Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK DENGAN STROKE

Disusun Oleh:
Tri Ega Septiana 2016023020116

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
1. Pengertian Stroke

Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus


ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa
terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin,
2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah  kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan  oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun (Smeltzer et al, 2002).

2. Klasifikasi

a. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik merupakan 15-20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila
lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Stroke hemoragik juga
dapat disebabkan karena pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat
menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau subaraknoid.

b. Stroke Iskemik
Sekitar 80-85% stroke
adalah stroke iskemik, yang terjadi
akibat abstruksi atau bekuan di
satu sisi lebih arteri besar pada
sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat
disebabkan oleh bekuan (trombus)
yang terbentuk di dalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh
organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas, atau mungkin
terbentuk di dalam suatu organ seperti jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem
arteri ke otak sebagai suatu emboli. Sumbatan pada arteri carotis interna sering
sebagai penyebab stroke pada lansia, yang sering mengalami pembentukan plak
aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis.
Aterosklerosis sering terbentuk pada percabangan arteria kaortis komunis. Penyebab
lain stroke iskemik adalah vasospasme, yang merupakan respons vaskular reaktif
terhadap perdarahan di dalam ruang subaraknoid.

3. Faktor Resiko

Ada beberapa factor risiko stroke yang sering teridentifikasi yaitu :


Faktor Resiko Utama :
1) Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat
menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat
mengganggu aliran darah cerebral. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya
maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak
menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan
mengalami kematian.
2) Aneurisma pembuluh darah cerebral. Adanya kelainan pembuluh darah yakni
berupa penebalan pada satu tempat yang diikuti oleh penipisan di tempat lain.
Pada daerah penipisan dengan maneuver tertentu dapat menimbulkan perdarahan.
3) Kelainan jantung / penyakit jantung. Paling banyak dijumpai pada pasien post
MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan
kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. Disamping itu dapat terjadi
proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.
Beberapa Penyakit Jantung berpotensi menimbulkan stroke. Dikemudian hari
seperti penyakit jantung reumatik, penyakit jantung koroner dengan infark obat
jantung dan gangguan irana denyut jantung. Factor resiko ini pada umumnya akan
menimbulkan hambatan atau sumbatan aliran darah ke otak karena jantung
melepaskan sel- sel / jaringan- jaringan yang telah mati ke aliran darah.
4) Diabetes mellitus (DM). Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2
alasan, yaitu terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat
aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga
berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.
Diabetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak sampai
berukuran besar. Menebalnya pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter
pembuluh darah yang akan menggangu kelancaran aliran darah ke otak, pada
akhirnya akan menyebabkan kematian sel- sel otak.

4. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), penyebab stroke adalah sebagai berikut :
a. Trombosis serebri
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi yang
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti
disekitarnya. Trombosis ini biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebri.

b. Emboli serebri
Emboli serebri merupakan penyumbatan darah otak ke bekuan darah, lemak dan
udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat system arteri serebri. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala
timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa di bawah ini yang dapat menyebabkan
emboli,yaitu : katub-katub jantung yang rusak akibat penyakit jantung reumatik,
infark myocardium, fibrilasi dan keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-
waktu kosong sama sekali mengeluarkan embolus-embolus kecil. Endocarditis oleh
bakteri dan nonbakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan pada endocardium.

c. Iskemik serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi
ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.

d. Hemorargik serebral
Perdarahan intracranial atau intraserebri meliputi perdarahan di dalam ruang
subarachnoid dan di dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi
karena arterosklerosis dan hepertensi. Pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat menyebabkan
penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak tertekan sehingga terjadi
infark otak,edema dan mungkin heniasi otak.

5. Pathway
6. Penatalaksanaan Medik
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan melakukan
tindakan sebagai berikut :
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak
pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK

Menurut Arif Muttaqin (2008), pada pasien yang mengalami stroke dapat dilakukan
beberapa cara untuk menanganinya. Yaitu dapat dilakukan hal-hal berikut:

1) Naikkan posisi kepala dan badan bagian atas setinggi 20 -30.


2) Hindarkan pemberian cairan intravena yang berisi glukosa atau cairan hipotonik.
3) Pemberian osmoterapi yaitu :
a) Bolus marital 1gr/kg BB dalam 20 -30 menit kemudian dilanjutkan dengan
dosis 0,25 gr/kg BB setiap 6 jam sampai maksimal 48 jam. Target osmolaritas
300-320 mmol/liter.
b) Gliserol 50% oral 0, 25 - 1gr/kg BB setiap 4 atau 6 jam atau geiseral 10%.
Intravena 10 ml/kg BB dalam 3 -4 jam (untuk odema cerebri ringan, sedang).
c) Furosemide 1 mg/kg BB intravena.
4) Intubasi dan hiperventilasi terkontrol dengan oksigen hiperbarik sampai PCO2 =
29-35 mmHg.
5) Tindakan bedah dikompresif perlu dikerjakan apabila terdapat supra tentoral
dengan pergeseran linea mediarea atau cerebral infark disertai efek rasa.
6) Steroid dianggap kurang menguntungkan untuk terapi udara cerebral oleh karena
disamping menyebabkan hiperglikema juga naiknya resiko infeksi.

6. Komplikasi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral,
penurunan aliran darah serebral, dan luasnya area cidera.
1. Hipoksia Serebral
Diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak
bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian
oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematocrit pada tingkat
dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.

2. Aliran Darah Serebral


Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah
serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas
dan memperbaiki aliran darah serebral.

3. Embolisme Serebral
Dapat terjadi setelah infark miocard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari
dari katub jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan
selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.

7. Pemeriksaan fisik
1) Keluhan saat ini (TD,RR,NADI,SUHU)
2) Persyarafan (GCS, pemeriksaan 12 saraf cranial)
3) Endokrin (inspeksi, palpasi)
4) Muskuloskeletal (inspeksi, palpasi )
5) Perkemihan (inspeksi, palpasi)
6) Integument (inspeksi dan palpasi)
7) Imunitas (inspeksi,palpasi, aukultasi)

8. Pemeriksaan penunjang dan laboratorium


1) Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.

2) Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).


Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi,
melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT).

3) CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.

4) MRI (Magnetic Imaging Resonance)


Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark
akibat dari hemoragik.
5) EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan otak.
6) Pemeriksaan laboratorium :
 Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
 Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
 Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
 Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-
rangsur turun kembali.
 Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.

9. Diagnosa keperawatan
1) Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke
otak terhambat
2) Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan
kerusakan neurovaskuler
3) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
4) Resiko Injury b/d immobilisasi, penekanan sensorik patologi intrakranial dan
ketidaksadaran

KASUS
Seorang klien, Ny. E berusia 66 tahun tinggal bersama suaminya, Tn. G (60 tahun)
dan dua anak perempuan (35 tahun dan 31 tahun). Tn G mengalami stroke sejak bulan maret
2019 lalu, mengalami afasia, komunikasi sangat susah dimengerti, kelemahan ekstremitas
kanan (kekuatan otot 3 untuk kedua ekstremitas kanan), ekstremitas kiri kekuatan otot 5,
mampu berpindah tempat namun kaki diseret dan menggunakan dinding sebagai bantuan
berpindah, Rentang gerak ektremitas kiri: aktif, ekstremitas kanan: aktif asistif. Tn G juga
terlihat kebingungan, kurang konsentrasi, respon tidak sesuai ketika diajak berkomunikasi
dan tidak fokus ketika diajak berbicara. Suami klien memiliki riwayat penyakit hipertensi
yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Klien mengatakan suaminya tidak pernah kontrol
atau memeriksakan kesehatannya, saat serangan stroke pertama GDS klien mencapai 350
mg/dl, klien mengalami kejang yang berulang sampai saat ini masing sering kambuh, saat
diperiksa TD suami klien mencapai 150/94mmHg. Saat ini suaminya sedang mengkonsumsi
4 macam obat; Colic Asid, Kutoin, Tromboaspilet, dan Obat Hipertensi.
Ny E memiliki riwayat post opname sekitar 1 bulan yang lalu akibat stroke yang
dialami karena kolesterol yang tinggi. Klien mengatakan setelah memiliki riwayat stroke ini
beliau menjadi lebih berhati-hati lagi dalam memilih makanan, melakukan aktifitas fisik
seperti jalan sehat, mengkonsultasikan kondisinya kepada fasilitas kesehatan dan mencari
sumber edukasi kesehatan di internet maupun secara langsung kepada tenaga kesehatan.
Klien mengatakan semenjak suaminya sakit klien menjadi kurang memperhatikan kondisi
kesehatannya sendiri, klien sering merasakan stres menghadapi kondisi suaminya saat ini
akibat sikap dan bicara suami klien yang sulit difahami semenjak kesulitan berbicara, klien
juga mengatakan bahwa suaminya semenjak sakit menjadi mudah marah dan sulit bergaul
dengan orang lain. Klien mengatakan saat ini tidak punya waktu untuk mengurus diri sendiri,
jangankan untuk keluar jalan-jalan, waktu untuk istirahat di rumah saja sangat kurang, karena
waktunya habis untuk mengurus suaminya. Klien merasa khawatir melihat kondisi suaminya
dan merasa khawatir kalo tidak mampu merawat suaminya dengan baik, kondisi suaminya
akan semakin parah dan di bawa ke RS lagi. Ny E juga mengatakan bahwa umurnya sudah
tua, khawatir siapa yang akan melanjutkan perawatan suaminya kalau tiba-tiba dipanggil
Allah duluan, sementara kedua anak perempuannya tidak begitu memperhatikan kondisi
ayahnya.
Kedua anak klien kurang bisa diajak bekerjasama dalam merawat suami klien yang
sedang sakit, klien juga merasa kurang bisa didengar bahkan lebih sering diatur oleh kedua
anaknya. Keluarga klien tidak pernah melakukan rekreasi bersama, berkumpul bersama
hanya pada saat makan malam dan itu jarang dilakukan, saat makan bersama klien
mengatakan jarang membicarakan masalah bersama. Pengambilan keputusan dilakukan oleh
kedua anaknya, anak pertama klien sudah menikah namun setelah menikah anak klien
memutuskan untuk tinggal bersama orangtuanya dan pisah rumah dengan suaminya. Kedua
anak klien sudah memiliki pekerjaan masing-masing sedangkan klien sendiri mendapatkan
uang dari dana pensiun yang ia dapatkan.
Klien mengatakan saat ini klien sering merasa sedih karena tidak dihargai oleh
anggota keluarganya, namun klien tidak mampu menangis. Klien memiliki kebiasaan
memendam masalahnya sendiri karena merasa tidak ada orang yang dapat diajak bercerita,
maupun ada klien tidak memiliki waktu khusus yang dapat digunakan untuk menceritakan
apa yang dihadapi, klien terkadang menceritakan masalah kepada kaka perempuannya namun
ia merasa bahwa kakaknya memiliki masalah yang lebih berat dari dirinya. Klien mengatakan
memiliki kesulitan untuk dapat mengikuti kegiatan dimasyarakat karena kesibukan dirinya
dalam mengurus suaminya yang sakit. Klien berharap bahwa suaminya dapat sehat kembali
dan kedua anaknya menjadi anak yang bertaqwa.

1. Analisis Data
Data Obyectiv Data Subyective
- Suami klien terlihat saat  Klien mengatakan memiliki
berkomunikasi sangat susah dimengerti, riwayat post opname sekitar 1
- Suami klien saat dilakukan bulan yang lalu akibat stroke
pemeriksaan ektermitas yang dialami karena
kolesterol ;.lyang tinggi setelah
mendapatkankelemahan ekstremitas
memiliki riwayat stroke ini
kanan (kekuatan otot 3 untuk kedua beliau menjadi lebih berhati-hati
ekstremitas kanan), ekstremitas kiri lagi dalam memilih makanan,
kekuatan otot 5, melakukan aktifitas fisik seperti
- Suami klien mampu berpindah jalan sehat, mengkonsultasikan
tempat namun kaki diseret dan kondisinya kepada fasilitas
menggunakan dinding sebagai bantuan kesehatan dan mencari sumber
edukasi kesehatan di internet
berpindah, Rentang gerak ektremitas kiri: maupun secara langsung kepada
aktif, ekstremitas kanan: aktif asistif. tenaga kesehatan.
- Suami klien juga terlihat - Klien merasa khawatir melihat
kebingungan, kurang konsentrasi, respon kondisi suaminya
tidak sesuai ketika diajak berkomunikasi - Klien merasa khawatir kalo
dan tidak fokus ketika diajak berbicara. tidak mampu merawat suaminya
dengan baik, kondisi suaminya akan
- klien mengalami kejang yang
semakin parah dan di bawa ke RS lagi.
berulang sampai saat ini masing sering Ny E juga mengatakan bahwa umurnya
kambuh, saat diperiksa TD suami klien sudah tua,
mencapai 150/94mmHg.  Klien khawatir siapa yang akan
- Saat ini suaminya sedang melanjutkan perawatan
mengkonsumsi 4 macam obat; Colic suaminya kalau tiba-tiba
Asid, Kutoin, Tromboaspilet, dan Obat dipanggil Allah duluan,
sementara kedua anak
Hipertensi.
perempuannya tidak begitu
- memperhatikan kondisi ayahnya
 Klien mengatakan semenjak
suaminya sakit klien menjadi
kurang memperhatikan kondisi
kesehatannya sendiri, klien
sering merasakan stres
menghadapi kondisi suaminya
saat ini akibat sikap dan bicara
suami klien yang sulit difahami
semenjak kesulitan berbicara.
 klien juga mengatakan bahwa
suaminya semenjak sakit
menjadi mudah marah dan sulit
bergaul dengan orang lain.
 Klien mengatakan saat ini tidak
punya waktu untuk mengurus
diri sendiri, jangankan untuk
keluar jalan-jalan, waktu untuk
istirahat di rumah saja sangat
kurang, karena waktunya habis
untuk mengurus suaminya.
 Klien mengatakan suaminya
tidak pernah kontrol atau
memeriksakan kesehatannya,
saat serangan stroke pertama
GDS klien mencapai 350 mg/dl,
 Klien mengatakan suaminya
mengalami afasia

 Klien merasa khawatir melihat


kondisi suaminya dan merasa
khawatir kalo tidak mampu
merawat suaminya dengan baik,
kondisi suaminya akan semakin
parah dan di bawa ke RS lagi.
 klien mengatakan bahwa
umurnya sudah tua, khawatir
siapa yang akan melanjutkan
perawatan suaminya kalau tiba-
tiba dipanggil Allah duluan,
sementara kedua anak
perempuannya tidak begitu
memperhatikan kondisi
ayahnya.
 Suami klien memiliki riwayat
penyakit hipertensi yang
diturunkan oleh kedua
orangtuanya.
 Klien mengatakan Kedua anak
klien kurang bisa diajak
bekerjasama dalam merawat
suami klien yang sedang sakit,
 klien merasa kurang bisa
didengar bahkan lebih sering
diatur oleh kedua anaknya.
 Klien mengatakan Keluarga
klien tidak pernah melakukan
rekreasi bersama, berkumpul
bersama hanya pada saat makan
malam dan itu jarang dilakukan,
 Klien mengatakan saat makan
bersama keluarga jarang
membicarakan masalah
bersama.
 klien mengatakan pengambilan
keputusan dilakukan oleh kedua
anaknya, anak pertama klien
sudah menikah namun setelah
menikah anak klien
memutuskan untuk tinggal
bersama orangtuanya dan pisah
rumah dengan suaminya. Kedua
anak klien sudah memiliki
pekerjaan masing-masing
sedangkan klien sendiri
mendapatkan uang dari dana
pensiun yang ia dapatkan.
 Klien mengatakan saat ini klien
sering merasa sedih karena tidak
dihargai oleh anggota
keluarganya, namun klien tidak
mampu menangis.
 Klien mengatakan memiliki
kebiasaan memendam
masalahnya sendiri karena
merasa tidak ada orang yang
dapat diajak bercerita, maupun
ada klien tidak memiliki waktu
khusus yang dapat digunakan
untuk menceritakan apa yang
dihadapi.
 Klien mengatakan terkadang
menceritakan masalah kepada
kaka perempuannya namun ia
merasa bahwa kakaknya
memiliki masalah yang lebih
berat dari dirinya.
 Klien mengatakan memiliki
kesulitas untuk dapat mengikuti
kegiatan dimasyarakat karena
kesibukan dirinya dalam
mengurus suaminya yang sakit.
 Klien berharap bahwa suaminya
dapat sehat kembali dan kedua
anaknya menjadi anak yang
bertaqwa.

Analisis Masalah Etiologi


DS : Gangguan Mobilitas Fisik Neuromuskular
- Suami klien saat
dilakukan pemeriksaan
ektermitas
mendapatkankelemahan
ekstremitas kanan (kekuatan
otot 3 untuk kedua ekstremitas
kanan), ekstremitas kiri
kekuatan otot 5,
- Suami klien mampu
berpindah tempat namun kaki
diseret dan menggunakan
dinding sebagai bantuan
berpindah, Rentang gerak
ektremitas kiri: aktif,
ekstremitas kanan: aktif asistif.
DS : Resiko perfusi serebral Hipertensi
- Suami klien tidak efektif
mengatakan memiliki riwayat
penyakit hipertensi
yang diturunkan oleh
kedua orangtuanya.
- klien mengalami kejang
yang berulang sampai saat ini
masing sering kambuh, saat
diperiksa TD suami klien
mencapai 150/94mmHg.
- Saat ini suaminya
sedang mengkonsumsi 4
macam obat; Colic Asid,
Kutoin, Tromboaspilet, dan
Obat Hipertensi.

DS: Ketegangan peran pemberi Kronis penyakit penerima


- Klien merasa asuhan asuhan
khawatir
melihat kondisi
suaminya
- Klien merasa
khawatir kalo
tidak mampu
merawat
suaminya
dengan baik,
kondisi
suaminya akan
semakin parah
dan di bawa ke
RS lagi. Ny E
juga
mengatakan
bahwa umurnya
sudah tua,
- Klien khawatir siapa
yang akan melanjutkan
perawatan suaminya kalau
tiba-tiba dipanggil Allah
duluan, sementara kedua anak
perempuannya tidak begitu
memperhatikan kondisi
ayahnya

DS : Gangguan proses keluarga Perubahan status kesehatan


 Klien mengatakan anggota keluarga
semenjak suaminya
sakit klien menjadi
kurang memperhatikan
kondisi kesehatannya
sendiri, klien sering
merasakan stres
menghadapi kondisi
suaminya saat ini akibat
sikap dan bicara suami
klien yang sulit
difahami semenjak
kesulitan berbicara.
 klien juga mengatakan
bahwa suaminya
semenjak sakit menjadi
mudah marah dan sulit
bergaul dengan orang
lain.
 Klien mengatakan saat
ini tidak punya waktu
untuk mengurus diri
sendiri, jangankan
untuk keluar jalan-
jalan, waktu untuk
istirahat di rumah saja
sangat kurang, karena
waktunya habis untuk
mengurus suaminya.
 Klien mengatakan
suaminya terkena
stroke dan mengalami
afasia

 Klien merasa khawatir


melihat kondisi
suaminya dan merasa
khawatir kalo tidak
mampu merawat
suaminya dengan baik,
kondisi suaminya akan
semakin parah dan di
bawa ke RS lagi.
 klien mengatakan
bahwa umurnya sudah
tua, khawatir siapa
yang akan melanjutkan
perawatan suaminya
kalau tiba-tiba
dipanggil Allah duluan,
sementara kedua anak
perempuannya tidak
begitu memperhatikan
kondisi ayahnya.
 Klien mengatakan
Kedua anak klien
kurang bisa diajak
bekerjasama dalam
merawat suami klien
yang sedang sakit,
 klien merasa kurang
bisa didengar bahkan
lebih sering diatur oleh
kedua anaknya.
 Klien mengatakan
Keluarga klien tidak
pernah melakukan
rekreasi bersama,
berkumpul bersama
hanya pada saat makan
malam dan itu jarang
dilakukan,
 Klien mengatakan saat
makan bersama
keluarga jarang
membicarakan masalah
bersama.
 klien mengatakan
pengambilan keputusan
dilakukan oleh kedua
anaknya, anak pertama
klien sudah menikah
namun setelah menikah
anak klien memutuskan
untuk tinggal bersama
orangtuanya dan pisah
rumah dengan
suaminya. Kedua anak
klien sudah memiliki
pekerjaan masing-
masing
 Klien mengatakan saat
ini klien sering merasa
sedih karena tidak
dihargai oleh anggota
keluarganya, namun
klien tidak mampu
menangis.
 Klien mengatakan
memiliki kebiasaan
memendam masalahnya
sendiri karena merasa
tidak ada orang yang
dapat diajak bercerita,
maupun ada klien tidak
memiliki waktu khusus
yang dapat digunakan
untuk menceritakan apa
yang dihadapi.
 Klien mengatakan
terkadang menceritakan
masalah kepada kaka
perempuannya namun
ia merasa bahwa
kakaknya memiliki
masalah yang lebih
berat dari dirinya.
 Klien mengatakan
memiliki kesulitas
untuk dapat mengikuti
kegiatan dimasyarakat
karena kesibukan
dirinya dalam
mengurus suaminya
yang sakit.

2. Prioritas diagnosa keperawatan


a. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
dibuktikan dengan kekuatan otot menurun, sulit menggerakan ektermitas, fisik
lemah.
b. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan
anggota keluarga di buktikan dengan keluarga tidak mampu beradaptasi
terhadap situasi, tidak mampu berkomunikasi secara terbuka terhadap anggota
keluarga, keluarga tidak mampu mengungkapkan perasaan secara leluasa,
c. Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan kronisnya penyakit
penerima asuhan dibuktikan dengan khawatir klien akan kembali dirawat di
rumah sakit dan khawatir tentang kelanjutan perawatan klien
d. Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif dengan faktor resiko hipertensi

TGL NO NOC NIC RASIONAL EBN


DX
utama
1 Label : mobilitas fisik Label : dukungan Tittle : Malay
Setelah dilakukan asuhan mobilisasi Massage and
keperawatan selam 1 x 24 Indikator : Leech cupping
jam ekpektasi mobilitas - Identifikasi toleransi treatment for
fisik meningkat dengan fisik melakukan pergerakan stroke patient
kriteria hasil : monitor tekanan darah
- Pergerakan - Fasilitasi mobilisasi Kesimpulan:
ekstermitas meningkat dengan ditambahkan terapi metode
- Kekuatan otot lintah pengobatan
cukup meningkat - Libatkan keluarga tradisional
untuk membantu Melayu
- Ajarkan mobilisasi tersebut
sederhana dari duduk pijatan Melayu
- dan lintah akan
digunakan
untuk
mengobati
pasien stroke.
Kombinasi dari
perawatan ini
dapat
digunakan
sebagai terapi
rehabilitasi
untuk
mengembalikan
fungsi tubuh
dan
meningkatkan
kualitas hidup.
Selain itu,
kesadaran
terhadap
kombinasi
metode
pengobatan ini
dapat
memberikan
pendekatan
holistik
terhadap
manajemen
pasien stroke
selama proses
rehabilitas
2 Label : Proses Keluarga Label : Promosi Dukungan
Setelah dilakukan asuhan Keluarga
keperawatan selama 1 Indikator :
bulan ekpektasi proses - Identifikasi kebutuhan
keluarga membaik dengan dan harapan anggota keluarga
kriteria : - Identifikasi stressor
- Adaptasi keluarga situasional anggota keluarga
terhadap situasi cukup lainnya
meningkat - Sediakan lingkungan
- Kemampuan yang nyaman
keluarga berkomunikasi - Diskusikan
secara terbuka diantara kemampuan dan perencanaan
anggota keluarga cukup keluarga dalam perawatan
meningkat. - Diskusikan anggota
- Kemampuan keluarga yang akan
keluarga memenuhi dilibatkan dalam perawatan
kebutuhan emosional - Dukung anggota
anggota keluarga cukup keluarga untuk menjaga
membaik hubungan dalam keluarga
- Ketepatan peran - Anjurkan keluarga
keluarga pada tahap bersikap asertif
perkembangan sedang
- Sikap respek antar Label : dukungan koping
anggota keluarga sedang. keluarga
- Hubungan dengan - Identifikasi beban
masyarakat meningkat prognosis masing – masing
anggota keluarga
- Identifikasikan
kesesuaian antara harapan
pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan.
- Dengarkan masalah,
pertanyaan dan dan perasan
kelurga.
- Fasilitasi
pengungkapan perasaan
antara anggota keluarga yang
sakit dan anggota keluarga
lainnya.

Label : dukungan
penampilan peran
- Identifikasikan peran
yang ada salam keluarga
- Identifikasi adanya
peran yang belum terpenuhi
- Fasilitasi adaptasi
keluarga terhadap perubahan
peran yang tidak diinginkan
- Fasilitasi bermain
peran dalam mengantisipasi
reaksi orang lain terhadap
prilaku
- Fasilitasi diskusi
terhadap peran orang tua
- Diskusikan perubahan
peran terhadap yabg
diperlukan akibat penyakit
- Diskusikan strategi
positif untuk mengelola
perubahan peran
3 Label : Peran pemberi Label : Edukasi pada
asuhan pengasuh
Setelah dilakukan asuhan - Identisikasi sumber
keperawatan selama 3 x dukungan dan kebutuhan
kunjungan ekspetasi peran istirahat pengasuh
pemberi asuhan membaik - Berikan dukungan pada
dengan kriteria hasil: pengasuh selama pasien
- Kemampuan mengalami kemunduran
memberi asuhan - Jelaskan dampak
meninngkat ketergantungan anak
- Kekhawatiran dirawat terhadap pengasuh
kembali menurun - Mengajarkan pengasuh
mengeksplorasi kekuatan
Label : Ketahanan dan kelemanhannya
keluarga - Ajarkan pengasuh
Setelah dilakukan tasuhan cara memberikan dukungan
keperawatan selama 3 x perawatan diri
kunjungan ekpektasi
ketahanan keluarga
membaik dengan kriteria
hasil:
- Verbalisasi harapan yang
positif antar anggota
keluarga meningkat
- Menggunakan strategi
koping yang efektif
meningkat
- Verbalisasi perasaan antar
anggota keluarga
meningkat
- Mencari dukungan
emosional dari anggota
keluarga lain meningkat

4 Label : perfusi serebral Label : pemberian obat


Setelah dilakukan asuhan Indikator :
keperawatan selama 1 - Verifikasi rder obat
bulan dalam 15 kunjungan sesuai dengan indikasi
ekpektasi perfusi serebral - Monitor tanda vital
meningkat dengan kriteria : - Lakukan prinsip 6
- Tekanan darah benar (pasein, obat, dosis,
menurun rute waktu
- - Perhatikan jenis
pemberian obat)
- Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan obat

DAFTAR PUSTAKA
Zaki, F., & Hussin, S. (2019). Malay Massage and Leech Cupping Treatment for Stroke
Patients. INTERNATIONAL JOURNAL OF ACADEMIC RESEARCH IN BUSINESS
AND SOCIAL SCIENCES, 9(5
Guyton & Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran ed 11. Jakarta: EGC. 2007
Price. Sylvia Anderson; Patofisiologi ed.6, vol.1; Jakarta:EGC.2005

Anda mungkin juga menyukai