Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PRASAT PERAWATAN LUKA OPERASI

SECTIO CAESARIA PADA NY. N

DI RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG RUANG NIFAS

Di Susun oleh :

SRI KARTIKA

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR

LOMBOK TIMUR

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Praktik Laboratorium


Klinik T.A 2018/2019

Oleh

SRI KARTIKA (113318014)

Lombok Timur, 02 Agustus 2019

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan Praktek/

Ka. Ruangan

( ) ( )
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan


membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah
intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien
secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain
itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding
abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah, dan saraf-saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri
akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan
menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan
menimbulkan masalah risiko infeksi.
Adapun perawatan luka ini merupakan tugas keseharian seorang bidan di
bangsal maternitas atau ruang nifas, sehingga seorang bidan harus menggunakan
keterampilan perawatan luka yang baik dan benar. Hal ini dilakukan untuk
mencegah infeksi luka Post SC.
Mengingat pentingnya perawatan luka post operasi atau post sc, maka
penulis tertarik untuk melakukan perawatan luka Post SC.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi salah satu target kompetensi pada praktek
laboratorium klinik mahasiswa D III kebidanan di RSUD Dr. R.
Soedjono Selong.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui pelaksanaan perawatan luka Post SC di ruang nifas
RSUD Dr. R. Soedjono Selong.
C. Manfaat
a. Bagi mahasiswa sebagai bahan referensi untuk pembuatan laporan
pendahuluan tentang perawatan luka Post SC.
b. Bagi tenaga kesehatan sebagai bahan acuan dalam merumuskan
kebijakan mengenai perawatan medik terhadap pasien, serta sebagai
bahan masukan ketika melakukan tindakan terhadap pasien.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sectio Caesarea
1. Definisi

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan


membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005)

Sectio Caesarea adalah cara melahirkan anak dengan cara melakukan


pembedahan atau operasi lewat dinding perut dan dinding uterus untuk
melahirkan anak yang tidak bisa dilakukan pervaginam atau oleh karena keadaan
lain yang mengancam ibu atau bayi yang mengharuskan kelahiran dengan cara
segera sedangkan persyaratan pervaginam tidak memungkinkan.
2. Indikasi
Adapun indikasi SC antara lain :
a. Dari Ibu :
1) Panggul sempit absolute
2) Placenta previa
3) Ruptura uteri mengancam
4) Partus Lama
5) Partus Tak Maju
6) Pre eklampsia, dan Hipertensi
b. Indikasi Janin
1) Kelainan Letak
- Letak lintang
- Letak belakang
2) Gawat Janin
3) Janin Besar 
c. Kontra Indikasi
1) Janin Mati
2) Syok, anemia berat.
3) Kelainan congenital Berat
3. Tujuan
Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untuk mempersingkat
lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah
rahim. Sectio caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa
lainnya jika perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi pada
plasenta previa, sectio caesarea juga dilakukan untuk kepentingan ibu, sehingga
sectio caesarea dilakukan pada placenta previa walaupun anak sudah mati.
4. Jenis-Jenis Sectio Caesarea
Adapun jenis-jenis operasi sectio caesarea (SC)
a. Abdomen (SC Abdominalis)
1)Sectio Caesarea Transperitonealis
- Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi memanjang pada
corpus uteri.
- Sectio caesarea profunda : dengan insisi pada segmen bawah uterus.
2) Sectio caesarea ekstraperitonealis
Merupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan
dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis.
b. Vagina (sectio caesarea vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan apabila :
- Sayatan memanjang (longitudinal)
- Sayatan melintang (tranversal)
- Sayatan huruf T (T Insisian)
c. Sectio Caesarea Klasik (korporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
10cm.
d. Sectio Caesarea (Ismika Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah
rahim kira-kira 10cm
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal atau spontan, misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture
uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks,
dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu
tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
B. Perawatan Luka Post Operasi
Luka merupakan suatu keadaan terputusnya jaringan tubuh yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh, sehingga dapat mengganggu aktivitas
sehari- hari. Merawat luka adalah suatu penanganan luka yang terdiri dari
membersihkan luka, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu
proses penyembuhan. Konsep Dasar Perawatan Luka dalam Praktik
Kebidanan adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ
tertentu.
Perawatan luka merupakan tindakan untuk merawat luka dengan
tujuan meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan mencegah
infeksi. Perawatan luka operasi adalah Perawatan luka yang dilakukan pada pasien
operasi dengan tujuan mencegah infeksi dan merasa aman.
Perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang dan
dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari rawat akan
lebih pendek. Dalam perawatan luka, frekuensi perawatan luka perlu diperhatikan
untuk meminimalkan kejadian infeksi, kasa penutup luka harus diganti lebih awal
jika basah, karena kasa basah meningkatkan kemungkinan kontaminasi bakteri
pada luka operasi (Sjamsuhidajat dan Jong, 2011).
C. SOP
Adapun langkah yang dilakukan untuk perawatan lukanya adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat dan bahan


a. Bak instrumen berisi :
- Pinset anatomi
- Pinset sirurgi
- Gunting
- Kassa steril
b. Handscoon steril
c. Kom
d. Antiseptic/betadin
e. Plester
f. Tempat sampah infeksius dan non infeksius
2. Persiapan pasien
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
b. Tutup pintu kamar atau pasang sampiran
c. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain
bagian luka dengan selimut mandi
d. Dekatkan alat ke dekat pasien atau tempat yang mudah dijangkau.
3. Pelaksanaan
a. Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepas plester, perban
atau ikatan.
b. Lepaskan plester, tarik secara parallel dari kulit ke arah balutan.
Hilangkan perekat yang tersisa di kulit.
c. Dengan tangan yang memakai sarung tangan, angkat balutan kassa
secara hati-hati.
d. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan sertan
penampakan luka.
e. Buang balutan yang kotor ke dalam kantung sampah infeksius.
f. Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalamnya berada di luar.
Buang ke tempat sampah infeksius.
g. Buka perlengkapan yang dibungkus atau ditutup satu-persatu, letakkan
di samping tempat tidur.
h. Buka botol antiseptic atau betadin dan tuangkan ke dalam kom.
i. Kenakan sarung tangan steril.
j. Bersihkan luka dengan larutan. Gunakan swab yang terpisah untuk
setiap usapan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area
yang paling terkontaminasi.
k. Olesi luka dengan sekali usapan menggunakan kassa yang diberi
antiseptik atau betadin.
l. Pasang balutan kering yang steril pada daerah insisi atau luka :
- Pasang kassa tenun sebagai lapisan kontak dengan longgar.
- Pasang kassa lapisan kedua.
m. Fiksasi balutan dengan memberi plester sesuai kebutuhan.
n. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah infeksius.
o. Bantu klien untuk berada dalam posisi yang nyaman.
p. Bereskan seluruh alat dan cuci tangan.
q. Lakukan pendokumentasian terhadap tindakan yang dilakukan.
BAB III
PELAKSANAAN PRASAT

Melakukan perawatan luka Post SC (Sectio Caesaria) pada Ny. N.


Hari dan tanggal : Sabtu, 13 Agustus 2019.
Tempat : Ruang Nifas RSUD Dr. R. Soedjono Selong.

A. Data Subyektif

Identitas pasien
Nama : Ny. N
Tanggal Lahir : 1 Juli 1989
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
No. RM : 460813
Alamat : Sakra
Kecamatan : Sakra
Kabupaten : Lombok Timur

Keluhan : Ibu mengatakan tidak mengalami nyeri pada bagian luka, namun agak
khawatir ketika pergi ke kamar mandi karena takut bekas lukanya terkena air.

B. Data Obyektif

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Td : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x permenit
TTV
Suhu : 37, 0 o C
Respirasi : 20 x permenit
C. Perencanaan
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Melakukan perawatan luka post operasi atau post sc.
D. Pelaksanaan
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg


Nadi : 90 x permenit
Suhu : 37, 0 o C
Respirasi : 20 x permenit

2. Melakukan perawatan luka post operasi atau post sc

Adapun langkah yang dilakukan untuk perawatan lukanya adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat dan bahan


a. Bak instrumen berisi :
- Pinset anatomi
- Pinset sirurgi
- Gunting
- Kassa steril
b. Handscoon steril
c. Kom
d. Antiseptic/betadin
e. Plester
f. Tempat sampah infeksius dan non infeksius
2. Persiapan pasien
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
b. Tutup pintu kamar atau pasang sampiran
c. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain
bagian luka dengan selimut mandi
d. Dekatkan alat ke dekat pasien atau tempat yang mudah dijangkau.
3. Pelaksanaan
a. Kenakan sarung tangan steril dan lepas plester, perban atau ikatan.
b. Lepaskan plester, tarik secara parallel dari kulit ke arah balutan.
Hilangkan perekat yang tersisa di kulit.
c. Dengan tangan yang memakai sarung tangan, angkat balutan kassa
secara hati-hati.
d. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan serta
penampakan luka.
e. Buang balutan yang kotor ke dalam kantung sampah infeksius.
f. Buka perlengkapan yang dibungkus atau ditutup satu-persatu, letakkan
di samping tempat tidur.
g. Olesi luka dengan sekali usapan menggunakan kassa yang diberi
antiseptik atau betadin.
h. Pasang balutan kering yang steril pada daerah insisi atau luka :
- Pasang kassa tenun sebagai lapisan kontak dengan longgar.
- Pasang kassa lapisan kedua.
i. Fiksasi balutan dengan memberi plester sesuai kebutuhan.
j. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah infeksius.
k. Bantu klien untuk berada dalam posisi yang nyaman.
l. Bereskan seluruh alat dan cuci tangan.
m. Lakukan pendokumentasian terhadap tindakan yang dilakukan.
E. Evaluasi
- Ibu sudah mengetahui keadaan umum dirinya serta hasil pemeriksaan.
- Perawatan luka telah dilaksanakan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada tanggal 13 Agustus 2019 dilakukan perawatan luka terhadap Ny. N dengan
keadaan umum luka baik atau sudah mengering dan tidak mengalami infeksi.
Dalam pelaksanaan prasat melakukan perawatan luka operasi (post sc) yang
dilakukan dilahan praktik (RSUD Dr. R. Soedjono Selong) dengan teori sudah
sesuai. Namun ada sedikit perbedaan dengan penggunaan handscoon, di dalam
teori menggunakan dua jenis handscoon, yakni bersih dan steril. Sedangkan di
lahan hanya menggunakan satu jenis handscoon, yaitu steril saja. Selain itu, semua
alat dan bahan sudah dipersiapkan sebelum menemui pasien, misalnya mengenai
penuangan antiseptik atau betadin. Dalam teori, antiseptik dituangkan ketika
berada di dekat pasien, sedangkan di lahan praktik antiseptik dituangkan sebelum
menemui pasien, atau dengan kata lain segala sesuatunya sudah siap digunakan
sebelum menemui pasien. Hal ini dilakukan tidak lain untuk mempersingkat
waktu, karena pasien perawatan luka di ruang nifas bukanlah satu orang saja. Dan
mengenai privacy pasien, di beberapa ruang belum dipasangkan sampiran. Hal ini
juga agak sedikit membuat pasien agak terganggu karena malu dengan pasien lain.
Adapun mengenai pelaksanaan sesuai dan sama dengan teori atau dengan kata lain
dilakukan sesuai dengan prosedur.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mahasiswa sudah mengetahui dan melakukan perawatan luka post operasi
atau post sc dengan baik.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa hendaknya selalu melakukan suatu tindakan sesuai
dengan prosedur dan lebih mempersiapkan materi-materi juga teori
tentang prasat sebelum praktik dilahan.
2. Bagi tenaga kesehatan hendaknya lebih memperhatikan kenyamanan
dan privacy pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, yuni. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.


Yogyakarta : Fitramaya.

Uliyah Musrifatul, dkk. 2008. Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik.


Jakarta : Salemba  Medika.

Anda mungkin juga menyukai