Anda di halaman 1dari 30

NURUL SAFIRA LAHATI

G3A020186

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN


INTRACEREBRAL HEMORRHAGE
STROKE Defisit Neurologi

Sumbatan Sirkulasi
pada pembuluh darah
di otak

Sumbatan/ Pecahnya
pembuluh darah
1. Stroke Emboli : Bekuan darahnya/plak
(Embolus) biasanya terjadi di jantung
ISKEMIK dan pembuluh darah/ arteri besar
2. Stroke Trombolitik : Bekuan darah plak
(arterosklerosis) biasanya terjadi di
arteri kecil yang mensuplai darah ke
otak
1. Intracerebral
Penyebab : Hipertensi yang tidak
terkendali dan antikogulan (Pengencer
HEMORAGIK
darah)
2. Subaracnoid
Aneurisma pecah, Hipertensi,
Menopous, CKB, Penyakit ginjal dan
kurangnya olahraga.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

Gangguan vaskularisasi otak ini memunculkan berbagai


manifestasi klinis seperti:
• Penurunan Kesadaran
• Kesulitan berbicara
• Kesulitan berjalan dan mengkoordinasikan
bagian-bagian tubuh
• Sakit kepala
• Kelemahan otot wajah
• Gangguan penglihatan
• Gangguan sensori
• Gangguan pada proses berpikir dan
• Hilangnya kontrol terhadap gerakan
Komplikasi

Menurut Batticaca (2008)


• Gangguan otak yang berat.
• Kematian bila tidak dapat
mengontrol respons
pernafasan atau
kardiovaskular
• Infark Serebri
• Epistaksis
• Peningkatan TIK, tonus otot
abnormal
Pemeriksaan Penunjang

CT Angiografi
CT Scan Perfusion
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pungsi lumbal terkadang diperlukan untuk
menyingkirkan meningitis atau perdarahan
subarachnoid ketika CT Scan negatif tetapi kecurigaan
klinis tetap menjadi acuan.
A
SUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

A. Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 56 tahun
Tinggi badan : 172 Cm
Berat badan : 65 Kg
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Serabutan
Alamat : Keberan 443 RT 02/II Perbalan, Kota semarang
Keluarga terdekat yang bias di hubungi:
Nama : Tn.I
Umur : 29 tahun
Hub. dengan pasien : Anak
Diagnoisa Medis : Intracerebral Hemorrhage (ICH)
PENGKAJIAN

b. Airway : Terdapat sekret pada rongga mulut


c. Breathing
• Pola nafas : Hiperventilasi
• Irama : Ireguler
• RR : 28x/m
• SPO2 : 93%
• Otot bantu nafas : Retraksi intercostalis
• Alat bantu Nafas : Nasal Kanul 4 Liter/menit
d. Circulation
• Akral : Dingin TD : 190/89 mmHg
• CRT : <3 Detik MAP : 110 mmHg
• HR : 89 X/m
e. Dissability
• Kesadaran : Apatis (GCS : E: 3, V: 2, M: 4)
• Pupil : Isokor
• Reaksi cahaya : Kanan : + ; Kiri: +
PENGKAJIAN

Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi
Pemeriksaan CT Scan Kepala
Pemeriksaan Tanggal 31 Oktober 2021
• Infark pada corona radiata kiri dan nucleus caudatus kiri
• Infark lakuner pada pericornu anterior vertikel kanan, genu
capsula interna kiri dan pons paramedian kanan kiri
• Tak tampak perdarahan intra cranial dan peningkatan tekanan
intra cranial.
2. Pemeriksaan foto thorak AP Supine asimetris
Pemeriksaan Tanggal 31 Oktober 2021
• Cardiomegaly
• Gambaran bronchitis
Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Lekosit 3.30 10^3 IU/mL 3,8-10,6

Eritrosit 6,02 10^6 /uL 4,4-5,9


Hemoglobin 17,60 g/dL 13,2-17,3

Eosinofil Absolute 0,02 10^3 IU/mL 0,045-0,44

Netrofil Absolute 11,35 10^3 IU/mL 1,8-8

Eosinofil 0,20 ɞ 2-4


Neutrofil 85,30 ɞ 50-70

Limfosit 8,30 ɞ 25-40


Glokusa sewaktu 130 Mg/dL <125
Creatinin 1,32 Mg/dL 0,70-1,10
Cholesterol Total 215 Mg/dL <200
Trigliserida 215 Ug/dL >150
Cholesterol LDL Direk 164 Mg/dL <100

Asam Urat 8,5 Mg/dL 3,4-7,0


Terapi Obat
1. Obat Oral
Miniaspi 1X80 mg
CPG 1X75 mg
Amlodipin 1x10 mg
Candesartan 1x164
Atrovastatin 1x20 mg
Allpurinol 1x300 mg
2. Injeksi
Citikolin 2x500 mg
Ranitidine 2x50 mg
Piracetam 4x3 gr
3. Siring Pump
Nicardipin 0,5
4. Diit
Susu Pepfibren 6X200 Ml
Analisa Data

Analisa Data Problem Etiologi


DS: - Bersihan Jalan Nafas Sekresi yang tertahan
DO: Tidak Efektif
• Batuk tidak efektif
• Produksi sputum
berlebihan
• Terdengar suara nafas
tambahan ronkhi
• Pasien nampak gelisah
• Pola nafas ireguller
• Respirasi Rate 28X/Menit
• Terpasang Nasal kanul 4
L/Menit
Analisa Data

Analisa Data Problem Etiologi


DS:- Resiko Perfusi Hipertensi
DO: Serebral tidak
• TD : 185/109 efektif
• MAP : 129
• KU : Somnolen
• Gcs : E 3, M 4, V 2
• Hasil CT Scan infark pada corona
radiate kiri dan nucleus caudatus
kiri, Infark lakuner pada pericornum
anterior ventrikel kanan, genu
capsula interna kiri dan pons
paramedian kanan kiri.
Analisa Data

Analisa Data Problem Etiologi


DS :- Pola Nafas Tidak Depresi Pusat
DO : Efektif Pernafasan
• Adanya penggunaan otot bantu
pernafasan ; retraksi intercostalis
• Fase Ekspirasi memanjang
• Tekanan ekspirasi menurun
• Pola nafas Takipnea
• Respirasi Rate 28X/Menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan


sekresi yang tertahan
2. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan
dengan Hipertensi
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi
pusat pernafasan
NO SDKI SIKI SLKI

1. Bersihan Bersihan jalan nafas (L.0100) Penghisapan jalan nafas (1.01020)


jalan Setelah di lakukan tindakan Observasi:
nafas keperawatan selama 3x24 jam • Identifikasi kebutuhan dilakukan
tidak masalah keperawatan bersihan penghisapan
efektif jalan nafas dapat teratasi dengan • Asukultasi suara nafas sebelum dan
berubung eskpetasi meningkat. setelah dilakukan penghisapan
an dengan Kriteria hasil: • Monitor status hemodinamik
sekresi • Produksi sputum menurun Terapeutik:
yang • Ronchi menurun • Gunakan teknik aseptic
tertahan • Gelisah menurun • Gunakan teknik steril
• Frekuensi nafas membaik • Gunakan teknik penghisapan
• Pola nafas membaik tertutup
• Berikan Oksigen
• Lakukan penghisapan tidak lebih
dari 15 detik
Terapeutik:
• Anjurkan melakukan teknik nafas
dalam
INTERVENSI

NO SDKI SIKI SLKI

2. Resiko Perfusi serebral (L.02014) Pemantauan tanda vital (1.02060)


perfusi Setelah di lakukan tindakan Tindakan
serebral keperawatan selama 3x24 jam Observasi:
tidak masalah keperawatan perfusi • Monitor tekanan darah
efektif serebral dapat teratasi dengan • Memonitor nadi frekuensi,
berhubun eskpetasi meningkat kekuatan dan irama
gan Kriteria hasil: • Memonitor pernapasan
dengan • Tingkat kesadaran meningkat (frekuensi, kedalamam)
cedera • Nilai tekanan darah • Monitor suhu tubuh
kepala membaik • Memonitor SPO2
• Kesadaran membaik Terapeutik:
• Dokumentasi hasil pemantauan
INTERVENSI

NO SDKI SIKI SLKI

2. Pola nafas Pola Nafas (L.01004) Manajemen jalan nafas (1.010111)


tidak efektif Setelah di lakukan tindakan Tindakan
berhubung keperawatan selama 3x24 jam Observasi:
an dengan masalah keperawatan Pola • Monitor pola nafas (frekuensi,
depresi Nafas dapat teratasi dengan kedalaman, usaha nafas)
pusat eskpetasi membaik • Monitor bunyi nafas tambahan
pernafasan Kriteria hasil: (mis,gurgling,
• Penggunaan otot bantu • mengi,wheezing,ronkhi)
pernafasan Terapeutik:
• Tekanan ekspirasi • Pertahankan kepatenan jalan
meningkat nafas
• Frekuensi nafas membaik • Berikan oksigen
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat & Tgl lahir : Semarang, 09 Agustus 1965
Pekerjaan : Buruh serabutan

DATA FOKUS
Data Subjektif : -
Data Objektif :
• TD : 190/89 mmHg
• MAP : 110 mmHg
• KU : Apatis
• GCS : E 3, M 4, V 2
• Hasil CT Scan infark pada corona radiate kiri dan nucleus caudatus kiri,
Infark lakuner pada pericornum anterior ventrikel kanan, genu
capsula interna kiri dan pons paramedian kanan kiri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan yang berhubungan dengan jurnal


Evidence Based Nursing Riset yang di aplikasikan
 Resiko Perfusi serebral tidak efektif

EBN
Evidence based nursing practice yang di terapkan pada pasien
Terapi Foot massage terhadap perubahan paramter
hemodinamik pasien.
Justifikasi Ilmiah

Izma Daud dan Revina Nurul Sari tahun 2020 ; “pengaruh terapi pijat kaki
terhadap status hemodinamik pada pasien yang terpasang ventilator di
intensive care unit (icu) rsud ulin banjarmasin”

 Menurut Muttaqin (2009) mengatakan tubuh memiliki mekanisme


regulasi (pengaturan) terhadap tekanan darah, regulasi jantung
berfungsi mengatur suplai darah secara aktif ke jaringan.
 Menurut Perry (2012) mengatakan saat pasien dilakukan foot
massage, maka pasien merasa mendapat sentuhan pada tubuhnya.
 Teori Jin Shin Jyutsu menyatakan bahwa dinamika sentukah ini
dapat membebaskan sumbatan energi yang selanjutnya dapat
menciptakan energi mekanika dalam tubuh dan energi ini dapat
menimbulkan perasaan bahagia, ketenangan, dan secara fisiologis
pasien memberikan respon berupa penurunan MAP, denyut
jantung, dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal.
Justifikasi Ilmiah

 Ketika dilakukan foot massage maka akan menstimulasi serabut saraf


parasimpatis yang melepaskan asetilkolin untuk mendekati sel nodal lalu
menurunkan frekuensi depolarisasi dan ditandai dengan penurunan denyut
jantung
(Eimani & Eshq, 2004; Hudak & Gallo, 2012).

 Selanjutnya penurunan denyut jantung dapat menyebabkan waktu


pengisian ventrikel yang lebih lama sehingga turut menghasilkan volume
sekuncup yang lebih besar dan mengarahkan pada peningkatan curah
jantung (Marley, 2005).
Mekanisme Penerapan
1. Membina hubungan saling percaya (Komunikasi
terapeutik)
2. Mengkaji dan mendokumentasikan keadan pasien
3. Mempersiapkan semua peralatan
4. Menjelaskan maksud dan tujuan kepada pasien
5. Memulai foodmassage dengan beberapa teknik yakni
menggosok, menggerus dan memijat. Lakukan selama 15
menit pada masing-masing kaki yakni kanan dan kiri
6. Setelah 3o menit di berika terapi food massage kaji dan
dokumentasikan
7. Evaluasi terkait hasil pemberiaan food massage.
HASIL YANG DI CAPAI

TD : 190/89 mmHg menjadi 145/84 mmHg,


HARI-I Nadi : 94 x/menit menjadi 86 x/menit,
RR : 28 x/menit menjadi 21 x/menit,
SPO2 : 93% menjadi 96%
MAP : 110 mmHg menjadi 98 mmHg.

TD : 162/91 mmHg menjadi 157/95 mmHg


HARI-II Nadi : 96 x/menit menjadi 93 x/menit
RR : 22 x/menit menjadi 18 x/menit
SPO2 : 96% menjadi 100%
MAP : 114 mmHg menjadi 107 mmHg
Kelebihan

Terapi food massage adalah sebuah tindakan mandiri


perawat yang bisa dilakukan mudah dan murah yang
dapat dilakukan di rumah sakit. Kedua tindakan ini pun
tidak memiliki efek samping sehingga baik dilakukan
diluar terapi faramakologi.
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai