Disusun Oleh:
Tri Ega Septiana 2016023020116
2. Klasifikasi
a. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik merupakan 15-20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila
lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Stroke hemoragik juga
dapat disebabkan karena pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat
menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau subaraknoid.
b. Stroke Iskemik
Sekitar 80-85% stroke
adalah stroke iskemik, yang terjadi
akibat abstruksi atau bekuan di
satu sisi lebih arteri besar pada
sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat
disebabkan oleh bekuan (trombus)
yang terbentuk di dalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh
organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas, atau mungkin
terbentuk di dalam suatu organ seperti jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem
arteri ke otak sebagai suatu emboli. Sumbatan pada arteri carotis interna sering
sebagai penyebab stroke pada lansia, yang sering mengalami pembentukan plak
aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis.
Aterosklerosis sering terbentuk pada percabangan arteria kaortis komunis. Penyebab
lain stroke iskemik adalah vasospasme, yang merupakan respons vaskular reaktif
terhadap perdarahan di dalam ruang subaraknoid.
3. Faktor Resiko
4. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), penyebab stroke adalah sebagai berikut :
a. Trombosis serebri
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi yang
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti
disekitarnya. Trombosis ini biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebri.
b. Emboli serebri
Emboli serebri merupakan penyumbatan darah otak ke bekuan darah, lemak dan
udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat system arteri serebri. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala
timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa di bawah ini yang dapat menyebabkan
emboli,yaitu : katub-katub jantung yang rusak akibat penyakit jantung reumatik,
infark myocardium, fibrilasi dan keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-
waktu kosong sama sekali mengeluarkan embolus-embolus kecil. Endocarditis oleh
bakteri dan nonbakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan pada endocardium.
c. Iskemik serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi
ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
d. Hemorargik serebral
Perdarahan intracranial atau intraserebri meliputi perdarahan di dalam ruang
subarachnoid dan di dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi
karena arterosklerosis dan hepertensi. Pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat menyebabkan
penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak tertekan sehingga terjadi
infark otak,edema dan mungkin heniasi otak.
5. Pathway
6. Penatalaksanaan Medik
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan melakukan
tindakan sebagai berikut :
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak
pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Menurut Arif Muttaqin (2008), pada pasien yang mengalami stroke dapat dilakukan
beberapa cara untuk menanganinya. Yaitu dapat dilakukan hal-hal berikut:
6. Komplikasi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral,
penurunan aliran darah serebral, dan luasnya area cidera.
1. Hipoksia Serebral
Diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak
bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian
oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematocrit pada tingkat
dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
3. Embolisme Serebral
Dapat terjadi setelah infark miocard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari
dari katub jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan
selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.
7. Pemeriksaan fisik
1) Keluhan saat ini (TD,RR,NADI,SUHU)
2) Persyarafan (GCS, pemeriksaan 12 saraf cranial)
3) Endokrin (inspeksi, palpasi)
4) Muskuloskeletal (inspeksi, palpasi )
5) Perkemihan (inspeksi, palpasi)
6) Integument (inspeksi dan palpasi)
7) Imunitas (inspeksi,palpasi, aukultasi)
3) CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
KASUS
Seorang klien, Ny. E berusia 66 tahun tinggal bersama suaminya, Tn. G (60 tahun)
dan dua anak perempuan (35 tahun dan 31 tahun). Tn G mengalami stroke sejak bulan maret
2019 lalu, mengalami afasia, komunikasi sangat susah dimengerti, kelemahan ekstremitas
kanan (kekuatan otot 3 untuk kedua ekstremitas kanan), ekstremitas kiri kekuatan otot 5,
mampu berpindah tempat namun kaki diseret dan menggunakan dinding sebagai bantuan
berpindah, Rentang gerak ektremitas kiri: aktif, ekstremitas kanan: aktif asistif. Tn G juga
terlihat kebingungan, kurang konsentrasi, respon tidak sesuai ketika diajak berkomunikasi
dan tidak fokus ketika diajak berbicara. Suami klien memiliki riwayat penyakit hipertensi
yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Klien mengatakan suaminya tidak pernah kontrol
atau memeriksakan kesehatannya, saat serangan stroke pertama GDS klien mencapai 350
mg/dl, klien mengalami kejang yang berulang sampai saat ini masing sering kambuh, saat
diperiksa TD suami klien mencapai 150/94mmHg. Saat ini suaminya sedang mengkonsumsi
4 macam obat; Colic Asid, Kutoin, Tromboaspilet, dan Obat Hipertensi.
Ny E memiliki riwayat post opname sekitar 1 bulan yang lalu akibat stroke yang
dialami karena kolesterol yang tinggi. Klien mengatakan setelah memiliki riwayat stroke ini
beliau menjadi lebih berhati-hati lagi dalam memilih makanan, melakukan aktifitas fisik
seperti jalan sehat, mengkonsultasikan kondisinya kepada fasilitas kesehatan dan mencari
sumber edukasi kesehatan di internet maupun secara langsung kepada tenaga kesehatan.
Klien mengatakan semenjak suaminya sakit klien menjadi kurang memperhatikan kondisi
kesehatannya sendiri, klien sering merasakan stres menghadapi kondisi suaminya saat ini
akibat sikap dan bicara suami klien yang sulit difahami semenjak kesulitan berbicara, klien
juga mengatakan bahwa suaminya semenjak sakit menjadi mudah marah dan sulit bergaul
dengan orang lain. Klien mengatakan saat ini tidak punya waktu untuk mengurus diri sendiri,
jangankan untuk keluar jalan-jalan, waktu untuk istirahat di rumah saja sangat kurang, karena
waktunya habis untuk mengurus suaminya. Klien merasa khawatir melihat kondisi suaminya
dan merasa khawatir kalo tidak mampu merawat suaminya dengan baik, kondisi suaminya
akan semakin parah dan di bawa ke RS lagi. Ny E juga mengatakan bahwa umurnya sudah
tua, khawatir siapa yang akan melanjutkan perawatan suaminya kalau tiba-tiba dipanggil
Allah duluan, sementara kedua anak perempuannya tidak begitu memperhatikan kondisi
ayahnya.
Kedua anak klien kurang bisa diajak bekerjasama dalam merawat suami klien yang
sedang sakit, klien juga merasa kurang bisa didengar bahkan lebih sering diatur oleh kedua
anaknya. Keluarga klien tidak pernah melakukan rekreasi bersama, berkumpul bersama
hanya pada saat makan malam dan itu jarang dilakukan, saat makan bersama klien
mengatakan jarang membicarakan masalah bersama. Pengambilan keputusan dilakukan oleh
kedua anaknya, anak pertama klien sudah menikah namun setelah menikah anak klien
memutuskan untuk tinggal bersama orangtuanya dan pisah rumah dengan suaminya. Kedua
anak klien sudah memiliki pekerjaan masing-masing sedangkan klien sendiri mendapatkan
uang dari dana pensiun yang ia dapatkan.
Klien mengatakan saat ini klien sering merasa sedih karena tidak dihargai oleh
anggota keluarganya, namun klien tidak mampu menangis. Klien memiliki kebiasaan
memendam masalahnya sendiri karena merasa tidak ada orang yang dapat diajak bercerita,
maupun ada klien tidak memiliki waktu khusus yang dapat digunakan untuk menceritakan
apa yang dihadapi, klien terkadang menceritakan masalah kepada kaka perempuannya namun
ia merasa bahwa kakaknya memiliki masalah yang lebih berat dari dirinya. Klien mengatakan
memiliki kesulitan untuk dapat mengikuti kegiatan dimasyarakat karena kesibukan dirinya
dalam mengurus suaminya yang sakit. Klien berharap bahwa suaminya dapat sehat kembali
dan kedua anaknya menjadi anak yang bertaqwa.
A. Analisis Data
Data Etiologi Problem
DO : Neuromuskular Gangguan Mobilitas
- Suami klien saat Fisik
dilakukan pemeriksaan
ektermitas
mendapatkankelemahan
ekstremitas kanan
(kekuatan otot 3 untuk
kedua ekstremitas
kanan), ekstremitas kiri
kekuatan otot 5,
- Suami klien mampu
berpindah tempat
namun kaki diseret dan
menggunakan dinding
sebagai bantuan
berpindah, Rentang
gerak ektremitas kiri:
aktif, ekstremitas
kanan: aktif asistif.
DS : hipertensi Risiko perfusi
- Suami klien jaringan serebral tidak
mengatakan memiliki riwayat efektif
penyakit hipertensi
yang diturunkan oleh
kedua orangtuanya.
DO :
- TD suami klien
mencapai 150/94mmHg.
- Saat ini suaminya
sedang mengkonsumsi 4
macam obat; Colic Asid,
Kutoin, Tromboaspilet, dan
Obat Hipertensi.
- Klien Kronis penyakit Ketegangan peran
mengatakan penerima asuhan pemberi asuhan
merasa khawatir
melihat kondisi
suaminya
- Klien
mengatakan
merasa khawatir
kalo tidak
mampu
merawat
suaminya
dengan baik,
kondisi
suaminya akan
semakin parah
dan di bawa ke
RS lagi. Ny E
juga
mengatakan
bahwa umurnya
sudah tua,
- Klien
mengatakan
khawatir siapa
yang akan
melanjutkan
perawatan
suaminya kalau
tiba-tiba
dipanggil Allah
duluan,
sementara
kedua anak
perempuannya
tidak begitu
memperhatikan
kondisi ayahnya
DO : Gangguan Gangguan komunikasi
- Suami klien terlihat neuromuskular verbal
saat berkomunikasi sangat
susah dimengerti,
- Suami klien juga
terlihat kebingungan, kurang
konsentrasi, respon tidak sesuai
ketika diajak berkomunikasi
dan tidak fokus ketika diajak
berbicara.
DS :
- Ny. E mengatakan
suaminya mengalami afasia
B. Skor Prioritas
No Diagnosa Kriteria Bobo Total Pembenaran
Keperawatan t
Ketegangan peran 1. keluarga mampu Mengenal masalah 1. Mengenal masalah Jurnal : RELAKSASI OTOT
pemberi asuhan
Setalah dilakukan intervensi Edukasi pada pengasuh : PROGRESIF UNTUK
berhubungan
dengan kronisnya keperawatan 2 x pertemuan selama 1 - identifikasi pemahaman dan MENURUNKAN
penyakit penerima
jam ketahanan keluarga meningkat. dan kesiapan peran pengasuh KECEMASAN PADA
asuhan, pemberi
asuhan kurang Dengan kriteria : - identifikasi sumber PASIEN ASMA
mendapatkan waktu
- mendiskusikan makna krisis dukungan dan kebutuhan BRONCHIAL
istirahat, beratnya
penyakit penerima meningkat istirahat pengasuh Kesimpulan : latihan relaksasi
asuhan dibuktikan
- verbalisai harapan yang positif - berikan dukungan pada dapat menurunkan kecemasan
dengan khawatir
klien akan kembali antar anggota keluarga pengasuh selama pasien hal itu terlihat sudah tidak
dirawat di rumah
- menggunakan strategi koping mengalami kemunduran adanya tanda – tanda
sakit dan khawatir
tentang kelanjutan yang efektif - ajarkan pengasuh kecemasan yang muncul
perawatan klien,
khawatir tentang 2. Keluarga mampu mengekplorasi kekuatan dan Jadi terapi ini baik diterapkan
ketidakmampuan
memutuskan kelemahannya pada NY. E untuk mengurangi
pemberi asuhan
dalam merawat Setalah dilakukan intervensi 2. Keluarga mampu khawatir yang berlebihan.
klien.
keperawatan 2 x pertemuan selama 1 memutuskan
jam fungsi keluarga membaik. Dengan Dukungan .
kriteria :
- adaptasi terhadap pengambilan keputusan :
masalah meningkat Identifikasi persepsi
- Pembagian tanggung mengenai masalah dan
jawab kepada setiap informasi yang memicu
anggota keluarga konflik
meningkat. - Motivasi
- Perlibatan anggota mengungkapkan tujuan
keluarga dalam perawatan yang
penyelesaian masalah diharapkan
meningkat. - fasilitasi
pengambilan keputusan
3. Keluarga mampu secara kolaboratif
melakukan perawatan - berikan informasi
Setalah dilakukan intervensi yang diminta pasien
keperawatan 2 x pertemuan selama 1 - jika perlu
jam pemeliharaan kesehatan kolaborasikan dengan
meningkat. Dengan kriteria : tenaga kesehatan lain
- menunjukan prilaku adaftif dalam mengambil
meningkat keputusan.
- perilaku mencari bantuan
meningkat 3. Keluarga mampu
melakukan perawatan
Perawatan kenyamanan :
- identifikasi
pemahaman
tentang kondisi,
situasi, dan
perasaan.
- ciptakan
lingkungan yang
nyaman
- ajarkan terapi
relaksasi
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Dukungan keluarga
merencanakan
perawatan :
- informasikan
fasilitas kesehatan
yang ada di
lingkungan
keluarga
Diagnosa Tanggal implementasi Evaluasi
Jam, hari
Ketegangan Minggu,01/03/2 Mengidentifikasi pemahaman dan dan
peran pemberi 0 S: - istri Tn. G mengatakan paham dan siap
kesiapan peran pengasuh
asuhan Pukul: 09.00 menjadi pengasuh sedangkan anaknTn. G kurang
berhubungan S: - istri Tn. G mengatakan paham
dengan siap.
dan siap menjadi pengasuh
kronisnya
penyakit sedangkan anaknTn. G kurang siap. S : istri Tn. G mengatakan apabila lelah dan
penerima
O : - anak Tn. G terlihat kurang membutuhkan istirahat akan meminta pertolongan
asuhan, pemberi
asuhan kurang iklas apabila akan melakukan kepada anak- anaknya dalam mengasuh Tn. G
mendapatkan
perawatan pada ayahnya.
waktu istirahat, S : istri Tn. G mengatakan apabila Tn. G
beratnya mengidentifikasi sumber dukungan dan
penyakit mengalami kondisi yang memburuk akan
penerima asuhan kebutuhan istirahat pengasuh
langsung dibawa ke Puskesmas
dibuktikan S : istri Tn. G mengatakan apabila
dengan khawatir
klien akan Minggu,01/03/2 lelah dan membutuhkan istirahat S: istri Tn. G mengatakan selalu harus kuat dalam
kembali dirawat 0 akan meminta pertolongan kepada keadaan dan kondisi apapun untuk melakukan
di rumah sakit Pukul: 09.10
dan khawatir anak- anaknya dalam mengasuh perawatan kepada suaminya, meskipun anaknya
tentang Tn. G belum bisa ikut dalam pengasuhan ayahnya.
kelanjutan
perawatan klien, O : anak Tn. G terlihat kurang karena kalau bukan istrinya siapa lagi yang akan
khawatir tentang perduli terhadap perkataan ibunya. merawat.
ketidakmampuan
pemberi asuhan memberikan dukungan pada pengasuh
S: istri Tn. G mengatakan masalah yang
dalam merawat
klien. dihadapinya sangat berat, karena kondisi
selama pasien mengalami kemunduran suaminya seperti itu, ditambah lagi anak
S : istri Tn. G mengatakan apabila – anak kurang perduli terhadap kondisi
Tn. G mengalami kondisi yang kedua orang taunga
memburuk akan langsung dibawa
Minggu,01/03/2 S : istri Tn. G mengatakan tujuan yang
ke Puskesmas
0 diharapkan dari perawatan Tn. G adalah
Pukul: 09.25 O : anak Tn. G masih belum mau
agar Tn. G cepat membaik, dan bisa
berbicara apa – apa terkait masalah
melakukan kegiatan sehari – hari
yang dialami.
mengajarkan pengasuh mengekplorasi s :
kekuatan dan kelemahannya
- istri Tn . G mengatakan
S: istri Tn. G mengatakan selalu
ingin semua keputusan
harus kuat dalam keadaan dan
yang ada di keluarga agar
kondisi apapun untuk melakukan
selalu didiskusikan
perawatan kepada suaminya,
bersama agar tidak satu
Minggu,01/03/2 meskipun anaknya belum bisa ikut
pihak saja yang berhak
0 dalam pengasuhan ayahnya. karena
Pukul: 09.30 mengambil keputusan
kalau bukan istrinya siapa lagi yang
- anak Tn. G mengatakan
akan merawat.
smeua keputusan dalam
O : anak Tn. G terlihat
keluarga biar anaknya saja
menundukan kepalanya.
yang memutuskan , ibu
berfokus saja pada
mengidentifikasi persepsi
mengenai masalah dan perwatan bapak
informasi yang memicu
S : istri Tn. G mengatakan apabila hanya
konflik
saya yang melakukan keperawatn akan
S:
sedikit kesulitan, seharusnya dibantu
- istri Tn. G
oleh anggota keluarga lain, seperti anak
mengatakan masalah
saya
yang dihadapinya
sangat berat, karena S : Istri Tn . G mengatakan tindakan
kondisi suaminya yang dapat saya lakukan adalah
seperti itu, ditambah membantu kebutuhan sehari – hari dari
lagi anak – anak suami, lenih mudah lagi apabila
Minggu,01/03/2
0 kurang perduli perawatan dilakukan bersama – sama
Pukul: 09.35 terhadap kondisi dengan anak. pasti bapak dari anak –
kedua orang taunga anak akan cepat sembuh.
berhak mengambil
keputusan
O : anak Tn . G hanya terdiam.
- anak Tn. G
mengatakan smeua
keputusan dalam
keluarga biar anaknya
saja yang memutuskan
, ibu berfokus saja
O : - anak Tn. G terlihat kurang iklas apabila akan
pada perwatan bapak.
melakukan perawatan pada ayahnya.
memberikan informasi yang
diminta pasien O : anak Tn. G terlihat kurang perduli terhadap
O : belom ada informasi yang perkataan ibunya.
Minggu,01/03/2 ditanyak keluarga
O : anak Tn. G masih belum mau berbicara apa –
0
Pukul: 09.55 apa terkait masalah yang dialami.
mengidentifikasi tindakan P:
yang dapat dilakukan
keluarga - lakukan pendekatan pada anak
S : Istri Tn . G mengatakan - gali informasi yangbelum dipahami
tindakan yang dapat saya oleh klien
lakukan adalah membantu
kebutuhan sehari – hari dari
suami, lenih mudah lagi 2. Keluarga mampu memutuskan
terdiam lingkungan
- teratasi teratasi