Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Trend dan Issue Keperawatan Maternitas

”Suction Cutterage”

Disusun Oleh :

Dede Dhazreka

15100012

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA

YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Ny sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

Yogyakarta, 13 April 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
3. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB 2 ................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
1. Pengertian ........................................................................................................... 3
2. Tekhnik Suction Curretage ................................................................................. 4
3. Komplikasi .......................................................................................................... 7
BAB 3 ................................................................................................................................. 9
PENUTUP ...................................................................................................................... 9
1. Simpulan ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Asuhan maternitas memiliki arti asuhan yang lebih luas pada ibu, bayi
baru lahir dan anggota keluarga yang lain serta menekankan pentingnya
hubungan interpersonal yang bermakna pada keluarga dengan
mempertimbangkan faktor yang kritis dalam meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan keluarga besar secara keseluruhan.
Seiring pengetahuan dan teknologi terus berkembang, sebuah upaya
dilakukan untuk membentuk payung konseptual yang menaungi layanan
kesehatan ibu dan janin sebagai satu unit. Pada Rumah Sakit yang hanya
menangani klien maternal dan neonatus tidak dengan penyulit, harus
memberikan layanan preventif yang maksimal dan upaya deteksi dini, sehingga
bila ada penyulit dapat segera dirujuk. Ibu dan bayi baru lahir beresiko tinggi
akan ditangani di Rumah Sakit yang memiliki sumber daya manusia dan tenaga
ahli untuk menangani berbagai komplikasi kehamilan atau komplikasi yang
mungkin dialami oleh bayi baru lahir.
Dalam kurun waktu 100 tahun, perawatan maternitas sudah mengalami
banyak perubahan sebagai respon dari kemajuan teknologi, obat, perawatan
dan keinginan individu dari pasangan yang memiliki anak. Perubahan
signifikan yang menjadi tren saat ini adalah meningkatnya kelahiran secara
Caesar dan induksi persalinan. Manajemen persalinan dan kelahiran telah
beralih dari intervensi obstetri sederhana dan kelahiran secara natural menjadi
intervensi obstetri yang lebih canggih dan kelahiran yang dapat dikontrol, pada
generasi saat ini terdapat dorongan untuk memanfaatkan teknologi tersebut.

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Suction Curretage?
b. Bagaimana tekhnik Suction Curretage?
c. Apa komplikasi Suction Curretage?

1
3. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang trend dan issue
keperawatan maternitas “Suction Cutterage”.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kuratase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat
kuratase (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuratase, penolong harus
melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks
dan besarnya uterus gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan
misalnya perforasi (Harnawatiaj, 2008).
Suction atau penyedotan merupakan teknik yang paling banyak
dilakukan untuk kehamilan usia dini dilakukan berkisar usia antara 1-3 bulan
pertama dalam kehidupan janin. Mesin penyedot bertenaga kuat dengan ujung
tajam dimasukkan ke dalam rahim lewat mulut rahim yang sengaja
dimekarkan. Penyedotan ini mengakibatkan tubuh bayi berantakan dan
menarik ari-ari (plasenta) dari dinding rahim. Hasil penyedotan berupa darah,
cairan ketuban, bagian-bagian plasenta dan tubuh janin terkumpul dalam botol
yang dihubungkan dengan alat penyedot ini. Ketelitian dan kehati-hatian dalam
menjalani metode ini sangat perlu dijaga guna menghindari robeknya rahim
akibat salah sedot yang dapat mengakibatkan pendarahan hebat yang terkadang
berakhir pada operasi pengangkatan rahim. Peradangan dapat terjadi dengan
mudahnya jika masih ada sisa-sisa plasenta atau bagian dari janin yang
tertinggal di dalam rahim. Hal inilah yang paling sering terjadi yang dikenal
dengan komplikasi paska-aborsi.
Suction curretage telah terbukti sebagai teknik yang paling mujarab
untuk evakuasi uterus pada trimester pertama kehamilan. Suction curretage
memiliki kelebihan dibandingkan sharp curettage karena memiliki insiden
perforasi uterus yang lebih rendah dan lebih sedikit darah. Poin perhatian
dalam perawatan harus diambil untuk menentukan lamanya masa kehamilan.
Ini harus dilihat melaui riwayat dan dengan pemeriksaan fisik panggul. Selain
itu, rongga uterus harus diukur secara akurat dengan USG sebelum memulai
prosedur. Dengan cara ini, kehamilan yang melebihi 13 minggu harus
didiagnosis, dan melakukan aborsi suction, dalam keadaan di mana manfaat

3
potensial lebih besar daripada risiko melakukan aborsi pada trimester kedua
dengan teknik hisap.
Dalam melakukan tindakan suction curettage dokter bedah harus
memastikan bahwa aliran udara yang cukup melalui pompa hisap dan harus
dipertahankan setiap saat. Aliran udara dalam sistem sekitar 100 mL / menit.
Untuk kebanyakan mesin kuret hisap standar, ini berarti memutar pompa ke
pengaturan maksimum. Aliran udara bila dikurangi atau rendah dibatas 100 mL
/ menit melalui alat suction akan meningkatkan risiko perdarahan dan infeksi
pascalahir. Jika dicurigai ada nya perforasi pada rahim maka vakum harus
dimatikan, dan kuret harus lepaskan dengan hati-hati untuk mencegah cedera
pada usus.

2. Tekhnik Suction Curretage

Pasien diposisikan dalam


posisi litotomi dorsal setelah di
anestesi yang tepat (umum,
regional, atau lokal) telah
diberikan.

Pemeriksaan pelvis
yang hati-hati dilakukan
untuk memastikan ukuran
kehamilan rahim secara
akurat.

4
Bibir anterior serviks digenggam
dengan tenaculum Jacobs yang lebar.
Tenacula bergigi tunggal harus dihindari,
karena mereka cenderung merobek leher
rahim yang hamil. Sound rahim dilewatkan
melalui serviks tanpa cela sampai fundus
tercapai. Panjang rongga uterus dicatat.

Tapered dilator serviks, seperti dilator


Pratt, digunakan untuk melebarkan serviks
secara progresif, biasanya hingga 10 mm.
Dilator nontapered, seperti dilator Hegar, harus
dihindari karena mereka sulit melewati serviks,
terutama pada pasien nulipara, dan
menghasilkan trauma serviks dalam jumlah
yang lebih besar.

Setelah dilatasi yang tepat,


kanula hisap dimasukkan melalui
serviks. Sedotan kanula harus
berdiameter besar, seperti cannulae 10-
mm, lebih baik dari variasi
melengkung atau angulated. Ini karena
360 derajat busur kanula harus dibuat untuk
menghilangkan semua jaringan
kehamilan. Ketika 360 ° busur dibuat
dengan kanula bersudut, diameter
busur yang dibuat dalam rongga
intrauterin oleh kanula suction angulasi
berlebihan. Kuret hisap harus
dimasukkan sampai ke fundus.

5
Alat Suction dipasangkan ke kuret.
Kuret diputar dalam busur 360 ° dan
secara perlahan ditarik dengan
penambahan 1-cm.

Suction Curretege harus


dimasukkan 2-3 kali untuk memastikan
bahwa semua hasil konsepsi telah
dibuang secara cukup.

Ovum dimasukkan ke dalam rongga


endometrium dan dibuka, ditutup, dan ditarik
beberapa kali untuk memastikan bahwa
semua jaringan kehamilan telah dihilangkan.

Pasien diamati selama 2 jam untuk


perdarahan sebelum dibuang.

6
3. Komplikasi
a. Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada
kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus yang dapat menjurus
ke rongga peritoneum, ke ligatum latum, atau ke kandung kencing.
Oleh sebab itu letak uterus harus ditetapkan terlebih dahulu dengan
seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks jangan
digunakan tekanan yang berlebihan. Pada kerokan kuret dimasukkan
dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret keluar dapat dilakukan
dengan tekanan yang lebih besar.
Bahaya perforasi adalah perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi
perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu, penderita harus diawasi
dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan
darah, kenaikan suhu, turunnya hemoglobin dan keadaan perut bawah.
Jika keadaan meragukan atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya
dilakukan laparatomi percobaan dengan segera.

b. Luka Pada serviks uteri


Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat
timbul robekan pada serviks dan perlu dijahit. Apabila terjadi luka
pada ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul adalah
perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan
vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan
tibulnya incompetent cervix.

c. Perlekatan dalam kavum uteri


Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan pengalaman. Sisa-
sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium
jangan sampai terkerok, karena hal itu dapat menyebabkan terjadinya
perlekatan dinding kavum uteri di beberapa tempat. Sebaiknya
kerokan dihentikan pada suatu tempat apabila ditempat tersebut
dirasakan bahwa jaringan tidak begitu lembut lagi.

7
d. Perdarahan
Kerokan pada kehamilan agak tua atau pada mola hidatidosa ada
bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya
diselenggarakan transfusi darah dan sesudah kerokan selesai
dimasukkan tampon kassa kedalam uterus dan vagina (Prawirohardjo,
2007).

8
BAB 3

PENUTUP

1. Simpulan
Suction Curretage dilakukan dengan mesin penyedot bertenaga kuat
yang dimasukkan ke dalam rahim. Saat melakukan itu, mulut rahim sengaja
dibuat renggang untuk membuat janin luruh dan ari-ari (plasenta) terlepas dari
dinding rahim.
Dengan metode ini, seseorang akan berisiko menderita robek rahim yang
disebabkan salah sedot. Jika itu terjadi, maka wanita itu akan mengalami
komplikasi pendarahan hebat. Akibatnya, akan menjalani pengangkatan rahim,
atau terkena radang jika masih ada sisa-sisa plasenta atau bagian dari janin yang
tertinggal di dalam rahim. Dan, akhirnya bisa berujung pada kematian.

9
DAFTAR PUSTAKA
Di akses melalui website
https://www.womenonwaves.org/id/page/3364/what-is-a-curettage-vacuum-
aspiration-and-is-it-necessary-after-medical-abortion pada tanggal 13 April 2018.
Diakses melaui website
http://www.atlasofpelvicsurgery.com/5Uterus/2SuctionCurettageandAbortion/cha
p5sec2.html pada tanggal 13 april 2018.
Diakses melaui website http://www.resep.web.id/kesehatan/metode-metode-
aborsi-lengkap-dengan-foto-ngeri-stop-aborsi.htm pada tanggal 13 april 2018.
Diakses melaui website
https://seohwanheefls.wordpress.com/2013/03/07/kuretase/ pada tanggal 13 april
2018.
Diakses melaui website http://doktersehat.com/5-metode-aborsi-dan-
bahayanya/ pada tanggal 13 april 2018.
Diakses melaui website
http://www.priestsforlife.org/resources/medical/suctionexplanation.htm pada
tanggal 13 april 2018.
Diakses melaui website http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Maternitas-Komprehensif.pdf pada tanggal
13 april 2018.

10

Anda mungkin juga menyukai