Introduction
Hormat saya, Mr.emilius german sebagai dosen.
Saya ega sebagai pembicara, tentang tugas yang telah diberikan dosen. mengenai historical
figure di indonesia. Disini saya sebagai pembicara mengambil figur betawi yang telah menjadi
icon tersendiri bagi masyarakat betawi dia adalah alm.hj.benyamin sueb.
Honorable, Mr.emilius german as lecturer.
Im Ega as the speaker, about the assignment that has been given by the lecturer. about
historical figures in Indonesia. As a speaker, I would like to take the Betawi figure who has
become an icon for the Betawi people. He is Benjamin Sueb.
Why you chose this person
Kenapa benyamin Sueb Saya sebagai pembicara untuk menjadi salah satu historical figure.
Karena benyamin adalah salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam kemajuan atau
berperan dari segi aspek budaya, kesenian, komedi, musik maupun perfilman di Indonesia.
Seseorang yang sangat berbakat dari beberapa keahlian satu keahlian yang lain. Dari kecil
musik sudah ada dalam benyamin memainkan tradisional musik gambang kromong.
Why did I choose Benjamin Sueb as one of the topics for historical figures?
Because Benyamin is one of the most influential people in the advancement of aspects to
culture, art, comedy, music and films in Indonesia. Someone who is talented from one skill to
another. From a young age, culture and music have existed in the soul of Benjamin, playing the
traditional Gambang Kromong music and preserving Betawi culture.
General fact about this person
Benyamin lahir pada tanggal 5 maret 1939 di Kemayoran, suatu daerah yang banyak dihuni
oleh masyarakat Betawi. Benyamin atau yang sering dipanggil Ben adalah anak bungsu dari 8
bersaudara putra dari pasangan sueb dan Siti Aisyah yang merupakan orang Betawi asli.
Pada umur 2 tahun Benyamin sudah ditinggalkan oleh ayahnya, kehilangan ayahnya membuat
Benjamin semakin dekat dengan ibunya, kakaknya, dan kakeknya. Memasuki usia bersekolah
Benyamin menimba ilmu di sekolah rakyat Bendungan Jago kemayoran. Kepandaiannya
menyanyikan lagu dengan iringan musik gambang kromong banyak disukai oleh teman-
temannya. Di Usia 11 tahun atau di kelas lima Benyamin berpindah ke SD Santo Yusuf di
Cicadas, Bandung, Jawa Barat. Sekembalinya ke Jakarta Benyamin melanjutkan studinya.
Benyamin lalu masuk sekolah lanjutan Perguruan Sosial Indonesia (PEPSI) di Cikini hingga
lulus SMP. Dan melanjutkan studi di SMA Taman Siswa Kemayoran. Di SMA mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan bakat kepada siswa-siswanya untuk mengembangkan
bakat mereka. Dia mengatakan bahwa sekolah ini memberikan dasar yang baik .
Benjamin memulai karir bermusiknya sejak akhir tahun 1950, saat dia tergabung dalam melodi
Boys yang membawakan lagu bergenre Blues. Tetapi pada awal Dekade 1960-an Benjamin
mendapatnya masalah dari pengaruh karena politik di Indonesia.Pada dekade awal 1970-an
Benyamin mulai menekuni gambang kromong namanya pun kian meroket, dengan berduet
dengan beberapa pasangan seperti Ida Royani, Rita Zahara.Musik gambang kromong
Benyamin terletak pada daya kreativitasnya yang mampu memadukan unsur musik modern
instrumen ke dalamnya.yang padu dengan alat tradisional. Sukses pada bidang Musik, dia juga
mendapatkan kesempatan menjadi bintang film Bahkan Menyutradarai Beberapa film dan
Benyamin juga adalah seorang pelawak, aktor, penyanyi di Indonesia. Benyamin merilis 46
album dan membintangi lebih dari 50 film. Benyamin juga menerima dua piala citra untuk intan
berduri pada tahun 1973 dan Si Doel Anak Modern pada tahun 1975. Benyamin continued to
preserve Betawi culture to the people of the capital, until his death in 1995. Benyamin's journey
made many people lost. Not only family and closest people, but also millions of fans.
Benyamin was born on March 5, 1939 in Kemayoran, an area that is mostly inhabited by Betawi
people. Benyamin or who is often called Ben is the youngest of 8 children, the son of Siti Aisyah
who is a native Betawi. At the age of 2 years, Benjamin was abandoned by his father because
an incident, losing his father made Benjamin closer to his mother, brother, and grandfather.
Entering school age, Benyamin studied at the Bendungan Jago Kemayoran primary school. His
skill in singing songs to the accompaniment of Gambang Kromong music is much liked by his
friends. At the age of 11 years or in the fifth grade, Benyamin moved to Primary school Santo
Yusuf in Cicadas, Bandung, West Java. After completing his studies at Santo Yusuf, he
returned to Jakarta to continue his studies at the Perguruan Sosial Indonesia (PEPSI) in Cikini
until he graduated from junior high school, then studied Taman Siswa Kemayoran Senior High
School.
Benjamin started his musical career at the end of 1950, when he was incorporated in the Boys
melody, which brought Blues genre songs. In the early 1960s, Benjamin had serious problems
due to the political impact in Indonesia at that time. In the early 1970s, Benyamin began to
pursue gambang Kromong and became well known by many people, with a duet of several
couples such as Ida Royani, Rita Zahara. Benyamin's gambang kromong music resides in his
creative power which is able to combine elements of modern musical instruments and which is
integrated with traditional instruments. Success in the field of music, he also got the opportunity
to become a film star and even directed several films, Benyamin is also a comedian, actor,
singer in Indonesia. Benyamin released 46 albums and starred in more than 50 films. Benyamin
also received two trophies Citra Intan Berduri in 1973 and Si Doel Anak Modern in 1975.
Benyamin continued to preserve Betawi culture to the people of the capital, until he died in
1995. Benjamin's journey made many people lose his figure. Not only family and closest people,
but also millions of fans.
His/her achievements
Piala Citra untuk pemeran utama adalah penghargaan yang diberikan di film festival indonesia
atas prestasinya dalam peran utama. Piala citra adalah piala bergengsi di indonesia pada waktu
itu. Penghargaan tersebut bermaksud untuk mengakui prestasi benyamin dalam film dan
menarik masyarakat terhadap industri perfilman.
Penghargaan AMI legend award penghargaan yang berpengaruh dalam industri musik di
indonesia.
Festival Film Bandung (FFB) adalah bentuk apresiasi perfilman indonesia oleh komunitas
Forum Film Bandung, dengan penghargaan atas karya dan pencapaian dalam perfilman
nasional, bioskop maupun televisi.
Citra Trophy for the main character is an award given at the Indonesian film festival for his
achievements in the main role. The Citra Trophy was a prestigious trophy in Indonesia at that
time. The award is intended to recognize Benjamin's achievements in film and attract the public
to the film industry.Citra Trophy was a prestigious trophy in Indonesia at that time. The award is
intended to recognize Benjamin's achievements in film and attract the public to the film industry.
AMI legend award award which is influential in the music industry in Indonesia.
Festival Film Bandung (FFB) is a form of appreciation for Indonesian films by the Bandung Film
Forum community, with awards for their works and being appointed in national films, cinemas
and television.