DISUSUN OLEH :
1. PRASOJO (106113041)
3. SETIONO (106113049)
6. UMIYATUN (106113071)
D-3 KEPERAWATAN 2B
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian
otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak.
Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh
jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan
banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-
kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya
sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk menggarisbawahi betapa
seriusnya stroke ini, beberapa tahun belakangan ini telah semakin populer istilah
serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas,
"serangan jantung". stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh
emboli. emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara.
B. PATOFISIOLOGI
Kebanyakan kasus PIS terjadi pada pasien dengan hipertensi kronik. Keadaan
ini menyebabkan perubahan arteriosklerotik pembuluh darah kecil, terutama pada
cabang-cabang arteri serebri media, yang mensuplai ke dalam basal ganglia dan
kapsula interna. Pembuluh-pembuluh darah ini menjadi lemah, sehingga terjadi
robekan dan reduplikasi pada lamina interna, hialinisasi lapisan media dan akhirnya
terbentuk aneurisma kecil yang dikenal dengan aneurisma Charcot-Bouchard. Hal
yang sama dapat terjadi pembuluh darah yang mensuplai pons dan serebelum.
Rupturnya satu dari pembuluh darah yang lemah menyebabkan perdarahan ke dalam
substansi otak (Gilroy,2000; Ropper, 2005).
Pada pasien dengan tekanan darah normal dan pasien usia tua, PIS dapat
disebabkan adanya cerebral amyloid angiopathy (CAA). Keadaan ini disebabkan
adanya akumulasi protein β-amyloid didalam dinding arteri leptomeningen dan
kortikal yang berukuran kecil dan sedang. Penumpukan protein β-amyloid ini
menggantikan kolagen dan elemen-elemen kontraktil, menyebabkan arteri menjadi
rapuh dan lemah, yang memudahkan terjadinya resiko ruptur spontan. Berkurangnya
elemen-elemen kontraktil disertai vasokonstriksi dapat menimbulkan perdarahan
masif, dan dapat meluas ke dalam ventrikel atau ruang subdural. Selanjutnya,
berkurangnya kontraktilitas menimbulkan kecenderungan perdarahan di kemudian
hari. Hal ini memiliki hubungan yang signifikan antara apolipoprotein E4 dengan
perdarahan serebral yang berhubungan dengan amyloid angiopathy (Gilroy, 2000;
Ropper, 2005; O'Donnel, 2000).
C. KLASIFIKASI STROKE
a) Perdarahan Intraserebral
Yaitu masuknya darah ke ruang sub arachnoid baik dari tempat lain maupun
berasal dari rongga sub arachnoid itu sendiri.
Stroke non perdarahan adalah cedera pada jaringan otak yang disebabkan oleh
terhambat atau terhentinya suplai darah dan nutrisi (02) ke otak.
c) Embolisme Cerebral
Yakni bekuan darah yang terbentuk di tempat lain (misalnya dalam jantung
atau dalam salah satu pembuluh nadi utama yang memperdarahi otak) terlepas dari
tempatnya melekat, kemudian membentuk embolus, terbawa darah ke dalam otak,
dan akhirnya macet di dalam salah satu pembuluh nadi otak (Thomas, 1995). Emboli
merupakan fragmen thrombus yang terlepas dari dinding arteri dan ikut bersama
aliran darah hingga mencapai arteri kecil dan terjebak di sana sehingga tidak bias
lepas dan menyebabkan timbulnnya sumbatan / terhentinya darah danpada nantinya
dapat menyebabkan stroke (Iskandar J, 2004).
Mayoritas pasien mengalami nyeri kepala akut dan penurunan kesadaran yang
berkembang cepat sampai keadaan koma. Pada pemeriksaaan biasanya di dapati
hipertensi kronik. Gejala dan tanda tergantung lokasi perdarahan. Pasien usia tua
dengan tekanan darah normal yang mengalami PIS atau perdarahan intraserebellar
karena amyloid angiopathy biasanya telah menderita penyakit Alzheimer atau
demensia progresif tipe Alzheimer dan dalam perjalanannnya perdarahan dapat
memasuki rongga subarakhnoid.(Gilroy,2000).
c. Kesemutan atau gangguan sensibilitas dan kelemahan dari angggota gerak seisi
termasuk wajah.
D. PENGATURAN DIET
Untuk mencegah penurunan status gizi dan mencapai gizi yang optimal,
diperlukan penatalaksanaan asupan gizi yang tepat pada penderita stroke. Jalur
pemberian zat gizi dapat melalui mulut (per oral), enteral (melalui sonde), melalui
pipa (NGT) maupun parenteral (dengan selang infus) berdasarkan kondisi penderita.
Namun, terkadang penyulit yang timbul pada pemberian nutrisi melalui infus
(parenteral) berkepanjangan menimbulkan komplikasi phlebitis (radang pembuluh
vena) sehingga juga menghambat kegiatan fisioterapi penderita. Kesulitan menelan
pada penderita, terutama yang berbentuk cairan, perlu latihan menelan dengan
bantuan gel atau guarcol. Guarcol ini tidak berbau dan tidak memiliki rasa, rendah
kalori dan tinggi akan gum yang dapat digunakan untuk mengentalkan cairan,
makanan dan minuman.
· Bila pasien sadar dan tidak disfagia, dapat diberikan makanan melalui mulut
(oral) secara bertahap seperti makanan lunak, saring hingga berupa bentuk makanan
yang biasa dengan porsi kecil dan sering.
· Bila penderita mengalami tukak stres akibat asam lambung dan gastrin
meningkat, diberikan makanan secara bertahap juga dimulai dengan makanan enteral
(bila tidak ada perdarahan diberikan melalui selang infus (parenteral) sampai
perdarahan berhenti.
Makanan dengan aroma dan rasa yang tajam dengan tujuan untuk merangsang
dapat menelan semaksimal mungkin.
Makanan dengna suhu hangat/dingin untuk merangsang dapat menelan
semaksimal mungkin.
Makanan yang semi padat untuk menghindari obstruksi (penyumbatan).
Potongan makanan yang tidak terlalu besar untuk menghindari obstruksi.
Makanan porsi kecil dan sering agar asupan makanan optimal.
b. Bila sensasi (rasa) di mulut menurun, maka sebaiknya dipertimbangkan :
e. Bila pita suara yang menutup optimal, sebaiknya cairan yang diberikan tidak
terlalu encer untuk mencegah cairan masuk ke saluran pernafasan.
F. JENIS DIET
Tujuan Diet
a). Memberikan asupan cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien dengan
memperhatikan kondisi fisik/klinis dan komplikasi penyakit yang ada.
b). Memberikan makanan dengan kandungan zat gizi yang adekuat untuk mencapai
status gizi yang optimal dan mencapai berat badan normal.
e). Membantu mengurangi retensi garam atau air dalam jaringan tubuh.
Prinsip Diet
Syarat Diet
c) Lemak diberikan cukup sebesar 20% dari total kebutuhan enrgi total, diutamakan
sumber lemak tak jenuh ganda untuk mencegah dislipidemia sebagai pncetus CVA.
e) Diberikan diet rendah garam II yaitu 600-800 mg Na atau ¼ sendok the garam
dapur untuk mengurangi retensi cairan dan menurrunkan tekanan darah.
f) Serat diberikan cukup, yaitu 25 g/hr agar tidak terlalu memberatkan kerja organ
pencernaan.
h) Vitamin dan mineral cukup untuk menunjang proses metabolisme dalam tubuh.
j) Makanan diberika dengan konsistensi lunak yaitu nasi tim dikarenakan kondisi
pasien saat itu masih lemah dan giginya sudah tidak lengkap.
k) Makanan yang tidak dianjurkan yaitu produk olahan yang dibuat dengan garam
dapur, baking soda, kue-kue yang terlalu manis dan gurih.
l) Sayuran yang disarankan dimakan adalah sayuran berserat sedang, yaitu bayam,
labu siam, kacang panjang, tomat, taoge, wortel. Kangkung.
m) Sayuran yang tidak disarankan adalah sayuran yang menimbulkan gas, seperti
sawi, kol, kembang kol dan lobak :sayuran berserat tinggi seperti daun singkong,
daun katuk, daun melinjo, dan sayuran mentah.
n) Sumber protein nabati yang tidak dianjurkan yaitu pindakas dan semua kacnag-
kacangan yang diawet dengan natrium atau digoreng.
o) Bahan makanan yang tidak disarankan adalah daging ayam, dan daging sapi
yang berlemak, jerohan,dendeng, abon, kornet, daging asap, ikan sarden, ikan asin,
ebi, uadang kering, telur asin, es krim, keju, susu full cream.
p) Buah yang perlu dibatasi adalah buah yang mnenimbulkan gas seperti nangka,
durian, dan buah yang diawet dengan natriumseperti biah kaleng dan asinan.
q) Sumber lemak yang perlu dibatasi adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
margarine dana mentega biasa, santan kental, krim dan produk gorengan.
r) Bumbu yan perlu dibatasi adalah bumbu yang tajam seperti cabe, merica dan
cuka yang mengandung bahan pengawet garam natrium seperti vetsin, kecap asin,
kecap manis, petis, saos tomat, terasi, soda, baking powder.
1. Protein cukup yaitu 0,8-1 g/kg BB. Apabila pasein berada dalam keadaan gizi
kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kg BB. Apabila penyakit disertai komplikasi
gagal ginjal kronik protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kg BB.
2. Energi yang cukup yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut nergi diberikan 1100-
1500 kkal/ hari.
3. Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Utamakan sumber lemak
tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu 10 % dari kebutuhan energi total.
Kolesterol dibatsi 300 mg.
4. Karbohidrat cukup yaitu 60-70% dari kebutuahn energi total. Untuk pasien dengan
diabetes mellitus diutamalan karbohidrat kompleks.
5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C dan vitamin
E.
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah
konstipasi.
8. Cairan cukup yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan aistes, cairan
dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan
dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati.
Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol.
2. Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam tanpa kulit, ikan, telur ayam,
susu skim.
2. Sumber protein hewani : Daging sapi dan ayam yang berlemak, jeroan, keju,
protein hewani yang diawetkan.
PENDAHULUAN
Penyakit stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu
memang penyakit - penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60
tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit
stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah
usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada
orang muda perkotaan modern.
BAB III
PENUTUP
http://ekaretnosariiii.blogspot.com/
http://leena-gizi.blogspot.com/2012/04/penatalaksanaan-terapi-nutrisi-pasien.html
http://penyakitstroke.net/diet-penyakit-stroke/
http://www.academia.edu/7635025/KONSEP_GIZI_THERAPY_DAN_DIIT_untuk_
penderita_STROKE