PERDARAHAN SUBARAHNOID
Suatu keadaan kegawatdaruratan yang ditandai oleh nyeri kepala yang sangat hebat
Pengertian (Definisi) “worst headache ever” (VAS 9-10) yang muncul akut/tiba-tiba akibat perdarahan di
ruang subarahnoid
1. Gejala prodomal yaitu :
a. Gejala peningkatan tekanan intrakranial dapat berupa sakit kepala, muntah-
muntah, sampai kesadaran menurun
b. Gejala rangsang meningeal berupa sakit kepala, kaku leher, silau, sampai
kesadaran menurun
Anamnesis 2. Gejala khusus untuk perdarahan subarahnoid dapat berupa :
a. Manifestasi peningkatan tekanan intracranial karena edema serebri,
hidrosefalus, dan terjadinya perdarahan berulang
b. Defisit neurologis fokal
c. Manifestasi stroke iskemik karena vasospasme bergantung kepada
komplikasinya
1. Tanda rangsang meningeal/kaku kuduk
2. Nyeri kepala
3. Kelumpuhan saraf kranial
Pemeriksaan Fisik 4. Kelemahan motorik
5. Defisit sensorik
6. Gangguan otonom
7. Gangguan neurobehavior
Nyeri kepala yang sangat hebat, muncul akut/tiba-tiba, disertai kaku kuduk, dengan
Kriteria Diagnosis atau tanpa defisit neurologis lain dan pada CT-Scan kepala didapatkan gambaran
hiperdens di ruang subarachnoid
Diagnosis Perdarahan Subarahnoid
1. Stroke Hemoragik (bila belum dilakukan CT Brain)
Diagnosis Banding
2. Meningitis
1. CT-Scan + CT Angiografi
2. EKG
3. Doppler Carotis
4. Transcranial Doppler Serial
5. Lab : hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), APTT
(Activated Partial Thrombin Time), waktu prothrombin (PT), INR, gula darah puasa
Pemeriksaan dan 2 jam PP, HbAIC, profil lipid, C-reactive protein (CRP), laju endap darah dan
Penunjang pemeriksaan atas indikasi seperti enzim jantung (troponin / CKMB), serum
elektrolit, analisis hepatic, dan pemeriksaan elektrolit
6. Foto thorax
7. Urinalia lengkap
8. Lumbal pungsi jika diperlukan
9. Pemeriksaan neurobehavior (fungsi luhur)
10. DSA Serebral
Terapi 1. Tatalaksana Umum :
a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
b. Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
c. Pengendalian tekanan intracranial (mannitol jika diperlukan)
d. Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
e. Analgetik dan antipiterik jika diperlukan
f. Gastroprotektor jika diperlukan
g. Manajemen nutrisi
h. Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH
2. Tatalaksana Spesifik :
a. Manajemen hipertensi (nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium Antagonist,
Beta blockeer, diuretic)
b. Manajemen gula darah (insulin, anti diabetic oral)
c. Pencegahan perdarahan ulang (Vit K, antifibrinolitik)
d. Pencegahan vasospasme (nimodipin)
e. Neuroproektor
f. Perawatan di unit stroke
g. Neurorestorasi
3. Tindakan Intervensi atau Operatif
a. Clipping Aneurisma
b. Coiling Aneurisma
c. VP Shunt/external drainage sesuai indikasi
1. Penjelasans sebelum MRS (rencana rawat, biaya, pengobatan, prosedur, masa dan
tindakan pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, risiko dan komplikasi)
2. Penjelasan mengenai prosedur/tindakan yang akan dilakukan serta risiko dan
Edukasi
komplikasi
3. Penjelasan mengenai faktor risiko dan pencegahan rekurensi
4. Penjelasan mengenai pemulangan pasien (discharge planning)
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Prognosis
Pada kasus dengan severity level tinggi (Skala WFNS > drade 3, prognosis dubia ad
malam)
Tingkat Evidens I / II / III / IV
Tingkat Rekomendasi A/B/C
Penelaah Kritis KSM Bedah Saraf
Indikator Medis Tidak ada pendarahan atau volume pendarahan menurun hingga vital sign stabil
1. Connoly ES, Rabinstein A, et All , Guidelines for The Management of Aneurysmal
Subarachnoid Hemorrhage, American Heart Association/American Stroke
Association.Stroke. 2012;43:1711-1737
2. Steiner T, Juvela S, Jung C, Forsting M, Rinkel G. European Stroke Organization
Guidelines for the Management of Intracranial Aneurysms and Subarachnoid
Hemorrhage. Cerebrovasc Dis 2013;35:93-112
Kepustakaan 3. Van Gijn J, Rinkel GJE, Subarachnoid Hemorrhage, diagnosis, causes and
management, Brain 2001: 124: 249-78
4. Widdick EFM , The Clinical Practise of Critical Care Neurology, 2e, Oxford University
press.2003.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
6. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015
Direktur RS Darmo
PH/VS/RCP