TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan
post seksio sesaria atas indikasi hemoroid yang dirawat di ruangperawatan obstetric
lantai I RSPAD GAtot Soebroto Ditkesad. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien pendekatan yang digunakan adalah proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2008 pada Ny.Y dengan post op seksio
sesaria atas indikasi hemoroid di lantai I perawatan obstetri RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad. Klien masuk perawatan tanggal 15 Desember 2008 pukul 14.00 WIB dan
1. Identitas klien
Klien bernama Ny.Y, umur 31 tahun, suku Sumatra, agama Islam, pendidikan S1 SKM,
pekerjaan PNS, alamat Jl. Pelita I no 50 RT 006/ RW 001 Cengkareng Timur Jakarta
Barat. Suami klien bernama Tn.S, umur 35 tahun, suku Sumatra, agama Islam,
Cengkareng Timur Jakarta Barat. Status perkawinan menikah, lama perkawinan 1 tahun,
kawin 1 kali.
1
2. Riwayat Keperawatan
Klien mengeluh nyeri pada daerah bekas oprasi, skala nyeri 5, nyeri pada payudara
b. Riwayat menstruasi
Klien menarche umur 13 tahun, siklus 28 hari, banyaknya 3-4x ganti pembalut,
Klien melkukan persalinan pada tanggal 16 Desember 2008, pukul 08.00WIB, tipe
persalinan seksio sesaria, lama persalinan 53 menit, jumlah perdarahan 300cc, jenis
kelamin bayi perempuan, BB 3450 gram, panjang 51 cm, Apgar score 8/9.
d. Riwayat obstetri
P1A0, anak hidup 1, anak ke-1, umur kehamilan 40 minggu, penyulit hemorid, jenis
persalinan seksio sesaria, penolong dokter dan bidan. Tidak terdapat komplikasi
nifas, Jenis kelamin anak perempuan, BB 3450 gram, panjang 51 cm, keadaan bayi
Saat ini klien tidak melakukan KB. Rencana yang akan datang, klien mengatakan
f. Riwayat imunisasi
2
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang menjadi
Klien makan 3x sehari, jenis makanan yang dimakan adalah makanan biasa, nafsu
makan baik, tidak ada mual atau muntah. Terdapat keluhan di perut yaitu kembung,
tidak ada alergi makanan, masalah mengunyah atau menelan ataupun pantangan, BB
2) Pola eliminasi
Klien BAB 1x sehari, karakteristik feses setengah padat, klien terdapat hemoroid ±
selama 1 tahun, tidak ada diare ataupun penggunaan laksatif, klien BAK 6-7x
perhari, karakteristik urine kuning jernih, tidak ada riwayat penyakit ginjal atau
3) Personal hygiene
Klien mandi 2x perhari dengan menggunakan sabun, klien oral hygiene 2x perhari
pagi hari dan sebelum tidur, klien cuci rambut setiap 2 hari sekali dengan
menggunakan shampoo.
Jenis pekerjaan klien pegawai negeri, waktu bekerja pagi hari, lama bekerja 7-8 jam,
hobi klien memasak, pembatasan karena kehamilan / kondisi klien tidak dapat
beraktifitas seperti biasa karena adanya nyeri pada luka bekas operasi, kegiatan
waktu luang menonton TV dan membaca majalah. Keluhan dalam beraktifitas yaitu
nyeri pada luka bekas post operasi bila klien melakukan aktifitas. Saat ini ADL klien
dibantu oleh suami, perawat, dan keluarga klien. Tidak ada peralatan atau alat
3
aprotesis yang diperlukan. Bantuan yang diberikan duduk, berdiri, personal hygiene (
mandi, vulva hygiene ), klien tidak tidur siang, tidak ada keluhan pada saat tidur,
6) Pola seksualitas
7) Riwayat psikososial
Klien mengatakan bahwa kehamilannya direncanakan, karena saat ini klien sudah
berumur 31 tahun dimana semakin rawan seseorang untuk hamil. Perasaan klien dan
keluarga tentang kehamilan dan persalinan adalah sangat senang karena kehamilan
klien merupakan anak pertama, kesiapan mental untuk menjadi ibu baik dengan
mengatasi stres adalah dengan menonton TV. Klien tinggal dengan suami dan ibu
klien. Peran dan struktur keluarga adalah klien sebagai ibu rumah tangga.
mengenai perawatan payudara pada ibu menyusui. Harapan dari perawatan saat ini
adalah klien berharap dapat cepat pulang dan memulai peran barunya sebagai ibu.
4
3. Pemeriksaan fisik
Nadi 88x/menit, irama teratur, denyut kuat, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36 0C,
tidak ada distensi vena jugularis, pengisian kapiler 3 detik, tidak terdapat edema,
tidak ada kelainan jantung, dan tidak ada sakit dada. Konjunctiva ananemis, sklera
anikterik, tidak ada riwayat peningkatan tekanan darah ataupun penyakit jantung
b. sistem pernapasan
jalan nafas bersih, pernapasan tidak sesak, tidak menggunakan otot bantu
batuk, suara nafas vesikuler, tidak ada riwayat bronkhitis, asma, TBC, ataupun
pneumonia.
c. sistem pencernaan
keadaan mulut : gigi terdapat caries, tidak ada stomatitis, lidah kotor, tidak memakai
gigi palsu dan tidak bau mulut. Klien tidak muntah, tidak ada kesulitan menelan,
tidak mual, nafsu makan baik, nyeri daerah perut ada, rasa penuh di perut ada,
bentuk tubuh obesitas, membran mukosa lembab, klien belum bab, tidak ada diare.
Warna feses kuning, bab tidak ada kelainan, tidak ada konstipasi, hepar tidak teraba,
d. neurosensori
5
status mental klien orientasi, klien tidak memakai kaca mata, tidak memakai alat
bantu dengar, tidak terdapat gangguan bicara, tidak sering pingsan atau pusing, tidak
e. sistem endokrin
Gula darah (15 Desember 2008) 93 mg/dl. Klien tidak ada napas bau keton.
f. sistem urogenital
Klien Bak 6-7 x/ hari terkontrol, jumlah kurang lebih 2500 cc/hari, warna kuning
jernih, tidak ada keluhan saat BAK, tidak ada distensi kandung kemih, tidak terdapat
pemasangan kateter.
turgor kulit baik, elastis, warna kulit kemerahan, keadaan kulit baik, kebersihan kulit
kotor, keadaan rambut bersih, tidak ada kontraktur pada persendian. Terdapat
kesulitan dalam pergerakan. Ekstrimitas simetris, tidak ada edema dan varices, reflek
patela baik, tonus otot baik, tidak terdapat tremor atau deformitas.
Kekuatan otot
5555 5555
4444 4444
dapat keluar, produksi ASI ada namun sedikit, terdapat sumbatan ASI, klien
memberikan ASI segera setelah bayi lahir. Terdapat pembengkakan pada mamae dan
i. perut / abdomen
6
TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi uterus keras, lika operasi
ada kurang lebih panjang 15 cm, tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada daerah luka.
j. Anogenital
Lokhe rubra, warna merah, banyaknya 3-4x perhari, bau khas, perineum utuh,tidak
4. Pemeriksaan penunjang
Ht 32% (37-47%)
Pemeriksaan EKG, fungsi paru-paru dan foto thorak dalam batas normal.
5. Penatalaksanaan
Kaltropen 3 x 1 supp
Cefotaxim 3 x 1 gr
7
Asam mefenamat 3 x 1 tablet
Laktulak 2xi
6. Resume
Ny.Y, usia 31 tahun datang ke RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad malalui UGD pada
tanggal 15 Desember 2008 dengan keluhan perut mulas-mulas dan keluar lendir
bercampur darah melalui vagina lalu klien dibawa ke lantai I Obstetri untuk dirawat
operasi seksio sesaria pada tanggal 16 Desember 2008, sebelum operasi klien dilakukan
cukur genetalia, huknah gliserin, ambila darah untuk pemeriksaan DL dan contoh darah,
157.000/ul, MCV 91 fl, MCH 29 pg, MCHC 32 g/dl.pemeriksaan EKG, fungsi paru dan
foto thorak dalam batas normal. TTV: TD 110/80 mmHg, N 84 x/menit, S 36ºC, RR 24
x/menit. Klien dilakukan operasi SC tanggal 16 Desenber 2008 pukul 08.00 WIB. Lahir
bayi perempuan dengan nilai apgar score 8/9. operasi selesai pukul 08.53 WIB. Lalu
klien dipindahkan ke ruang OKG untuk pemulihan sampai pukul 16.00 WIB. Diruang
OKG klien terpasang infus RD 20 tpm, kateter urine, pengawasan TTV. Kontraksi
uterus baik, klien diberi injeksi cefotaxim, asam mefenamat (oral), kaltropen (supp),
menganjurkan klien untuk miring kanan dan miring kiri, kemudian klien dipindahkan ke
lantai I Obstetri. Pada pengkajian tanggal 17 Desember 2008, ditemukan data sebagai
berikut, klien mengatakan nyeri pada luka post opreasi dan payudara, skala nyeri 5.
balutan belum diganti sejak 1 hari yang lalu, dan sejak 1 hari yang lalu klien mandi
8
hanya dilap saja. Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka post operasi dengan panjang ±
15 cm, lebar 2 cm, KU baik, payudara klien bengkak dan keras, ASI keluar sedikit,
areola hiperpigmentasi, papila eksverted, kolostrum keluar, balutan tampak kotor, tidak
terdapat tanda-tanda infeksi pada luka operasi (darah, nanah, bengkak), wajah klien
tampak meringis bila melakukan aktifitas, klien tampak kesulitan saat merubah posisi
dari duduk ke posisi berbaring, lokhea rubra, banyaknya 3-4x ganti pembalut, bau khas.
data diatas masalah yang timbul adalah nyeri, resiko infeksi, defisit perawatan diri
(mandi, vulva hygiene). Klien telah dilakukan pemeriksaan TTV, pemberian cefotaxim 3
x 1 gr, kaltopren supp 3 x 1, mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, membantu
ADL klien, memompa ASI klien, memandikan klien dengan air hangat, dari ketiga
masalah diatas belum ada yang teratasi sehingga tindakan keperawatan dilanjutkan.
7. Data Fokus
Data Subyektif :
Klien mengatakan nyeri pada luka post operasi dan pada payudara, skala
nyeri 5
Klien mengatakan balutan luka belum diganti sejak 1 hari yang lalu,
Klien mengatakan mandi hanya dilap saja sejak 1 hari yang lalu.
Data obyektif :
9
Terdapat luka post operasi hari ke 1 panjang kurang lebih 15 cm, lebar 2 cm,
balutan luka tampak bersih, tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada luka
Payudara klien teraba keras dan bengkak. ASI keluar manun sedikit, areola
Leukosit 13.200/ul
Kekuatan otot
5555 5555
4444 4444
8. Analisa Data
10
No Data Problem Etiologi
Do: terputusnya
dan keras
sedikit-sediki
mammae exverted
N : 88x/ menit
SH : 36oC
RR : 20x/menit
- 11
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
2. Risiko terjadinya infeksi b.d Masuknya mikroorganisme sekunder terhadap luka post
op SC
Tujuan:
berkurang/hilang
Kriteria hasil:
- Nyeri berkurang/hilang
- KU baik
12
ND: 80 – 84 x/menit
SH: 36 – 37 o C
RR: 18 – 20 x/menit
Intervensi :
4. Ubah posisi klien dan motivasi klien untuk menggunakan teknik relaksasi napas
dalam.
Pelaksanaan
17 Desember 2008
09.00 mengkaji nyeri klien (lokasi, frekuensi, durasi, dan karakteristik nyeri), hasil klien
mengatakan nyeri pada payudara dan loka operasi skala nyeri 5, frekuensi sering, durasi
± 5 menit. Pukul 11.00 mendemonstrasikan cara perawatan payudara (breast care ), hasil
klien mengerti dan mau mencoba apa yang diajarkan perawat. Pukul 11.20 Mendorong
Ibu untuk melakukan sendiri cara merawat payudara (breast care), hasil klien dapat
melakukan sendiri cara merawat payudara tahap demi tahap. Pukul 16.00 Mengukur
TTV, hasil TD: 120/70 mmHg, ND: 82 x/mnt, SH: 36O C, RR: 22 x/mnt. Pukul 17.30
Membantu Ibu melakukan perawatan payudara, hasil Ibu mengerti dan dapat
13
melakukannya secara mandiri, ASI yang keluar ± 20 cc, payudara masih tampak
bengkak dan keras. Pukul 22.00 Mengukur TTV, hasil TD: 120/80 mmHg, ND:80x/mnt,
payudara sebelum mandi, hasil klien mengerti dan dapat melakukannya secara mandiri.
07.00 mengajarkan ibu melakukan teknik relaksasi nafas dalam bila timbul nyeri, hasil
18 Desember 2008
22x/mnt. Pukul 11.00 mengkaji nyeri klien (lokasi, frekuensi, durasi, dan karakteristik
nyeri), hasil klien mengatakan nyeri pada payudara dan lokasi operasi skala nyeri 5,
frekuensi sering, durasi ± 5 menit. Pukul 16.00 Mengukur TTV, hasil TD: 120/70
mmHg, ND: 82 x/mnt, SH: 36O C, RR: 22 x/mnt. Pukul 17.30 Membantu Ibu
melakukan perawatan payudara, hasil Ibu mengerti dan dapat melakukannya secara
mandiri, ASI yang keluar ± 40 cc, payudara bengkak berkurang dan tidak keras, anak
menyusu dengan puas. Pukul 22.00 Mengukur TTV, hasil TD: 120/80 mmHg,
Evaluasi
S : klien mengatakan nyeri pada luka post op dan payudara berkurang skala nyeri 3
O: wajah klien tampak rileks dan nyaman, keadaan umum baik, luka tampak kering,
payudara lembek dan bengkak berkurang, ASI keluar lancar, TTV; TD: 120/70
14
Dx 2 : Risiko terjadinya infeksi b.d Masuknya mikroorganisme sekunder terhadap luka
post op SC
Tujuan:
Kriteria hasil:
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada luka post op (panas, merah, bengkak)
- Leukosit 4800-10.800/ul
ND: 80 – 84 x/menit
SH: 36 – 37 o C
RR: 18 – 20 x/menit
Intervensi :
3. lakukan perawatan luka dengan tekhnik antiseptik dan aseptik pada hari ke-3 post op
15
Pelaksanaan
17 Desember 2008
o
Pukul 08.00 mengukur TTV, hasil TD 120/70 mmHg, SH 36 C, ND 88x/mnt Pukul
09.30 mengkaji luka post op, hasil luka tampak basah, tidak terdapat tanda-tanda infeksi
(merah, panas, bengkak). Pukul 10.30 memberikan inj. Cefotaxim 1 gr melalui IV,
hasil : injeksi diberikan melalui IV, obat masuk tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Pukul
Pukul 18.00 memantau hasil lab hasil : leukosit 13.200/ul. Pukul 18.30 memberikan
injeksi cefotaxim 1 gr melalui IV, hasil injeksi diberikan melalui IV, obat masuk tidak
terdapat tanda-tanda infeksi. Pukul 22.00 mengukur TTV, hasil : TD : 120/80 mmHg, N:
melalui IV, hasil injeksi diberikan melalui IV, obat masuk tidak terdapat tanda-tanda
infeksi.
18 Desember 2008
o
Pukul 08.00 mengukur TTV, hasil TD 120/70 mmHg, SH 36 C, ND 82x/mnt, RR
22x/mt. Pukul 09.30 mengkaji luka post op, hasil luka tampak basah, tidak terdapat
tanda-tanda infeksi (merah, panas, bengkak). Pukul 10.30 melakukan perawatan luka
dengan tehnik septik dan antiseptik, hasil : luka kering dan bersih, balutan luka bersih,
tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada luka seperti panas, merah, dan bengkak, tidak
terdapat pus ataupun darah. Pukul 11.30 mengganti obat injeksi dengan obat oral sesuai
dengan instruksi dokter, hasil : cefotaxim diganti dengan cefadroxil 3x 1 tablet. Pukul
22 x/mt.
16
Evaluasi
O: Luka tampak kering bersih, balutan tampak kering dan bersih, tidak terdapat tanda-
tanda infeksi pada luka (panas,merah,bengkak), pus(-), darah (-), leukosit 13250/ul,
Tujuan:
Kriteria hasil:
5555 5555
Intervensi
17
4. libatkan keuarga dalam membantu klien memenuhi personal hygiene.
Pelaksanaan
17 Desember 2008
Pukul 10.00 mengkaji kebutuhan personal hygiene klien, hasil badan klien tampak kotor,
vulva klien kotor lochea rubra banyaknya 3-4 kali ganti pembalut bau khas.
Pukul 14.00 mengkaji tingkat keterbatasan klien dalam personal hygiene, hasil klien
tidak mampu mandi dan vulva hygiene sendiri. Pukul 17.00 membantu ibu untuk mandi,
hasil klien mandi di lab dengan air hangat. Pukul 06.00 membantu memandikan klien
dan melibatkan keluarga, hasil badan klien bersih dan wangi, keluarga mengerti dan
18 Desember 2008
Pukul 14.00 mengkaji tingkat keterbatasan klien dalam personal hygiene, hasil klien
tidak mampu mandi dan vulva hygiene sendiri. Pukul 17.00 membantu ibu untuk mandi,
hasil klien mandi di lab dengan air hangat. Pukul 06.00 mengkaji keterbatasan klien
dalam personal hygiene, hasil klien dapat mandi sendiri dengan batuan keluarga.
Evaluasi
S: klien mengatakan terasa nyaman setelah dibantu mandi dan vulva hygiene
O: badan klien bersih, vulva klien bersih, klien tampak nyaman, klien dapat melakukan
18