BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebesar 24,6 % yang pada tahun 2012 sekitar 24,5 % dan di Australia tahun
sejak dua dekade terakhir ini. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya
persalinan melalui SC, dalam 20 tahun terakhir ini terjadi kenaikan proporsi
persalinan. Di rumah sakit swasta angka ini lebih tinggi yaitu sekitar 30 -
1
2
Angka sectio caesarea terus meningkat dari insidensi 3-4% 15 tahun yang
bisa diterima dan benar . Bukan saja pembedahan menjadi lebih aman bagi
ibu, tapi juga anak maupun keduanya juga menjadi lebih aman . Disamping
pada bayi telah memperluas indikasi post sectio ceasaria . Sectio caesaria
adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding
sectio caesaria yaitu faktor ibu, faktor janin, faktor jalan lahir, berdasarkan
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut ( Amin & hardhi,
2013 ) .
antara ukuran janin dan ukuran pelvis yakni ukuran pelvis tertentu tidak
sampai terjadi kelahiran per vagina. Pelvis yang adekuat untuk jalan lahir
bayi 2,27 kg mungkin cukup besar untuk bayi 3,2 kg mungkin tidak cukup
besar dengan bayi 3,6 kg. Indikasi kemungkina ( menurut verney, 2010 ) .
3
ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak
bulan dari bulan mei sampai agustus 2017 adalah sebagai berikut :
4
Table 1.1
Distribusi Ffekuensi Pasien Post OP Sectio Caesarea Dengan
Indikasi( CPD ) Panggul Sempit Di Ruang Gincu 3
RSUD Indramayu
Periode bulan MEI sampai dengan Agustus 2017
Berdasarkan data yang di atas dapat diketahui jumlah pasien post op hari ke
- 2Sectio Caesareadiruang gincu 3 sejak bulan Mei sampai bulan Aguatus 2017
Indramayu sedangkan pasien post op hari ke - 2SC dengan indikasi CPD yang
di rawat hanya sedikit 62 orang namun masalah pada pasien tersebut cukup
karena itu penulis tertarik untuk mengetahui gambaran secara nyata tentang
bentuk laporan kasus . Sebagai bahan penyusun karya tulis ilmiah yang
tersebut dalam suatu karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
RSUD Indramayu .
b. Mampu menganalisa data klien Ny. “J” dengan post op Sectio hari
Indramayu.
C. Metode Telaahan
Metode yang di gunakan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini
dan auskultasi .
D. Sistematika Penulisan
Sistematika yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
BAB II : Tinjauan teoritis terdiri dari konsep dasar dan penyakit dan
konsep keperawatan .
BAB III :Tinjauan kasus yang terdiri dari : pembahasan laporan asuhan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Sectio Caesarea ( SC )
a. Pengertian
(Rasjidi, 2010 ) .
Sectio Caesarea adalah perlahiran melalui insisi yang dibuat pada dinding
Seksio sesaria adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan
uterus yang masih utuh dengan berat janin >1000 gr atau kehamilan >28
minggu (Manuaba,2012)
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Nanda, 2013) .
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amin &Hardhi,
2013) .
10
10
b. Macam – macam SC
uterus . insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau
SC klasik ini dibuat kepada uteri, pembedahan ini yang agak mudah
infeksi dapat mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada
reperetialis yang baik dan untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi
uterin barat .
c. Etiologi yang berasal dari ibu yaitu pada primigravida dengan kelaina letak,
primi para tua disertai kelainan letak ada, disporporsi sefalo pelvik
Ibu : Absolute
Utero Plasenta
Janin
d. Patofisilogi
pelvik, rupture uteri mengacam, partus lama, partus tidak maju, pre –
Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi
Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan
berakhir, daerah insisi akan di tutup dan menimbulkan luka post op, yang
bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah resiko infeksi .
e. Manisfestasi klinis
2. Panggul sempit
3. Disporsi sefalopelvik :
5. Partus lama
7. Distosia serviks
9. Malpresentasi janin :
- Letak lintang
- Letak bokong
- Gemeli
14
pinggul sempit .
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa , bila
Ibu pada kehamilan lalu megalami seksio sasarea dan pada kehamilan
Seksio sesarea yang dilakukan segera pada ibu hamil cukup bulan yang
Williams,2012).
b. Plasenta previa
c. Gawat janin
f. Hipertensi
h. Partus lama
j. Distosia serviks
l. Malpresentasi janin
16
Menurut Geri ( 2010 ), komplikasi yang terjadi pada post operasi SC adalah:
Atonia uteri
e . Yang sering terjadi pada ibu dan bayi yaitu kematian perinatal .
i. Penatalaksanaan
A) Tindakan keperawatan
Tanda tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah,
nadi, jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan funfus
harus diperiksa.
17
2) Terapi cairan
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif
Paling lambat hari ketiga post partum, klien dapat mandi tanpa
5) Perawatan payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
nyeri .
18
6) Diet
sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 – 10 jam pasca operasi berupa air
putih .
7) Mobilisasi
penyembuhan pasien . Miring kanan dan miring kiri sudah bisa dilakukan
8) Katerisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
a) Sebagian luka sembuh dan tertutup baik, sebagian lagi dengan kuat
eksudat dalam jumlah yang sedang atau banyak melalui lubang ( fistel
dan terinfeksi.
19
c) Luka terbuka sehingga dan usus kelihatan atau keluar luka tersebut
- Obat – obatan
B) Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
harus
- segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa
- Pemeriksaan elektrolit .
b) Radiologi
a. Pengertian
ukuran janin dan ukuran pelvis yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup besar
kelahiran per vagina. Pelvis yang adekuat untuk jalan lahir bayi 2,27 kg
mungkin cukup besar untuk bayi 3,2 kg mungkin tidak cukup besar dengan
dengan berat badan normal tidak akan mengalami gangguan. Panggul sempit
kepala tertahan di pintu atas panggul lebih besar, maka dalam hal ini serviks
uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal ini dapat mengakibatkan inersia
ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat
1. Panggul Ginekoid, dengan pintu atas panggul yang bundar atau dengan
anteroposterior dan dengan panggul tengah serta pintu bawah panggul yang
cukup luas.
3. Panggul Android, dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga
pendek daripada diameter transversa pada pintu atas panggul dan dengan
Gambar 1.1
Bentuk pintu atas panggul dari empat tipe panggul wanita
( sumber:satrawinata,2011)
24
sehingga janin normal pun tidak akan dapat lewat. Ukuran yang sempit
dapat berada pada setiap bidang, yaitu : pintu atas panggul ( PAP ), pintu
( Kannetha,2010 )
Pintu atas panggul di anggap sempit apabila conjugate vera kurang dari
mencapai 10 cm. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa konjugata vera
bertambah lagi jika kedua ukuran pintu atas panggul, yaitu diameter
Pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis
ischii 8 atau kurang kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus
biasa .
4. Panggul corong, yaitu pintu atas panggul biasa, pintu bawah panggul
sempit .
yang ekstrim tidak ditemukan lagi. Akan tetapi panggul picak yang
Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat
6) Transplantasi :
kornea).
1). Mayor Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan
klien.
2). Minor Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai
a. Pengertian
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat - alat kandungan kembali pada
masa sebelum hamil yang berlangsung kira - kira enam minggu. Pendapat
Definisi Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
Menurut ( Muchtar,2011 )
1 . Puerperium dini
Pada tahap ini, Anda telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Anda
2. Puerperium intermedial
3. Remote puerperium
tahunan untuk sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu
sedih kala sebelum hakil, sehingga pada masa nifas banyak sekali perubahan
perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga
30
kepala bayi
multipara .
sudah tidak terdeksi lagi. Kadar estrogen dan progesteron dalam serum
31
turun dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas . Diantara wanita
Suhu badan wanita perlu tidak lebih dari 37,2 C, setelah partus dapat naik
0,5C dari keadaan normal . Bila >38,0C mungkin ada infeksi . Nadi dapat
terjadi bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicuragi ada
beban kerja ibu bertambah, kekuatan yang berlebihan dalam masa hamil,
a. Fase Taking In
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena sat
percaya diri.
c . Fase Letting Go
33
berhubungan social.
1. Pengkajian
data dilakukan sejak masuk rumah sakit( initial assement ), dirawat secara
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
2) penanggung jawab
alamat .
3) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
operasi SC .
35
multipera .
mengalami operasi .
- P ( pallilative / provokatif )
memperberat keadaan .
- Q ( quality / quantity )
- R ( region / radiaton )
keluhan dirasakan .
- S ( severty of scala )
- T ( timing )
plasenta previa ) .
f) Genogram
Genogram adalah salah satu alat bantu berupa peta skema dari
persalinan di tolong oleh siapa, ada masalah atau tidak pada masa
nifas .
(1) Ttrimester 1
(2) Trimester 2
lengkap.
(3) Trimester 3
c) Riwayat perkawinan
e) Riwayat menstruasi
banyak atau tidak darah yang keluar selama mentruasi, warna darah
5) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
luka jalan lahir, apakah ada perdarahan . ASI ( air susu ibu ) keluar
atau belum, apa ada pembekaan pada mamae, apakah ada benjolan
mamae .
c) Sistem kardiovaskuler
d) Sistem penceraan
e) Sistem persarafan
dan babinsky .
f) Sistem pernafasan
g) Sistem muskuloskeleral
h) Sistem integumen
i) Sistem perkemihan
j) Pola eleminasi
Hal – hal yang perlu dikaji dalam aktivitas sehari – hari baik di rumah
faces .
c) Istirahat dan tidur, terdiri dari lamanya tidur siang dan malam,
keramas .
7) Data sosial
Data sosial terdiri dari dari bagaimana hubungan klien dengan klien
8) Data psikologis
diri .
41
9) Data spiritual
2. Analisa data
Tabel 2.1
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : klien mengatakan Tindakan SC Nyeri
nyeri pada daerah luka
operasi. Luka insisi
DO : klien tampak
meringis. Terjadinya kontinuitas
Skala nyeri 8 (0-10) jaringan
TD : 130/100mmHg
Nadi : 88x/menit Pelepasan zat bradikinin,
Respirasi : 23x/menit histamin, dan
Suhu : 36,7C prostagladin
Terdapat luka sayatan post
op SC. Menyampaikan ke
hipotalamus
Korteks serebri
Nyeri
42
3. Diagnosa keperawatan
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dan individu atau
pembedahan.
hospitalisasi.
23x/menit tegangan
SC. nyeri .
45
menururnkan penyembuhan
nyaman.
SC, luka tertutup Tidak ada tanda- sekitar luka dan apakah ada
antibiotik. mencegah
terjadinya
infeksi.
4. Implementasi
klien. Adapun kegiatan yang ada dalam implementasi data dasar, meninjau
( Deswa, 2009 )
5. Evaluasi
6. Catatan perkembangan
Catatan secara naratif ( notes ) .Dan catatan akan pulang ( discharge notes)
( Nursalam, 2008 )
48
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Keperawatan
A. Identitas Klien
Nama : Ny . J
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Panggul sempit
Nama : Tn . J
Umur : 31 thun
49
49
1) Keluhan Utama
Klien pada tanggal 07 agustus 2017 jam 02.50 klien mengeluh mules –
klien mengeluh nyeri pada luka operasi bagian bawah abdomen dengan
skala nyeri 4 ( 1-5 ) nyeri yang dirasakan seperti tertusuk – tusuk nyeri
CPD . Jika klien sakit biasanya hanya berobat ke dokter terdekat atau
5) Genogram
Gambar 3.1
: klien ( perempuan )
: laki-laki
: perempuan
X : meninggal
: tinggal serumah
: hubungan keluarga
Keterangan :
Klien tinggal bersama dengan suaminya dan klien mempunyai anak 2 yang
berjenis perempuan dengan persalinan SC .
52
Status obstertif : G2 P1 A0
Temperatur : 36,1 C
Pernafasan : 20 x/ mnt
Nadi : 80 x/ mnt
d. Kepala
e. Mata
f. Telinga
g. Hidung
h. Mulut dan faring : simetris, bibir tidak sumbing, tidak ada sianosis
i. Leher
terganggu.
j. Ketiak
l. Mamae
puting menonjol .
55
m. Paru – paru
normal .
n. Integumen
o. Genetalia
p. Abdomen
Keterangan :
5 5
5 5
1 . Ekstremitas atas kanan dan kiri hasilnya 5 yaitu dengan penilaian pasien
masih bisa menahan dengan kekutan penuh .
Klien menarche pada usia 11 tahun dengan siklus 28 hari dan lama rata-
2) Riwayat KB
4) Riwayat persalinan
Tabel 2.3
Aktifitas sehari – hari
4 Istirahat tidur
- Jam berpa klien tidur 21 . 00 dan 05 . 00 Tidak bisa tidur
dan jam berapa klien karena nyeri
bangun
- Jamlah jam tidur + 8 jam 1 jam
klien dalam 1 hari /
jam
- Hal yang Situasi yang sepi situasi yang sepi
mempermudah tidur
- Apakah klien tampak Tidak Ya
mengantuk dan
sering menguap
- Apakah yang Menonton tv Tidak ada
dilakukan bila susah
tidur Tidak ada Gangguan pola tidur
- Keluhan
5 Pola kebiasaan
a. Mandi 1x Dibantu dengan
Frekuensi 2x / sehari keluarga
Waktu Pagi dan sore Pagi dan di lap oleh
Alat / perlengkapan keluarga
Keluhan Sabun Sabun
Tidak ada Nyeri, lemas
b. Kebersihan gigi dan mulut
Frekuensi 1x dibantu dengan
Alat / perlengkapan 2x / sehari keluarga
Keluhan Sikat gigi dan pasta Tidak sikat gigi
c. Rambut gigi Lemas
Frekuensi Tidak ada keluhan
Alat / perlrngkapan 1x dibantu dengan
Keluhan 4x / seminggu keluarga
d. Kuku Shampo shampo
Frekuensi Tidak ada nyeri dan lemas
Alat / perlrngkapan
Keluhan Jika kuku panjang Tidak potong kuku
Gunting kuku Tidak ada
Tidak ada Nyeri dan lemas
60
IV. Aspek
a. Pola interaksi
b. Pola Psikologis
c. Data sosial
d. Data spiritual
e. Data penunjang
Tabel 2.4
Data penunjang
- Cairan RL 28 tetes/menit
- Inj. Keterolak 3x1 ampul ( IV )
- Inj. Ranitidin 3x1 ampul ( IV )
- Amoxcilin 500 ml grm
62
1 . Analisa data
Tabel 3.4
Analisa data
keluarga
Korteks serebri
Nyeri
Kelemahan fisik
Gangguan mobilitas
Diagnosa Keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tahap pengkajian
sistematis . Klien dan keluarga dapat diajak kerja sama dan terbuka dalam
mendapatkan data – data yang penulis perlukan . Selain dari klien dan
keluarga untuk mendapatkan data klien, penulis bisa dapatkan dari catatan
Dari hasil pengumpulan data yang ditemukan berapa masalah yaitu nyeri,
75
65
76
B. Diagnosa keperawatan
tindakan operasi .
C. Tahap perencanaan
D. Tahap implementasi
teratasi sebagaian .
E. Tahap evaluasi
F. Tahap pendokumentasi
alat komunikasi antar perawat serta sebagai alat pertanggung jawab asuhan
BAB V
A . SIMPULAN
mengambil kesimpulan :
1. Tahap pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
Asuhan keperawatan pada Ny. J dengan post op Sectio Caesarea indikasi CPD
luka operasi .
80
69
3. Tahap perencanan
muncul pada klien yang bertujuan untuk mengurangi nyeri, resiko infeksi,
gangguan mobilitas .
4. Tahap implementasi
relaksaksi dan distraksi, mobilitas fisik dilakukan tindakan miring kanan dan
5. Tahap evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk menilai suatu
klien Ny, J selama 4 hari, semua masalah atau diagnosa keperawatan yang
akibat tindakan operasi, resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi,
kelemahan fisik .
70
79
6. Tahap pendokumentasi
keperawatan .
81
71
B . REKOMENDASI
keperawatan pada klien dengan post op sectio caesarea dengan indikasi CPD
Penulis menyerahkan :
1. Untuk klien
wanita dalam usia produktif yang ingin mempunyai keturunan agar dapat
2. Bagi penulis
datang.
82
72
3. Bagi pembaca
keperawatanya .