Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Ada beberapa definisi stroke menurut beberapa ahli antara lain:

Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan


oleh gangguan supalai darah ke bagian otak. (Brunner & Sudarth, 2000)
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
supalai darah kebagian otak. (Brunner & Sudarth, 2002)
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah
otak. (Elizabeth J. Corwin, 2002)
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif,
cepat berupa defisit neurologis vokal atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian. Semata-mata disebabkan
oleh peredaran darah otak non traumatik. (Mansjoer A. Dkk)
Stroke merupakan manifestasi neurologis yang umum yang timbul secara
mendadak sebagai akibat adanya gangguan suplai darah ke otak. (Depkes RI
1996)
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik lokal
maupun menyeluruh. (WHO dikutip Harsono)
Stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan
otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh
keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem
pembuluh darah otak. (Marilyn E. Doenges)
A. JENIS-JENIS STROKE
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Serangan iskemik sepintas (TIA) : merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul
mendadak dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam.

2. Progresif/inevolution (stroke yang sedang berkembang) : perjalanan stroke berlangsung


perlahan meskipun akut. Stoke dimana deficit neurologisnya terus bertambah berat.

3. Stroke lengkap/completed : gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan


sedikit perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada saat onset lebih berat, bisa
kemudian membaik/menetap

Klasifikasi berdasarkan patologi:

1. Stroke hemoragi: stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga
timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi,
pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa,

2. stroke non hemoragi: stroke yang disebabkan embolus dan thrombus.

C. ETIOLOGI
Beberapa penyebab stroke antara lain:

1. Trombosis :bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher: Arteriosklerosis
serebral.
2. Embolisme serebral :bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain: endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi
polmonal.

3. Iskemia:penurunan aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada arteri.

4. Hemoragi Serebral :Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan


kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak

D. MANIFESTASI KLINIS

Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana
yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adequat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke
akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.

 Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)


 Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”
 Tonus otot lemah atau kaku
 Menurun atau hilangnya rasa
 Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
 Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia: bicara
defeksif/kehilangan bicara)
 Gangguan persepsi
 Gangguan status mental
 Nyeri kepala

E. PATOFISIOLOGI

1. Trombosis (penyakit trombo – oklusif) merupakan penyebab stroke yang paling sering.
Arteriosclerosis selebral dan perlambatan sirkulasi selebral adalah penyebab utama
trombosis selebral, yang adalah penyebab umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis
selebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien
mengalami pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya.
Secara umum trombosis selebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara
sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan
paralysis berat pada beberapa jam atau hari.Trombosis terjadi biasanya ada kaitannya
dengan kerusakan local dinding pembuluh darah akibat atrosklerosis. Proses
aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima arteria besar. Bagian
intima arteria sereberi menjadi tipis dan berserabut , sedangkan sel – sel ototnya
menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh
sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak cenderung terbentuk pada percabangan
atau tempat – tempat yang melengkung. Trombi juga dikaitkan dengan tempat – tempat
khusus tersebut. Pembuluh – pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang
makin jarang adalah sebagai berikut : arteria karotis interna, vertebralis bagian atas dan
basilaris bawah. Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit
menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding pembuluh darah
menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin difosfat yang mengawali
mekanisme koagulasi. Sumbat fibrinotrombosit dapat terlepas dan membentuk emboli,
atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan tersumbat dengan
sempurna.

2. Embolisme : embolisme sereberi termasuk urutan kedua dari berbagai penyebab utama stroke.
Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis. Kebanyakan
emboli sereberi berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi
sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit jantung.  Meskipun lebih jarang terjadi, embolus
juga mungkin berasal dari plak ateromatosa sinus karotikus atau arteria karotis interna. Setiap
bagian otak dapat mengalami embolisme, tetapi embolus biasanya embolus akan menyumbat
bagian – bagian yang sempit.. tempat yang paling sering terserang embolus sereberi adalah arteria
sereberi media, terutama bagian atas.

3. Perdarahan serebri : perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus
GPDO (Gangguan Pembuluh Darah Otak) dan merupakan sepersepuluh dari semua kasus
penyakit ini. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri.
Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan /atau subaraknoid, sehingga jaringan yang
terletakdi dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak,
sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteria di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat
menyebar ke seluruh hemisper otak dan sirkulus wilisi. Bekuan darah yang semula lunak
menyerupai selai merah akhirnya akan larut dan mengecil. Dipandang dari sudut histologis
otak yang terletak di sekitar tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis.
Karena kerja enzim – enzim akan terjadi proses pencairan, sehingga terbentuk suatu rongga.
Sesudah beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan terganti oleh astrosit dan kapiler –
kapiler baru sehingga terbentuk jalinan di sekitar rongga tadi. Akhirnya rongga terisi oleh
serabut – serabut astroglia yang mengalami proliferasi. Perdarahan subaraknoid sering
dikaitkan dengan pecahnya suatu aneurisme. Kebanyakan aneurisme mengenai sirkulus wilisi.
Hipertensi atau gangguan perdarahan mempermudah kemungkinan ruptur. Sering terdapat
lebih dari satu aneurisme

F. PENCEGAHAN TIMBULNYA PENYAKIT JANTUNG

Merubah gaya hidup : Tidak hanya mengkonsumsi ASA( Acetyl Salicylic Acid),
penyakit jantung dan stroke dapat dicegah dengan merubah gaya hidup. Berikut ini
beberapa tips untuk mencegah datangnya penyakit stroke dan penyakit jantung, yaitu:

1. Berhenti merokok sedini mungkin


Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok
berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan
mempermudah kolesterol untuk melekat pada didndidng pembuluh darah yang
mengalami kerusakan sehinga membentuk plak. Risiko terkena serangan jantung
akan meningkat 50% jika menghisap 4 batang setiap hari.
2. Berolahraga secara teratur
Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat untuk
meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga
meningkatkan kadar HDL/kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat.
Selain itu berolahraga juga membantu mengurangi berat badan.
3. Perbaikan diet
Membatasi konsumsi daging, ikan atau unggas maksimal 150 gram per hari.
Tingkatkan asupan makana tinggi serat, antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran
serta buah-buahan.
4. Hindari stres yang berlebihan
Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin yang mengakibatkan
naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah kerusakan pada .
dinding pembuluh darah.
5. Hindari pola hidup tidak sehat Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu
timbulnya penyakit diabetes, darah tinggi dan kolesterol tinggi serta obesitas,
faktor-faktor ini merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung

G. PENATALAKSANAAN
Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah
penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur
bekuan darah.Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa
dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau
streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah
timbulnya stroke.

Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak
pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko
terjadinya perdarahan ke dalam otak.

Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan
dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat
ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.

Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke
daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan
pembedahan.

Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient
ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang.
Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.

Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut,
biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin
memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat.
Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan
kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).

Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang
menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan
darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan
suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.

H. KOMPLIKASI

 Hipoksia serebral
 Penurunan aliran darah serebral
 Embolisme serebral

I.
J. PENYIMPANGAN KDM STROKE

stroke

aterosklerosis emboli cerebral pendarahan intra serebral

(bekuan darah,lemak &udara) pecahnya pembuluh darah otak

sumbatan membuluh darah


vasospasme cerebral perembesan darah kdlm
penyimpitan pembuluh darah parenkim otak

sirkulasi darah serebral menurun

iskemik jaringan otak penekanan,pergeseran&perubahan jar.otak

GANGGUAN PERFUSI JARINGAN pembengkakan otak

infrak otak /edema otak herniasi


pada otak

gangguan sistem neurologis(susunan saraf pusat) TIK

NYERI KEPALA

Gangguan motorik . gangguan sensori gangguan saraf otonom

Koordinasi pergerakan tubuh terganggu daya ingat


daya raba f.saraf otonom tidak
terkontrol daya penglihatan
kelumpuhan pengecapan

GANGGUAN KOMUNIKASI VERBAL

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

HAMBATAN MOBILITAS FISIK

K. ASKEP TEORI
1. Data dasar pengkajian pasien
a) Aktifitas /istirahat
Gejala: merasa kesulitan untuk melakukan aktifitas karena
kelemahan kehilangan sensasi atau paralisis
Merasa mudah lelah ,susah untuk beristirahat (nyeri/kejang
otot)
Tanda: gangguan tonus otot
Gangguan penglihatan
Gangguan tingkat kesadaran
b) Sirkulasi
Gejala : adanya penyakit jantung (MI,reumatik/penyakit jantung
vaskuler,GJK,endokarditis bacterial)polisitemia,riwayat
hipotensi postural
Tanda : hipertensi arterial sehubungan dengan adanya embolisme
/malvorasi vaskuler
Nadi :frekuensi dapat bervariasi (karna ketidakstabilan funsi
jantung,obat-obatan,efek stroke pada pusat vasomotor)
Disritmia,perubahan EKG
c) Integritas ego
Gejala : perasaan tidak berdaya ,perasaan putus asa
Tanda : Emosi yang labil dan ketidak siapan untuk marah,sedih &
gembira
Kesulitan untuk mengekspresikandiri

d) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih,seperti inkontinensia urine,anuria.
Distensi abdomen(distensi kandung kemih
berlebihan),bising usus negative(ileus paralitik)
e) Makanan/cairan
Gejala : nafsu makan hilang
Mual muntah selama fase akut(peningkatan TIK)
Kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah,pipi,&
tenggorok,disfagia
Adanya riwayat diabetes,peningkatan lemak pada darah

Tanda : kesulitan menelan (gangguan pada reflex palatum dan


fariangeal).obesitas(factor resiko)

f) Neurosensori
Gejala : Sinkope/pusing(sebelum serangam CSV/selama TIA),
Sakit kepala:akan sangat berat dengan adanya perdarahan
intra serebral atau subarachnoidiasanya
Kelemahan ,kesemutan/kebas(biasanya terjadi selama
serangan TIA,yang ditemukan dalam berbagai derajat pada
stroke jenis yang lain):sisi yg terkena terlihat seperti’’ mati
‘’atau’’ lumpuh’’
Penlihatan menurun,seperti buta total kehilangan daya lihat
sebahagian (kebutaan monokuler)
Penglihatan ganda (diplopia)atau gangguan yang lain
Sentuhan :hilangnya rangsangan sensori ,kontra lateral
(pada sisi yang berlawanan )pada ekstremitas dan kadang-
kadang pada ipsilateral(yang satu sisi) pada wajah
Gangguan rasa pengecapan dan penciuman

Tanda : Status mental/tingkat kesadaran :biasanya terjadi ,pada


tahap awal hemoragi:ketidak sadaran biasanya akan tetap
sadar jika penyebabnya adalah thrombosis yang bersifat
alami:gangguan tingkah laku (seperti latargi,apatis dan
menyerang):gangguan fungsi kognitif (seperti penurunan
memori,pemecahan masalah

Pada wajah terjadi paralisis atau parese (ipsilateral)

Kehilangan kemampuan untuk mengenali/menghayati


masuknya rangsang visual ,pendengaran, taktil seperi
gangguan kesadaran terhadap citra
tubuh,kewaspadaan,kelalaian terhadap bagian tubuh yang
terkena gangguan persepsi

Ukuran /reaksi pupil tidak sama,dilatasi atau miosi pupil


ipsilateral(perdarahan atau herniasi

g) Nyeri /kenyaman
Gejalag : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda(karna
arteri karoti terkena
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil,gelisah ,ketengan pada
otot/fasia
h) Pernapasan
Gejala: Merokok (factor resiko)
Tanda : ketidak manpuan menelan /batuk/hambatan jalan nafas
Timbulnya pernapasan sulit dan tak teratur
Suara nafas terdengar ronki(aspirasi sekresi).
i) Keamanan
Tanda: motori/sensori:masalah dengan penglihatan
Perubahan persepsi terhadap orentasi tempat tubuh (stroke
kanan) kesulitan melihat dari objek kiri
Tidak mampu mengenali objek warna, kata& wajah yg
pernah dikenalinya dengan baik
Gangguan berespon terhap panas dan dingin/regulasi suhu
tubuh

2. Diagnosa
a. Gangguan pefusi jaringan berhubungan dengan perdarahn intracerebrel.
b. Gangguan imobilisasi berhubungan dengan keterlibatan
neuromuskular,kelemahan,varestensia:flaksi/paralisishipotonik
c. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan intra cranial
d. gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi sensori,transmisi
integrasi(trauma neurologis atau deficit)stress psikologis (penyempitan lapang perceptual
yang disebabkan oleh ansietas)
e. ganguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral:kerusakan
neuromuskuler,kehilangan tonus control otot vasial/oral

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


DIAGNOSA DAN
KRITERIA
HASIL
1.Gangguan Tujuan:ganggua 1.Kaji TTV Fariasi munkin terjadi
pefusi jaringan n perfusi seperti :adanya karena tekanan atau
berhubungan jaringan dapat hipertensi/ hipotensi trauma serebral,pada
dengan diatasi bandingkan tekanan daerah fasomotor
perdarahn Criteria hasil: darah pada kedua otak,hipertensi atau
intracerebrel tingkat lengan hipotensi postural dapat
kesadaran,fungs menjadi factor
i pencetus.hipotensi dapat
kognitif,motorik terjadi karna syok
atau sensori (kolaps sirkulasi
membaik,TTV vascular)peninkatan
stabil dan tidak TIK dapat terjadi karna
adanya edema,adanya formasi
peningkatan bekuan
TIK darah.tersumbaynya
arteri subklavia

Mengetahui
2.Observasi status Kecenderungan tingkat
neurologis sesering kesadaran dan potensial
mungkin dengan peningkatan TIK dan
kesadaran mengetahui
normalnya/standar lokasi ,luas ,dan
kemajuan atau resolusi
kerusakan SSP

3.Letakan kepala Menurunkan tekanan


dengan posisi agak arteri dengan
ditinggikan dan dalam meningkatkan drainase
posisi dan meningkatkan
anatomis(netral) sirkulasi/perfusi cerebral

4..Hindari terjadinya Manuvervalsafah dapat


mengejan saat meningkatkan TIK dan
defekasi,dan p\ memperbesar resiko
ernafasan yang terjadinya
memaksa perdarahankan

5.Kolaborasi Menurunkan hipoksia


Berikan oksigen yang dapat
sesuai indikasi menyebebabkan
vasodilatasi serebral dan
tekanan meningkat atau
terbentuknya edema

2.Gangguan Tujuan :klien 1.Kaji Mengidentifikasi


imobilisasi mampu kemampuan kekuatan dan kelemahan
berhubungan menggerakan luasnya kerusakan dan dapat
dengan anggota awal dan dengan memberikakan
keterlibatan tubuh cara yang teratur informasi mengenai
neuromuskular, Criteria klasifikasi skala pemulihan.bantu
kelemahan,vares hasil:memper 0-4 pemulihan terhadap
tensia:flaksi/par tahan posisi intervensi sebab teknik
alisishipotonik optimal dan yang berbeda digunakan
fungsi yang untuk paralisi spastic
dibuktikan dgn flaksi
tidak adanya
kontraktur,fo
otdrop . 2.Observasi Jaringan yang
daerah yang mengalami edema lebih
terkena termasuk mudah mengalami
warna ,edema.ata trauma dan
u tanda lain dari penyembuhanya lambat
gangguan
sirkulasi

3. Ubah posisi
minimal setiap 2 Menurunkan resiko
jam (terlentang terjadinya trauma
atau miring) dsb iskemik jaringan,daerah
dan jika yang terkena yang
memungkinkan mengalami
bisa lebih sering perburukan /sirkulasi
jika diletakkan yang lebih jelek dan
pada posisi pada menurunkan sensasi dan
bagian yang lebih besar
tergganggu bmenimbulkan
kerusakan pada kulit tau
dekubitus
4. Anjurkan
pasien untuk
membantu Dapat berespon dengan
pergerakan dan baik jika ndaerah yang
latihan sakit tidak menjadi lebih
menggunakan terggaggu dan
ekstremitas yang memerlikan dorongan
tidak sakit untuk setra latihan aktif untuk
menyokong atau menyatukan kembali
menggerakan sebagsi bagian dari
daerah tubuh tubuhnya sendiri
yang mengalami
kelemahan

5. Kolaborasi
Konsultasi
dengan ahli Program yang khusus
fisioterapi secara dapat diprogramkan
aktif,latihan untuk menemukan
resistif dan kebutuhan yg berarti
ambulasi pasien menjaga kekurangan
tersebut dalam
keseimbangan ,koordina
si dan kekuatan

3. Nyeri kepala Tujuan:mela 1.kaji keluhan Nyeri merupakan


berhubungan porkan nyeri nyeri,catat pengalaman yang
dengan berkurang intensitasnya (dgn subjektif dan harus
peningkatan atau skala 0-10) dijelaskan oleh
intra kranial terkontrol karakteristiknya(b pasien,identifikasi
Kritera erat,berdenyut,ko karakteristik nyeri dan
hasil :menunj nstan) factor yang
ukka atau lokasinya,lamany berhubungan merupakan
menggunaka a factor yg suatu hal yang sangat
n perilaku memperburuk penting untuk memilih
untuk atau meredakan interfensi yang cocok
mengurangi dan untuk mengefaluasi
kekambuhan keefektifan dari terapi
yang diberikan

2.observasi Merupakan indicator


adanya tanda derajat nyeri yang tidak
nyeri non verbal langsung dialami,sakit
seperti ekspresi kepala mungkin bersifat
wajah,posisi akut atau kronis,jadi
tubuh,gelisah,men manifestasi fissiologis
angis/meringis bisa muncul/tidak.
MD,diaphoresis,p
erubahan
prekuensi
jantung,penapasa
n dan TD.

3.berikan Meningkatkan
kompres dingin relaksasi/kenyamanan
pada kepala. dengan menurunkan
fasodilatasi

4.anjurkan untuk Menurunkan stimulasi


beristirahat dalam yang dapat mengurangi
ruangan yang sakit kepala
tenang

5.kolaborasi; Penanganan pertama


Berikan obat dari sakit kepala secara
sesuai indikasi umum hanya kadang –
analgetik seperti kadang bermanfaat pada
asetaminoven sakit kepala karna
spontan dsb gangguan vaskuler

4.gangguan Tujuan ;gang 1.kaji kesadaran Penurunan kesadaran


persepsi sensori guan sensori seperti terhadap sensori dan
berhubungan persepsi membedakan kerusakan perasaan kinetic
dengan sesori dapat panas/dingin,tajam/t berpengaruh buruk
perubahan teratasi umpul,posisi bagian terhadap
persepsi KH:mempert tubuh/otot rasa keseimbangan/posisi tubuh
sensori,transmis ahankan persendian. dan kesesuaian dari
i tingkat gerakan yang mengganggu
integrasi(trauma kesadaran ambulasi,meningkatkan
neurologis atau dan fungsi resiko terjadiny truma.
deficit)stress perceptual
psikologis
(penyempitan 2.observasi respon Respon indifidu dapat
lapang perilaku pasien berfariasi tetapi umumnya
perceptual yang seperti rasa yang terlihat seperti emosi
disebabkan oleh bermusuhan,menang labil,ambang frustasi
ansietas) is,efek tidak rendah,apatis,dan mungkin
sesuai,agitasi,dan juga muncul prilaku
halusinasi. impulsive,mempengaruhi
perawatan.

3.berikan stimulasi Membantu melatih


terhadap kembali jaras sensori
sentuhan,seperti untuk mengintegrasikan
berikan pasien suatu persepsi dan intrepretasi
bendah untuk stimulasi.membantu
menyentuh,meraba.b pasien untuk
iarkan pasien mengorientasikan
menyentuh bagian dirinya dan
dinding/batas-batas kekuatan penggunaan
yang lainnya dari daerah yang
terpengaruh.

4.anjurkan pasien Peggunaan stimulasi


untuk megamati penglihatan dan
kakinya bila perlu sentuhan membantu
dan menyadari dalam mengintgrasikan
posisi bagian kembali daerah yang
tubuh sakit dan
tertentu.buatlah memungkinkan pasien
pasien sadar akan untuk mengalami
semua bagian kelalaian sesasi dari
tubuh yang pola gerakan normal
terabaikan seperti
stimulasi sensori
pada daerah yang
sakit,latihan yang
membawa areah
yang sakit
melewati garis
tengah iagatkan
indifidu untuk
berpakaian/merw
at sisi yang sakit

5.ganguan Tujuan :gang 1.kaji tipe/derajat Membantu menentukan


komunikasi guan disfungsi seperti daerah dan derajat
verbal komunikasi Pasien tidak tampak kerusakan serebral yang
berhubungan verbal dapat memahami kata atau terjadi dan kesulitan pasien
dengan diatasi mengalami kesulitan dalam beberapa atau
kerusakan KH:mengide ,berbicara atau seluruh tahap proses
sirkulasi ntifikasikan membuat pengertian komunikasi.pasien
serebral:kerusak pemahaman sendiri mungkin mempunyai
an tentang kesulitan kata yamg
neuromuskuler, maslah diucapkan (avasia
kehilangan komunikasi sensori /kerusakan pada
tonus control daerah
otot vasial/oral wernick).,mengucapkan
kata-kata yang benar
(afasia ekspresif/kerusakan
pada area bicara broca)atau
mengalami kerusakan pada
kedua daerah tersebut

2.perhatikan
kesalahan dalam Pasien mungkin kehilangan
komunikasi dan kemampuan untuk
berikan umpan balik memantau ucapan yg keluar
dan tidak menyadari bahwa
komuniksi yg diucapkanyaa
tidak nyata umpan balik
merealisasikan kenapa
pemberi asuhan tidak
mengerti berespon sesuai
dan memberikan kesempatan
untuk mengklarifikasikan
isi/makna yg terkandung
dalam ucapannya

3.berikan metode
komunikasi Memberikan
alternative ,seperti komunikasi tentang
menulis dipapan kebutuhan berdasarkan
tulis,gambar.berikan keadaan /deficit yg
petunjuk fisual mendasarinya
(gerakan
tangan ,gambar-
gambar ,daftar
kebutuhan dan
demostrasi).

4.anjurkan Mengurangi isolasi


pengunjung/orang social pasien dan
terdekat meningkatkan
mempertahankan penciptaan komunikasi
usahanya untuk yang efektif
berkomunikasi
dengan
pasien,seperti
membaca
surat ,diskusi tentang
hal0hal yg terjadi
pada keluarga

5.kolaborasi Pengkajian secara


Konsultasikan individual kemampuan
dengan /rujuk bicara dan
kepada terapi ahli sensori,motori.dan
wicara kognitif berfungsi untuk
mengidentifikasi
kekurangan /kebutuhan
terapi.

Anda mungkin juga menyukai