Oleh
TRIA MAHARANI
2023207209086
4) Hidrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol
respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
7. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
melakukan tindakan sebagai berikut:
1) Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
2) Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3) Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan- latihan
gerak pasif.
5) Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
3. Rencana keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Gangguan perpusi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda – tanda
jaringan cerebral b.dintervensi keperawatan vital
penurunan suplai O2 diharapkan masalah teratasi 2. Tentukan factor-faktor
dengan kriteria hasil : yang berhubungan
- Mempertahankan tingkat dengan keadaan
kesadaran biasanya/ penurunan perfusi
membaik jaringan cerebral
- Tanda tanda vital stabil 3. Berikan oksigen sesuai
- Tak ada peningkatan TIK indikasi
4. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
2. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan 1. monitor lokasi dan
fisik b.d gangguan intervensi keperawatan kecenderungan adanya
neuromuscular diharapkan masalah teratasi nyeri dan
dengan kriteria hasil : ketidaknyamana selama
- cara berjalan dari skala pergerakan/aktivitas
sangat terganggu menjadi 2. lakukan ROM pasif atau
tidak terganggu ROM bantuan, sesuai
- keseimbangan dari skala indikasi
sangat terganggu menjadi 3. jelaskan pada pasien atau
tidak terganggu keluarga manfaat dan
- gerakan otot dari skala tujuan melakukan latihan
sangat terganggu menjadi sendi
tidak terganggu 4. kolaborasikan dengan
- gerakan sendi dari skala ahli terapi fisik dalam
sangat terganggu menjadi mengembangkan dan
tidak terganggu menerapkan sebuah
program latihan
3 Hambatan Setelah dilakukan 1. monitor kecepatan
Komunikasi Verbal intervensi keperawatan berbicara, tekanan,
b.d gangguan system diharapkan masalah teratasi kecepatan, kuantitas,
saraf pusat dengan kriteria hasil : volume dan diksi
-menggunakan bahasa lisan 2. monitor proses kognitif,
dari skala sangat terganggu anatomis dan fisiologi
menjadi skala tidak terkait dengan
terganggu (1-5) kemampuan berbicara
-menggunakan bahasa (misalnya memori,
tertulis dari skala sangat pendengaran, dan
terganggu menjadi skala bahasa)
tidak terganggu (1-5) 3. instruksikan pasien
-menggunakan bahasa untuk berbicara pelan
isyarat dari skala sangat 4. kolaborasi bersama
terganggu menjadi skala keluarga dan ahli terapis
tidak terganggu (1-5) bahasa patologis untuk
mengembangkan rencana
agar bisa berkomunikasi
secara efektif
Daftar Pustaka