Disusun oleh
213210003
PROGRAM STUDI
JOMBANG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
B. Klasifikasi
Secara non hemoragik, stroke dapat dibagi berdasarkan
manifestasi klinik dan proses patologik (kausal):
1. Berdasarkan manifestasi klinis
a. Serangan Iskemik Sepintas Transient Ischemic Attack (TIA)
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran
darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam
b. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic
Neurological Deficit (RIND) Gejala neurologik yang timbul
akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi
tidak lebih dari seminggu
c. Stroke Progresif (Progressive Stroke Stroke In Evaluation)
Gejala neurologik makin lama makin berat
d. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)
Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang
lagi.
2. Berdasarkan kausal
a. Stroke Trombotil
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan
pada pembuluh darah di otak Trombotik dapat terjadi pada
pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil.
Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akibat
aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah
yang cepat Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh
tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density
Lipoprotein(LDL) Sedangkan pada pembuluh darah kecil,
trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh darah arteri
kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan
indikator penyakit aterosklerosis
b. Stroke Emboli/Non Trombotik
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari
jantung atau lapisan lemak yang lepas Sehingga, terjadi
penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan darah
tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak
C. Etiologi (Penyebab)
Menurut (Haryono&Utami, 2019), stroke disebabkan oleh
beberapa faktor dibawah ini:
1. Trombotik merupakan stroke yang terjadi ketika gumpalan darah
(trombus) terbentuk disalah satu arteri yang memasok darah ke
otak. Gumpalan darah tersebut disebabkan oleh deposit lemak
(plak) yang menumpuk di arteri dan menyebabkan aliran darah
berkurang (aterisklerosis). Arteriklerosis serebral adalah
penyebab umum dari terjadinya stroke yang mana stroke terjadi
secara tiba-tiba, kehilangan bicara sementara , hemiplagia atau
paresthesia pada setengah tubuh dapat mendahului paralisis berat
pada beberapa jam atau hari.
2. Embolik merupakan stroke yang terjadi ketika gumpalan darah
atau debris lainnya menyebar dari otak dan tersapu melalui aliran
darah. Jenis gumpalan darah ini disebut embolus. Stroke embolik
berkembang setelah oklusi arteri oleh embolus yang terbentuk
diluar otak. Sumber utama embolus yang menyebabkan stroke
adalah jantung setelah infrakmiokardium atau fibrilasi atrium, dan
embolus yang merusak arteri karotis komunis dan aorta.
3. Hemoragik merupakan stroke yang terjadi ketika pembulu darah
di otak bocor atau pecah. Pendarahan otak disebabkan oleh banyak
kondisi yang mempengaruhi pembuluh darah seperti tekanan
darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol, overtreatment
dengan antikoagulan (pengencer darah) dan melemahnya dinding
pembuluh darah (aneurisma). Stroke hemoragik dibagi menjadi 2
yaitu perdarahan intraserebral atau pembuluh darah di otak pecah
dan menyebar ke jaringan otak di sekitarnya, sehingga merusak
sel- sel otak. Perdarahan subaraknoid yang disebabakan oleh
aneurisma serebral atau kelainan arteri pada dasar otak.
4. Serangan Iskemik Transien (TIA) merupakan periode sementara
dari gejala yang mirip dengan gejala stroke. Penurunan sementara
pasokan darah ke bagian otak menyebabkan TIA dan biasanya
berlangsung kurang lebih 5 menit. Seperti stroke iskemik, TIA
terjadi ketika bekuan darah atau debris menghalangi aliran darah
ke bagian sistem saraf. Namun pada kasus TIA tidak ada
kerusakan jaringan permanen dan tidak ada gejala menetap.
D. Patofisiologi
Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan
aterosklerosis dan arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan
bermacam- macam manifestasi klinis dengan cara:
1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan
insulisiensi aliran darah
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan
perdarahan aterm
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli
4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah
atau menjadi lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
1. Keadaan pembuluh darah.
2. Keadan darah siskositas darah meningkat, hematokrit meningkat,
aliran darah ke otak menjadi lebih lambat, anemia berat,
oksigenasi ke otak menjadi menurun
3. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak.
Otoregulasi otak vastu
Di dinding pembuluh
darah berkembang Penimbunan
menjadi atreosklerosis lemak/kolestrol yang
meningkat di dalam
darah
Berkurangnya
darah ke area
Pembuluh darah
tromsosus
menjadi kaku
Iskemik jaringan
pada otak
Gangguan Gangguan
mobilitas fisik komunikasi verbal
Syok neurogenik
Resiko perfusi
serebral tidak
efektif
F. Tanda dan gejala (Manifestasi Klinis)
Menurut (Padila, 2012), tanda dan gejala terjadinya stroke :
1. Jika terjadi peningkatan TIK dapat ditemukan beberapa tanda
dan gejala:
a. Perubahan tingkat kesadaran : penurunan orientasi dan
respons terhadap stimulus
b. Perubahan kemampuan gerak ekstrimitas : kelemahan
sampai paralysi
c. Perubahan ukuran pupil : bilateral atau uliteral dilastasi,
uliteral tanda dari perdarahan cerebra
d. Perubahan tanda vital : nadi rendah, tekanan nadi melebar,
nafas irreguler, peningkatan suhu tubuh
e. Keluhan kepala pusing
2. Muntah projectile (tanpa adanya rangsangan)
3. Kelumpuhan dan kelemahan
4. Penurunan pengelihatan
5. Deficit kognitif dan bahasa (komunikasi)
6. Pelo atau disartria
7. Kerusakan nervus kranialis
8. Inkontinensia alvi dan urine
G. Pemeriksaan penunjang
1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke ser spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi. melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak
oleh pemindaian CT)
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan
posisinya secara pasti
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan
bsar terjadinya perdarahan otak Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat darı hemoragik
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls
listrik dalam jaringan otak
6. Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbal pungsi pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai
pada perdarahan yang masif, sedangkan pendarahan yang
kecil biasanya warna likianr masih normal (xantokhrom)
sewaktu hari-hari pertama
b. Pemeriksaan darah rutin iglukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah pada strok akut dapat
terjadi hiperglikemia
H. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan
pengisapan lendiryang sering. oksigenasi, kalau perlu lakukan
trakeostomi, membantu pernafasan
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien,
termasuk untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan
secepat mungkin pasien harus duruhah posisi tiap 2 jam dan
dilakukan latihan-latihan gerak pasif
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK Dengan
meninggikan kepala 15-30 menghindari fleti dan rotasi kepala
yang berlebihan,
Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat
dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminoplulin, asetazolamid, papaverin
intra arterial
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk
menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi
sesudah ulserasi alteroma
4. Anti koagulan dapat diresepian untuk mencegah terjadinya
memberatnya trombosis atan emboli di tempat lain di sistem
kardiovaskuler
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral
1. Endesterektomi karotis membentuk kembali arteri karıdın, yaitu
dengan membuka arten karotis di leher
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah diakukan pada stroke akut
4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
I. Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan oleh penyakit stroke. Beberapa
diantaranya meliputi :
1. Edema serebri : terjadi karena adanya respon fisiologi terhadap
adanya trauma jaringan.
2. Dekubitus : terjadi karena immobilisasi.
3. Hipoksia serebral dan menurunnya aliran darah otak : terjadi
karena ketidak adekuatnya aliran darah dan oksigen .
4. Kejang : terjadi karena kerusakan atau gangguan pada aktivitas
listrik otek.
5. Nyeri kepala kronis seperti migraine.
6. Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) : bertambahnya massa
pada otak seperti adanya perdarahan atau edema otak akan
meningkatkan tekanan intracranial.
J. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
2. Riwayat Keperawatan :
a. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah
badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi,,
b. Riwayat kesehatan sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak,
pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya
terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai
tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separuh badan
atau gangguan fungsi otak yang lain.
c. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat hipertensi
2) Riwayat penyakit kardiovaskuler
3) Riwayat kolestrol tinggi
4) Obesitas
5) Riwayat diabetes militus
6) Riwayat aterosklerosis
7) Kebiasaan merokok
8) Riwayat konsumsi alkohol.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat penyakit degeneratif dalam keluarga
seperti hipertensi, diabetes militus dll.
2. Diagnose Keperawatan
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Gangguan komuniasi verbal
a. Intervensi Keperawatan
Terapeutik
1. Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang
tenang
2. Berikan posisi semi
Fowler
3. Hindari penggunaan
PEEP
4. Pertahankan suhu
tubuh nomaal
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu
Kolaborasi pemberian
diuretik osmosis, jika
perlu
b. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan tujuan dari bentuk
intervensi yang telah ditetapkan. Implementasi ini
bertujuan untuk memberikan nilai indikator keberhasilan
pada intervensi yang telah dikerjakan, sehingga nilai
keberhasilan dapat di ukur (SIKI, 2017). Implementasi
merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan mencakup tindakan
mandiri dan tindakan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah,
2015)
c. Evaluasi
Tahap evaluasi pada evaluasi keperawatan adalah tahap
terakhir yang digunakan untuk melihat apakah
perencanaan atau proses keperawatan yang telah diberikan
mendapatkan hasil secara optimal atau tidak. Dan untuk
mengetahui apakah asuhan keperawatan yang telah
diberikan berhasil tercapai atau tidak. Sebagai perawat
yang professional kita diharuskan untuk berpikir kritis
pada proses evaluasi ini karna sangat penting dalam
mencapai keberhasilan dari perawatan kepada klien.
(Fatihah, 2019) Evaluasi keperawatan adalah tahapan
setelah pemberian implementasi. Pada tahap ini
merupakan kegiatan mengevaluasi proses keperawatan
apakah proses asuhan keperawatan telah memenuhi tujuan
yang ditetapkan. Evaluasi ini melibatkan proses
pengkajian awal Kembali untuk menentukan tercapainya
intervensi yang telah dilakukan ke pasien (Rukmini et al.,
2022).