Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KSM KESEHATAN JIWA


RS DARMO SURABAYA
2019

GANGGUAN WAHAM MENETAP


Serangkaian gangguan dengan waham waham yang berlangsung lama dan
merupakan sebagai satu satunya gejala klinis yang khas atau yang paling
Pengertian (Definisi)
mencolok serta tidak dapat digolongkan sebagai ganggguan menal organik,
skizofrenia atau afektif.
1. Waham yang sistematis
2. Waham yang non sistematik 
3. Waham kebesaran (delusi megaloman)
4. Waham kehinaan (delusi nihilistic)
5. Waham tuduhan diri
6. Waham kejaran (delution of persecution)
7. Waham sindiran
8. Erotomania: waham cinta, biasanya terhadap orang-orang terkenal (bintang
Anamnesis
film, pejabat)
9. Kebesaran (megalomania) : punya kelebihan, kekuatan, kekuasaan; penemuan
penting; waham keagamaan (pemimpin umat, nabi)
10. Cemburu : paranoia, lebih sering pada laki-laki
11. Penganiayaan : paling sering; pemarah, benci, menyakiti
12. Somatik : dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik; sering
infeksi (bakteri, virus, parasit); dysmorphofobia (bentuk tidak serasi pada
hidung dan dada); bau badan (kulit, mulut, vagina, dsb)
1. Waham yang sistematis
2. Waham yang non sistematik 
3. Waham kebesaran (delusi megaloman)
4. Waham kehinaan (delusi nihilistic)
Pemeriksaan Fisik 5. Waham tuduhan diri
6. Waham kejaran (delution of persecution)
7. Waham sindiran
8. Erotomania
9. Paranoia
1. Merupakan satu-satunya gejala atau gejala atau yang paling mencolok 
2. Sudah berlangsung paling sedikit 3 bulan dan khas pribadi
3. Bila terdapat gejala depresi, maka gejala waham harus tetap ada pada saat
Kriteria Diagnosis
depresinya hilang.
4. Tidak disebabkan penyakit otak, tidak terdapat halusinasi, dan tanpa riwayat
skizofrenia, dan tanpa riwayat skizofrenik
Diagnosis Gangguan waham menetap
Diagnosis Banding 1. Skizofrenia
2. Gangguan skizoafektif
Pemeriksaan Penunjang -
1. Terapi obat-obatan anti psikotik {Fenothiazin, Khloropromazin (dengan nama
jual Thorazine), butirofenon (haloperidol, Hadol), dan thioksantin (thiothiksin,
Terapi Navane)}
2. Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
3. Terapi psikososial
1. Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri
Edukasi 2. Perawatan dengan pengawasan yang ketat
3. Dukungan dan peran serta keluarga
Ad vitam: dubia ad bonam
Prognosis Ad sanationam: dubia ad bonam
Ad fumgsionam: dubia ad bonam
Tingkat Evidens IV
Tingkat Rekomendasi C
Penelaah Kritis KSM Kesehatan Jiwa
Indikator Medis Kondisi pasien membaik 
1. Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDG-III, editor Dr, Rusdi
Maslim. 1993. hal 3
Kepustakaan 2. Kaplan.H.I, Sadock.B.J, Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal
502-540

Surabaya, 10 Januari 2019

Ketua KSM Kesehatan Jiwa


Ketua Komite Medik

dr. Achmad Lefi., SpJP FIHA


dr. Didi Aryono B., SpKJ
Direktur RS Darmo

dr. Imam Soewono., SpPD

PH/VS/RCP

Anda mungkin juga menyukai

  • OSTEOMYELITIS
    OSTEOMYELITIS
    Dokumen2 halaman
    OSTEOMYELITIS
    Komite Medik RS Darmo Surabaya
    100% (1)
  • Cedera Kepala
    Cedera Kepala
    Dokumen4 halaman
    Cedera Kepala
    Komite Medik RS Darmo Surabaya
    Belum ada peringkat
  • CP Batu Ginjal
    CP Batu Ginjal
    Dokumen4 halaman
    CP Batu Ginjal
    Komite Medik RS Darmo Surabaya
    Belum ada peringkat
  • Cedera Kepala Pada Anak
    Cedera Kepala Pada Anak
    Dokumen4 halaman
    Cedera Kepala Pada Anak
    Komite Medik RS Darmo Surabaya
    Belum ada peringkat
  • 15 Pid.B 2014 PN - Dps.
    15 Pid.B 2014 PN - Dps.
    Dokumen18 halaman
    15 Pid.B 2014 PN - Dps.
    Komite Medik RS Darmo Surabaya
    Belum ada peringkat
  • IZIN
    IZIN
    Dokumen1 halaman
    IZIN
    Komite Medik RS Darmo Surabaya
    Belum ada peringkat