Anda di halaman 1dari 27

Nama Dosen: Syarah Wahyuni SKM., M.

kes
Mata Kuliah: Metode Penulisan KTI

PROPOSAL KTI

“Gambaran Perawatan Personal Hygiene pada pasien post op sectio caesarea


di Rumah Sakit”

ABD. DANDIYANSA (17.033)

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR


AKADEMI KEPERAWATAN MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan PROPOSAL KTI dengan judul : Gambaran Perawatan Personal
Hygiene pada pasien post op sectio caesarea di Rumah Sakit.

Adapun proposal ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatannya ini telah
saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar proposal ini.

Namun tidak lepas dari semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran kritik kepada saya sehingga saya dapat
memperbaiki proposal ini.

Makassar, 29 Oktober 2019

Penulis

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan

melalui insisi pada dinding perut dan Rahim bagian depan untuk

melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya operasi sectio caesaria ada

dua factor , yaitu faktor Janin dan faktor ibu. Faktor dari janin meliputi

sebagi berikut : presentasi dahi , presentasi muka , bayi besar, gemelli ,

bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (shoulder

presentation) , distosia oleh karena tumor dan bayi terlalu besar , gawat

janin / fetal distress , faktor placenta , meliputi placenta previa dan solusio

placenta , letak bayi sungsang / lintang, sedangkan faktor ibu terdiri atas :

CPD (chepalo pelvic disproportion), panggul sempit, ketuban pecah dini,

hambatan lahir (tumor), partus lama (prologed labor) , pre eklamsi dan

hypertensi, placenta pravia, bekas sectio caesaria (Maria kristiani , 2017 )

Sectio caesarea telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia

sejak jaman kuno, beberapa referensi tentang sectio caesarea telah ada

pada kebudayaan kuno Hindu, Mesir, Yunani, Roma, dan beberapa cerita

rakyat dari Eropa. Kelahiran melalui SC dapat beresiko menimbulkan

gangguan fisiologis dan psikologis terutama pada SC yang tidak

direncanakan atau bersifat tidak direncanakan (Green, 2012).

Berdasarkan kondisi pasien, tindakan SC dibedakan menjadi dua

yaitu, SC terencana (elektif) dan SC darurat (emergensi). Sectio Caesarea

terencana (elektif) merupakan tindakan operasi yang sudah direncanakan

3
jauh-jauh hari sebelumnya sedangkan SC bersifat emergensi adalah

tindakan operasi yang didasarkan pada kondisi ibu saat tersebut. ( Febria

Syafyu Sari, 2017)

Personal hygiene juga mempengaruhi proses penyembuhan luka

karena kuman setiap saat dapat masuk melalui luka bila kebersihan diri

kurang , prinsip utama dalm manajemen perawatan luka adalah

mengendalikan infeksi karena infeksi dapat menjadi suatu penghambat

proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan

mortalitas bertambah besar ( Herlina abriani , 2011 )

Kebutuhan personal hygiene adalah kebutuhan yang harus

dipenuhi oleh setiap individu untuk mempertahankan kebersihan dirinya ,

agar seseorang merasa nyaman dan mencengah terjadinya penyakitnya.

Kebutuhan personal hygiene yang dimaksud yaitu : memandikan pasien ,

perawatan gigi dan mulut , mencuci dan menyisir rambut dan perawatan

kuku ( Rasmin , 2017 )

Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar ,

jumlah ibu yang melahiran dengan sectio caesarea tahun 2016 sebanyak

307 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebanyak 430

orang. Sedangkan data terakhir yang di dapat pada Januari – September

2018 diketahui ibu yang melahiran dengan sectio caesarea sebanyak 397

orang. Jadi, berdasarkan data tersebut angka kelahiran dengan sectio

caesarea di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar semakin

4
meningkat selama 3 tahun terakhir dengan rata-rata rawat inap selama 3-5

hari.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan diatas tentang perlunya

personal hygiene pada pasien post op section caesarea . Oleh karena itu ,

peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus tentang “ Gambaran

Perawatan Personal Hygiene pada pasien post op sectio caesarea di Rumah

Sakit “

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran personal hygiene pada pasien post op Sectio

caesarea di Rumah Sakit?

1.3 Tujuan Studi Kusus

1.3.1 Tujuan Umum

Dapat memperoleh gambaran pemenuhan perawatan

personal hygiene pada pasien post op sectio caesarae di Rumah

Sakit

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pemenuhan perawatan personal

hygiene pada pasien post op sectio caesarae antara lain :

a. Memandikan pasien

b. Perawatan gigi dan mulut

c. Mencuci dan menyisir rambut

d. Perawatan kuku

5
1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Masyarakat

Membudayakan pengelolaan pasien post op sectio caesarae

dalam pemunuhan kebutuhan perawatan personal hygiene.

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Menambah wawasan ilmu bagi pembaca dan bidang

keperawatan dalam pemenuhi kebutuhan personal hygiene pada

pasien post op sectio caesarae.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Menjadi sumber informasi dalam memperhatikan dan

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada pasien

khussusnya bagi pasien post op sectio caesarae dengan pemenuhan

keperawatan personal hygiene.

1.4.4 Bagi Penulis

Penulis dapat memperoleh pengalaman ilmiah dalam

mengaplikasikan hasil riset keperawatan, khususnya studi kasus

tentang pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien post

op sectio caesarae .

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sectio Caesarea

2.1.1 Pengertian Sectio Caesarea

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan cara

membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut /

membuka perut dengan sanyatan dinding perut dan uterus yang

dilakukan secara vertical atau mediana dari kulit sampai fasia

( Rasmin , 2018 )

Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau

pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan Rahim bagian

depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya operasi

sectio caesaria ada dua factor, yaitu faktor Janin dan faktor ibu.

Faktor dari janin meliputi sebagi berikut : presentasi dahi, presentasi

muka, bayi besar, gemelli, bila janin pertama letak lintang atau

presentasi bahu (shoulder presentation), distosia oleh karena tumor

dan bayi terlalu besar, gawat janin / fetal distres, faktor placenta,

meliputi placenta previa dan solusio placenta, letak bayi sungsang /

lintang, sedangkan faktor ibu terdiri atas : CPD (chepalo pelvic

disproportion), panggul sempit, ketuban pecah dini, hambatan lahir

(tumor), partus lama (prologed labor), pre eklamsi dan hypertensi,

placenta pravia, bekas sectio caesaria (maria kristiani 2017 ).

7
Pertolongan operasi persalinan dengan sectio caesaria

mempunyai sejarah yang panjang.Bahaya infeksi merupakan ancaman

serius sehingga banyak terjadi kematian.Perkembangan teknologi

sectio caesaria demikian majunya sehingga bahayanya makin dapat

ditekan.Oleh karenanya pertolongan persalinan dengan sectio

caesaria makin banyak dilakukan dengan pertimbangan “well born

baby and well healt mother”. Pertolongan persalinan melalui vagina

yang berat lebih baik dengan sectio caesarea yang lebih aman bagi

keduanya (oxorn, 2010). Sectio Caesaria atau bedah caesar harus

dipahami sebagai alternatif persalinan ketika jalan normal tidak bisa

lagi. Meski 90% persalinan termasuk kategori normal atau alami,

sebagian diantaranya mengalami masalah sehingga perlu dilakukan

tindakan bantuan. Prioritas keselamatan ibu dan bayi. Untuk itu bila

diperlukan adakalanya dilakukan bantuan untuk mempercepat proses

persalinan semacam penyedotan janin atau penarikan janin, lebih dari

itu, bila diperlukan akan diambil tindakan mengeluarkan bayi secara

langsung dengan membuka bagian perut ibu. Inilah yang disebut

sebagai bedah caesar. Dalam keadaan normal 8- 10 % perempuan

hamil aterm akan mengalami KPD (Sarwono, 2008).

2.1.2 Tujuan

Tindakan bedah section caesarae bertujuan untuk menghindari

atau meringankan resiko ibu dan fetus yang timbul selama kehamilan

atau dalam persalinan (solikhah, 2011)

8
2.1.3 Penyebab

Penyebab persalian dengan bedah sectio caesarea ini dapt

dikarenakan masalah dipihak ibu dan bayi . terdapt 2dua keputusan

bedah section caesarea ( aprina dan puri 2016 )

Pertama , keputusan yang sudah diagnose sebelumnya ,

penyebab antara lain , ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan

panggul ibu ( panggul sempit , anak besar , letak dahi , muka dsb )

keracunan kehamilan yang parah , preeklamsia berat atau eklamsia ,

kelainan letak janin ( sungsang ,lintang ) sebagian kasus mulut

tertutup plasenta , bayi kembar , kehamilan pada ibu berusia lanjut

Kedua , keputusan yang diambil tiba – tiba karena tuntutan

kondisi darurat , mesti sejak awal tidak ada masalah apapun dan

diprediksi persalinan bisa dilakukan dengan normal , ada kalanya

karena satu dan lainnya timbul selama proses persalinan.

2.1.4 Indikasi

Risiko pembedahan bagi ibu telah berkurang karena berkurang

majunya anestesiologi dan perbaikan perawatan pra dan pasca operasi

bedah , diagnosis resiko fatus menjadi lebih canggih , hipoksia

sebagai bahaya kritis indikasi fetus .

Kontrak indikasi sectio caesaria pada umumnya tidak

dilakukan pada janin mati,syok , anemi berat , sebelum diatasi dan

kelainan kongenital berat ( nsarwono , 1991 )

9
2.1.5 Jenis Jenis Operasi Sectio

Menurut ( padila , 2015 ) jenis – jenis sectio caesarea meliputi :

1. Abdomen ( sectio caesarea abdomen )

a. sectio caesarea transperitoneal

1) sectio caesarea klasik aau corporal ( dengan insisi memanjang

pada corpus uteri ) . dilakukan dengan membuat sayatan

memanjang pada korpus uteri kira – kira 10 cm

Kelebihan :

(a) Mengeluarkan janin dengan cepat

(b) Tidak mengakibatkan komplikasi jkandung tertarik

(c) Sayatan bias diperpanjang proksimal atau distal

Kekurangan :

(a) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena

todak ada reperitonealis yang baik

(b) Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi

rupture uteri spontan

2) Sectio caesarea vaginalis ( menurut sayatan pada Rahim ,

sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut :

(a) Sayatan memanjang ( longitudinal ) menurut Kronig

(b) Sayatan melintang ( transversal ) menurut Kerr

(c) Sayatan huruf T ( T –incition ) menurut Mochtar ,

Rustam , 1992 )

10
2.1.6 Komplikasi

Menurut (padila, 2015) komplikasi kemungkinan yang timbul

setelah dilakukan operasi ini antara lain :

1) Infeksi puerperal (Nifas)

2) Pendarahan

3) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandungan

kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi

4) Kemungkinan purture tinggi spontan pada kehamilan

berikutnya

2.1.7 Perawatan Post Operasi Sectio Caesarae

Ibu yang bersalin melalui operasi sectio caesarea juga

memiliki masa nifas , namun lebih sedikit dengan rata – rata masa

nifas lebih panjang . pada operasi sectio caesarea , mesti tak semua

dokter melakukannya umumnya rahim itu dibersihkan . cara dokter

menjga kontraksi rahim pada kasus – kasus pendarahan setelah

persalinan adalah dengan kompresi atau menekan Rahim dari luar

dibagian perut . bila dicurangi ari- ari tertinggal , tangan dokter

yang streril masuk kedalm vagina dan Rahim untuk

membersihkannya . seperti biasa terlihat melalui pemeriksaan

USG . biasanya pemeriksaan dilakukan seminggu pasca

persalinan , jika aman maka diperiksa sebulan kemudian ( indriati ,

2015 )

11
Di unit perawatan invasive , ibu dibaut senyaman mungkin,

observasi meliputi : tekanan darah, nadi diperiksa setiap 15 menit

selama 1 jam atau sampai stabil dan kemudian tiap 30 menit untuk

jam berikutnya dan kemudian 1 jam untuk jam berikutnya.

2.2 Konsep Kebutuhan Personal Hygiene

2.2.1 Pengertian Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahsa yunani , bersal dari kata

personal yang artinya perorangan dan hygiene berrti sehat . dari

pernytaan tersebut dapt diartikan bahwa kebersihan perorangan atau

personal hygiene adalah suatu tindakan utnuk memelihara kebersihkan

dan kesehatan seorang utnuk kesejahteraan , baik fisk , maupun

psikisnya .

Tujuan perawatan personal hygiene (sulistyo andarmoyo , 2012 )

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memelihara kebersihkan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

4. Pencegah penyakit

5. Meningkatkan percaya diri seseorang

6. Mencipkan keindahan

Kebutuhan personal hygiene merupakan suatu kebutuhan

perawatan diri, yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik

secara fisik. Masalah social yang berhubungan dengan personal

hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai

12
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktulisasi diri, dan gangguan

interaksi social .

Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah

body image, praktik social, status ekonomi, pengetahuan atau

perkembangan individu, budaya, kebiasaan seseorang, kondisi fisik,

dan agama .

Konsep keterampilan pemenuhan kebutuhan personal hygiene

meliputi:

2.2.2 Memandikan Pasien

Memandikan pasien adalah suatu tindakan seluruh bagian

tubuh pasien dengan cara memposisikan pasien berrbaring ditempat

tidur dengan menggunkan air bersih , sabun , larutan antiseptic

Memandikan pasien merupakan salah satu upaya untuk

menciptakan personal hygiene yang bertujuan meningkatkan derajat

kesehatan dan mencegah penyakit dalam diri pasien .

a. Tujuan

1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan

2. Membrikan rasa nyaman

3. Merangsang peredaran darah

4. Sebagai pengobatan

5. Mengcegah infeksi mendidik pasien dalam kebersihan

perorangan

b. Persiapan alat

13
1. Satu stel pakaian bersih

2. Baskom mandi dua buah , masing – masing berisi air dingin

dan air hangat

3. Satu atau dua buah handuk bersih

4. Kain penutup

5. Tempat bertutup untuk pakaian kotor

6. Sampiran atau scherm biala perlu

c. Pelaksanaan

1. Pintu jendela atau korden ditutup dan digunakan scherm bila

perlu

2. selimut dan bantal dipindahkan ditempat tidur , bila masih

dibutuhkan bantal digunakan seperlunya

3. perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien

4. beritahu pasien nahwa pakaian bagian atas harus dibuka , lalu

bagian yang terbuka itu ditutup dengan selimut mandi atau

kain penutup

5. pasien siap di mandikan dengan urutan sebagai berikut :

a. mencuci muka

b.mencuci lengan

c.mencuci dada dan perut

d. mencuci punggung

e. mencuci kaki

f.mencuci lipatan paha dan genetalia

14
2.2.3 Perawatan Gigi dan Mulut

Merupakan tindakan pada pasien dengan cara membersihkan serta

menyikat gigi dan mulut secara teratur , tindakan ini dilakukan untuk

mempertahankan kebersihan rongga mulut , gigi dan lidah

1. Menyikat gigi

Membersihkan gigi dari kotoran atau sisa makanan dengan

menggunakan sikat gigi , dan dilakukan pada pasien yang tidak

dapat melaksanakan sendiri

a. Tujuan

1. Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut agar tetap

sehat dan tidak berbau

2. Mencengah terjadinya infeksi seperti stomatitis , keruskan

gigi dan lain – lain

3. Memberi perasaan nyaman pada pasien dan meningkatkan

kepercayaan dalam diri pasien

b. Persiapan alat

1. Handuk dan kain pengalas

2. Sikat gigi dan pasta gigi

3. Gelas kumur yang berisi air bersih

4. Bengkok ( nirbekken ) untuk tempat pembuangan bekas air

kumur

c. Pelaksanaan

15
1. handuk diletakkan dibawah dagu dan pipi

2. kain pengalas diletakkan diatas handuk dibawah dagu

3. siapkan sikat gigi basah yang berisi pasta

4. sikatlah gigi pasien dengan gerakkan naik turun ,kemudin

bilas selanjutnya bibir dan sekitarnya dikeringkan

5. handuk dan pengalas diangkat

6. posisi pasien diatur kembali

7. peralatan dibersihkan , dibereskan dan kembalikan

ketempat semula

2. Membersihkan mulut

Membersihkan rongga mulut , lidah dan gigi dari semua

kotoran atau sisa makanan dengan mempergunakan kain kasa atau

kapas yang dibasahi air bersih

a. Tujuan

1. Mempertahankan kebersihkan rongga mulut , lidah dan gigi

dari semua kotoran dan sisa makanan agar tetap sehat dan

tidak berbau

2. Mengcegah terjadinya infeksi seperti stomatitis dan lain –

lain

3. Memberi perasaan nyaman pada pasien dan meningkatkan

kepercayaan diri pasien

b. Persiapan alat

1. Handuk dan kain pengalas

16
2. Gelas kumur berisi air masak atau NHCI , 1 % obat kumur ,

borax gliserin 10%

3. Sudip lidah ( toung spatel ) yang telah dibungkus kasa

4. Kapas lidih

5. Bengkok ( niernekken )

6. Kain kasa

7. Pinset atau arteri klem

c. Pelaksanaan

1. Handuk dan kain pengalas diletakkan dibawah dagu dan pipi

pasien

2. Ujung pinset atau arteri klem dibungkusndengan kain kasa

dan di basahi air masak atau NHCL atau garam

3. Mulut pasien dibuka dengan sudip lidah ( pada pasien tidak

sadar )

4. Rongga mulut dibersihkan mulai dari dinding rongga mulut ,

gusi , gigi , lidah dan terakhir bibir

5. Kain kasa yang kotot dibuang pada bengkok ( nierbekken )

6. Tindakan pembersihan tersebut diulang samapai bersih

7. Selanjutnya oleskan cairsn borax gliserin

8. Bila ada stomatitis oleskan larutan gentian violet atau oabt

lain

9. Pasien dibaringkan dengan seksama

17
10. Peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikembalikan

ketempat semula

11. Evaluasi

12. Dokumentasi

2.2.4 Mencuci dan Menyisir Rambut

Suatu proses membersihkan dan merapikan rambut pasien dengan

menggunakan air dan sampo serta merapikan dengan menggunakan

sisir .

1. Mencuci rambut

Mencuci rambut dan kulit kepala dengan menggunakan sampo

a. Tujuan

1. membersihkan kulit kepala dan rambut

2. menghilangkan bau dan memberi rasa nyaman

3. merangsang peredaran darah dibawah kulit kepala

4. membasmi ketombe

b. Persiapan alat

1. handuk dua helai

2. perlak panjang sebagai pengalas

3. baskom berisi air hangat

4. gayung

5 . sampo dalam tempatnya

6. ember kosong

7. celemek untuk petugas

18
8. sampiran

9. alat pengeering rambut bila diperlukan

10. sisir

11. kain kasa dan kapas

c. Pelaksanan

1. bila pasien tidak dapat duduk , posisi tidurnya diatur sengan

kepala di pingir tempat tidur.

2. ember diletakkan dibawah tempat tidur bagian bawah

3. perlak pengalas dpasang dibawah kepala dengan sisi kanan

dan kirinya digulung sedikit kedalam dan ujungnya berada

didalam leher

4. lubang teliga ditutup dengan kapas , dan mata ditutupi

dengan kain kasa atau sapu tangan pasien

5. dada ditutup dengan handuk sampai keleher

6. rambut disisir , kemudian disiram dengan air hangat ,

selanjutnya rambut dicuci dengan sampo .rambut dibilas

berapa kali dengan air hangat , bersamaan dengan itukepala

di pijit – pijit

7. kepala di angkat dan diberi alas handuk , selanjutnya

rambut dikeringkan

8. kapas penutup lubang teliga dan kain kasa penutup mata

diangkat dan letakkan dalam bengkok nierbekken

19
9. rambut dikeringkan dengan handuk , rambut disisr dengan

rapi

10. posisi pasien diatur kembali

11. peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikembalikan

ketempat semula

2. Menyisir rambut

Mengatur rambut agar rapi dengan menggunakan sisir,

dilakukan pada pasien yang tidak dapat menyisir rambut sendiri.

a. Tujuan

1. memberikan rasa nyamn dan meningkatkan kepercayaan

diri dalam diri pasien

2. memelihara rambut agar tetap rapi

3. merangsang kulit kepala

4. mengcegah adanya kutu kepala dan kotoran lain

5. mengetahui apakah ada kelainan pada kulit kepala

b. Persiapan alat

1. sisir

2. kain senada / handuk

3. karet gelang untuk pasien yang berambut panjang

4. air/ minyak bila perlu

5. kertas untuk membungkus kotoran / rambutyang rontok

6. bengkok ( nierbekken ) berisi larutan desinfektan , khusus

untuk pasien yang berkutu

20
c. Pelaksanaan

1. menyisir rambut dapat dilakukan pada pasien yang

berbaring ataupun duduk

2. kain penadah / handuk diletakkan pada bahu / dibawah

3. rambut pan jang dan kusut dibelah dua , kemudian disisir

secara bertahap dimulai dari bagian bawah ( ujung rambut )

setelah rapi rambut di ikat

4. rambut yang pendek disisir dari panggal keujung

5. rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan

kertas , kemudian dibuang ketempat yang tersedia

6. peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikembalikan

ketempat semula

2.2.5 Perawatan Kuku

Tindakan keperawatan pada kuku pasien yang panjang , karena tidak

dapat melakukan sendiri atau merawat kukunya sendiri

a. Tujuan

1. Menjaga kebersihan

2. Mengcegah timbulnya luka atau infeksi

b. Persiapan alat

1. Pemotong kuku

2. Handuk

3. Bengkok

4. Baskom berisi air hangat

21
5. Sabun dalam tempatnya

6. Sikat kuku

7. Kapas

8. Aceton ( bila perlu )

c. Pelaksanaaan

1. Memotong kuku jari tangan

(a) Tangan direndam didalam air hangat selama 2-3 menit untuk

melunakkan kuku , bila kuku sangat kotor harus disikat

dengan sikat tanagn dan sabun , lalu bilas dengan air hangat

dan keringkan dengan handuk .

(b) Tangan diletakkan diatas bengkok supaya potongan kuku

tidak berserahkan,cara memotong kuku jari tangan

disesuaikan dengan lengkungan kuku

2. Memotong kuku jari kaki

(a) Kaki direndam didalam air hangat selama 3-5 menit ( lebih

lama daripada merendam kukujari tangan , karena kuku jari

lebih keras )

(b) Bila sangat kotor , kaki harus disikat dengan sikat dan

sabun lalu dibilas dengan air hangat dan dikeringkan

dengan handuk

(c) Kuku kaki dipotong lurus , lalu dibersihkan dengan sikat

(d) Peralatan dibersihkan , dibereskan dan dikembalikan

ketempatnya

22
3. Perhatian

(a) Memotong kuku jangan terlalu dalam , karena dapt

menimbulkan luka an infeksi

(b) Pasien yang dapat memotong kukunya tetapi tidak

sempurna harus dibantu oleh perawat

(c) Bila perlu cat kuku dibersihkan dengan aceton

23
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain studi kasus ini adalah studi kasus deskriptif artinya hanya

menggambarkan atau memamparkan variable – variable yang diteliti tanpa

menganalisa hubungan variable. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk

deskriptif agar pembaca dapat memahami data tersebut dengan mudah.

Penelitian ingin mengetahui gambaran pemenuhan perawatan Personal

Hygiene Pada Pasien Post Op Section Caesarae di Rumah Sakit Umum Faisal

Kota Makassar.

3.2 Subjek Studi Kasus

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi sebagai acuan subjek penelitian.

1. Kriteria Inklusi

a. pasien post op sectio caesarae hari pertama

b. pasien dengan kehamilan primi para

c. pasien yang bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi

a. pasien yang tidak kooperatif

b. pasien rencana pulang

3.3 Fokus Studi

Fokus studi pada studi ini adalah pemenuhan perawatan personal

hygiene pada pasien post op section caesarae di rumah sakit.

24
3.4 Defenisi Operasional

3.4.1 Tabel Defenisi Operasional

Kriteria Objektif
Definisi Operasional Cara Ukur
Hasil Ukur
Personal hygiene merupakan suatu Lembar observasi 1. kebutuhan personal
kebutuhan untuk mempertahkan personal hygiene hygiene terpenuhi
kesehatannya baik fisik maupun 1. memandikan jika ke empatt
2. perawatan gigi kebutuhan personal
psikogis, kebutuhan personal
dan mulut hygiene diberikan
hygiene kulit,kuku dan kaki,mulut 3. mencuci dan pada pasien post op
dan gigi rambut dan alat menyisir rambut sectio caesarea
kelamin(ulyah dan hidayat 2011 ) 4. perawatan kuku 2. kebutuhan personal
1. Memandikan pasien adalah hygiene tidak
suatu tindakan seluruh terpenuhi jika salah
bagian tubuh pasien satu dari kebutuhan
personal hygiene
dengan cara memposisikan
tidak dilakukan atau
pasien berrbaring ditempat semuanya tidak
tidur dengan menggunkan dilakukan atau
air bersih , sabun , larutan kesemuanya tidak di
antiseptic lakukan paaada
2. Perawatan gigi dan mulut pasien post op sectio
Merupakan tindakan pada caesarea
pasien dengan cara
membersihkan serta
menyikat gigi dan mulut
secara teratur , tindakan ini
dilakukan untuk
mempertahankan
kebersihan rongga mulut ,
gigi dan lidah .
3. mencuci dan menyisar
rambut merupakan Suatu
proses membersihkan dan
merapikan rambut pasien
dengan menggunakan air
dan sampo serta merapikan
dengan menggunakan sisir.
4. perawatan kuku merupakan
Tindakan keperawatan
pada kuku pasien yang

25
panjang , karena tidak
dapat melakukan sendiri
atau merawat kukunya
sendiri .

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit

3.6 Pengumpulan Data

1) Wawancara

Merupakan metode dalam pengumpulan data dengan mewancarai

secara langsung dari responden yang diteliti, metode ini memberikan

hasil secara langsung

2) Dokumentasi

Merupakan cara pengumpulan data penelitian melalui dokumen

(data sekunder) seperti data statistic, status pemerikasaan pasien, rekam

medic, laporan, dan lain-lain

3) Observasi( pengamatan)

Merupakan cara melakukan pengumpulan data penelitian dengan

observasi secara langsung kepada responden yang dilakukan penelitian

untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam observasi

ini instrument yang dapat digunakan antara lain lembar observasi,

panduan, pengamatan atau observasi atau ckelist.

3.7 Penyajian Data

Penyajian Verbal merupakan penyajian hasil penelitian dengan

menggunakan kata – kata berupa narasi

26
3.8 Etika Studi kasus

Dalam melakukan penelitian ada beberapa hal yang harus

diperhatikan terutama masalah etik menurut Komisi Etik Penelitian

Kesehatan bahwa penelitian perlu memerhatikan kesehatan dan keselamatan

jiwa manusia, keluarga dan masyarakat yang bersangkutan dalam melakukan

penelitian (rachmawaty,2017)

27

Anda mungkin juga menyukai