Di Susun oleh:
NIM : P00220217045
Mengetahui
(………………………………….) (………………………………)
NON HEMORAGIK STROKE (NHS)
A. Defenisi
Stroke atau cedera serebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer, 2002).
Menurut WHO, Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi cerebral, baik
fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau
berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskuler.
Serangan otak merupakan istilah kontemporer untuk stroke atau cedera
serebrovaskuler yang mengacu kepada gangguan suplai darah otak secara mendadak
sebagai akibat dari oklusi pembuluh darah parsial atau total, atau akibat pecahnya
pembuluh darah otak (Chang, 2010).
Stroke merupakan gangguan mendadak pada sirkulasi serebral di satu
pembuluh darah atau lebih yang mensuplai otak. Stroke menginterupsi atau mengurangi
suplai oksigen dan umumnya menyebabkan kerusakan serius atau nekrosis di jaringan otak
(Williams, 2008).
Stroke diklasifikasikan menjadi dua, yaitu stroke hemoragik (primary hemorrhagic
strokes) dan stroke non hemoragik (ischemic strokes) . Menurut Price, (2006) stroke non
hemoragik (SNH) merupakan gangguan sirkulasi cerebri yang dapat timbul sekunder dari
proses patologis pada pembuluh misalnya trombus, embolus atau penyakit vaskuler dasar
seperti artero sklerosis dan arteritis yang mengganggu aliran darah cerebral sehingga suplai
nutrisi dan oksigen ke otal
menurun yang menyebabkan terjadinya infark. Sedangkan menurut Padila, (2012) Stroke
Non Haemoragik adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
terjadi akibat pembentukan trombus di arteri cerebrum atau embolis yang mengalir ke otak
dan tempat lain di tubuh.
Dari beberapa pengertian stroke diatas, disimpulkan stroke non hemoragik adalah
adalah gangguan cerebrovaskular yang disebabakan oleh sumbatnya pembuluh darah
akibat penyakit tertentu seperti aterosklerosis, arteritis, trombus dan embolus.
B. Etiologi
Penyebab stroke non hemoragik yaitu:
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebral.
Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
2. Embolisme cerebral
Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain) merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik
3. Iskemia
Suplai darah ke jaringan tubuh berkurang karena penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah.
C. Patofisiologi
Stroke adalah penyakit gangguan peredaran darah ke otak, disebabkan oleh karena
penyumbatan yang dapat mengakibatkan terputusnya aliran darah ke otak sehingga
menghentikan suplay oksigen, glukosa dan nutrisi lainya kedalam sel otak yang mengalami
serangan pada gejala – gejala yang dapat pulih, seperti kehilangan kesadaran, jika
kekurangan oksigen berlanjut lebih dari beberapa menit dapat
umum lainnya. Secara umum trombosis serebral tidak terjadi secara tibatiba,
dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada setengah
tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa
jam atau hari. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada
lapisan intima arteria besar. Bagian intima arteria sereberal menjadi tipis dan
berserabut, sedangkan sel-sel ototnya menghilang. Lamina elastika interna
robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi
sklerotik tersebut. Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat-
tempat yang melengkung. Trombi juga dikaitkan dengan
PATHWAY
Penyakit yang mendasari stroke ( al cohol ,
hiperkolesteroid, merokok, stress, depresi, kegemukan
Hipoksia cerebri
Tirah baring
Gangguan Keseimbangan
reflek menelan nutrisi kurang dari
kebutuhan
D. Manifestasi Klinik
Menurut Suzzane C. Smelzzer, dkk, (2001, hlm. 2133-2134) menjelaskan ada enam
tanda dan gejala dari stroke non hemoragik yang mana tergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan
jumlah aliran darah kolateral. Adapun gejala Stroke non hemoragik
adalah:
a. Kehilangan motorik: stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat
menunjukan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak. Disfungsi
neuron paling umum adalah hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh) karena lesi
pada sisi otak yang berlawanan dan hemiparises (kelemahan salah satu sisi tubuh)
b. Kehilangan komunikasi: fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah
bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum.
2) Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif.
3) Apraksia, ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.
c. Defisit lapang pandang, sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang
paralisis yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau objek ditempat
kehilangan penglihatan
d. Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan untuk
merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
e. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik, bila kerusakan pada lobus frontal,
mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual mungkin terganggu.
Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam
pemahaman, lupa dan kurang motivasi.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah sebagai berikut :
2. Lumbal pungsi: Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada carran
lumbal menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau
perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukkan adanya
proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor merah biasanya
pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat
dari hemoragik.
6. EEG: Pemeriksaan ini berturuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam
jaringan otak.
3. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula
darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-
angsur turun kembali.
4. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri. G.
Penatalaksanaan
F. Penatalaksanaan stroke dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Phase Akut :
a) Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan, oksigenisasi dan
sirkulasi.Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation : Nimotop.
G. Diagnosa keperawatan
H.Perengcanaan
Gangguan perfusi Tujuan (NOC) : Gangguan 1. Pantau TTV tiap jam dan 1. Peningkatan
jaringan serebral b.d perfusi jaringan dapat catat hasilnya tekanan darah
O2 otak menurun tercapai secara optimal sistemik yang
Kriteria hasil : a) Mampu 2. Kaji respon motorik diikuti dengan
mempertahankan tingkat terhadap perintah penurunan tekanan
kesadaran b) Fungsi sensori sederhana darah diastolik
dan motorik membaik 3. Pantau status neurologis merupakan tanda
secara teratur peningkatan TIK.
4. Dorong latihan kaki Napas tidak teratur
aktif/ pasif menunjukkan
5. Kolaborasi pemberian adanya peningkatan
obat sesuai indikasi TIK 2. Mampu
mengetahui tingkat
respon motorik
pasien
3.Mencegah/
menurunkan
atelektasis
4. Menurunkan
statis vena
5. Menurunkan
resiko terjadinya
komplikasi
Ketidakseimbangan Tujuan (NOC) : Intevensi (NIC) :
nutrisi : kurang dari 1. Status gizi 1.Pengelolaan gangguan
kebutuhan tubuh b.d 2. Asupan makanan makanan
ketidakmampuan 3. Cairan dan zat gizi 2. Pengelulaan nutrisi
untuk mengabsorpsi 3. Bantuan menaikkan BB
Nutrien Kritria evaluasi Aktivitas keperawatan : 1. 1. Motivasi klien
a).Menjelaskan komponen Tentukan motivasi klien mempengaruhi
kedekatan diet untuk mengubah kebiasaan dalam perubahan
b) Nilai laboratorium c) makan nutrisi
(mis,trnsferin,albumin,dan 2. Ketahui makanan
eletrolit) kesukaan klien 2. Makanan
3. Rujuk kedokter untuk kesukaan klien
d)Melaporkan keadekuatan menentukan penyebab untuk
tingkat gizi e) Nilai perubahan nutrisi mempermudah
laboratorium (mis : 4. Bantu makan sesuai pemberian nutrisi 3.
trasferin,albomen dan dengan kebutuhan klien 5. Merujuk kedokter
eletrolit f) Toleransi Ciptakan lingkungan yang untuk mengetahui
terhadap gizi yang menyenangkan untuk perubahan klien
dianjurkan. makan serta untuk proses
penyembuhan 4.
Membantu makan
untuk mengetahui
perubahan nutrisi
serta untuk
pengkajian 5.
Menciptakan
lingkungan untuk
kenyamanan
istirahat klien serta
utk ketenangan
dalam
ruangan/kamar
5.Keluarga
mengetahui &
mampu
mendemonstrasikan
cara melatih
komunikasi verbal
pd klien tanpa
bantuan perawat
6.Mengetahui
perkembangan
komunikasi verbal
klien
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Ester . 2010 . Patofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2008 . Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Price, SA dan Wilson, 2006. Patofisiologi: Konsep klinis proses- proses penyakit ed. 6 vol.1.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C . 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth .
Jakarta : E G C.
Sagung Seto.
William, Lippicont . 2008 . Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit . Jakarta: Indeks.
Wilkinson, Judith . 2013 . Diagnosis NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC . Jakarta:
EGC .