Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK DENGAN STROKE

Disusun Oleh:
Tri Ega Septiana 2016023020116

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
1. Pengertian Stroke

Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus


ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa
terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin,
2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah  kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan  oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun (Smeltzer et al, 2002).

2. Klasifikasi

a. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik merupakan 15-20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila
lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Stroke hemoragik juga
dapat disebabkan karena pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat
menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau subaraknoid.

b. Stroke Iskemik
Sekitar 80-85% stroke
adalah stroke iskemik, yang terjadi
akibat abstruksi atau bekuan di
satu sisi lebih arteri besar pada
sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat
disebabkan oleh bekuan (trombus)
yang terbentuk di dalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh
organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas, atau mungkin
terbentuk di dalam suatu organ seperti jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem
arteri ke otak sebagai suatu emboli. Sumbatan pada arteri carotis interna sering
sebagai penyebab stroke pada lansia, yang sering mengalami pembentukan plak
aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis.
Aterosklerosis sering terbentuk pada percabangan arteria kaortis komunis. Penyebab
lain stroke iskemik adalah vasospasme, yang merupakan respons vaskular reaktif
terhadap perdarahan di dalam ruang subaraknoid.

3. Faktor Resiko

Ada beberapa factor risiko stroke yang sering teridentifikasi yaitu :


Faktor Resiko Utama :
1) Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat
menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat
mengganggu aliran darah cerebral. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya
maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak
menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan
mengalami kematian.
2) Aneurisma pembuluh darah cerebral. Adanya kelainan pembuluh darah yakni
berupa penebalan pada satu tempat yang diikuti oleh penipisan di tempat lain.
Pada daerah penipisan dengan maneuver tertentu dapat menimbulkan perdarahan.
3) Kelainan jantung / penyakit jantung. Paling banyak dijumpai pada pasien post
MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan
kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. Disamping itu dapat terjadi
proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.
Beberapa Penyakit Jantung berpotensi menimbulkan stroke. Dikemudian hari
seperti penyakit jantung reumatik, penyakit jantung koroner dengan infark obat
jantung dan gangguan irana denyut jantung. Factor resiko ini pada umumnya akan
menimbulkan hambatan atau sumbatan aliran darah ke otak karena jantung
melepaskan sel- sel / jaringan- jaringan yang telah mati ke aliran darah.
4) Diabetes mellitus (DM). Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2
alasan, yaitu terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat
aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga
berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.
Diabetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak sampai
berukuran besar. Menebalnya pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter
pembuluh darah yang akan menggangu kelancaran aliran darah ke otak, pada
akhirnya akan menyebabkan kematian sel- sel otak.

4. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), penyebab stroke adalah sebagai berikut :
a. Trombosis serebri
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi yang
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti
disekitarnya. Trombosis ini biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebri.

b. Emboli serebri
Emboli serebri merupakan penyumbatan darah otak ke bekuan darah, lemak dan
udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat system arteri serebri. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala
timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa di bawah ini yang dapat menyebabkan
emboli,yaitu : katub-katub jantung yang rusak akibat penyakit jantung reumatik,
infark myocardium, fibrilasi dan keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-
waktu kosong sama sekali mengeluarkan embolus-embolus kecil. Endocarditis oleh
bakteri dan nonbakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan pada endocardium.

c. Iskemik serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi
ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.

d. Hemorargik serebral
Perdarahan intracranial atau intraserebri meliputi perdarahan di dalam ruang
subarachnoid dan di dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi
karena arterosklerosis dan hepertensi. Pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat menyebabkan
penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak tertekan sehingga terjadi
infark otak,edema dan mungkin heniasi otak.

5. Pathway
6. Penatalaksanaan Medik
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan melakukan
tindakan sebagai berikut :
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak
pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK

Menurut Arif Muttaqin (2008), pada pasien yang mengalami stroke dapat dilakukan
beberapa cara untuk menanganinya. Yaitu dapat dilakukan hal-hal berikut:

1) Naikkan posisi kepala dan badan bagian atas setinggi 20 -30.


2) Hindarkan pemberian cairan intravena yang berisi glukosa atau cairan hipotonik.
3) Pemberian osmoterapi yaitu :
a) Bolus marital 1gr/kg BB dalam 20 -30 menit kemudian dilanjutkan dengan
dosis 0,25 gr/kg BB setiap 6 jam sampai maksimal 48 jam. Target osmolaritas
300-320 mmol/liter.
b) Gliserol 50% oral 0, 25 - 1gr/kg BB setiap 4 atau 6 jam atau geiseral 10%.
Intravena 10 ml/kg BB dalam 3 -4 jam (untuk odema cerebri ringan, sedang).
c) Furosemide 1 mg/kg BB intravena.
4) Intubasi dan hiperventilasi terkontrol dengan oksigen hiperbarik sampai PCO2 =
29-35 mmHg.
5) Tindakan bedah dikompresif perlu dikerjakan apabila terdapat supra tentoral
dengan pergeseran linea mediarea atau cerebral infark disertai efek rasa.
6) Steroid dianggap kurang menguntungkan untuk terapi udara cerebral oleh karena
disamping menyebabkan hiperglikema juga naiknya resiko infeksi.

6. Komplikasi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral,
penurunan aliran darah serebral, dan luasnya area cidera.
1. Hipoksia Serebral
Diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak
bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian
oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematocrit pada tingkat
dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.

2. Aliran Darah Serebral


Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah
serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas
dan memperbaiki aliran darah serebral.

3. Embolisme Serebral
Dapat terjadi setelah infark miocard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari
dari katub jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan
selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.

7. Pemeriksaan fisik
1) Keluhan saat ini (TD,RR,NADI,SUHU)
2) Persyarafan (GCS, pemeriksaan 12 saraf cranial)
3) Endokrin (inspeksi, palpasi)
4) Muskuloskeletal (inspeksi, palpasi )
5) Perkemihan (inspeksi, palpasi)
6) Integument (inspeksi dan palpasi)
7) Imunitas (inspeksi,palpasi, aukultasi)

8. Pemeriksaan penunjang dan laboratorium


1) Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.

2) Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).


Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi,
melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT).

3) CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.

4) MRI (Magnetic Imaging Resonance)


Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark
akibat dari hemoragik.
5) EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan otak.
6) Pemeriksaan laboratorium :
 Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
 Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
 Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
 Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-
rangsur turun kembali.
 Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.

KASUS
Seorang klien, Ny. E berusia 66 tahun tinggal bersama suaminya, Tn. G (60 tahun)
dan dua anak perempuan (35 tahun dan 31 tahun). Tn G mengalami stroke sejak bulan maret
2019 lalu, mengalami afasia, komunikasi sangat susah dimengerti, kelemahan ekstremitas
kanan (kekuatan otot 3 untuk kedua ekstremitas kanan), ekstremitas kiri kekuatan otot 5,
mampu berpindah tempat namun kaki diseret dan menggunakan dinding sebagai bantuan
berpindah, Rentang gerak ektremitas kiri: aktif, ekstremitas kanan: aktif asistif. Tn G juga
terlihat kebingungan, kurang konsentrasi, respon tidak sesuai ketika diajak berkomunikasi
dan tidak fokus ketika diajak berbicara. Suami klien memiliki riwayat penyakit hipertensi
yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Klien mengatakan suaminya tidak pernah kontrol
atau memeriksakan kesehatannya, saat serangan stroke pertama GDS klien mencapai 350
mg/dl, klien mengalami kejang yang berulang sampai saat ini masing sering kambuh, saat
diperiksa TD suami klien mencapai 150/94mmHg. Saat ini suaminya sedang mengkonsumsi
4 macam obat; Colic Asid, Kutoin, Tromboaspilet, dan Obat Hipertensi.
Ny E memiliki riwayat post opname sekitar 1 bulan yang lalu akibat stroke yang
dialami karena kolesterol yang tinggi. Klien mengatakan setelah memiliki riwayat stroke ini
beliau menjadi lebih berhati-hati lagi dalam memilih makanan, melakukan aktifitas fisik
seperti jalan sehat, mengkonsultasikan kondisinya kepada fasilitas kesehatan dan mencari
sumber edukasi kesehatan di internet maupun secara langsung kepada tenaga kesehatan.
Klien mengatakan semenjak suaminya sakit klien menjadi kurang memperhatikan kondisi
kesehatannya sendiri, klien sering merasakan stres menghadapi kondisi suaminya saat ini
akibat sikap dan bicara suami klien yang sulit difahami semenjak kesulitan berbicara, klien
juga mengatakan bahwa suaminya semenjak sakit menjadi mudah marah dan sulit bergaul
dengan orang lain. Klien mengatakan saat ini tidak punya waktu untuk mengurus diri sendiri,
jangankan untuk keluar jalan-jalan, waktu untuk istirahat di rumah saja sangat kurang, karena
waktunya habis untuk mengurus suaminya. Klien merasa khawatir melihat kondisi suaminya
dan merasa khawatir kalo tidak mampu merawat suaminya dengan baik, kondisi suaminya
akan semakin parah dan di bawa ke RS lagi. Ny E juga mengatakan bahwa umurnya sudah
tua, khawatir siapa yang akan melanjutkan perawatan suaminya kalau tiba-tiba dipanggil
Allah duluan, sementara kedua anak perempuannya tidak begitu memperhatikan kondisi
ayahnya.
Kedua anak klien kurang bisa diajak bekerjasama dalam merawat suami klien yang
sedang sakit, klien juga merasa kurang bisa didengar bahkan lebih sering diatur oleh kedua
anaknya. Keluarga klien tidak pernah melakukan rekreasi bersama, berkumpul bersama
hanya pada saat makan malam dan itu jarang dilakukan, saat makan bersama klien
mengatakan jarang membicarakan masalah bersama. Pengambilan keputusan dilakukan oleh
kedua anaknya, anak pertama klien sudah menikah namun setelah menikah anak klien
memutuskan untuk tinggal bersama orangtuanya dan pisah rumah dengan suaminya. Kedua
anak klien sudah memiliki pekerjaan masing-masing sedangkan klien sendiri mendapatkan
uang dari dana pensiun yang ia dapatkan.
Klien mengatakan saat ini klien sering merasa sedih karena tidak dihargai oleh
anggota keluarganya, namun klien tidak mampu menangis. Klien memiliki kebiasaan
memendam masalahnya sendiri karena merasa tidak ada orang yang dapat diajak bercerita,
maupun ada klien tidak memiliki waktu khusus yang dapat digunakan untuk menceritakan
apa yang dihadapi, klien terkadang menceritakan masalah kepada kaka perempuannya namun
ia merasa bahwa kakaknya memiliki masalah yang lebih berat dari dirinya. Klien mengatakan
memiliki kesulitan untuk dapat mengikuti kegiatan dimasyarakat karena kesibukan dirinya
dalam mengurus suaminya yang sakit. Klien berharap bahwa suaminya dapat sehat kembali
dan kedua anaknya menjadi anak yang bertaqwa.

A. Analisis Data
Data Etiologi Problem
DO : Neuromuskular Gangguan Mobilitas
- Suami klien saat Fisik
dilakukan pemeriksaan
ektermitas
mendapatkankelemahan
ekstremitas kanan
(kekuatan otot 3 untuk
kedua ekstremitas
kanan), ekstremitas kiri
kekuatan otot 5,
- Suami klien mampu
berpindah tempat
namun kaki diseret dan
menggunakan dinding
sebagai bantuan
berpindah, Rentang
gerak ektremitas kiri:
aktif, ekstremitas
kanan: aktif asistif.
DS : hipertensi Risiko perfusi
- Suami klien jaringan serebral tidak
mengatakan memiliki riwayat efektif
penyakit hipertensi
yang diturunkan oleh
kedua orangtuanya.
DO :
- TD suami klien
mencapai 150/94mmHg.
- Saat ini suaminya
sedang mengkonsumsi 4
macam obat; Colic Asid,
Kutoin, Tromboaspilet, dan
Obat Hipertensi.
- Klien Kronis penyakit Ketegangan peran
mengatakan penerima asuhan pemberi asuhan
merasa khawatir
melihat kondisi
suaminya
- Klien
mengatakan
merasa khawatir
kalo tidak
mampu
merawat
suaminya
dengan baik,
kondisi
suaminya akan
semakin parah
dan di bawa ke
RS lagi. Ny E
juga
mengatakan
bahwa umurnya
sudah tua,
- Klien
mengatakan
khawatir siapa
yang akan
melanjutkan
perawatan
suaminya kalau
tiba-tiba
dipanggil Allah
duluan,
sementara
kedua anak
perempuannya
tidak begitu
memperhatikan
kondisi ayahnya
DO : Gangguan Gangguan komunikasi
- Suami klien terlihat neuromuskular verbal
saat berkomunikasi sangat
susah dimengerti,
- Suami klien juga
terlihat kebingungan, kurang
konsentrasi, respon tidak sesuai
ketika diajak berkomunikasi
dan tidak fokus ketika diajak
berbicara.

DS :
- Ny. E mengatakan
suaminya mengalami afasia

DS : Perubahan status Gangguan proses


- Klien mengatakan kesehatan anggota keluarga
semenjak suaminya sakit klien keluarga, perubahan
menjadi kurang pengambilan keputusan
memperhatikan kondisi dalam keluarga
kesehatannya sendiri, klien
sering merasakan stres
menghadapi kondisi suaminya
saat ini akibat sikap dan bicara
suami klien yang sulit difahami
semenjak kesulitan berbicara.
- klien juga mengatakan
bahwa suaminya semenjak
sakit menjadi mudah marah
dan sulit bergaul dengan orang
lain.
- Klien mengatakan saat
ini tidak punya waktu untuk
mengurus diri sendiri,
jangankan untuk keluar jalan-
jalan, waktu untuk istirahat di
rumah saja sangat kurang,
karena waktunya habis untuk
mengurus suaminya.
- Klien mengatakan
Kedua anak klien kurang bisa
diajak bekerjasama dalam
merawat suami klien yang
sedang sakit,
b klien merasa kurang
bisa didengar bahkan lebih
sering diatur oleh kedua
anaknya.
- Klien mengatakan
Keluarga klien tidak pernah
melakukan rekreasi bersama,
berkumpul bersama hanya
pada saat makan malam dan itu
jarang dilakukan,
- Klien mengatakan saat
makan bersama keluarga
jarang membicarakan masalah
bersama.
- klien mengatakan
pengambilan keputusan
dilakukan oleh kedua anaknya,
anak pertama klien sudah
menikah namun setelah
menikah anak klien
memutuskan untuk tinggal
bersama orangtuanya dan pisah
rumah dengan suaminya.
Kedua anak klien sudah
memiliki pekerjaan masing-
masing
- Klien mengatakan saat
ini klien sering merasa sedih
karena tidak dihargai oleh
anggota keluarganya, namun
klien tidak mampu menangis.
- Klien mengatakan
memiliki kebiasaan
memendam masalahnya sendiri
karena merasa tidak ada orang
yang dapat diajak bercerita,
maupun ada klien tidak
memiliki waktu khusus yang
dapat digunakan untuk
menceritakan apa yang
dihadapi.
- Klien mengatakan
terkadang menceritakan
masalah kepada kaka
perempuannya namun ia
merasa bahwa kakaknya
memiliki masalah yang lebih
berat dari dirinya.
- Klien mengatakan
memiliki kesulitas untuk dapat
mengikuti kegiatan
dimasyarakat karena kesibukan
dirinya dalam mengurus
suaminya yang sakit

B. Skor Prioritas
No Diagnosa Kriteria Bobo Total Pembenaran
Keperawatan t

1 Gangguan Sifatmasalah: 3 1 Wellness (Actual) diagnosa ini


Mobilitas fisik menggambarkan bahwa respon
berhubungan Wellnes (3)
klien terhadap kondisi kesehatan
dengan Health Deficit (3) yang menyebabkan klien
gangguan mengalami masalah kesehatan.
neuromuskular Health treath (2)
dibuktikan
dengan Forseeable crisis(1)
kekuatan otot Kemungkinan diubah: 2 1 Kemungkinan masalah ini dapat
menurun, sulit dirubah bisa dikatakan sebagian
menggerakan Mudah (2)
karena dilihat dari lamanya
ektermitas, Sebagian (1) penyakit stroke yang dialami dan
fisik lemah, Tn. G yang jarang pergi ke
dan gerakan Tidakdapat (0) pelayanan kesehatan atau dokter.
ROM
menurun.
Kemungkinan dicegah: 1 1/3 Masalah ini (hambatan mobilitas
fisik) sangat rendah untuk
Tinggi (3)
dicegah karena penyakit sudah
Cukup (2) berlangsung lama, dan kurang
patuhnya Tn. G untuk bisa datang
Rendah (1) ke dokter.

Menonjolnya masalah: 1 1 Masalah ini dianggap keluarga


membutuhkan perhatian segera
Membutuhkan perhatian
karena sangat mengganggu
segera (2)
aktifitas TN. G sehari-hari.
Tidakmembutuhkan
perhatian segera (1)
Tidakdirasakansebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 3 1/3

No DiagnosaKepe Kriteria Bobo Total Pembenaran


rawatan t

2 Resiko perfusi Sifatmasalah: 1 2/3 Resiko karena klien beresiko


jaringan mengalami masalah kesehatan.
serebral tidak Wellnes (3)
efektif Health Deficit (3)
dibuktikan
dengan faktor Health treath (2)
resiko
hipertensi Forseeable crisis(1)
Kemungkinan diubah: 2 1 Kemungkinan di ubah hanya
sebagian karena Tn. G sudah
Mudah (2)
mengalami stroke yang cukup
Sebagian (1) lama dan juga Tn. G sudah sulit
diajak berkomunikasi dan
Tidakdapat (0) apabila diajak berbicara suka
marah – marah dengan lawan
bicara dan sudah banyak tanda
dan gejala dari stroke yang juga
mengganggu aktivitas sehari –
hari.
Kemungkinandicegah: 1 1/3 Kemungkinan untuk diegah
rendah karena Tn. G sudah
Tinggi (3)
mengalami stroke yang lama
Cukup (2) dan sudah timbul tanda dan
gejala yang banyak seperti
Rendah (1) kelemahan ekstremitas kanan
(kekuatan otot 3 untuk kedua
ekstremitas kanan), ekstremitas
kiri kekuatan otot 5, mampu
berpindah tempat namun kaki
diseret dan menggunakan
dinding sebagai bantuan
berpindah, Rentang gerak
ektremitas kiri: aktif,
ekstremitas kanan: aktif asistif.
Kemungkinan dicegah rendah
juga karena peran pemberian
asuhan keperawatan istrinya
juga mengalami stroke dan
harus memperhatikan dirinya
juga, sedangkan kedua anaknya
tidak pernah perduli dengan
keadaan orang tuanya.
Menonjolnya masalah: 1 1 Masalah ini dianggap klien
membutuhkan perhatian segera
Membutuhkan perhatian
karena mengganggu aktifitas
segera (2)
sehari-hari dari Tn. G dan Ny. E
Tidakmembutuhkan
perhatian segera (1)
Tidakdirasakansebagai
masalah atau kondisi yang
membutuhkan perubahan
(0)
Total 3

No Diagnosa Kriteria Bob Total Pembenaran


Keperawatan ot

1 Ketegangan Sifatmasalah: 3 1 Wellness (Actual) diagnosa ini


peran pemberi menggambarkan bahwa respon
Wellnes (3)
asuhan klien terhadap kondisi kesehatan
berhubungan Health Deficit (3) yang menyebabkan klien
dengan mengalami masalah kesehatan.
kronisnya Health treath (2)
penyakit Forseeable crisis(1)
penerima
asuhan, Kemungkinan diubah: 2 2 Kemungkinan masalah ini dapat
pemberi dirubah bisa dikatakan mudah
Mudah (2)
asuhan kurang karena ibunya hanya butuh
mendapatkan Sebagian (1) penjelasan terkait kesehatan
waktu suaminya, cara merawatnya
Tidakdapat (0) dengan benar dan juga ibunya
istirahat,
beratnya sudah mencari sumber – sumber
penyakit informasi dari internet.
penerima Kemungkinan dicegah: 1 1/3 Masalah ini sangat rendah untuk
asuhan dicegah karena penyakit sudah
dibuktikan Tinggi (3)
berlangsung lama dan kondisi
dengan Cukup (2) suami tidak membaik, ibunya
khawatir klien juga selalu khawatir terkait
akan kembali Rendah (1) segala yang dialami suaminya.
dirawat di
rumah sakit Menonjolnya masalah: 1 1 Masalah ini dianggap keluarga
dan khawatir membutuhkan perhatian segera
Membutuhkan
tentang karena sangat mengganggu
perhatian segera (2)
kelanjutan aktifitas Ny. E sehari-hari.
perawatan Tidakmembutuhkan
klien, perhatian segera (1)
khawatir
Tidakdirasakansebagai
tentang
masalah atau kondisi
ketidakmamp
yang membutuhkan
uan pemberi
perubahan (0)
asuhan dalma
merawat klien Total 5
No Diagnosa Kriteria Bob Total Pembenaran
Keperawatan ot

1 Gangguan Sifatmasalah: 3 1 Wellness (Actual) diagnosa ini


komunikasi menggambarkan bahwa respon
Wellnes (3)
verbal klien terhadap kondisi kesehatan
berhubungan Health Deficit (3) yang menyebabkan klien
dengan mengalami masalah kesehatan.
gangguan Health treath (2)
neuromuskule Forseeable crisis(1)
r dibuktikan
dengan tidak Kemungkinan diubah: 2 1 Kemungkinan masalah ini dapat
mampu dirubah bisa dikatakan sebagian
Mudah (2)
berbicara atau karena tanda – tanda dari
mendengan. Sebagian (1) komukasi verbal yang terganggu
Menunjukan sudah banyak dari sulit berbicara
Tidakdapat (0) saat berbicara dengan orang lain
respon tidak
sesuai , dan biasanya suaminya marah –
afasia. marah, menunjukan respon yang
tidak sesuai saat diajak
berkomunikasi.
Kemungkinan dicegah: 1 1/3 Masalah ini sangat rendah untuk
dicegah karena penyakit sudah
Tinggi (3)
berlangsung lama dan kondisi
Cukup (2) suami tidak membaik, tanda –
tanda dari komukasi verbal yang
Rendah (1) terganggu sudah banyak dari
sulit berbicara saat berbicara
dengan orang lain biasanya
suaminya marah – marah,
menunjukan respon yang tidak
sesuai saat diajak berkomunikasi
dan komunikasi antara ibu dan
suami, suami dan anak, ibu dan
anak sangat kurang baik.
Anaknya yang tidak perduli
dengan orang tua dan suaminya
yang suka marah – marah
dengan Ny. E.
Menonjolnya masalah: 1 1 Masalah ini dianggap keluarga
membutuhkan perhatian segera
Membutuhkan
karena sangat mengganggu
perhatian segera (2)
Tidakmembutuhkan komunikasi sehari-hari.
perhatian segera (1)
Tidakdirasakansebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 3 1/3

No Diagnosa Kriteria Bob Total Pembenaran


Keperawatan ot

1 Gangguan Sifatmasalah: 3 1 Wellness (Actual) diagnosa ini


komunikasi menggambarkan bahwa respon
Wellnes (3)
verbal klien terhadap kondisi kesehatan
berhubungan Health Deficit (3) yang menyebabkan klien
dengan mengalami masalah kesehatan.
gangguan Health treath (2)
neuromuskule Forseeable crisis(1)
r dibuktikan
dengan tidak Kemungkinan diubah: 2 1 Kemungkinan masalah ini dapat
mampu dirubah bisa dikatakan sebagian
Mudah (2)
berbicara atau karena tanda – tanda dari
mendengan. Sebagian (1) komukasi verbal yang terganggu
Menunjukan sudah banyak dari sulit berbicara
Tidakdapat (0) saat berbicara dengan orang lain
respon tidak
sesuai , dan biasanya suaminya marah –
afasia. marah, menunjukan respon yang
tidak sesuai saat diajak
berkomunikasi.
Kemungkinan dicegah: 1 1/3 Masalah ini sangat rendah untuk
dicegah karena penyakit sudah
Tinggi (3)
berlangsung lama dan kondisi
Cukup (2) suami tidak membaik, tanda –
tanda dari komukasi verbal yang
Rendah (1) terganggu sudah banyak dari
sulit berbicara saat berbicara
dengan orang lain biasanya
suaminya marah – marah,
menunjukan respon yang tidak
sesuai saat diajak berkomunikasi
dan komunikasi antara ibu dan
suami, suami dan anak, ibu dan
anak sangat kurang baik.
Anaknya yang tidak perduli
dengan orang tua dan suaminya
yang suka marah – marah
dengan Ny. E.
Menonjolnya masalah: 1 1 Masalah ini dianggap keluarga
membutuhkan perhatian segera
Membutuhkan
karena sangat mengganggu
perhatian segera (2)
komunikasi sehari-hari.
Tidakmembutuhkan
perhatian segera (1)
Tidakdirasakansebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 3 1/3

No Diagnosa Kriteria Bob Total Pembenaran


Keperawatan ot

1 Gangguan Sifatmasalah: 3 1 Wellness (Actual) diagnosa ini


proses menggambarkan bahwa respon
Wellnes (3)
keluarga klien terhadap kondisi kesehatan
berhubungan Health Deficit (3) yang menyebabkan klien
dengan mengalami masalah kesehatan.
perubahan Health treath (2)
status Forseeable crisis(1)
kesehatan
anggota Kemungkinan diubah: 2 1 Kemungkinan masalah ini dapat
keluarga di dirubah bisa dikatakan sebagian
Mudah (2)
buktikan karena ibunya menanpatkan
dengan Sebagian (1) perannya dengan benar
keluarga tidak meskipun anaknya tidak perduli
Tidakdapat (0) terhadap kedua orang tuanya
mampu
beradaptasi tetapi masih sedikit bisa diubah
terhadap karena meraka hidup dalam satu
situasi, tidak atap..
mampu Kemungkinan dicegah: 1 1/3 Masalah ini rendah untuk
berkomunikas dicegah karena dilihat dari anak
Tinggi (3)
isecara – anaknya yang sudah tidak
terbuka Cukup (2) perduli dengan keadaan orang
terhadap tuanya, dan anak -nya yang suka
anggota, Rendah (1) mengambil segala keputasan
keluarga tidak yang ada di rumah.
mampu
Menonjolnya masalah: 1 1 Masalah ini dianggap keluarga
mengungkapk
membutuhkan perhatian segera
an perasaan Membutuhkan
karena sangat mengganggu
secara leluasa. perhatian segera (2)
proses dalam keluarga sehari-
Tidakmembutuhkan hari.
perhatian segera (1)
Tidakdirasakansebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 3 1/3
C. Prioritas Keperawatan
1. Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan kronisnya penyakit penerima asuhan, pemberi asuhan kurang mendapatkan
waktu istirahat, beratnya penyakit penerima asuhan dibuktikan dengan khawatir klien akan kembali dirawat di rumah sakit dan
khawatir tentang kelanjutan perawatan klien, khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam merawat klien.
2. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular dibuktikan dengan kekuatan otot menurun, sulit
menggerakan ektermitas, fisik lemah, Dan gerakan ROM menurun.
3. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan anggota keluarga di buktikan dengan keluarga tidak
mampu beradaptasi terhadap situasi, tidak mampu berkomunikasi secara terbuka terhadap anggota, keluarga tidak mampu
mengungkapkan perasaan secara leluasa
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan neuromuskuler dibuktikan dengan tidak mampu berbicara atau
mendengan. Menunjukan respon tidak sesuai , dan afasia.
5. Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif dibuktikan dengan faktor resiko hipertensi.

Diagnosa SLKI SIKI Rasional

Ketegangan peran 1. keluarga mampu Mengenal masalah 1. Mengenal masalah Jurnal : RELAKSASI OTOT
pemberi asuhan
Setalah dilakukan intervensi Edukasi pada pengasuh : PROGRESIF UNTUK
berhubungan
dengan kronisnya keperawatan 2 x pertemuan selama 1 - identifikasi pemahaman dan MENURUNKAN
penyakit penerima
jam ketahanan keluarga meningkat. dan kesiapan peran pengasuh KECEMASAN PADA
asuhan, pemberi
asuhan kurang Dengan kriteria : - identifikasi sumber PASIEN ASMA
mendapatkan waktu
- mendiskusikan makna krisis dukungan dan kebutuhan BRONCHIAL
istirahat, beratnya
penyakit penerima meningkat istirahat pengasuh Kesimpulan : latihan relaksasi
asuhan dibuktikan
- verbalisai harapan yang positif - berikan dukungan pada dapat menurunkan kecemasan
dengan khawatir
klien akan kembali antar anggota keluarga pengasuh selama pasien hal itu terlihat sudah tidak
dirawat di rumah
- menggunakan strategi koping mengalami kemunduran adanya tanda – tanda
sakit dan khawatir
tentang kelanjutan yang efektif - ajarkan pengasuh kecemasan yang muncul
perawatan klien,
khawatir tentang 2. Keluarga mampu mengekplorasi kekuatan dan Jadi terapi ini baik diterapkan
ketidakmampuan
memutuskan kelemahannya pada NY. E untuk mengurangi
pemberi asuhan
dalam merawat Setalah dilakukan intervensi 2. Keluarga mampu khawatir yang berlebihan.
klien.
keperawatan 2 x pertemuan selama 1 memutuskan
jam fungsi keluarga membaik. Dengan Dukungan .
kriteria :
- adaptasi terhadap pengambilan keputusan :
masalah meningkat Identifikasi persepsi
- Pembagian tanggung mengenai masalah dan
jawab kepada setiap informasi yang memicu
anggota keluarga konflik
meningkat. - Motivasi
- Perlibatan anggota mengungkapkan tujuan
keluarga dalam perawatan yang
penyelesaian masalah diharapkan
meningkat. - fasilitasi
pengambilan keputusan
3. Keluarga mampu secara kolaboratif
melakukan perawatan - berikan informasi
Setalah dilakukan intervensi yang diminta pasien
keperawatan 2 x pertemuan selama 1 - jika perlu
jam pemeliharaan kesehatan kolaborasikan dengan
meningkat. Dengan kriteria : tenaga kesehatan lain
- menunjukan prilaku adaftif dalam mengambil
meningkat keputusan.
- perilaku mencari bantuan
meningkat 3. Keluarga mampu
melakukan perawatan

4. Keluarga mampu Dukungan keluarga


memodifikasi lingkungan merencanakan
Setalah dilakukan intervensi perawatan :
keperawatan 2 x pertemuan selama 1 - identifikasi
jam status kenyamanan meningkat . konsekuensi tidak
Dengan kriteria : melakukan
- dukungan sosial dari keluarga tindakna bersama
meningkat keluarga
- kewaspadaan membaik - identifikasi
tindakan yang
5. Keluarga mampu dapat dilakukan
memanfaatkan fasilitas keluarga
kesehatan - motivasi
Setalah dilakukan intervensi pengembangan
keperawatan 2 x pertemuan selama 1 sikap dan emosi
jam tingkat kepatuhan meningkat. yang mendukung
Dengan kriteria : upaya kesehatan
- perilaku mengikuti - informasikan
program perawatan/ fasilitas kesehatan
pengobatan membaik yang ada di
- verbalisasi kemauan lingkungan
mematuhi program keluarga
perawatan atau
pengobatan 4. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan

Perawatan kenyamanan :
- identifikasi
pemahaman
tentang kondisi,
situasi, dan
perasaan.
- ciptakan
lingkungan yang
nyaman
- ajarkan terapi
relaksasi
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan

Dukungan keluarga
merencanakan
perawatan :
- informasikan
fasilitas kesehatan
yang ada di
lingkungan
keluarga
Diagnosa Tanggal implementasi Evaluasi
Jam, hari
Ketegangan Minggu,01/03/2  Mengidentifikasi pemahaman dan dan
peran pemberi 0 S: - istri Tn. G mengatakan paham dan siap
kesiapan peran pengasuh
asuhan Pukul: 09.00 menjadi pengasuh sedangkan anaknTn. G kurang
berhubungan S: - istri Tn. G mengatakan paham
dengan siap.
dan siap menjadi pengasuh
kronisnya
penyakit sedangkan anaknTn. G kurang siap. S : istri Tn. G mengatakan apabila lelah dan
penerima
O : - anak Tn. G terlihat kurang membutuhkan istirahat akan meminta pertolongan
asuhan, pemberi
asuhan kurang iklas apabila akan melakukan kepada anak- anaknya dalam mengasuh Tn. G
mendapatkan
perawatan pada ayahnya.
waktu istirahat, S : istri Tn. G mengatakan apabila Tn. G
beratnya  mengidentifikasi sumber dukungan dan
penyakit mengalami kondisi yang memburuk akan
penerima asuhan kebutuhan istirahat pengasuh
langsung dibawa ke Puskesmas
dibuktikan S : istri Tn. G mengatakan apabila
dengan khawatir
klien akan Minggu,01/03/2 lelah dan membutuhkan istirahat S: istri Tn. G mengatakan selalu harus kuat dalam
kembali dirawat 0 akan meminta pertolongan kepada keadaan dan kondisi apapun untuk melakukan
di rumah sakit Pukul: 09.10
dan khawatir anak- anaknya dalam mengasuh perawatan kepada suaminya, meskipun anaknya
tentang Tn. G belum bisa ikut dalam pengasuhan ayahnya.
kelanjutan
perawatan klien, O : anak Tn. G terlihat kurang karena kalau bukan istrinya siapa lagi yang akan
khawatir tentang perduli terhadap perkataan ibunya. merawat.
ketidakmampuan
pemberi asuhan  memberikan dukungan pada pengasuh
S: istri Tn. G mengatakan masalah yang
dalam merawat
klien. dihadapinya sangat berat, karena kondisi
selama pasien mengalami kemunduran suaminya seperti itu, ditambah lagi anak
S : istri Tn. G mengatakan apabila – anak kurang perduli terhadap kondisi
Tn. G mengalami kondisi yang kedua orang taunga
memburuk akan langsung dibawa
Minggu,01/03/2 S : istri Tn. G mengatakan tujuan yang
ke Puskesmas
0 diharapkan dari perawatan Tn. G adalah
Pukul: 09.25 O : anak Tn. G masih belum mau
agar Tn. G cepat membaik, dan bisa
berbicara apa – apa terkait masalah
melakukan kegiatan sehari – hari
yang dialami.
 mengajarkan pengasuh mengekplorasi s :
kekuatan dan kelemahannya
- istri Tn . G mengatakan
S: istri Tn. G mengatakan selalu
ingin semua keputusan
harus kuat dalam keadaan dan
yang ada di keluarga agar
kondisi apapun untuk melakukan
selalu didiskusikan
perawatan kepada suaminya,
bersama agar tidak satu
Minggu,01/03/2 meskipun anaknya belum bisa ikut
pihak saja yang berhak
0 dalam pengasuhan ayahnya. karena
Pukul: 09.30 mengambil keputusan
kalau bukan istrinya siapa lagi yang
- anak Tn. G mengatakan
akan merawat.
smeua keputusan dalam
O : anak Tn. G terlihat
keluarga biar anaknya saja
menundukan kepalanya.
yang memutuskan , ibu
berfokus saja pada
 mengidentifikasi persepsi
mengenai masalah dan perwatan bapak
informasi yang memicu
S : istri Tn. G mengatakan apabila hanya
konflik
saya yang melakukan keperawatn akan
S:
sedikit kesulitan, seharusnya dibantu
- istri Tn. G
oleh anggota keluarga lain, seperti anak
mengatakan masalah
saya
yang dihadapinya
sangat berat, karena S : Istri Tn . G mengatakan tindakan
kondisi suaminya yang dapat saya lakukan adalah
seperti itu, ditambah membantu kebutuhan sehari – hari dari
lagi anak – anak suami, lenih mudah lagi apabila
Minggu,01/03/2
0 kurang perduli perawatan dilakukan bersama – sama
Pukul: 09.35 terhadap kondisi dengan anak. pasti bapak dari anak –
kedua orang taunga anak akan cepat sembuh.

o : anak Tn G masih S: istri Tn. G mengatakan bahwa


Minggu,01/03/2 selalu terdiam. memahami sikap emosi apabila didepan
0
suaminya.
Pukul: 09.40  memotivasi mengungkapkan
tujuan perawatan yang S: Istri Tn. G Mmengatakan akan
diharapkan mengubah pemikiran yang tadinya
S : istri Tn. G mengatakan berfiikir negatif terkait kondisinya dan
tujuan yang diharapkan dari suaminya menjadi berfikir positif bahwa
perawatan Tn. G adalah agar mereka akan sehidup semati bersama.
Tn. G cepat membaik, dan
S: istri Tn . G mengatakan lingkungan
bisa melakukan kegiatan
saat ini sudah nyaman
sehari – hari
O: anak Tn. G masih tidak S: Istri Tn . G mengatakan lebih tenang
ingin buka suara setelah dilakukan teknik relaksasi
 memfasilitasi pengambilan
S : Istri Tn. G mengatakan akan segera
keputusan secara kolaboratif
Minggu,01/03/2 membawa suaminya ke fasilitas
0 s:
Pukul: 09.45 kesehatan apabila kondisinya tidak
- istri Tn . G
membaik, dan mematuhi segala yang di
mengatakan ingin
sarankan oleh petugas kesehatan.
semua keputusan yang
ada di keluarga agar O : anak klien masih terdiam
selalu didiskusikan
bersama agar tidak
satu pihak saja yang O : anak Tn. G masih terdiam

berhak mengambil
keputusan
O : anak Tn . G hanya terdiam.
- anak Tn. G
mengatakan smeua
keputusan dalam
keluarga biar anaknya
saja yang memutuskan
, ibu berfokus saja
O : - anak Tn. G terlihat kurang iklas apabila akan
pada perwatan bapak.
melakukan perawatan pada ayahnya.
 memberikan informasi yang
diminta pasien O : anak Tn. G terlihat kurang perduli terhadap
O : belom ada informasi yang perkataan ibunya.
Minggu,01/03/2 ditanyak keluarga
O : anak Tn. G masih belum mau berbicara apa –
0
Pukul: 09.55 apa terkait masalah yang dialami.

 mengidentifikasi konsekuensi O : anak Tn. G terlihat menundukan kepalanya.


tidak melakukan tindakan
O : anak Tn G masih selalu terdiam.
bersama keluarga
S : istri Tn. G mengatakan O: anak Tn. G masih tidak ingin buka
apabila hanya saya yang suara
melakukan keperawatn akan
Minggu,01/03/2 O : belom ada informasi yang ditanyak
0 sedikit kesulitan, seharusnya
Pukul: 10.00 keluarga
dibantu oleh anggota keluarga
lain, seperti anak saya
1. mengenal masalah
O : anak Tn . G hanya
terdiam. A : ketahanan keluarga belum teratasi

 mengidentifikasi tindakan P:
yang dapat dilakukan
keluarga - lakukan pendekatan pada anak
S : Istri Tn . G mengatakan - gali informasi yangbelum dipahami
tindakan yang dapat saya oleh klien
lakukan adalah membantu
kebutuhan sehari – hari dari
suami, lenih mudah lagi 2. Keluarga mampu memutuskan

apabila perawatan dilakukan


S:
bersama – sama dengan anak.
Minggu,01/03/2
0 pasti bapak dari anak – anak A : Fungsi Keluarga belum teratasi
Pukul: 10.05
akan cepat sembuh. P : - diskusikan pembagian peran dan
 memotivasi pengembangan fungsi keluarga pada anggota keluarga
sikap dan emosi yang
mendukung upaya kesehatan 3. Keluarga mampu melakukan

S: istri Tn. G mengatakan perawatan

bahwa memahami sikap A : pemeliharaan kesehatan

emosi apabila didepan belum teratasi


Minggu,01/03/2
suaminya. P : lakukan pendekatan pada anak
0
Pukul: 10.15 O : Anak Tn . G hanya 4. Keluarga mampu memodifikasi

terdiam lingkungan

- A : status kenyamanan belum

- teratasi teratasi

 mengidentifikasi pemahaman P : lakukan pendekatan pada anak


tentang kondisi, situasi, dan untuk memunculkan lingkungan
perasaan. yang nyaman bagi anak.
S: Istri Tn. G Mmengatakan 5. Keluarga mampu
akan mengubah pemikiran memanfaatkan fasilitas
Minggu,01/03/2
yang tadinya berfiikir negatif kesehatan
0
Pukul: 10.20 terkait kondisinya dan A : tingkat kepatuhan belum
suaminya menjadi berfikir teratasi
positif bahwa mereka akan P : Lakukan pendekatan pada
sehidup semati bersama. anak agar bisa ikut serta
O : anak Tn. G masih terdiam dalam membantu fasilitas
 menciptakan lingkungan yang yang dibutuhkan oleh Tn. G
Minggu,01/03/2
0 nyaman
Pukul: 10.20 S: istri Tn . G mengatakan
lingkungan saat ini sudah
nyaman
 mengajarkan terapi relaksasi
S: Istri Tn . G mengatakan
lebih tenang setelah dilakukan
Minggu,01/03/2
0 teknik relaksasi
Pukul: 10.25
 menginformasikan fasilitas
kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga
S : Istri Tn. G mengatakan
akan segera membawa
Minggu,01/03/2 suaminya ke fasilitas
0 kesehatan apabila
Pukul: 10.30
kondisinya tidak
membaik, dan mematuhi
segala yang di sarankan
oleh petugas kesehatan.
O : anak klien masih
terdiam

Anda mungkin juga menyukai