Anda di halaman 1dari 7

“ factor – factor yang mempengaruhi pemberian susu formula pada bayi 0 – 6

bulan di Puskesmas Mekarmukti“

Irma Nurul Hayati

173112540120834
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Susu formula merupakan susu sapi yang susunan nutrisinya diubah sedemikian rupa
hingga dapat diberikan kepada bayi tanpa memberikan efek samping. Susu formula dapat
menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare,muntah, atau kesulitan buang air kecil. Di
negara berkembang, lebih dari 10 juta bayi meninggal dunia per tahun, 2/3 dari kematian
tersebut terkait dengan masalah gizi yang sebenarnya dapat dihindarkan. Penelitian di 42
negara berkembang menunjukkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan
merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang mempunyai dampak positif terbesar untuk
menurunkan angka kematian balita, yaitu sekitar 13% (Sentra Laktasi Indonesia,2007).
Kurangnya informasi yang ibu dapat setelah melahirkan dan pengaruh kemajuan
teknologi dalam perubahan sosial budaya juga menyebabkan ibu di perkotaan pada umumnya
memberikan susu formula hal ini disebabkan karena susu formula merupakan alternatif
tercepat yang mereka pilih untuk mengatasi kebutuhan bayi selama mereka bekerja, hal ini
menjadi kendala tersendiri bagi kelangsungan pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2002).
Pemberian air susu ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik
fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI perlu mendapat
perhatian para ibu dan tenaga kesehatan agar proses menyusui dapat terlaksana dengan benar
(Afifah, 2007).
Pemberian ASI dapat menurunkan resiko kematian bayi. Kita ketahui bahwa Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator kesehatan di suatu negara. Data SDKI
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007 menunjukkan AKB di Indonesia
cukup tinggi yaitu 34/1000.
Pemberian makanan pendamping ASI yang benar dapat menurunkan angka kematian
balita sebesar 6%. Perilaku memberikan ASI secara eksklusif pada bayi sejak lahir hingga usia
6 bulan dapat menurunkan angka kematian 30.000 bayi di Indonesia tiap tahunnya (Sentra
Laktasi Indonesia, 2007).Penelitian Ariefudin,
dkk (2010) menunjukkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif lebih banyak yang mengalami
ISPA dibandingkan bayi yang diberikan ASI eksklusif.
Beberapa faktor ibu tidak menyusui bayinya dengan alasan yang paling sering
dikemukakan sebagai berikut : ASI tidak cukup,ibu bekerja dengan cuti hamil tiga bulan, takut
ditinggal suami, tidak diberi ASI tetap berhasil jadi orang,
bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mendiri dan manja, susu formula lebih praktis,
takut badan menjadi gemuk(Roesli,2005).
Alasan utama Ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu faktor umur,
pengetahuan, pendidikan, pekerjaan. Rendahnya keinginan dan pemahaman ibu tentang
pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran hidup kelahiran bayinya, hal ini
dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai
segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI(Prasetyono,2009).
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mempengaruhi perilaku
masyarakat dibidang kesehatan. Tidak hanya perilaku saja, masih ada faktor-faktor lain.
Pengetahuan juga akan turut menentukan baik buruknya kondisi lingkungan dan pelayanan
kesehatan di suatu masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pengetahuan memadai, lebih
mudah dibawa dalam perilaku sehat, lebih mampu menciptakan kondisi lingkungan sehat,
serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan.Pengetahuan seseorang diperoleh melalui
berbagaipendidikan baik formal maupun informal. Pengetahuan juga didapatkan dari
pengalaman selama hidup seseorang (Notoatmodjo, 2003).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut “Factor – Factor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu
Formula Pada Bayi 0 – 6 Bulan”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Factor – Factor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu Formula


Pada Bayi 0 – 6 Bulan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan dari faktor yang
mempengaruhi pemberian susu formula pada bayi 0 – 6 bulan, faktor tersebut antara lain
yaitu : pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dukungan keluarga, dukungan lingkungan
masyarakat, paparan media.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Praktis
1.4.1.1 Bagi peneliti

Sebagai pengalaman berharga dan bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan


khususnya terkait dengan ASI.

1.4.1.2 Bagi institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dalam institusi untuk
mengembangkan proses belajar mengajar, serta dapat melengkapi bacaan di perpustakaan
sebagai acuan untuk penelitian sejenis dengan variabel penelitian yang lebih komplek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012:83).
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun taori atau menghubungkan secara logis beberapa
faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2011:43).
Kerangka konsep dalam penelitian ini adala hsebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat


(Independent) (Dependent)

Factor – factor yang Pemberian susu formula


mempengaruhi :

1. Pengetahuan
2. Umur
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Desain penelitian analitik
dengan pendekatan cross sectional merupakan penelitian survey yang bersifat deskriptif
dimana variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian
diukur atau dikumpulkan secara simultan (Notoatmodjo, 2012:37).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan
pemberian susu formula pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Mekarmukti.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2012:173). Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi 0 – 6 bulan di Puskesmas
Mekarmukti.

3.2.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012:115).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sistem total
sampling. Teknik pengambilan sampel sistem total sampling yakni seluruh populasi
dijadikan sebagai sampel penelitian (Arikunto, 2012:155).

3.3 Lokasi dan Waktu penelitian


1) Lokasi Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian di Puskesmas Mekarmukti.
2) Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember sampai dengan bulan Januari 2019.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang konsep penelitian tertentu
(Notoatmodjo, 2012:103).
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :
1. Variabel bebas / independent.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab, atau
independent variabel atau variabel X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Factor –
factor yang mempengaruhi : Pengetahuan, Umur, Pendidikan, Pekerjaan.
2. Variabel terikat / dependent
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung atau variabel akibat atau di sebut
juga dependent variabel (Arikunto,2012:93) dengan simbol Y. Variabel terikat penelitian
ini adalah Pemberian susu formula.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


1) Data Penelitian
Menurut Arikunto (2012:118) data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Dan informasi adalah hasil dari
pengolahan data yang dapat digunakan untuk suatu keperluan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data ibu
yang memiliki bayi 0 – 6 bulan di Puskesmas Mekarmukti. Data sekunder merupakan
data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan. Data
sekunder dikaitkan dengan sumber selain dokumen langsung yang menjelaskan tentang
suatu gejala (Sumantri, 2011:224).
2) Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah asal darimana diperolehnya suatu data. Sumber data dalam
penelitian ini adalah data yang terdapat di Ruang Bersalin Puskesmas Mekarmukti.

3.6 Pengolahan Data


1) Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah
data terkumpul (Hidayat, 2011:121).
2) Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan
analisis data menggunakan komputer (Hidayat, 2011:121).
3) DataEntry
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam
master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
4) Melakukan Teknik Analisa
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan
ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis (Hidayat,
2011:122).
3.7 Teknik Analisa Data
1) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran tiap variabel dari hasil
penelitian, dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prosetase dari tiap
variabel. Analisis Univariat menggunakan distribusi frekuensi relative dimana
frekuensi tiap kelas dirubah dalam bentuk persen (%).
Perubahan dalam bentuk persen dilakukan dengan membagi Frekuensi (F) dengan
jumlah hasil observasi (N) dan dikalikan 100%. (Notoatmojo, 2012:182), dengan
rumus :
F
Keterangan : X = N X 100 %
X = Hasil yang dicari
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
100 = Bilangan konstan

2) Analisis Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisis untuk membuktikan adanya hubungan yang
bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji chi square dengan menggunakan perangkat lunak
komputer program SPSS versi 17.
Uji Chi-Square atau ᵡ2 dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi
frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui, apakah
terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan (Hidayat, 2011:136).
Cara penggunaan uji ini adalah sebagai berikut :
a. Mencari nilai Chi-Square hitung dengan rumus :
(𝐹𝑜 −𝐹𝑒 )2
X2 = ∑ ( )
𝐹𝑒

Dimana :
X2= harga Chi Kuadrat yang dicari
F0 = frekuesi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai keadaan)
Fe= frekuensi yang diharapkan, sesuia dengan teori
b. Mencari nilai X2 tabel dengan rumus :
dk = (k – 1)(b – 1)
Keterangan :
k : banyaknya kolom
b : banyaknya baris
c. Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel :
Jika X2 hitung ≥ X2 tabel maka Ho ditolak artinya ada hubungan
Jika X2 hitung ≤ X2 tabel maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan (Hidayat,
2011:137-138).
Uji signifikasinya:
Jika P-value< α 0,05 artinya ada hubungan.
Jika P-value> α 0,05 artinya tidak ada hubungan.

Anda mungkin juga menyukai