PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat terjadi karena
mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke pertama dan sebesar 62% untuk
stroke selanjutnya. Terdapat kira-kira 2 juta orang bertahan hidup dari stroke
kemat ian disebabkan karena stroke. Kematian terutama terjadi pada fase
1
2
orofaring dan esophagus. Pada kasus Stroke keluhan ini akan bermanifestasi
dapat menyertai keluhan sulit menelan adalah nyeri waktu menelan, rasa
terbakar di leher hingga dada, rasa mual dan muntah, muntah darah
( Kartika, 2009 ).
Hasil penelitian pada tahun 2002 menunjukkan 50% pasien rawat inap
dengan stroke didapati hasil 52,6% dari pasien menunjukkan disfagia dan
rumah sakit, prevalensi status dapat mencapai 22% sampai 26%. Status gizi
buruk pada pasien stroke yang masuk ke rumah sakit dilaporkan mencapai
50%. Status gizi ini akan membaik jika di atasi dengan baik. Penilaian status
gizi pada pasien stroke dapat dinilai dari lemak, otot, serta ukuran seperti
melalui NGT belum tentu menjamin akan terpenuhi status gizinya, karena hal
ini dipengaruhi oleh jenis makanan dan keadaan pencernaan pasien, serta
55 orang pada tahun 2015, peneliti mendapatkan data bahwa jumlah pasien
yang mengalami kesulitan saat menelan dan pasien terpasang NGT (Naso
suhu makanan yang akan diberikan melalui selang NGT, dan lamanya
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pasien stroke.
dengan suhu hangat dan suhu dingin melalui NGT dengan lamanya
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikasi
2. Manfaat Teoritis
stroke.
5
3. Manfaat Metodologi
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. STROKE
a. Definisi
(Caplan, 2009).
b. Etiologi
1) Perdarahan intraserebral
6
7
dan serebelum.
2) Perdarahan Subarakhnoid
3) Perdarahan Serebral
jantung.
serebral.
(muttaqin, 2008).
c. Manifestasi klinis
sirkulasi kolateral.
(Tarwoto, 2007).
d. Patofisiologi
bersangkutan dan edema dan kogestri disekitar area. Area edema ini
meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau
atau rupture.
darah lebih dari 60cc maka resiko kematian sebesar 93% pada
e. Komplikasi
1) Hipoksia serebral
3) Embolisme serebral
2001).
f. Pemeriksaan diagnostik
1) Angiografi serebral
2) CT scan
secara pasti.
3) Lumbal pungsi
5) EEG
13
6) Sinar tengkorak
g. Penatalaksanaan medis
ventilator.
sendi (ROM).
3) Pembedahan
4) Terapi obat-obatan
2. NUTRISI
a. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih
makanan yang kita makan tiap harinya, nutrisi adalah apa yang
atau tidak, dan ada tidaknya gangguan fungsi menelan. Pada pasien
mengalami tukau stres pada penderita stroke iskemik, dan sekitar 48%
penderita stroke. Jalur pemberian zat gizi dapat melalui mulut (per
guarcol. Guarcol ini tidak berbau dan tidak memiliki rasa, rendah
kalori dan tinggi akan gum yang dapat digunakan untuk mengentalkan
bagian per oral (semi padat dan semi cair melalui NGT)
2) Jenis diet
faktor risiko yang ada pada penderita. Pada prinsipnya, diet yang
3) Kebutuhan gizi
20
makan yang diberikan kecil dan sering (kurang lebih 6 kali sehari).
Jakarta, 2002) :
a) Energi
b) Karbohidrat
kompleks.
c) Protein
21
d) Lemak
e) Vitamin
f) Mineral
g) Serat
h) Cairan
i) Antioksidan
Pada bagian ini dikemukakan dua kategori faktor yaitu faktor yang
hamil.
mengalami stres.
24
6) Terjadi infeksi.
3) Hipotermi.
2) Parenteral.
3) Enteral
1) Pengertian
pra dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan secara oral atau
Tabel 2.1 Bahan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan untuk penderita
stroke
Bahan makanan yang boleh dimakan Bahan makanan yang tidak boleh dimakan
Sumber Karbohidrat Sumber Karbohidrat
Beras, kentang, ubi, singkong, terigu, Produk olahan yang dibuat dengan garam
hunkwe, sagu, roti dapur, soda/baking powder, kue yang manis
Sumber Protein Sumber Protein
Sumber protei rendah lemak seperti Ikan, Daging sapid an ayam berlemak, jerohan,
ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, otak, hati, ikan banyak duri, susu penuh keju,
dankacang-kacangan es krim, dan produk olahan protein hewani
yang diawetkan seperti daging asam, ham,
bacon, dendeng, kornet
Sayuran
Sayuran berserat sedang dimasak, seperti
bayam, kangkung, kacang panjang, labu
siam, tomat, tauge, wortel
Sumber Lemak Sumber Lemak
Sumber lemak dalam jumlah terbatas Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit,
yaitu bentuk makanan yang mudah margarin dan mentega biasa, santan kental,
dicerna. Makanan terutama diolah krim dan produk gorengan.
dengan cara dipanggang, dikukus,
disetup, direbus, dan dibakar
yang luas. Pada pasien dengan keadaan trauma berat, luka bakar
munculnya flatus.
normal.
gaster.
27
batas baku mutu SNI, 2009 ; Suhu makanan cair yang baik
3. PEMASANGAN NGT
a. Definisi
dalam lambung.
trauma.
diagnostic.
Indikasi :
lambung.
Kontraindikasi :
nutrisi.
1) Komplikasi mekanis
a) Sondenya tersumbat.
sonde :
30
distal sternum.
(1) Diare
nutrisi enteral
1) Kemungkinan I
kcal/hari
2) KemungkinanII
19 sampai jam 7 pagi sambil tidur. Apabila timbul rasa mual atau
penggunaan selang
komplikasi-komplikasi ini.
napas dan tanpa tanda-tanda dapat terlihat dari luar, dan mudah
komplikasi .
1) Persiapan Alat :
2) Cara Kerja
c) Cuci tangan
menggunakan metode:
tradisional.
plester
ditentukan.
dengan cara:
pada hidung
o) Tutup ujung luar NGT, bila tidak ada penutup dapat di klem
f) Mendokumentasikan prosedur.
4) Evaluasi
udara.
1) Pengertian
2) Tujuan
distensi abdomen.
pada esofagus.
3) Persiapan Alat :
d) Perlak/pengalas
4) Cara Kerja
b) Mencuci tangan
g) Menjaga privacy
q) Merapikan pasien
4. PENYERAPAN MAKANAN
a. Definisi
dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik
(pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia
ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan
organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu dan pankreas. Ketiga
penyerapan yang baik di malam hari sekitar jam 20.00 – 04.00 wib.
(Hachmadi, 2011)
air ludah inilah yang disebut sebagai pencernaan kimiawi. Selain air
1) Mulut
2) Kerongkongan (esophagus)
ke dalam lambung.
3) Lambung
agak besar.
(HCl), enzim pepsin, enzim renin, serta air dan cairan lendir
(mukus).
4) Usus Halus
Usus halus pada manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu usus
dua belas jari (duodenum), usus halus tengah (jejenum), dan usus
5) Usus Besar.
terdiri atas dua bagian, yaitu usus tebal (colon) dan poros usus
usus besar, air dan garam mineral yang masih terdapat dalam sisa-
menjadi feses (tinja) ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
6) Anus (Rectum)
halus. Usus halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan
diameter kurang lebih 2,5 cm, mempunyai luas permukaan 200 m2.
dilapisi oleh lapisan otot yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi
protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna ke sel yang
energi.
2) Pengaturan pH lambung
lambung diperlambat.
B. PENELITIAN TERKAIT
Adapun penelitian yang terkait pada penelitian yang penulis ambil yaitu
“Gambaran Waktu Tunggu, Suhu, dan Total Bakteri Makanan Cair di RSUP
setelah matang di Instansi Gizi dan sesaat sebelum disajikan di ruangan. Total
sesaat setelah matang sampai dengan sesaat sebelum disajikan pada siang hari
yaitu 3 jam, sedangkan pada sore hari 2 jam 7 menit. Hasil analisis total
bakteri yang terdapat pada makanan cair kurang dari 1x10 koloni/gram.
Penurunan suhu yang paling tinggi yaitu 400C dan yang paling rendah 350C
C. KERANGKA TEORI
Skema 2.1
Kerangka Teori
PEMBERIAN NUTRISI
ENTERAL (NGT) : PENYERAPAN
STROKE
MAKANAN
1) SUHU BIASA
2) SUHU HANGAT
dinamika situasi atau hal yang sedang atau yang akan di teliti.
(Sekaran,2006).
menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat di amati atau
50
51
B. Hipotesis Penelitian
2. Ada pengaruh antara pemberian nutrisi enteral dengan suhu biasa melalui
C. Definisi operasional
penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2007).
A. DESAIN PENELITIAN
akan membantu dan menentukan keberhasilan suatu penelitian, karena hal itu
design; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi experimental, meliputi time
dalam pre eksperimental atau dengan kata lain metode eksperimennya disebut
53
54
x o
( Sumber Prof.Dr.Sugiyono, 2013 : 112 )
pengaruh suhu nutrisi enteral melalui NGT tersebut, dan akan dideskripsikan
penelitian.
1. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien stroke yang di rawat RS Moh Ridwan
2. Sample
responden.
eklusi. Inklusi adalah kriteria yang diambil untuk penelitian ini, yaitu :
pasien stroke dan terpasang NGT, sedangkan eklusi yaitu pasien stroke
Meuraksa.
D. ETIKA PENELITIAN
ijin penelitian kepada Karumkit RS Moh Ridwan Meuraksa dan pihak – pihak
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti dan pihak
yang diteliti serta masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian
tersebut (Notoatmodjo,2010).
1. Autonomy
2. Beneficience
3. Anonymity
dan hanya menuliskan kode atau inisial nama responden pada lembar cek
dimana semua data ini akan dimusnakan ketika datanya sudah selesai
telah teruji validitas dan reliabititasnya, kecuali yang rusak atau palsu bila
Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang di peroleh
secara langsung dari sumbernya yang dilakukan oleh peneliti saat melakukan
tentang judul, BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV kepada pembimbing
2. Peneliti meminta surat izin pada bagian Akademik Sekolah Tinggi Ilmu
penelitian.
60
pengambilan data.
Alur Penelitian
Pengumpulan Data
Penghitungan Data
H. PENGOLAHAN DATA
pengumpulan data telah selesai, kemudian daftar lembar observasi yang telah
A. Editing
B. Coding
berbentuk angka atau bilangan dengan cara pemberian kode pada data
C. Entri data
data ke dalam data set yaitu variable view dan data view sebelum data
tersebut di olah.
62
D. Cleaning
E. Tabulating
I. ANALISA DATA
dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian dan
(Notoatmodjo, 2012).
a. Analisis Univariat
masing variabel independen yaitu suhu nutrisi enteral melalui NGT dan
b. Analisis Bivariat
kolerasi. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji t-test one sample.
Uji t-test one sample digunakan untuk menguji pengaruh dua variabel
adalah uji one way anova dengan SPSS dalam penelitian ini. Dimana
hasil akhirnya adalah uji beda dengan one way anova dengan tujuan
pengaruh suhu biasa dan pengaruh suhu hangat nutrisi makanan melalui
NGT.
ketentuan :
1) Bila sig < α (0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
2) Bila sig >α (0,05) berarti Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak
J. JADWAL KEGIATAN
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan
KEGIA
TAN April mei Juni juli agustus september november desember
NO 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Judul
2 Bab I
3 Bab II
4 Bab III
5 Bab IV
6 Bab V
7 Bab VI
Bab
8 VII
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
melalui NGT dan variabel dependen yaitu penyerapan makanan pada pasien
stroke. Mengingat data yang diperoleh adalah numeric maka hasil analisa
1. Deskripsi Usia.
bawah ini
Diagram 5.1
Distribusi berdasarkan usia
67%
65
66
laki–laki dan perempuan dapat dilihat pada diagram 5.2 di bawah ini.
Diagram 5.2
Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
laki-laki
40% Perempuan
60%
Hasil dari diagram 5.2 distribusi menurut jenis kelamin bahwa dari
Dari tabel tersebut berarti sebagian besar responden yang lebih banyak
penyakit DM, HT, Anemia, Melena, Asma dapat dilihat pada tabel 5.2
di bawah ini.
Diagram 5.3
Distribusi Berdasarkan Penyakit Penyerta
20% 17%
DM
Hipertensi
Anemia
Melena
Dispepsia
23% 30%
10%
penyakit penyerta yang paling tinggi pada penderita stroke saat di rawat
adalah hipertensi.
dan suhu hangat. Distribusi suhu biasa dapat dilihat pada diagram 5.4,
Digram 5.4
Distribusi Berdasarkan Suhu Biasa
67%
pemberian makanan enteral dengan suhu biasa sisa makanan yang ada
sebanyak 33 %.
Diagram 5.5
Distribusi Berdasarkan Suhu Hangat
20%
Ada residu
Tidak ada residu
80%
saat pemberian makanan enteral dengan suhu hangat sisa makanan yang
residu sebanyak 80 %.
69
Diagram 5.6
Distribusi Penyerapan Makanan
Ada Residu
43% Tidak ada Residu
57%
Diagram 5.7
Distribusi Waktu Pemberian Makanan
33%
70
B. Analisa Bivariat
yang digunakan adalah One sample t-test dan One way anova.
Tabel 5.1
Distribusi Pengaruh Suhu Biasa dengan Penyerapan Makanan
N Mean Sig
Penyerapan 30 1,33
Berdasarkan Tabel 5.1 diatas di dapatkan data bahwa nilai sig pada
uji t-test 0,000 yang artinya Ada pengaruh antara suhu biasa dengan
Tabel 5.2
Distribusi Pengaruh Suhu Hangat dengan Penyerapan Makanan
N Mean Sig
Penyerapan 30 1,80
Berdasarkan tabel 5.2 diatas di dapatkan data bahwa nilai sig pada
uji t-test 0,001 yang artinya Ada pengaruh antara suhu hangat dengan
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval
Sig. (2- Mean of the Difference
t df tailed) Difference Lower Upper
suhu makanan 16.155 29 .000 1.500 1.31 1.69
penyerapan
17.026 29 .000 1.567 1.38 1.75
makanan
Berdasarkan tabel 5.3 diatas di dapatkan hasil bahwa nilai sig pada
uji t-test 0,000 yang artinya ada pengaruh suhu makanan enteral
ditolak.
Tabel 5.4
Distribusi Perbedaan Pengaruh Suhu dengan Penyerapan Makanan
72
ANOVA
suhu makanan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between
2.749 1 2.749 16.200 .000
Groups
Within Groups 4.751 28 .170
Total 7.500 29
Dapat dilihat tabel 5.3 diatas hasil dari One way anova dengan
tolak dan Ha di terima, yang artinya ada perbedaan antara suhu biasa
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
a. Usia responden
74
75
Sebab factor resiko stroke pada laki-laki bisa disebabkan oleh gaya
c. Penyakit penyerta
d. Suhu makanan
e. Penyerapan makanan
makanan pada waktu pagi hari, siang hari, dan malam hari masing-
uji t-test 0,000 yang artinya Ada pengaruh antara suhu biasa
ditolak.
uji t-test 0,001 yang artinya ada pengaruh antara suhu hangat
ditolak.
0,000 < 0,005 maka Ho ditolak, yang artinya ada pengaruh suhu
Makanan
dapat disimpulkan dengan sig 0,403 > 1,699 ( tabel T 1,699 ), maka
B. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
yang diharapkan.
3. Instrumen Penelitian
A. KESIMPULAN
melalui NGT lebih baik diberikan pada suhu hangat (370c) karena saat
B. SARAN
pada suhu hangat (370c), dan sebelum pemberian NGT sebaiknya di cek
penelitian lebih lanjut lagi dengan mencari factor-factor lain yang dapat
80
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-srisulastr-5283-2-
bab2.pdf, 20 September 2011
Elis J.R, Nowlis E.A. 1985. Nursing a Human Needs Approach. Third Edition.
Houghton Mefflin Company. Boston.
NANDA, 2002, Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications.
North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing Diagnoses :
Definition & Classification 2001-2002. Philadelphia.
https://id.scribd.com/doc/55410617//nutrisi.html/, 12 Oktober 2010
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
81