Anda di halaman 1dari 16

“PERENCAAN UNTUK PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN KEBUTUHAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT”

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 4

dosen pengampu Dewi Srinatania

Oleh Kelompok 3:

1. Ahmad Sambas S. (210050)


2. Armia Husni H (219053)
3. Deni Ramdani (219057)
4. Dini inayah (219059)
5. Imelda Dinesti (219065)
6. Indri Ramdanti (219067)
7. Levya Afriliza (219068)
8. Rizka Aditia (219080)
9. Syafira Nurlaili (219086)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah yang berjudul “Diagnosa Keperawatan yang Bisa Muncul pada Pasien dengan
Gangguan Oksigenasi” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar 3.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua piihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ini dapat memberirikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, 26 september 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………….....................................................………...
………..1
DAFTAR ISI ……………………………………………..……………………………………........
…….......………..…………..…2

BAB I (PENDAHULUAN)
Latar belakang....................................................................................................................................3
Rumusan masalah.....................................................................................................................................4
Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II. (PEMBAHASAN)
Pengertian model pendokumentasian NIC..........................................................5
Pengertian model pendokumentasian NOC.........................................................6
PerencanaandanImplementasi ............................................................................7
BAB III. (PENUTUP)
Kesimpulan …………………………………………………………………………..........................
…………..…………………...14
Saran……………………….…….......................
…………………………………………………………………………...................14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………............
…………….......................15
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa
keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan label yang mengurai pada
aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Nursing Outcome Classification (NOC)
adalah proses memberitahukan status klien setelah dilakukan intervensi keperawatan.
Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu
proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan
dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan
cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu
: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pendokumentasian NOC?
2. Apa pengertian model pendokumentasian NIC?
3. Bagaimana perencaan dan implementasi pada pasien dengan gangguan kebutuhan
cairan dan elektrolit?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian model dokumentasi NOC
2. Menjelaskan pengertian model dokumentasi NIC
3. Menjelaskan perencanaan dan implementasi pada pasien dengan gangguab kebutuhan
cairan dan elektrolit

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian model pendokumentasian NIC
NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa
keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan label yang mengurai pada
aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Sistim yang digunakan dalam berbagai
diagnosa keperawatan dan mengatur pelayanan kesehatan.NIC digunakan perawat pada
semua spesialis dan semua area keperawatan (McClokey and Bulecheck, 1996).

Nursing Interventions Classification (NIC) diperkenalkan untuk pertama kali pada


tahun 1987 dan menyusul Nursing Outcomes Classification (NOC)pada tahun 1991.Nursing
Intervention Classification digunakan disemua area keperawatan dan spesialis.Intervensi
keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi klinik dan pengetahuan yang
dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan.Perawat dapat
memberikan alasan ilmiah yang terbaru mengapa tindakan itu yang diberikan.Alasan ilmiah
dapat merupakan pengetahuan berdasarkan literature, hasil penelitian atau pengalaman
praktik. Rencana tindakan berupa: tindakan konseling atau psikoterapiutik, pendidikan
kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari-hari, terapi modalitas keperawatan,
perawatan berkelanjutan (continuity care), tindakan kolaborasi (terapi somatic dan
psikofarmaka).

 Keuntungan dan Kekurangan pendokumentasian NIC


Bulecheck dan McClokey (1996) menyatakan bahwa keuntungan NIC adalah sebagai
berikut:
1. Membantu menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan kesehatan.
2. Menstandarisasi dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk kurikulum dan
praktik keperawatan.
3. Memudahkan memilih intervensi keperawatan yang tepat.
4. Memudahkan komunikasi tentang perawat kepada perawat lain dan penyedia
layanan kesehatan lain.
5. Memperbolehkan peneliti untuk menguji keefektifan dan biaya perawatan.
5

6. Memudahkan pengajaran pengambilan keputusan klinis bagi perawat baru.


7. Membantu tenaga administrasi dalam perencanaan staf dan peralatan yang
dibutuhkan lebih efektif.
8. Memudahkan perkembangan dan penggunaan sistem informasi perawat.
9. Mengkomunikasikan kealamiahan perawat kepada publik.

 Adapun kelebihan NIC adalah :


1. Komprehensif.
2. Berdasarkan riset.
3. Dikembangkan lebih didasarkan pada praktek yang ada.
4. Mempunyai kemudahan untuk menggunakan struktur organisasi (Domain,
kelas,intervensi, aktivitas).
5. Bahasa jelas dan penuh arti klinik.
6. Dikembangkan oleh tim riset yang besar dan bermacam-macam tim.
7. Menjadi dasar pengujian.
8. Dapat diakses melalui beberapa publikasi
9. Dapat dihubungkan Diagnosa Keperawatan NANDA
10. Dapat dikembangkan bersama NOC.
11. Dapat diakui dan diterima secara nasional. (Bulecheck dan McClokey, 1996)

B. Pengertian model pendokumentasian NOC


Nursing Outcome Classification (NOC) adalah proses memberitahukan status klien
setelah dilakukan intervensi keperawatan. Standar kriteria hasil dikembangkan untuk
mengukur hasil dari tindakan keperawatan yang digunakan pada semua area keperawatan
dan semua klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat).Nursing Outcome
Classification mempunyai tujuh domain yaitu fungsi kesehatan, fisiologi kesehatan,
kesehatan psikososial, pengetahuan dan perilaku kesehatan, persepsi kesehatan, kesehatan
keluarga dan kesehatan masyarakat.
Nursing outcome classification (NOC) menggambarkan respon pasien terhadap
tindakan keperawatan.NOC mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai

dasar untuk menjamin keperawatan sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama
dengan disiplin ilmu kesehatan lain. Klasifikasi berisi 190 kriteria hasil yang diberi label,
definisi dan indikator atau ukuran untuk menentukan kriteria hasil yang diterima (Johnson
dan Mass, 1997).
Manfaat pendokumentasian NOC dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang komprehensif.
2. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
3. Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada pasien dan dapat digunakan
perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.
4. Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status kesehatan yang
umum.
5. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi
6. kuantitatif (Bulecheck dan McClokey, 1996)

C. Perencanaan dan Implementasi


Berdasarkan NANDA (2003), diagnosa keperawatan untuk masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi lima diagnosis. Namun, dalam
pembahasan kali ini akan diuraikan dua diagnosis umum, yakni kekurangan volume cairan
dan kelebihan volume cairan .
Secara umum, tujuan intervensi keperawatan untuk masalah cairan dan elektrolit
meliputi mempertahankan keseimbnagan asupan dan haluaran cairan, mengoreksi defisit
volume cairan dan elektrolit, mengurangi overload, mempertahankan berat jenis urine
dalam batas normal, menunjukan prilaku yang dapat meningkatan keseimbangan cairan
elektrolit dan asam basa, serta mencegah komplikasi akibat pemberian terapi.

1. Kekurangan volume cairan


Yang berhubungan dengan hal sebagai berikut :
1) Haluaran urine yang berlebihan (misalnya diabetes insipidus).

2) Pengeluaran cairan sekunder akibat demam, drainase yang abnormal,


peritonitis, atau diare.
3) Mual/muntah
4) Kesulitan menelan atau minum sendiri, sekunder akibat sakit tenggorokan.
5) Asupan cairan yang kuarang saat berolahraga atau karena kondisi cuaca.
6) Penggunaan laksatif dan diuretik yang berlebihan.
Perencanaan
Nursing Outcome Classification (NOC)
1) Cairan seimbang (Fluid blance)
2) Hidrasi (Hydration)
3) Status gizi: asupan makanan dan cairan (Nutritional status : food and fluid
intake)
Defisit volume cairan teratasi dengan kriteria hasil :
1) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ, urine
normal.
2) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
3) Tidak ada tanda tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran
mukos lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
4) Orientasi terhadap waktu dan tempat baik
5) Jumlah dan irama pernapasan dalam batas normal
6) Elektrolit, Hb, Hmt, dalam batas normal
7) pH urin dalam batas normal
8) Intake oral dan intravena ade kuat
Intervensi Nursing Intervention Classification (NIC)
Intervensi Umum
 Mandiri
1) Kaji faktor penyebab (misalnya ketidak mampuan untuk minum sendiri,
gangguan menelan, sakit tenggorokan, asupan cairan yang kurang
sebelum berolahrahga, kurang pengetahuan, atau tidak suka dengan
minuman yang tersedia).

2) Kaji pemahaman klien tentang perlunya mempertahankan hidrasi yang


adekuat serta metode untuk memenuhi asupan cairan.
3) Kaji minuman yang disukai dan tidak disukai klien dan rencanakan
pemberian asupan secara bertahap (misal 1.000 ml di siang hari, 800 ml
di sore hari, dan 300 ml di malam hari).
4) Bila klien mengalami sakit tenggorokan, tawarkan minuman yang hangat
atau dingin, pertimbangkan pemberian es.
5) Bila klien sangat lelah atau lemah, anjurkan klien untuk istirahat sebelum
makan dan berikancairan dalam jumlah sedeikit tetapi sering.
6) Anjurkan klien membuat buku catatan yang berisi asupan cairan,
haluaran urine, dan berat badan harian.
7) Petahankan catatan intake dan ouput yang akurat
8) Monitor asupan cairan klien (minimal 2.000 ml cairan oral per hari).
9) Monitor haluran urine klien (minimal 1.000-1.500 ml per hari).
10) Timbang badan setiap hari di waktu yang sama dan dengan pakaian yang
sama. Penurunan berat badan 2-4% (dehidrasi ringan), 5-9% (dehidrasi
sedang).
11) Monitor vital sign setiap 15-1 jam
12) Monitor status nutrisi
13) Monitor BUN, osmolaritas, dan elektrolit serum dan urine, kadar
kreatyinin, hematokrit, dan hemoglobin.
14) Jelaskan bahwa kopi, teh, dan jus merupakan diuretik yang bisa
menyebabkan kehilangan cairan.
15) Pertimbangkan jenis obat-obatan serta kondisi lain yang bisa
menyebabkan kehilangan cairan berlebihan (misal pemberian diuretik,
muntah, diare, demam).
16) Lakukan penyuluhan kesehatan sesuai indikasi.
17) Bagi para olahragawan, tekankan pentingnya hidrasi yang adekuat
sebelum dan selama berolahraga.
18) Berikan penggatian nasogatri sesuai output (50-100cc/jam)
19) Atur kemungkinan transfusi
9

20) Persiapan untuk transfusi


21) Pasang kateter jika perlu
 Kolaborasi
1) Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi intravena.
2) Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk
3) Kolaborasi pemberian cairan IV
 Rasional
1) Kondisi dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus.
Akibatnya, haluaran urine tidak dapat membersihkan limbah secara
adekuat sehingga kadar BUN dan elektroit meningkat.
2) Pengukuran berat badan yang akurat dapat mendeteksi kehilangan
cairan.
3) Untuk memmantau berat badan secara efektif, penimbangan harus
dilakukan disaat yang sama dengan mengenakan pakaian yang
beratnya hampir sama.
4) Konsumsi gula, alkohol, dan kafein dalam jumlah besar dapat
meningkatakan produksi urine dan menyebabkan dehidrasi.

2. Kelebihan volume cairan

Yang berhubungan dengan hal sebagai berikut :

1) Gangguan mekanisme regulator, sekunder akibat gagal ginjal, abnormalitas


sistemik dan metabolik, disfungsi endokrin, lipidemia.
2) Retensi natrium dan air, sekunder akibat terapi kortikosteroid.
3) Asupan natrium/air yang berlebihan.
4) Asupan protein yang rendah (diet, malnutrisi).
5) Bendungan vena dependen/stasis vena, sekunder akibat imobilitas, berdiri
atau duduk terlalu lama.

10

Perencanaan
Nursing Outcome Classification (NOC)
1) Electrolit dan keseimbangan asam basa (Electrolyte and acid base balance)
2) Cairan seimbang (Fluid balance)
3) Hidrasi
Kelebihan volume cairan teratasi dengan kriteria hasil :
1) Terbatas dari edema, efusi, anaskara.
2) Bunyi nafas bersih, tidak ada dsypneu atau ortopneu.
3) Terbatas dari distensi vena jugularis.
4) Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler baru, output jantung
dan vital sign.
Intenvensi

Nursing Intervention Classification (NIC)

 Intervensi Umum
1) Identifikasi faktor penyebab (kelebihan asupan natrium, asupan protein
yang tidak adekuat, stasis vena, imobilitas, kurang pengetahuan, dan lain-
lain).
2) Pertahanan catatan intake dan output yang akurat
3) Pasang urin kateter jika di perlukan
4) Catat asupan makanan dan cairan setiap hari dan setiap minggu, kaji
keadekuatan asupan protein dan natrium.
5) Buat menu mingguan yang memenuhi kebutuhan protein dengan biaya
yang terjangkau oleh klien.
6) Kurangi asupan garam, pertimbangkan penggunaan garam pengganti.

11

7) Kaji adanya stasis vena atau bendungan vena.


8) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas horizontal (meninggikan kaki)
dan ktivitas vertikal (berdiri) secra bergantian, hindari menyilangkan
kaki.
9) Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan(BUN,Hmt,
osmolalitas urin)
10) Monitor vital sign
11) Monitor status nutrisi
12) Monitor indikasi retensi atau kelebihan cairan (cracles, CVP, edema,
distensi vena leher, esites)
13) Letakan ekstremitas yang edema lebih tinggi dari jantung (kecuali ada
kontraindikasi)
14) Lakukan prosedur keperawatan (misal mengukur tekanan darah,
memberikan cairan IV) pada ekstremitas yang tidak mengalami edema.
15) Kurangi konstriksi pembuluh darah, hindari mrnggunakan stocking
setinggi lutut, pertimbangkan pengguanan stocking antiembolisme.
16) Periksa ektremitas secara sering untuk melihat keadekuatan sirkulasi dan
adanya tanda-tanda area konstriksi.
17) Pada klien imobilisasi, rencanakan latihan ROM aktif atau pasif untuk
semua ektremitas setiap empat jam, termasuk dorsofleksi kaki guna
memasase vena.
18) Ubah posisi individu sedikitnya setiap dua jam dengan empat posisi
(miring kanan, miring kiri, terlentang, terlungkup), jika tidak ada
kontraindikasi.
19) Berikan penjelasan verbal dan tertulis tentang obat-obat yang digunakan,
terutama obat-obat yang memengaruhi keseimbangan cairan (misal
diuretik, steroid)
20) Pada klien yang mengalami edema berat, timbang berat badan setiap pagi
dan malam hari, dan buat catatannya.

12

21) Ingatkan klien untuk segera menghubungi dokter jika terjadi


edema/penambahan berat badan yang berlebihan (> 1 kg/hari), karena hal
ini bisa mengindikasikan masalah jantung dini.
 Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat
 Rasional
1) Edema menghambat aliran darah menuju jaringan, akibatnya nutrisi
sel menjadi buruk dan kerentanan terhadap cedera meningkat.
2) Asupan natrium yang tinggi menyebabkan retensi cairan. Makan
yang tinggi natrium antara lain kudapan asin, keju cheddar, acar,
kecap, MSG, sayuran kaleng, mustard. Beberapa obat bebas seperti
antasida, juga tinggi natrium.
3) Kartikosteroid mengandung unsur glukokortikoid dan
mineralokortikoid yang meningkatkan reabsorpsi natrium dan
ekskresi kalium di tubulus ginjal. Retensi natrium menyebabkan
peningkatan volume cairan ekstraseluler dengan mencegah
ekskresi cairan.
4) Edema terjadi setelah cairan ekstraseluler yang meningkat
memasuki ruang interstisial dan darah sehingga volume cairan
interstisial dan darah meningkat.

13

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa
keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan label yang mengurai pada
aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Nursing Outcome Classification (NOC)
adalah proses memberitahukan status klien setelah dilakukan intervensi keperawatan.
Secara umum, tujuan intervensi keperawatan untuk masalah cairan dan elektrolit
meliputi mempertahankan keseimbnagan asupan dan haluaran cairan, mengoreksi defisit
volume cairan dan elektrolit, mengurangi overload, mempertahankan berat jenis urine dalam
batas normal, menunjukan prilaku yang dapat meningkatan keseimbangan cairan elektrolit
dan asam basa, serta mencegah komplikasi akibat pemberian terapi.

b. Saran
Dalam pembuatan makalah ini dapat , hal yang dapat kami sarankan baik untuk
mahasiswa keperawatan maupun perawat professional untuk dapat lebih berhati-hati dan
teleti dalam menentukan perencaan untu pasien dengan gangguan kebutuhan cairan dan
elektrolit .

14

DAFTAR PUSTAKA
http://warungbidan.blogspot.com/2016/07/asuhan-keperawatan-klien-dengan.html?m=1

https://id.scribd.com/document/69723769/Diagnosa-Keperawatan-Kebutuhan-Cairan-Dan-
Elektrolit

https://indahandriani97.blogspot.com/2019/11/makalah-dokumentasi-keperawatan-nanda.html?
m=1
15

Anda mungkin juga menyukai