Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan
kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama dari kecacatan data dari NHLB”S
Farmingham Heart Study, di Amerika Serikat diperkirakan ada 600.000 penderita stroke
baru dan stroke ulang tiap tahunnya 500.000 penderita (Tjipto, 1997).
Di Indonesia belum ada data epidemiologi stroke yang lengkap tetapi proporsi
penderita stroke dari tahun ke tahun meningkat. Hal ini terlihat dari laporan survei
kesehatan Rumah Tangga Depkes RI di rumah sakit-rumah sakit di 27 provinsi di
Indonesia antara tahun 1984 sampai dengan 1986 meningkat yaitu 0,12 per 100 penderita
di tahun 1984, naik menjadi 0,89 per 100 penderita tahun 1986 (Tjipto, 1997).
Di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan pada tahun 1997, pasien stroke yang rawat
inap 255 pasien. Pada tahun 1998 ada 298 pasien stroke, tahun 1999 ada 393 pasien
stroke dan tahun 2000 ada 459 pasien stroke (Tjipto, 1997).
Stroke merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan kematian, kecacatan
dan biaya yang dikeluarkan sangat besar, maka perlu usaha pencegahan untuk terjadinya
stroke primer, maupun stroke sekunder (Stroke Ulang). Hipertensi merupakan faktor
resiko yang penting untuk terjadinya stroke. Dengan mengendalikan tekanan darah maka
dapat menurukan kejadian stroke primer maupun stroke sekunder (Tjipto, 1997).
Terapi gizi menjadi salah satu penunjang dalam proses penyembuhan. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan gizi, terapi gizi merupakan kesatuan dari
asuhan medis dan asuhan keperawatan.
Penatalaksanaan terapi gizi harus disesuaikan dengan perubahan fungsi organ agar
tidak melebihi kemampunya dalam melaksanakan fungsi normal dalam tubuh.
Disamping itu keadaan dan perkembangan penyakit juga harus diperhatikan dalam
penatalaksanaanya. Dengan demikian, perlu penatalaksanaan diet bagi penderita Stroke,
terutama Stroke Ulang.

1
B. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan terapi diit bagi pasien dengan diagnosa Stroke Non
Hemoragi yang dirawat di Ruang Unit Stroke Melati B RSUD dr. Darsono Kabupaten
Pacitan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan anamnesa gizi pada pasien
b. Mampu melakukan pengumpulan dan analisa data yang diperlukan untuk
menunjang terapi diit.
c. Mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diet pada pasien.
d. Mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penyuluhan dan
konsultasi gizi.

C. Manfaat
a. Dapat memberikan gambaran mengenai pelayanan penatalaksanaan diit pasien dengan
Stroke Non Hemoragi
b. Dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dengan keadaan atau kondisi pasien,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan gizi bagi pasien
c. Pasien dan keluarga pasien dapat mengetahu terapi diit yang diberikan sehingga
pasien dapat menerapkan diit yang dianjurkan dalam penatalaksanaan makanannya
dirumah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Strok (bahasa Inggris : stroke) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan
darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran
darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau
mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi
yang dikendalikan oleh jaringan itu. Strok adalah penyebab kematian yang ketiga di
Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat
diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada anggota
badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk
menggarisbawahi betapa seriusnya strok ini, beberapa tahun belakangan ini telah
semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah
dikenal luas, “serangan jantung”. Strok terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat
oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara.

B. Jenis Stroke
Strok dibagi menjadi dua jenis yaitu Strok iskemik maupun strok hemorragik.
1. Strok iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat
suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83%
mengalami strok jenis ini.
2. Strok hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan dara merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70
persen kasus strok hemorragik terjadi pada penderita hipertensi.

C. Tanda-Tanda atau Gejala Stroke


Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut :
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunya fungsi
sensorik.
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial : menurun kemampuan membau,
mengecap, mendengar dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun,
ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3
3. Cerebral cortex : aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan
sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau
serangan awal stroke.

D. Faktor Penyebab Stroke


1. Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanana darah tinggi),
kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes,
riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.
2. Faktor resiko perilaku, antara lain merokok (aktif dan pasif), makanan tidak sehat
(junk food, fast food), Alkohol, kurang olahraga, mendengkur, kontrasepsi oral,
narkoba dan obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, menurut statistik. 93%
pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.
Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-
marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan
yang berlemak.

E. Cara Mengurangi Faktor Resiko


1. Memelihara tekanan darah
2. Menghentikan merokok
3. Diit rendah lemak
4. Latihan fisik yang teratur
5. Menghindari dan menguatkan terhadap stress mental

F. Penatalaksanaan
1. Pengertian Diit Rendah Garam
Pasien membatasi konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (Asupan natrium :
2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium
klorida dapat menyebabkan keseimbangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
edema atau asites dan atau hipertensi.
2. Tujuan Pemberian Diit Rendah Garam

4
Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

3. Syarat Diit
a. Cukup energi
b. Cukup protein
c. Cukup vitamin dan mineral
d. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
e. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat atau tidaknya retensi garam atau air dan
atau hipertensi.

5
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Studi Kasus


1. Waktu Pengumpulan Data
Data dikumpulkan pada tanggal 23 sampai dengan tanggal 26 April 2020.
2. Tempat Studi Kasus
Studi Kasus dilaksanakan di Ruang Unit Stroke Melati B RSUD dr. Darsono
Kabupaten Pacitan.

B. Jenis dan Cara Mengumpulkan Data


1. Jenis Data
a) Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara wawancara langsung kepada keluarga serta
dari pengamatan langsung terhadap kondisi fisik pasien. Data primer meliputi
data subyektif, sosial ekonomi, anamnesa gizi, kebiasaan makan sebelum
masuk rumah sakit, intake makanan sebelum masuk rumah sakit, kebiasaan
hidup, serta intake makanan selama ada di rumah sakit.
b) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari catatan rekam medis pasien yang meliputi keadaan
umum pasien, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang dan klinis,
hasil pemeriksaan fisik, laboratorium serta perkembangan penyakit selama
pasien dirawat.
2. Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara dilaksanakan dengan metode tanya jawab langsung dengan dan
keluarganya. Meliputi data kondisi sosial ekonomi, anamnesa gizi, kebiasaan
makan, kebiasaan hidup, asupan makan sebelum dan sesudah dirawat.
b. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati langsung asupan makanan
pasien dan kondisi fisik pasien.

6
c. Pencatatan
Pencatatan dilakukan dengan mencatat dari catatan rekam medis pasien
mengenai perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik, klinis, laboratorium dan
pemeriksaan lain.
C. Bahan dan Alat
1. Leaflet Diet Rendah Garam : digunakan pada saat konsultasi kepada pasien dan
keluarga.
2. Alat Tulis : digunakan untuk menulis dan mencatat rekam medis, data subyektif,
sosial ekonomi, anamnesa gizi, kebiasaan makan sebelum masuk rumah sakit,
intake makanan sebelum masuk rumah sakit, kebiasaan hidup, serta intake
makanan selama ada di rumah sakit.
3. Form Asuhan Gizi Klinik di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan : digunakan
untuk mengetahui data Nutrition Assesment, Nutrion Diagnosis, Nutrition
Intervention dan Monitoring Evaluation.
4. Pita LILA : digunakan untuk mengukur Lingkar Lengan atas supaya dapat
mengetahui status gizi pasien.
5. Metlin : digunakan untuk mengukur tinggi lutut dan rentang lengan.

7
BAB IV
GAMBARAN UMUM PENDERITA

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Nomor RM : 470057
Alamat : Sukorejo Sudimoro
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Tanggal Dirawat : 18 April 2020
Tanggal Pengambilan Kasus : 23 April 2020
Tempat dirawat : Unit Stroke Melati B

B. Assesment Gizi
1. Data Subyektif
a. Keluhan
1) Keluhan utama Pasien saat Masuk Rumah Sakit
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan utama kesadaran menurun,
tidak bisa berbicara, kelemahan anggota gerak kanan (Tangan dan kaki
sebelah kanan lemas), pusing, mual dan muntah.
2) Keluhan utama Pasien saat Study Kasus
Lemah, pusing, anggota gerak kanan tidak dapat digerakkan, kesadaran
menurun dan tidak bisa bicara.
b. Riwayat Penyakit
1) Riwayat Penyakit Sekarang : Stroke Non Hemoragi
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Satu bulan yang lalu pasien pernah di diagnosa menderita Stroke Ringan
dengan gejala tidak bisa berbicaran dan tidak bisa berjalan karena
hipertensi. Ia di rawat di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan selama
satu minggu dan setelah pulang ia disuruh kontrol tetapi tidak kontrol
karena rumah jauh dari Rumah Sakit.
8
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita penyakit
yang sama dengan pasien.
c. Keadaan Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai seorang petani. Pasien memiliki 2 orang anak yang
sudah bekerja sendiri, istri pasien juga bekerja sebagai buruh tani. Dia tinggal
dirumah bersama istri dan kedua orang tuanya. Untuk biaya perawatan di
RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan ia menggunakan BPJS PBI Kelas III.
d. Kebiasaan Hidup
Tn. M pada waktu dirumah tidak pernah olah raga dan belum pernah
mendapatkan Konsultasi Gizi. Ia tidak pernah olah raga karena ia sibuk
mengurus Sawah. Tn. M sebelum sakit selalu merokok, tetapi ia selalu
membuat rokoknya sendiri, frekuensi merokok kurang lebih 5x/hari.
e. Makanan Kesukaan, Pantangan Makan dan Alergi Makanan
Tn. M dirumah mempunyai sawah atau kebun sayuran seperti kacang panjang,
kangkung dan mempunyai kebun pisang, sehingga ia sangat sering
mengkonsumsi makanan itu. Bila pagi sebelum ke sawah ia selalu sarapan,
merokok dan minum teh manis. Tn. M tidak suka mengkonsumsi makanan
yang amis-amis seperti susu dan ikan. Ia sangat suka mengkonsumsi kopi
2x/hari, sangat suka asin, pedas dan gorengan. Tn. M tidak mempunyai
pantangan makanan dan alergi makanan terhadap makanan.
2. Data Obyektif
a. Antropometri
BB sebelum sakit bulan yang lalu : 75 kg
Tinggi Lutut : 46 cm
LLA Aktual : 26 cm
LLA Baku : 34,7 cm
LLA : 74,92% (Gizi Kurang)
Berdasarkan dari Cara 2 RS. DR. Sardjito maka Status gizi kurang karena
batas :
 Gizi Baik : 85%
 Gizi Kurang : 70%-85%
 Gizi Lebih : < 70%
9
Estimasi TB menggunakan Tanchoco C. Celeste, dkk tahun 2001
TB estimasi = 96,50 + (1,38 x TL) – (0,08 x U) cm
= 96,50 + (1,38 x 46) – (0,08 x 57) cm
= 96,50 + 63,48 – 4,56
= 159,98 – 4,56
= 155,42 cm ▬ 155 cm
BBI = 155 – 100 = 55 Kg
b. Hasil Pemeriksaan klinis dan fisik
1) Fisik
Tanggal Pemeriksaan Fisik
19 April 2020 Mual, Muntah, Pusing, Kesadaran
turun, tidak bisa digerakkan (anggota
gerak kanan), tidak bisa berbicara dan
jalan
20 April 2020 Kesadaran turun, tidak bisa
digerakkan (anggota gerak kanan),
tidak bisa berbicara dan jalan,
Gangguan pengelihatan, BAK +
normal, alloanamnesis
21 April 2020 Kesadaran turun, tidak bisa
digerakkan (anggota gerak kanan),
tidak bisa berbicara dan jalan, lemah,
pusing
22 April 2020 Kesadaran turun, tidak bisa
digerakkan (anggota gerak kanan),
tidak bisa berbicara dan jalan, lemah,
pusing
Sumber : Catatan Rekam Medik, April 2020
2) Klinis
Tanggal Jenis Data Nilai Normal Keterangan
19/4/2020 Tekanan Darah 100/100mmHg 120/80mmHg Rendah
Nadi 80x/menit 80x/menit Normal
Suhu 370C 36-370C Normal
20/4/2020 Tekanan Darah 130/90mmHg 120/80mmHg Tinggi
Nadi 84x/menit 80x/menit Tinggi
Suhu 370C 36-370C Normal
21/4/2020 Tekanan Darah 140/80mmHg 120/80mmHg Tinggi
Nadi 82x/menit 80x/menit Tinggi
Suhu 360C 36-370C Normal
22/4/2020 Tekanan Darah 140/80mmHg 120/80mmHg Tinggi
Nadi 80x/menit 80x/menit Normal
Suhu 370C 36-370C Normal
Sumber : Catatan Rekam Medik, April 2020
10
3) Hasil Pemeriksaan Biokimia
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Keterangan
Pemeriksaan urin/darah normal
18/04/2020 WBC 7,35.103/uL 4,8-10,8 Normal
HGB 15,2 g/dL 14-18 Normal
PLT 261.103/uL 150-450 Normal
NEUT 11,90.103/uL 1,8-8 Tinggi
LYMPH 0,76.103/uL 0,9-5,2 Rendah
BASO 0,01.103/uL 0-0,2 Rendah
NEUT% 89,2% 50-70 Tinggi
LYMPH% 5,7% 25-40 Rendah
MONO % 0,3% 2-8 Normal
EO% 0,1% 0-1 Rendah
Sumber : Catatan Rekam Medik, April 2020

Tanggal Data Kimia Hasil Nilai Keterangan


Pemeriksaan Klinik normal
18/04/2020 Gula Darah 60 mg/dl 60-100 Rendah
Ureum darah 17 mg/dl 20-40 Rendah
Sumber : Catatan Rekam Medik, April 2020
4) Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Jenis Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan
21/4/2009 CT-SCAN 1. Infark Cerebri yang cukup luas di
lobus temporoparietal sinistra
2. Ventrikel lateralis sinistra menyempit
3. Midline normal
20/4/2009 Urinalisasi Warna : Kuning
Kejernihan : Keruh
pH : Asam
Berat Jenis : 1 – 025
Protein : +
Glucosa : -
Keton : - Darah : +
Leukosit estrase : +
Eritrosit : 0,1/LPB
Silinder : 0,1/LPK

c. Hasil Anamnese Diet baik kualitatif maupun kuantitatif


1) Kemampuan Mengunyah/Menelan
Karena adanya gangguan syaraf dan tidak bisa berbicara maka
kemampuan pasien dalam menelan dan mengunyah susah atau kurang.

11
2) Nafsu Makan
Pada awal masuk Rumah Sakit nafsu makan pasien kurang
dikarenakan keluarga tidak berani memberikan makanan Zonde ke pasien
hingga pengamatan hari pertama, namun pada pengamatan hari kedua
nafsu makan pasien sudah mulai bertambah karena keluarga sudah berani
memberikan makanan kepada pasien.
3) Pantangan atau alergi
Pasien tidak mempunyai pantangan atau alergi terhadap makanan
apapun karena apa yang dimasak oleh istri ia selalu makan.
4) Data riwayat gizi/asupan makan pasien :
 Kebiasaan makan (Kualitatif)
a. Suka makanan yang berasa asin
b. Suka gorengan
c. Suka merokok
d. Tidak suka susu
e. Tidak suka ikan-ikanan
f. Suka sayuran hijau seperti : Kangkung, Kacang Panjang, Ketela
g. Suka Pisang
h. Suka Kopi
i. Tidak suka jamu-jamu
j. Tidak minum alkohol
 Kebiasaan makan (Kuantitatif)
Asupan Frekuensi
Makanan pokok (Nasi) 3x/hari
Lauk Hewani (daging, telur) 2x/minggu
Lauk Nabati (tahu, tempe) 1x/hari
Sayur 3x/hari
Buah (Pisang) 1x/hari
Air Putih, Teh Manis, Kopi/Susu 1x/hari
Snack (Biskuit, Roti Mari) 4x/mgg

12
5) Asupan makan pasien sebelum masuk Rumah Sakit
Zat Gizi Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Asupan makanan 1515,95 52,655 20,61 318,305
Kebutuhan Gizi 1742,616 65 48 261,39
Prosentase (%) 86,99% 81,01% 42,93% 121,773%

6) Data recall asupan makan pasien sebelum study kasus


Waktu Menu Porsi E P L KH
06.00 Zonde 100 cc 102,4 3,6 5,6 9,56
09.00 Zonde 130 cc 134,264 5,096 6,24 14,872
12.00 Zonde 170 cc 174,08 6,12 9,52 4,63
15.00 Zonde - 0 0 0 0
18.00 Zonde - 0 0 0 0
21.00 Zonde - 0 0 0 0
Jumlah Asupan 410,744 14,816 21,36 29,062
Kebutuhan Gizi 1742,616 65 48 261,39
Prosentase (%) 23,51% 22,7% 44,5% 11,13%
Diberikan Zonde Biasa 6x pemberian 250 cc

C. Diagnosa Gizi dan Diagnosa Penyakit


1. Diagnosa Gizi
Nutrition Problem Etiologi Sign
Diagnosa
NC 1.1 Asupan makan Gangguan Asupan Energi : 23,51%
kurang menggunyah dan Asupan Protein : 22, 7%
menelan Asupan Lemak : 44,5 %
Asupan Karbohidrat :
11,13%
NB 1.1 Kurang pengetahuan Kurangnya Kebiasaan makan yang
berhubungan dengan informasi salah
makanan

2. Diagnosa Penyakit
Tanggal 18 April 2009 : Susp SNH
Tanggal 23 April 2009 : SNH

13
D. Implementasi Diet
1. Pemberian Terapi Diet
Sesuai dengan diagnosa dokter Tn. M menderita SNH dan mengalami gangguan
sulit bicara dan sulit menelan maka diberikan diet rendah garam II dengan bentuk
makanan yang diberikan Zonde LLM dan cara pemberian lewat NGT.
2. Tujuan Diet
a. Memberikan cukup energi untuk meningkatkan berat badan hingga batas
normal
b. Memperbaiki keadaan stroke
c. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
dengan memperhatikan keadaaan penyakitnya
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Prinsip atau syarat diet
a. Energi diberikan 1943,78 Kkal
b. Protein diberikan 15% dari kebutuhan energi total
c. Lemak diberikan sedang 20% dari kebutuhan energi total, utamakan lemak
jenuh ganda < 10% berasal dari lemak jenuh, kolestreol <300mg
d. Karbohidrat diberikan 320,4 gram
e. Vitamin dan mineral cukup, terutama kalsium, magnesium dan kalium
f. Garam dibatasi 1 ½ sdt (5gr = 2 gr natrium)
g. Makanan mudah cerna, tidak menimbulkan gas
h. Cairan cukup 6-8 gelas/hari
i. Bentuk makanan Zonde LLM
j. Porsi kecil tapi sering
4. Perhitungan Kebutuhan Gizi menggunakan rumus Fillipinos :
BMR = BBI x 24 jam x 1 = 55 x 24 jam x 1 = 1320
Koreksi tidur = BBI x 8jam x 0,1 = 55 x 8jam x 0,1 = 44 -
1276
Aktivitas = 5% x 1276 = 63,8 +
1339,8
SDA =10% x 1339,8 = 133,98+
1473,78

14
Kebutuhan Energi = 1473,78 + 500 = 1973,78 Kkal
Kebutuhan Proten = 15/100 x 1973,78 = 296,067/4 = 74,02 gr
Kebutuhan Lemak = 20/100 x 1973,78 = 395,756/9 = 43,972 gr
Kebutuhan Karbohidrat = 1973,78 – (296,067+395,756) = 1281,948/4 = 320,4 gr
5. Perencanaan Menu
Berdasarkan hasil pengukuran antropometri dan hasil perhitungan maka
implementasi yang dilakukan adalah :
a. Awal Masuk rumah sakit Tn. M diberikan Diit :
1) Terapi Diit : Diit Rendah Garam II
2) Bentuk Makanan : Zonde Biasa
3) Cara Pemberian : NGT
4) Frekuensi Pemberian : 6x pemberian 250cc
b. Selama Study Kasus Tn. M diberikan Diit :
1) Terapi Diit : Diet Rendah Garam II
2) Bentuk Makanan : Zonde LLM
3) Cara Pemberian : NGT
4) Frekuensi Pemberian : Bertahap Hari I dan II diberikan 6x pemberian 250cc,
sedangkan hari III dan IV diberikan 8x pemberian 250cc
Implementasi Hari I Hari II Hari III Hari IV
Terapi Diet Diet Rendah Diet Rendah Diet Rendah Diet Rendah
Garam II Garam II Garam II Garam II
Bentuk Zonde LLM Zonde LLM Zonde LLM Zonde LLM
Makanan
Cara Pemberian NGT NGT NGT NGT
Frekuensi 6xpemberian 6xpemberian 8xpemberian 8xpemberian
Pemberian @250cc @250cc @250cc @250cc
Kebutuhan Zat E = 1519,8 E = 1519,8 E = 1979,8 E = 1979,8
Gizi P = 29,7 P = 29,7 P = 39,3 P = 39,3
L = 22,2 L = 22,2 L = 86,6 L = 86,6
KH = 67,5 KH = 67,5 KH = 275,9 KH = 275,9
Na = 360,75 mg Na = 360,75 mg Na = 508,75 mg Na = 508,75 mg

6. Perencanaan Konsultasi Gizi


a. Sasaran : Keluarga Pasien
b. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
c. Media : Leaflet Rendah Garam
d. Waktu : 24 April 2020 (15 menit)

15
e. Tempat : di Ruang Unit Stroke Melati B
f. Tujuan :
1) Memberi pengertian pada keluarga pasien tentang Diet Rendah Garam
2) Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit yang di
derita pasien dan hal-hal yang dianjurkan serta tidak dianjurkan
3) Memberi motivasi pada keluarga pasien untuk mematuhi diit yang
diberikan kepada pasien
g. Materi
1) Pengertian Diit Rendah Garam II
2) Tujuan Pemberian Diit
3) Syarat Diit
4) Bahan makanan yang dianjurkan
5) Bahan makanan yang tidak dianjurkan
6) Penjelasan tentang pemberian Zonde
7) Frekuensi dan cara membuat Zonde

E. Monitoring dan Evaluasi


Parameter yang dimonitor :
a. Monitoring data fisik
b. Monitoring data klinis
c. Monitoring diagnosis dokter
d. Monitoring evaluasi asupan makan
e. Monitoring data laboratorium
f. Monitoring evaluasi konsultasi
- Monitoring
1. Monitoring Data Fisik
Hari Kondisi Pasien
Hari I Kesadaran turun, tidak bisa digerakkan (anggota gerak kanan),
tidak bisa berbicara dan jalan, lemah, pusing
Hari II Kesadaran turun, tidak bisa digerakkan (anggota gerak kanan),
tidak bisa berbicara dan jalan, lemah, pusing
Hari III Kesadaran turun, tidak bisa digerakkan (anggota gerak kanan),
tidak bisa berbicara dan jalan, lemah, pusing, sinus bradicardhi
Hari IV KU Lemah, Kesadaran turun, tidak bisa digerakkan (anggota
gerak kanan, lemah, pusing, Apasia

16
2. Monitoring Data Klinis
Hari Jenis Data Nilai Normal Keterangan
Hari I Tekanan darah 130/90 mmHg 120/80 mmHg Normal
Nadi 88x/ menit 80x/ menit Tinggi
Suhu 350C 360 - 370C Rendah
Hari II Tekanan darah 120/70 mmHg 120/80 mmHg Normal
Nadi 72x/ menit 80x/ menit Rendah
Suhu 360C 360 - 370C Rendah
Hari III Tekanan darah 120/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
Nadi 100x/ menit 80x/ menit Tinggi
Suhu 39,70C 360 - 370C Tinggi
Hari IV Tekanan darah 130/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
Nadi 60x/ menit 80x/ menit Rendah
Suhu 360C 360 - 370C Normal

3. Monitoring Perkembangan Diagnosa Dokter


Hari Diagnosa Dokter
Hari I SNH dengan Perluasan Infark Cerebri
Hari II SNH dengan Perluasan Infark Cerebri

Hari III SNH dengan Perluasan Infark Cerebri

Hari IV SNH dengan Perluasan Infark Cerebri

4. Monitoring Evaluasi Asupan


Zat Gizi Hari I Hari II Hari III Hari IV Rata-Rata Rata-Rata %
Asupan per Kebutuhan Asupan
hari Selama Sakit
Energi 1013,2 1519,8 1519,8 1979,8 1508,15 1973,78 76,40%
(Kal)
Protein 19,8 29,7 29,7 39,9 29,775 74,02 40,22%
(Gram)
Lemak 44,4 66,6 66,6 86,6 66,05 43,972 150,21%
(Gram)
Karbohidrat 135 239,4 239,4 222,425 222,425 320,487 69,4%
( Gram)

5. Monitoring Data Laboratorium


Tanggal Pemeriksaan urin Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan atau darah
25/4/2020 BASO 0,02,103/uL 0-0,2 Rendah
NEUT % 70,4% 50-70 Tinggi
LYMPH % 14,9% 25-40 Rendah
EO% 6,8% 2-4 Tinggi
17
6. Evaluasi Pemahaman Materi Konseling
Dari hasil evaluasi konseling gizi diperoleh bahwa pemahaman keluarga
tentang materi diit yang telah disampaikan sudah baik, ditunjukkan dengan
prosentase sebesar 100%. Dari 5 pertanyaan tentang diit rendah garam semua
jawaban benar. Hal ini dapat diartikan bahwa keluarga pasien sudah
memahami dan mengerti tentang terapi diit yang harus dijalani pasien.
- Evaluasi
a. Evaluasi data fisik
Kondisi pasien dari awal study kasus sampai hari terakhir belum ada
perubahan seperti : kesadaran masih menurun, pusing, kesulitan berbicara,
anggota gerak kanan tidak bisa digerakkan dan keadaan umum masih lemah.
b. Evaluasi data klinis
1) Pada hari I-III tekanan darah menurun, tetapi pada hari terakhir study
kasus terjadi peningkatan tensi.
2) Pada hari I-II nadi menurun, namun pada hari ketiga nadi meningkat dan
hari terakhir study kasus nadi meningkat.
3) Suhu pada hari I-II suhu menurun, namun pada hari terakhir suhu
meningkat
c. Evaluasi diagnosis dokter
Diagnosa dari hari pertama sampai hari terakhir adalah SNH dengan perluasan
infark cerebri.
d. Evaluasi asupan makanan
Asupan makan sebelum study kasus kurang, namun sesudah study kasus
asupan makanannya meningkat.
e. Evaluasi data laboratorium
1) Data PDW, P-LCR dan LYMPH yang semula rendah, namun pada
pemeriksaan tgl 25/4/2020 normal.
2) Data neutrofil yang semula tinggi, namun pada pemeriksaan tanggal
25/4/2020 normal
3) Data basofil, neutrofil% dan lymphosit % tidak ada perubahan
4) Data eosinofil% yang semula rendah, tetapi pada pemeriksaan tanggal
25/4/2020 meningkat
18
f. Evaluasi Konsultasi
Pemahaman keluarga mengenai materi konsultasi yang diberikan sudah baik
karena pertanyaan yang diberikan dijawab semua dengan benar.

19
BAB V
PEMBAHASAN

A. Diagnosa
Pasien datang kerumah dakit dengan keluhan pusing, tidak bisa berbicara,
anggota gerak kanan (tangan dan kaki lemas), mual, muntah dan kesadaran menurun,
dilihat dari hasil pemeriksaan tekanan darah rendah yaitu 110/80 mmHg. Pada
pemeriksaan Rontgen ada perluasan Infark Cerebri yang cukup luas di lobus
temporoparretal sinistra. Pada 1 bulan yang lalu Tn. M pernah dirawat 1 minggu di
RSUD dr. Darsono karena mengalami stroke ringan. Sesudah pulang dari RSUD dr.
Darsono Tn. M diharuskan untuk kontrol, tetapi ia tidak kontrol dengan alasan
rumahnya jauh. Setelah diketahui data-data diatas maka Dokter mendiagnosis Tn. M
dengan Penyakit Stroke Non Hemorragik.

B. Perkembangan fisik dan klinis


1. Perkembangan fisik
Keadaan umum pasien pada saat masuk yaitu mual, muntah, pusing,
kesadaran turun, tidak bisa digerakkan (anggota gerak kanan), tidak bisa berbicara
dan jalan. Pada hari pertama pengamatan kesadaran turun, tidak bisa digerakkan
(anggota gerak kanan), tidak bisa berbicara dan jalan, lemah, pusing. Pada hari
kedua kesadaran turun, tidak bisa digerakkan (anggota gerak kanan), tidak bisa
berbicara dan jalan, lemah, pusing. Pada hari ketiga kesadaran turun, tidak bisa
digerakkan (anggota gerak kanan), tidak bisa berbicara dan jalan, lemah, pusing,
sinus bradicardhi. Pada hari terakhir study kasus kondisi fisik pasien masih tetap
seperti hari-hari yang lalu yaitu anggota gerak kanan tidak bisa digerakkan,
kesadaran menurun, lemah, pusing, tidak bisa berbicara dan pusing. Dari hari
pertama sampai hari terakhir pengamatan belum menunjukkan perubahan yang
berarti. Hal ini disebabkan karena adanya perluasan infark cerebri pada otak
sebelah kiri.
2. Perkembangan klinis
Selama pengamatan tekanan darah pasien dalam kondisi stabil. Pada denyut
nadi hari ke II mengalami penurunan, tetapi pada hari ke III mengalami
peningkatan dan pada hari terakhir study kasus mengalami penurunan. Suhu pada
hari I-III semakin meningkat dan pada hari terakhir study kasus menurun. Hal
20
tersebut terjadi karena adanya perluasan infark, pasien gelisah dan kerja jantung
yang dapat mempengaruhi denyut nadi dan suhu.

C. Perkembangan Diit
Pada saat awal masuk Rumah Sakit padien diberi zonde biasa dengan cara
pemberian menggunakan NGT karena pasien mengalami kesulitan menelan,
mengunyah dan berbicara. Setelah 3hari diberikan zonde biasa 6x 250cc pasien
mengalami diare, hal ini terjadi karena pasien tidak suka susu, akan tetapi didalam
zonde biasa menggunakan susu fullcream. Zonde biasa adalah zonde yang diberikan
kepada pasien dengan bahan susu fullcream, gula pasir dan kuning telur.
Sehingga untuk pertimbangan tersebut peneliti mengganti zonde LLM karena
mengandung Low Lactose diharapkan dapat menurunkan resiko diare. Zonde LLM
diberikan secara bertahap karena sebelum study kasus pemberian zonde tidak optimal.
Hal ini disebabkan karena pemahaman keluarga mengenai pemberian zonde belum
baik. Pada hari I dan II study kasus diberikan zonde LLM dengan frekuensi
pemberian 6x 250 cc, pasien bisa menerima dan tidak terdapat sisa sehingga pada hari
III dan IV frekuensi pemberian zonde LLM ditambah menjadi 8x250 cc.
Kandungan gizi Zonde LLM 6x 250 cc antara lain energi 1519,8 Kkal, protein
29,7 gram, lemak 22,2 gram dan karbohidrat 67,5 gram, sedangkan kandungan gizi
Zonde LLm 8x250 cc antara lain energi 1979,8 Kkal, protein 39,3 gram, lemak 86,6
gram dan karbohidrat 275,9 gram. Kandungan gizi Zonde RL 6x250 cc antara lain
energi 1522,2 Kkal, protein 117,6 gram, lemak 26,1 gram dan karbohidrat 72,1 gram,
sedangkan kandungan gizi Zonde RL 8x250 cc antara lain energi 2029,6 Kkal, protein
156,8 gram, lemak 34,8 gram dan karbohidrat 144,2 gram. Seharusnya Tn. M
mendapatkan Zonde RG namun di RSUD dr. Darsono belum ada Zonde RG, sehingga
diberikan Zonde LLM.

D. Asupan Makan Pasien


Dari hasil anamnesa diketahui bahwa asupan makan sebelum dirawat tergolong
rendah dikarenakan polamakan pasien yang tidak teratur atau tidak seimbang.
Berdasarkan dari hasil penilaian sebelum masuk rumah sakit ditunjukkan dengan
prosentase sebesar 86,99% untuk energi, 81,01% untuk protein, 42,93% untuk lemak

21
dan 121,773% untuk karbohidrat. Asupan karbohidrat tinggi karena pasien suka
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung gula.
Berdasarkan hasil pengamatan selama di RSUD dr. Darsono ditunjukkan dengan
prosentase 76,40% energi, 40,22% protein, 150,21% dan 69,4% karbohidrat.
Prosentase lemak melebihi kebutuhan karena standar diit Zonde LLM di RSUD dr.
Darsono kandungan gizi lemak tinggi.
Pada hari I Zonde LLM pukul 06.00 dan 09.00 tidak diminum karena NGT
dilepas. NGT dilepas oleh perawat dengan alasan perawat ingin mencoba apakah Tn.
M bisa menerima makanan lewat oral atau tidak, tetapi Tn. M tidak bisa menerima
makanan lewat oral karena keadaan Tn. M yang sulit untuk menelan dan bicara,
sehingga pemberian makanan tetap lewat NGT. Pada hari ke III pukul 00.00 dan
03.00 Zonde LLM tidak diberikan kepada pasien karena keluarga yang memberikan
ketiduran.
Pemberian makanan dilakukan sendiri oleh keluarga pasien tetapi sebelumnya
telah diajarkan oleh perawat mengenai cara pemberian makanan lewat NGT. Sebelum
study kasus makanan uang diberikan tidak pernah habis karena ketakutan keluarga
dalam memberikan makanan, tetapi setelah dilakukan study kasus makanan yang
diberikan selalu habis karena keluarga telah diberikan motivasi supaya makanan yang
diberikan untuk pasien dihabiskan.

E. Perkembangan Antropometri
Pengukuran status gizi pasien menggunakan LLA dan tinggi lutut. Hal ini
dilakukan karena keadaan pasienyang tidak memungkinkan apabila dilakukan
penimbangan BB dan pengukuran TB. Dilihat dari pengukuran LLA sebesar 26 cm
dan Tinggi lutut sebesar 46 cm maka status gizi pasien kurang (LLA – 74,92%).

F. Perkembangan Data Laboratorium


Dari data laboratorium pada tanggal 25/4/2020 PDW, PLCR, LYMPH dan data
neutrofil normal, data Basofil %, Neutrofil %, Lymphosit tanggal 25/4/2020 tetap
tidak ada perubahan. Data eosinofil% tanggal 25/4/2020 meningkat.

22
G. Konseling Gizi
Konseling gizi dilakukan pada tanggal 24 April 2020. Materi yang diberikan adalah :
1. Pengertian Diit Rendah Garam
2. Tujuan pemberian Diit Rendah Garam
3. Bahan makanan yang dianjurkan untuk diit rendah garam
4. Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diit rendah garam
5. Cara pembuatan zonde
6. Frekuensi dan waktu pemberian zonde
Pemahaman keluarga mengenai diit rendah garam sebelum diberikan konsultasi
masih kurang. Keluarga pasien tidak mengetahui tentang diit rendah garam, tujuan
dan syarat diitnya. Namun setelah diberikan konsultasi gizi keluarga memahami
tentang diit rendah garam. Hal ini dibuktikan dengan adanya evaluasi yang dilakukan
oleh peneliti untuk keluarga pasien dengan memberikan 5 pertanyaan. Dari 5
pertanyaan yang diberikan 100% jawaban benar. Hal ini dapat diartikan bahwa
keluarga pasien sudah memahami dan mengerti tentang terapi diit yang harus dijalani
oleh pasien.

23
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan dari pemeriksaan yang dilakukan maka dokter mendiagnosis Tn. M
dengan penyakit Stroke Non Hemorragik.
2. Pemberian diit untuk Tn. M yaitu Zonde LLM
3. Asupan rata-rata Tn. M sebelum dirawat di rumah sakit : asupan energi 86,99%,
protein 81,01%, lemak 42,93% dan karbohidrat 121,773%
4. Asupan rata-rata Tn. M selama study kasus : asupan energi 76,40%, protein
40,22%, lemak 150,21% dan karbohidrta 69,4%
5. Keadaan umum pasien selama studi kasus yaitu kesadaran turun, tidak bisa
digerakkan (anggota gerak kanan), tidak bisa berbicara dan jalan, lemah dan
pusing.
6. Status gizi pasien sebelum dan sesudah study kasus masih tergolong kurang.
7. Pemahaman keluarga tentang materi konseling yang diberikan sudah baik.

B. Saran
1. Keluarga dan pasien diharapkan selalu mentaati diit yang diberikan dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien.
2. Keluarga diharapkan selalu mengingatkan pasien untuk mentaati diit yang
diberikan dan senantiasa memberikan motivasi untuk kesembuhan pasien.
3. Perlu adanya modifikasi Zonde untuk pasien yang tidak suka susu atau diare.

24
DAFTAR PUSTAKA

Almatsler, Sunita. 2004. Penuntun Diit Edisi Baru. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama:

Mansjoer, A. 2001. Kopita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : FKUI

Lamsudin, Rusdi. 1985. Gangguan Peredaran Darah Otak. Yogyakarta: PT. Sandoz
Pharma Indonesia

Harijono, Tjipto. 1997. Hipertensi dan Stroke. RSU Banyumas

25

Anda mungkin juga menyukai