Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DIAGNOSA PADA PASIEN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKROLIT


diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 4
dosen pengampu oleh Dewi Srinatania

Kelompok 2
Achmad Syalim Effendi ( 219047 )
Eva Artiawati ( 219060 )
Friska Aprillianti ( 219063)
Ginti Nur sapitri (219064)
Nurazizah Hanifah ( 219076 )
Nurzalillah Listiana ( 219077 )
Musopi Nuriyah ( 219070 )
Wulan Puspita Anggia ( 219091 )
Zaki Arif Sholeh ( 219094 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada bapak/ibu


guru serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa
moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata
bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada bapak/ibu guru serta teman-
teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini ( Diagnosa pada pasien dengan gangguan
kekurangan cairan dan elektrolit ) sebagai tambahan dalam menambah referensi
yang telah ada.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan...................................................................................................... 2

1.4 Sistematika Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

2.1 Definisi Diagnosa....................................................................................3

2.2 Diagnosa Yang Diberikan Pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan


Cairan.............................................................................................................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................16

3.1 Kesimpulan.............................................................................................16

3.2 Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................iii

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi


tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang
relatif konstan tapi dinamis. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.

Terapi cairan dan elektrolit adalah hal yang sangat sering terjadi dalam
masa perioperatif maupun intraoperatif. Sejumlah besar cairan intravena
sering dibutuhkan untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan elektrolit serta
mengkompensasi hilangnya darah selama operasi. Oleh karena itu, ahli
anestesi harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang fisiologi normal
cairan dan elektrolit serta gangguannya. Gangguan yang besar terhadap
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat secara cepat menimbulkan
perubahan terhadap fungsi kardiovaskular, neurologis, dan neuromuscular.

Dengan alasan tersebut, maka dibuatlah refrat ini yang diharapkan dapat
memberi informasi mengenai fisiologi dan terapi cairan dan elektrolit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja diagnosa pada pasien dengan kekurangan kebutuhan cairan dan
elektrolit?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah agar kami selaku


mahasiswa mampu mereview kembali mengenai diagnose yang diberikan
pada pasien dengan kekurangan kebutuhan cairan dan elektrolit dan
praktek keperawatan bisa mengimplementasikan pada klien yang
mengalami gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit.

B. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih


memahami

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka
materi – materi yang tertera pada makalah ini dikelompokan menjadi
beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan makalah, dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Teori
Bab ini berisikan tinjauan teori dan hasil tinjauan berupa pengertian dan
definisi yang diambil dari kutipan berbagai referensi yang berkaitan dengan
penyusunan makalah dari konsep dasar kebutuhan rasa aman dan nyaman
yaitu definisi keamanan dan keselamatan
Bab 3 Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan makalah
Daftar Pustaka
Berisi tentang sumber referensi yang dicari dalam pembuatan makalah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons


manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatasi, mencegah, dan merubah (a Carpenito, 2000).

Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosa keperawatan adalah


“masalah kesehatan actual dan potensial dimana perawat berdasarkan pendidikan
dan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan
tindakan keperawatan”. Kewanangan tersebut didasarkan pada standar praktek
keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku di Indonesia

NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah ”keputusan


klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat”.
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA
diartikan sebagai ”defenisi karakteristik”. Definisi karakteristik tersebut
dinamakan ”Tanda dan gejala”, Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan
gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.

Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan


keperawatan untuk mencapai hasil bagi anda, sebagai perawat, yang dapat
diandalakan(NANDA Internasional, 2007). Diagnosa keperawatan berfokus pada,
respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan dibandingkan
dengan kejadian fisiologis, komplikasi, atau penyakit.

2.1 Diagnosa Yang Diberikan Pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan cairan

Menurut NANDA (2003), masalahnya keperawatan utama untuk masalah


gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi sebagai berikut.

1. Kekurangan volume cairan


2. Kelebihan volume cairan

3. Risisko kekurangan volume cairan

4. Risiko ketidak seimbangan volume cairan

2.2.1 Kekurangan Volume Cairan (HIPOVELIMIA)

Hipovolema ini terjadi disebabkan karena :

1. Penurunan masukan

2. Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro instestinal,


ginjal abnormal,dll

3. Pendarahan

Tanda dan gejala pada klien hipovelimia antara lain:

Pusing, kelemahan,keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus,


kekacauan mental, penipisan (CES)

 Data subjektif pada pasien kekurangan volume cairan :

a). kaji Batasan karakteristik

1). Asupan cairan ( jumlah dan jenis )

2). Kulit ( kering dan turgor)

3). Penurunan berat badan ( jumlah dan lamanya )

4). Haluaran urine ( berkurang dan meningkat )

b). kaji factor yang berhubungan

1). Diabetes melitus ( diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipidus )

2). Penyakit jantung

3). Penyakit ginjal

4). Gangguan atau bedah gastrointestinal

5). Penggunaan alcohol


6). Pengobatan : laksatif/enema, dieuretik dan efek samping yang ,
mengiritasi saluran pencernaan ( antibiotika dan kemoterapi)

7). Alergi ( makanan dan susu)

8). Panas tinggi/ kelembaban

9). Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat

10). Depresi

11). Nyeri

 Data objektif pada pasien kekurangan volume cairan

a). kaji Batasan karakteristik

1). Berat badan sekarang dan sebelum sakit

2). Asupan (1-2 hari terakhir)

3). Haluaran (1-2 hari terakhir)

4). Tanda-tanda dehidrasi

a). kulit : mukosa bibir kering, lidah berkerut atau kering, turgor kulit
kurang elastis, warna kulit pucat atau memerah, kelembaban kering atau
dioforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata cekung.

b). haluaran urine : jumalah bervariasi sangat banyak atau sedikit, warna
kuning tua atau kuning jernih dan berat badan naik turun

b). kaji factor yang berhubungan

1). kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase,


intestinal

2). Kehilangan kulit abnormal : diaphoresis berlebihan sekunder terhadap


demam atau Latihan, luka bakar fibrosis sistik.

3). Kehilangan ginajal abnormal: terapi dieuretik, diabetes insipidus,


dieuresis osmotik (bentuk poliorik), insufisuensi adrenal, diereusis
osmotik (DM taterkontrol, pasca penggunaan zat kontras.
4). Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial :
periontis, obtruksi usus, luka bakar, acites

5). Hermorganik

6). Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan

 Dianosa keperawatan

Kekurangan volume cairan adalah kondisi Ketika seorang individu, yang


tidak menjalani puasa, mengalami atau resiko mengalami dehidrasi
vascular, interstisial, atau intravacular.

Batasan karakteristik :

a). Mayor :

(1). Ketidakcukupan asupan cairan per oral

(2). Balance negative anatara asupan dan haluaran

(3). Penuruna berat badan

(4). Kulit/membrane mukosa kering ( turgor menurun )

b). Minor :

(1). Peningkatan natrium serum

(2). Penurunan haluaran uriene atau haluaran urine berlebih

(3). Urine pekat ataui sering berkemih

(4). Penurunan turgor kulit

(4). Haus, mual/anoreksia

 Faktor yang berhubungan:

a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes


insipidus.

b. Berhubungan dengan peningkatan permebialitas kapiler dan


kehilangan cairan melalui evaporasi akibat luka bakar.
c. Berhubungan dengan kehilangan cairanm sekunder akibat demam,
drainase abnormal, dari luka, diare

d. Berhubungan dengan penggunaan laksatif, dieuretik atau alcohol yang


berlebih

e. Berhubungan dengan mual,muntah

f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi


depresi atau keletihan.

g. Berhubungan dengan masalah diet.

h. Berhubungan dengan pemberian makan perselang dengan konsentrasi


tinggi.

i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan


sendiri akibat nyeri mulut.

2.2.2 Kelebihan Volume Cairan ( HIPERVOLEMIA )

Hypervolemia ini dapat terjadi jika terdapat:

1). Stimulus kronis pada ginjal untuk menhan natrium dan air.

2). Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekresi natrium dan air.

3). Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV)

4). Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

Tanda dan gejala: sesak nafas , ortopnea

Hipervolimea dapat menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner,


khususnya pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler.

 Data subjektif

a). Batasan karakteristik

adanya keluhan

(a). napas pendek


(b). penambahan berat badan

(c). awitan/ durasi

(d). lokasi

(e). gambaran

(f) penyakit hati

(g). edema

b). factor yang bderhubungan

(1) factor penyebab penunjang

(a). Riwayat diabetes pada keluarga /perorangan

(b). kehamilan

(c). awal menstruasi

(d). penyakit jantung atau gagal ginjal

(e). penyakit hati

(f). alkoholik

(g). hiper atau hipertiroidisme

(h). terapi steroid

(i). malnutisi

(j). masukan garam berlebihan

(k). penggunaan enema air hangat yang berlebihan

(l). obtruksi limfatik

(m). penggantian cairan yang berlebihan

2). Masukan nutrisi

(a). perkiraan masukan protein (adekuat/tak adekuat)


(b). perkiraan masukan kalori ( adekuat/ tak adekuat/kelebihan)

(c). perkiraaan masukan cairan ( adekuat/tak adekuat/kelebihan)

(d). konsumsi alcohol setiap hari ( jenis dan jumlah)

(e). masukan haluaran dalam 24-72 jam

 Data objektif

a). Batasan karakteristik

(1). Tanda kelebihan cairan

(a). nadi (kuat atau tidak teratur)

(b). pernapasan : frekuensi (takipnea), kualitas dangkal , bunyi paru ronki,


tekanan darah meningkat

(2). Edema

(a). tekanan ibu jari paling sedikit 5 detik, catat sisa lekukannya

(b). catat derajat dan lokasi ( kaki, tumit, tangan, sacrum, keseluruhan
secara umum)

(3). Penambahan berat badan ( timbang berat badan setiap hari dengan
timbangan yang sama)

(4). Distensi vena leher ( distensi venan setinggi 45 derajat mungkin ada
indikasi terjadinya kelebihan cairan atau berkurangnya curah jantuing

 Diagnosa kepeawatan

Kelebihan volume cairan tubuh adalah kondisi individu megalami atau


beresiko mengalami kelebihan beban cairan intraseluler atau interstisial.

Batasan karakreristik :

a). Mayor :

a. Edema

b. Kulit tegang, mengkilap


b). Minor :

a. Asupan melebihi haluaran

b. Sesak nafas

c. Kenaikan berat badan

Factor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan, sekunder


akibat gagal jantung.

b. Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan


curah jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, penyakit
katup jantung berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik,
koloid plasma yang rendah, retensi natrium, sekunder akibat penyakit
hepar, serosis hepatis, asites, dan kanker.

c. Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat


varises vena, thrombus, imobilitas , frebitis kronis.

d. Berhubungan dengan retensi natrium dan air, sekunder akibat


pengggunaan kortikosteroid.

e. Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.

f. Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak,


malnutrisi.

g. Berhubungan dengan venostasis/ bendungan vena, sekunder akibat


imobilitas, bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk dalam
waktu yang lama.

h. Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.

i. Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat,sekunder


akibat mastetomi.

2.2.3 Risiko Kekurangan Volume Cairan


Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebih (Doenges, 2001)

Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi

Kriteria Hasil :

a. Tekanan darah siastolik 110-120 mmHg, Diastolik 80-85 mmHg

b. Nadi 60-80 kali/menit

c. Akral hangat, tidak keluar keringat dingin

d. Pendarahan post partum kurang dari 100 cc

Intervensi ;

a. Monitor vital sign

rasional : mengetahui keadaan umum klien

b. Kaji adanya tanda-tanda syok hipovelomik

rasional : mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi pada


keadaan umum pasien terutama untuk mengetahui adakah tanda-tanda
syok hipovelomik

c. Monitor intake dan output

rasional : membantu dalam menganalisa keseimbangan cairan dan derajat


kekurangan cairan

d. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan sedikitnya 8 gelas


perhari

rasional : mengganti kehilangan cairan karena kelahiran dan diaforesis

e. Kolaborasi pemberian cairan intravena jika diinstruksikan

rasional : membantu kebutuhan cairan dalam tubuh

2.2.4 Risiko Ketidakseimbangan Cairan


Definisi : berisiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan
perpindahan cairan dari intravaskuler, interstisial atau intraseluler

Faktor Risiko :

1. Prosedur pembedahan mayor

2. Trauma/pembedahan

3. Luka bakar

4. Aferesis

5. Obstruksi intestinal

6. Peradangan Pankreas

7. Penyakit ginjal dan kelenjar

8. Disfungsi intestinal

Kondisi klinis terkait :

1. Prosedur pembedahan mayor

2. Penyakit ginjal dan kelenjar

3. Pendarahan

4. Luka bakar

 Data subjektif

a) Kaji batasan karakteristik

1) Asupan cairan (jumlah dan jenis)

2) Kulit (kering dan turgor)

3) Penurunan berat badan (jumlah dan lamanya)

4) Haluaran urine (berkurang dan menungkat)

b) Kaji faktor-faktor yang berhubungan


1) Diabetes mellitus (diagnose dan riwayat keluarga/diabetes
insipidus)

2) Penyakit jantung

3) Penyakit ginjal

4) Gangguan / bedah gastrointestinal

5) Penggunaan alcohol

6) Pengobatan : laksatif/enema, diuretic dan efek samping yang


mengiritasi saluran pencernaan (antibiotika dan kemoterapi)

7) Alergi (makanan dan susu)

8) Panas tinggi atau kelembaban

9) Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat

10) Depresi

11) Nyeri

 Data objektif

a) Kaji batasan karakteristik

1) Berat badan sekarang dan sebelum sakit

2) Asupan (1-2 hari terakhir)

3) Haluaran (1-2 hari terakhir)

4) Tanda-tanda dehidrasi

a. Kulit: mukosa bibir kering , lidah berkerut/kering ,turor kulit


kurang elastis,warna kulit pucat atau memerah, kelembaban
kering atau diforesis, vontanel bayi cekung dan bola mata
cekung.
b. Haluaran urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit,
warna kuning tua atau kuning jernih dan berat jenis naik atau
turun.

b) Kaji faktor-faktor yang berhubungan

1) Kehilangan GL abnormal :muntah, penghisapan NG , diare,


drainase intestinal .

2) Kehilangan kulit abnormal: diaphoresis berlebihan sekunder


terhadap demam atau latihan,luka bakar,fibrosis sitik.

3) Kehilangan ginjal abnormal: teapi diuretic, diabetes insipidus,


diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis
osmetik (DM tak terkontrol,pasca penggunaan zat kontras)

4) Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial:


peritonitis obstruksi usus, luka bakar ,acites.

5) Hemoragic

6) Prubahan masukan :koma, kekurangan cairan.

 Diagnosa keperawatan

Kekurangan volume cairan : yang tidak menjalani puasa, mengalami atau


resiko mengalami resiko dehidrasi vascular, interstisial atau intra vascular.

Batasan karakteristik

a) Mayor :

1) Ketidak cukpan cairan peroral

2) Balance negative antara asupan dan haluaran

3) Penurunan berat badan

4) Kulit atau membrane mukosa kering (turgor menurun)

b) Minor

1) Peningkatan natrium serum


2) Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebih

3) Urine pekat atau sering berkemih

4) Penurunan turgor kulit

5) Haus, muas/anoreksia

 Faktor yang berhubungan

a. Berhubungan dengan haluarn urine berlebih , sekunder akibat diabetes


insipidus.

b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan


kehilangan caoran melalui evaforasi akibat luka bakar.

c. Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam,


drainase abnormal, dari luka, diare.

d. Berhubungan dengan pnggunaan laksatif diuretic atau alcohol


berlebihan.

e. Berhubungan dengan mual, muntah

f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi


atau kelebihan .

g. Berhubungan dengan masalah diet

h. Berhubungan dengan pemberian makan perselang dengan konsentrasi


tinggi

i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan


sendiri akibat nyeri mulut .

 Tujuan

Menyeimbangkan volume cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh

 Kriteria hasil :

a) Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali bila ada)


b) Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan selama stress
atau panas

c) Mempertahankan berat jenis urine dalam batasan normal.

d) Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi

2.2.5 Gangguan pertukaran gas


 Definisi

Kelebihan dan kekurangan oksigen atau elimininasi karbon dioksida


dimembran kaviler alveolar
 Data subjektif
1) Dispnea
2) Sakit kepala pada saat bangun
3) Gangguan penglihatan
 Data objektif

1) Gas darah arteri yang tidak normal

2) PH arteri tidak normal

3) Ketidak normalan frekuensi,irama dan kedalaman pernafasan.

4) Warna kulit tidak normal (misalnya pucat atau kehitaman)

5) Konfusi

6) Cianosis(hanya pada neonates)

7) Karbon dioksida menurun diafhoresis

8) Hiperkapnia

9) Hiperkarbia

10) Hipoksia

11) Hipoksemia

12) Iritabilitas

13) Cuping hidung mengembang

14) Gelisah

15) Samnolen
16) Takikardia

 Faktor yang berhubungan

1) Perubahan membran kafiler-alveolar

2) Ketidakseimbangan perkusi -pentilasi

 Diagnosa yang mungkin muncul

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan


perkusi pentilasi dan perubahan membran alveolar-kapiler
 Faktor yang berhubungan

Kardiovulmoner,selebral,gastrointestinal,renal dan feriser


1) Perubahan apinitas homoglobin terhadap oksigen

2) Penurunan konsentrasi hb dalam darah

3) Keracunan enzim

4) Gangguan pertukaran

5) Hiperpolemia

6) Hipopentilasi

7) Gangguan transport oksigen melalui alveolar dan membran kapiler

8) Gangguan aliran arteri

9) Gangguan aliran vena

10) Penurunan mekanis dari aliran darah arteri dan vena

11) Ketidaksesuaian antara pentilasi dan aliran darah


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter


penting yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.
Gin$al mengontrol volumecairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrolosmolaritas ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalamurine
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dariair dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam basa dengan mengatur keluaran
ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain
ginjal yang turut berperan dalam keseimbangan asam basa adalah paru-
paru dengan mengsekresikan ion hydrogen dan C02 dan sistem dapar
(buffer) kimia dalam cairan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30227139/
Asuhan_Keperawatan_askep_Pada_Klien_Dengan_Gangguan_Volume_Cairan

https://www.slideshare.net/moble/AmaliaSenja1/proses-keperawatan-gangguan-
keseimbangan-cairan

https://www.slideshare.net/mobile/dananglsamuBonHwa/program-studi-
keperawatan-diii

Anda mungkin juga menyukai