksaan di dapatkan :
luka sobek pada bagian dagu juga bagian pelipis dan mengalami pendarahan di
bagian lengan kanan,kemudian perawat mengklasifikasikan pasien masuk kriteria
triase berlabel kuning).
Penanganan : 1. Tekan luka langsung dengan jari atau telapak tangan
2. Bila perdarahan tidak berhenti maka tinggikan anggota tubuh
yang cidera (hanya pada alat gerak), Hingga melebihi tinggi
jantung untuk mengurangi terjadinya kekurangan darah
3. Jika perdarahan masih berlangsung tekan pada titik tekan.
4. Pertahankan dan tekan cukup kuat
5. Pasang balutan untuk menekan luka

Perawat 2 : (menangani pasien 2 ( laki-laki) setelah pemeriksaan di dapatkan :


dislokasi pada bagian kaki kanan , luka lecet dibagian tangan dan pipi, kemudian
perawat mengklasifikasikan pasien masuk kriteria triase berlabel hijau .
Penanganan : Melakukan pembidaian untuk mengurangi cedera kaki.

Perawat 3 : (menangani pasien 3 (laki-laki) setelah pemeriksaan di dapatkan


hasil :luka lecet bagian tangan kiri juga kaki kiri serta lebam di bagian paha kiri,
perawat mengkalsifikasikan pasien masuk kriteria triase berlabel hijau.
Penanganan : 1. Sesegera mungkin kompreslah dengan menggunakan air dingin
pada daerah yang memar untuk mengurangi perdarahan dan
pembengkakan
2. Angkat bagian tersebut dengan posisi lebih tinggi dari jantung
untuk mengurangi daerah lokal.
Perawat 4 : (menangani pasien 4 (perempuan) mengalami pingsan, dan
perdarahan pada bagian kepala karna terbentur batu, kemudian perawat
mengklasifikasi pasien masuk kriteria triase berlabel merah.
Penanganan : 1. Memelihara jalan nafas dan menyediakan ventilasi yang adekuat,
melakukan resusitasi pada saat dibutuhkan, kaji cedera dan
obstruksi jalan nafas
2. Kontrol perdarahan dan konsekuensi nya
3. Evaluasi dan pemulihan curah jantung
4. Mencegah dan menangani syok, memelihara sirkulasi
5. Mendapatkan pemeriksaan fisik secara terus menerus
6. Menentukan apakah pasien mengikuti perintah, evaluasi, ukuran
dan aktivitas, pupil dan respon motorik nya.
7. Mulai pantau EKG
8. Lakukan penatalaksanaan jika ada dugaan fraktur servikal
dengan cedera kepala
9. Melindungi luka dengan balutan steril

Perawat 5 : (menangani pasien 5 (perempuan) mengalami close fraktur di bagian


kaki kiri dan luka lecet di bagian tangan, kemudian perawat mengklasifikasi
pasien masuk kriteria triase berlabel kuning.
Penanganan : 1. Melakukan pemasangan gips untuk mengurangi menstabilkan
tulang fraktur.
2. Menggunakan reduksi terbuka dan fiksasi internal dan eksternal
untuk menjaga tulang tidak bergerak.
3. Posisi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salah satu akibat dari perkembangan teknologi yang merugikan adalah
kecelakaan, kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang tidak bisa dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harus harta benda.
Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman dan dalam kondisi
sehat, sehingga terbebas dari resiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja
cedera atau bahkan mati.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi: pencegahan
terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat
pekerjaan, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemua itu
menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahtraan umat manusia.
Triase adalah usaha pemilihan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioitas penanganan
dan sumber daya yang ada, ada prinsip dalam pelaksaanaan triase yaitu: Triase harus
cepat dan tepat, Pemeriksaan harus adekuat dan akurat, Keputusan yang dimbil harus
berdasarkan pemeriksaan, Memberikan intrvensi berdasarkan kaekutan kondisi,
Kepuasan pasie tercapai.

3.2 Saran
Saran sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca
khusus nya kepda perawat atau mahasiswa agar lebih mendalami materi yang telah di
paparkan dalam makalah ini, agar dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun
saat berada dilapangan sehingga dapat menerapkan keperawatan kegawatdaruratan.

Anda mungkin juga menyukai