Anda di halaman 1dari 11

Retinopati Hipertensi

Pembimbing
dr. Septiani Nadra Indawaty, Sp.M

HANA SULISTIA (712021065)


Definisi
Retinopati hipertensi adalah suatu
kondisi dengan karakteristik
perubahan vaskularisasi retina pada
populasi yang menderita hipertensi.

Perubahan-perubahan yang terjadi


dapat mencakup penyempitan
arteriola retina yang tidak teratur,
perdarahan pada lapisan serat saraf
dan lapisan
pleksiform luar, eksudat dan bercak
cotton-wool, lipid star dalam
makula, perubahan arteriosklerotik,
Klasifikasi
Modifikasi klasifikasi Scheie oleh American Academy of
Ophtalmology.
Patofisiologi

Tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami


vasokonstriksi secara generalisata. Hal ini merupakan akibat dari
peningkatan tonus arteriolus dari mekanisme autoregulasi yang
seharusnya berperan sebagai fungsi proteksi. Pada pemeriksaan
funduskopi akan terlihat penyempitan arterioles retina secara
generalisata. Peningkatan tekanan darah secara persisten akan
menyebabkan terjadinya penebalan intima pembuluh darah,
hiperplasia dinding tunika media dan degenerasi hialin. Pada
tahap ini akan terjadi penyempitan arteriolar yang lebih berat dan
perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai
”arteriovenous nicking”. Terjadi juga perubahan pada refleks
cahaya arteriolar yaitu terjadi pelebaran dan aksentuasi dari
refleks cahaya sentral yang dikenal sebagai ”copper wiring”.
Arteriovenous Nicking
Patofisiologi

Dinding aretriol normal bersifat transparan, sehingga yang


terlihat sebenarnya adalah darah yang mengalir. Pantulan cahaya
yang tipis dibagian tengah lumen tampak sebagai garis refraktif
kuning sekitar selebar seperlima dari lebar lumen. Apabila
dinding arteriol diinfiltrasi oleh sel lemak dan kolesterol akan
menjadi sklerotik. Dinding pembuluh darah secara bertahap
menjadi tidak transparan dan dapat dilihat, dan refleksi cahaya
yang tipis menjadi lebih lebar. Produk-produk lemak kuning
keabuan yang terdapat pada dinding pembuluh darah bercampur
dengan warna merah darah pada lumen pembuluh darah akan
Copper wiring (panah putih) menghasilkan gambaran khas “copper-wire’”. Hal ini
dan arteriovenous nicking menandakan telah terjadi arteriosklerosis tingkat sedang. Apabila
(panah hitam) sklerosis berlanjut, refleksi cahaya dinding pembuluh darah
berbentuk “ silver-wire”.
Patofisiologi

Tahap pembentukan eksudat, akan menimbulkan kerusakan pada


sawar darahretina, nekrosis otot polos dan sel-sel endotel,
eksudasi darah dan lipid, dan iskemik retina. Perubahan-
perubahan ini bermanifestasi pada retina sebagai gambaran
mikroaneurisma, hemoragik, hard exudate dan infark pada
lapisan serat saraf yang dikenal sebagai cotton-wool spot. Edema
diskus optikus dapat terlihat pada tahap ini, dan biasanya
merupakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang
sangat berat
Papil edema,cotton wool spot,flame
haemorrhage dan hard exudates.
Diagnosis

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisis
3. Pemeriksaan penunjang seperti funduskopi,
pemeriksaan visus, pemeriksaan tonometri
terutama pada pasien lanjut usia dan pemeriksaan
USG Bscan untuk melihat kondisi di belakang
lensa diperlukan untuk membantu menegakkan
diagnosis pasti. Pemeriksaan laboratorium juga
penting untuk menyingkirkan penyebab lain
retinopati selain dari hipertensi.
Diagnosis
Funduskopi:
biasa didapatkan perubahan pada
vaskularisasi retina, infark koroid tetapi
kondisi ini jarang ditemukan pada
Anamnesis hipertensi akut yang memberikan
gambaran Elschnig’s spot yaitu atrofi
● Sakit kepala dan nyeri pada mata.
sirkumskripta dan dan proloferasi epitel
● Penurunan penglihatan atau
pigmen pada tempat yang terkena
penglihatan kabur hanya terjadi pada infark. Pada bentuk yang ringan,
stadium III atau stadium IV perubahan hipertensi akan menyebabkan
vaskularisasi akibat hipertensi. peningkatan reflek arteriolar yang akan
Arteriosklerosis tidak memberikan terlihat sebagai gambaran copper wire
simptom pada mata. atau silver wire.
Diagnosis

Pemeriksaan laboratorium harus


mencantumkan permintaan untuk
pengukuran tekanan darah, urinalisis,
pemeriksaan darah lengkap terutama
kadar hematokrit, kadar gula darah,
pemeriksaan elektrolit darah terutama
kalium dan kalsium, fungsi ginjal
terutama kreatinin, profil lipid dan
kadar asam urat.
Tatalaksana
Tekanan darah harus diturunkan dibawah 140/90
mmHg.

Penggunaan obat ACE Inhibitor terbukti dapat


mengurangi kekeruhan dinding arteri retina.

Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan.


Pasien dinasehati untuk menurunkan berat badan
jika sudah melewati standar berat badan ideal
seharusnya. Konsumsi makanan dengan kadar lemak
jenuh harus dikurangi sementara intake lemak tak
jenuh dapat menurunkan tekanan darah. Konsumsi
alkohol dan garam perlu dibatasi dan pasien
memerlukan kegiatan olahraga yang teratur.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai