CVA
OLEH :
B. ETIOLOGI
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan
oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi
karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang
dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis
memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Aterosklerosi
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat
suatu penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah
seperti koronaria, basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin,
2007). Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
b. Hyperkoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit
meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
d. EmboliEmboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh
darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara.
2. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini
dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam
parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan
pemisahan jaringan otak yang berdekatan,sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak,
oedema, dan mungkin herniasi otak.
C. MANIFESTASI KLINIS
Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala
sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya
hemiparesis) yang timbul mendadak.
3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6. Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.
D. PATOFISIOLOGI
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri.
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan besar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik
dalam jaringan otak.
6. Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai
pada perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil
biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-
hari pertama.
b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah:pada strok akut dapat terjadi hiperglikemi
d. Gula darah dapat mencapai 250mg di dalam serum dan kemudian
berangsur_angsur turun kembali.
e. Pemeriksaan darah lengkap:untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan
melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
G. KOMPLIKASI
Darah menggumpal di
Peningkatan tekanan
dinding pembuluh
sistemik
darah
Aneurisma
Suplai darah ke
jaringan serebral tidak
adekuat
Perdarahan
Arakhnoid/ventrikel
Resiko perfusi
Hematoma serebral Vasospame arteri serebral/syaraf jaringan tidak efektif
serebral
Penurunan Penekanan
kesadaran saluran Hemifer kanan/kiri
pernafasan Iskemik /infark
Plegi kanan/kiri
Defisit neurologi
AreaGorcca
Gangguan mobilitas
Hemisfer kanan/kiri fisik
Kerusakan fungsi
N,VII dan, N,XII
Plegi kanan/kiri
Gangguan
komunikasi
verbal
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Data Umum
a) Keluhan Utama :
Pada umumnya keluhan pasien CVA terjadi dua hal yaitu CVA
hemoragik dan non hemoragik. CVA hemoragik biasanya memiliki
keluhan perubahan tingkat kesadaran, sakit kepala berat, kelemahan
pada salah satu sisi tubuh, mual muntah,menggigil/berkeringat,
peningkatan intracranial, afasia,
hipertensi hebat, distress pernafasan dan koma. Kemudian pada CVA
Non hemoragik biasanya mengalami perubahan tingkat kesadaran,
mual muntah, kelemahan reflex, afasia (gangguan komunikasi), difasia
(memahami kata), kesemutan, nyeri kepala, kejang sampai tidak
sadar. (Rhestifujiayani, Huriani, & Muharriza, 2015)
b) Alasan Masuk Rumah Sakit :
Biasanya pasien merasakan keluhan sudah beberapa hari tapi
belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan, sehingga keluarga
membawa ke rumah sakit.
c) Riwayat Penyakit sekarang :
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak,
pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping
gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
d) Upaya yang telah dilakukan :
sudah mendatangi pelayanan kesehetan setempat sebelum datang ke
rumah sakit. Pasien dan keluarga biasanya
e) Terapi yang telah diberikan :
Biasanya keluarga sudah memberikan obat untuk di
konsumsi pasien sebelum di bawa ke rumah sakit untuk mengurangi
keluhan yang dirasakan.
f) Riwayat kesehatan dahulu :
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-
obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat- obat adiktif, obesitas.
g) Riwayat penyakit keluarga :
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun
diabetes militus.
3. Keadaan fisik
Keadaan umum
a) Kesadaran
Leher
d) Pemeriksaan Neurologi :
• Tingkat Kesadaran
Pada kasus CVA pada fase rehabilitasi atau setelah fase akut tingkat
kesadaran pasien CVA adalah Composmentis, dengan GCS pada
kondisi pasien ini adalah E: 4 V: 5 M: 6
• Tanda-Tanda Perangsangan Otak
Fungsi sensorik pada pasien CVA biasanya akan timbul berbagai kondisi
yang menunjukkan adanya keabnormalan pada fungsi sensorik seperti,
jika dilakukan rabaan atau rangsang nyeri pada bagian tertentu
penderita stroke tidak merasakan adanya rangsang nyeri tersebut,
Kesemutan, dan Gangguan dalam keseimbangan. Bahkan tidak jarang
yang tidak dapat merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
• Fungsi Motorik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
No Diagnosa Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
keperawatan
1 Resiko perfusi Perfusi Serebral : Aktivitas–aktivitas:
serebral tidak Setelah dilakukan Manajemen peningkatan
efektif tindakan keperawatan tekanan intrakranial
selama 2 x 24 jam,
1. Identifikas penyebab
diharapkan perfusi
peningkatan TIK (mis.
serebral meningkat
lesi, gangguan
dengan kriteria hasil:
metabolisme, edema
1. Tingkat kesadaran
serebral)
meningkat
2. Monitor tanda/gejala
2. Kognitif meningkat peningkatan TIK (mis,
3. Tekanan intrkranial tekanan darah
menurun meningkat, tekanan
4. Sakit kepala menurun nadi melebar,
5. Gelisah menurun bradikardia,pola nafas
6. Nilai rata-rata ireguler, kesadaran
tekanan darah menurun)
membaik 3. Monitor ICP (Intra
7. Kesadaran membaik Cranial Pressure)
8. Refleks saraf 4. Minimalkan stimulus
membaik dengan menyediakan
9. Tekanan darah lingkungan yang
10. Tekanan darah diastolik tenang
membaik 5. Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti
konvulsa, jika perlu