Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah Angka
Kematian Ibu (AKI). WHO menyebutkan, lebih dari 500.000 perempuan
meninggal setiap tahun akibat persalinan. AKI di Indonesia saat ini masih tinggi
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Berdasarkan Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 AKI di Indonesia terdata
307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian perinatal adalah 351/1.000
kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2005 mencapai 262/100.000
kelahiran hidup, tahun 2006 mencapai 255/100.000 kelahiran hidup dan tahun
2007 mencapai 248/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2006/2007).

Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor


faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosial
ekonomi. Menurut SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) tahun 2005,
penyebab obstetrik langsung terdiri dari perdarahan (28%) eklampsia (24%) dan
infeksi (11%). Penyebab tak langsung kematian ibu berupa kondisi kesehatan
yang dideritanya misalnya, Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, anemia (Hb<11
gr/dl) 40% dan penyakit kardiovaskuler (Sarwono, 2005).

Frekuensi ibu hamil dengan


1 anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%
sedang di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu
hamil merupakan predisposisi anemia defisiensi zat besi di Indonesia (Saifuddin,
2006). Menurut WHO kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% sampai
89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan
di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemukan
angka anemia kehamilan 3,8 % pada trimester 1,13% trimester II < dan 24,8 %
pada trimester III (Sarwono,2002).
Kejadian anemia dalam kehamilan di Kota Bengkulu pada tahun 2009 ibu
anemia sebanyak 441 dari total ibu hamil 8.640 orang dan pada tahun 2010
terdapat 231 ibu hamil anemia dari jumlah total ibu hamil 6.867 orang (data
terlampir), yang tersebar di seluruh Puskesmas yang ada di Kota Bengkulu dan
Puskesmas Sukamerindu memiliki jumlah ibu hamil anemia terbesar
dibandingkan 18 Puskesmas lainnya sebesar 70 orang ibu hamil anemia (Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas/SP2TP, 2010).

Anemia yang terjadi saat hamil dapat mengakibatkan abortus, prematur,


perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia, Bayi
Baru Lahir Rendah (BBLR), atonia uteri, retensio placenta, dan gangguan
involusio uteri sampai kematian. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan
bahwa kebanyakan anemia pada kehamilan adalah karena kekurangan zat besi
yang diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi
(Sarwono,2002).
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi hemoglobin


Haemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran
kuantitatif tentang beratnya kekurangan zat besi setelah anemia berkembang (Pearce,
2002).
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi yang memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dengan membentuk oxihaemoglobin di dalam sel
darah merah. Haemoglobin merupakan pigmen yang memberikan warna merah pada
darah ( Sadikin, 2001).
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan besi dan memiliki kemampuan
untuk mengikat oksigen di dalam sel darah merah. Besi yang berada di dalam
molekul hemoglobin sangat penting untuk menjalankan fungsi pengikatan dan
pelepasan oksigen. Apabila terjadi kekurangan besi, jumlah hemoglobin juga akan
berkurang yang menimbulkan keadaan kurang darah atau anemia.

2.2 Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran


darah merah (Costill, 1998). Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-
kira15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut 100 persen
(Evelyn,2009). Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan
karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah
menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin
(WHO dalamArisman,2002).
Tabel 2.1 Batas Kadar Hemoglobin

Kelompok umur Batas nilai hemoglobin(gr/dl)

Anak 6 bulan- 6 tahun 11,0

Anak 6 tahun- 14 tahun 12,0

Pria dewasa 13,0

Ibu hamil 11,0

Wanita dewasa 12,0

Sumber: WHO dalam arisma 2012

2.3 Pembentukan Hemoglobin


Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah. Pembentukan
sel darah merah yang paling penting adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat;
tetapi tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C, riboflavin dan tembaga serta
keseimbangan hormon, terutama eritropoietin (hormon yang merangsang
pembentukan sel darah merah). Tanpa zat gizi dan hormon tersebut, pembentukan sel
darah merah akan berjalan lambat dan tidak mencukupi, dan selnya bisa memiliki
kelainan bentuk dan tidak mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya
(Dahlan, 2009).

Struktur Hemoglobin (Hb)


Pada pusat molekul terdiri dari cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin
yang menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan situs/lokal ikatanoksigen.
Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan
gabungan dari heme dan globin, globin sebagai istilah generik untuk protein
globular.Ada beberapa protein mengandung heme dan hemoglobin adalah yang
paling dikenal dan banyak dipelajari.Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa
tetramer (mengandung 4 submit protein), yang terdiri dari dari masing-masing dua
sub unit alfa dan beta yang terikat secara non kovalen. Sub unitnya mirip secara
struktural dan berukuran hampir sama.Tiap sub unit memiliki berat molekul kurang
lebih 16.000 Dalton sehingga berat molekul total tetramernya menjadi 64.000
Dalton. Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara
keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitasempat molekul oksigen (Wikipedia,
2007).
7

2.4 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin


Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh.
Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin,
sehinggaanemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecildan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga
merupakan mikronutrien essensildalam memproduksi hemoglobin yang
berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk
dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dankomponen lain pada
sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase.
Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah
danmioglobin dalam sel otot. Kandungan 0,004 % berat tubuh (60-70%)
terdapatdalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati,
hemosiderin didalam limpa dan sumsum tulang (Zarianis, 2006).Kurang lebih
4% besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi
sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun
jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting.
Mioglobinikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membran masuk
kedalam sel-selotot. Sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-senyawa
mitokondria yang mengandung besi lainnya, memegang peranan penting
dalam proses oksidasi menghasilkanAdenosin Tri Phosphat (ATP) yang
merupakan molekul berenergi tinggi. Sehinggaapabila tubuh mengalami
anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan bekerja. Pada anak
sekolah berdampak pada peningkatan absen sekolah dan penurunan prestasi
belajar (WHO dalam Zarianis, 2006).Menurut Kartono J dan Soekatri M,
Kecukupan besi yang direkomendasikanadalah jumlah minimum besi yang
berasal dari makanan yang dapat menyediakancukup besi untuk setiap
individu yang sehat pada 95% populasi, sehingga dapatterhindar
kemungkinan anemia kekurangan besi (Zarianis, 2006).

2. Metabolisme Besi dalam Tubuh 8

Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang


dewasasehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-
sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g) myoglobin (150 mg),
phorphyrin cytochrome,hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua
bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk
keperluan metabolik dan bagian yangmerupakan cadangan. Hemoglobin,
mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dannonhem adalah bentuk besi
fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi
cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologisdan jumlahnya 5-
25 mg/kg berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besicadangan
yang biasanya terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Metabolisme
besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan,
penyimpanan, dan pengeluaran (Zarianis, 2006)

2.5 Fungsi Hemoglobin


Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah yang
bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah
merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan
mengapa kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia. Fungsi utama
haemoglobin mengikat oksigen yang kemudian bersama dengan sirkulasi darah
melakukan proses difusi osmosis dalam proses respirasi sel (Pearce, 2004). Fungsi
utama adalah mengikat dan membawa oksigen dari paru untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh sel di berbagai jaringan (Sadikin, 2001). Hemoglobin di dalam
darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paruuntuk dikeluarkan hemoglobin
(Sunita, 2001).Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir
oksigen :menerima, menyimpan, dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot.
Sebanyak kurang lebih 80% zat besi tubuh berada di dalam dari jaringan-
jaringan tubuh sebagai hasilmetabolisme ke paru-paru untuk dibuang untuk
mengetahui apakahseseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui
dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari
normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).

Menurut FKUI dalam eksperimen Laboratorium Biokimia (2001) disebutkan


bahwa fungsi haemoglobin antara lain:
a. Mengikat dan membawa oksigen dari paru ke seluruh jaringan tubuh.
b. Mengikat dan membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh ke
paru
c. Memberi warna merah pada darah
d. Mempertahankan keseimbangan asam basa dari tubuh

2.6 Cara Pengukuran Kadar Hb


Penetapan kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara
salah satunya dengan menggunakan alat test kadar hemoglobin dalam darah yang
bekerja secara digital dengan hasil prediksi lebih cepat,akurat,tidak sakit,kapan saja
dan dimana saja, atau dikenal dengan Hb digital (Ridha, 2010).
a. Cara pengukuran kadar Hb digital
Alat, bahan dan cara kerja Hb digital
1. Alat dan bahan :
a. Hb digital
b. Lancet dan autoclick
c. Test strips
d. Kapas alkohol
2. Cara kerja :
a. Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol, lalu
tunggu hingga kering.
b. Nyalakan Hb digital dan masukkan test strips dalam lubang/ tempat
yang ada pada Hb digital.
c. Tusuk ujung jari yang sudah dibersihkan dengan menggunakan lanset,
kemudian darah yang keluar dari ujung jari dimasukkan kedalam test
strips sampai tanda batas.
d. Tunggu hasil kadar Hb beberapa saat, pada monitor Hb digital.
Evaluasi nilai hemoglobin juga perlu memperhatikan usia penderita karena
nilai normal berbeda pada bayi dan pada orang dewasa. Nilai normal pada
pemeriksaan kadar hemoglobin adalah sebagai berikut :
a. Pria : 14 - 18 g/dl
b. Wanita : 12 - 16 g/dl
c. Bayi : 20 - 22 g/dl.

b. Pemeriksaan Hemoglobin dengan Metode Sahli


Hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah
oksigen. Kriteria persangkaan Anemia bila Hb dibawah :
a) Pria dewasa 13 g %
b) Wanita tak hamil 12 g %
c) Wanita hamil 11 g %
d) Anak : 6 bl 6 th 11 g %
6 th 14 th 12 g %
Reagensia :

1. HCl 0,1 N
2. Aquabidest

Alat/sarana :

1. Pipet hemoglobin
2. Alat sahli (Hb Sahli Set)
3. Pipet pastur
4. Pengaduk
Prosedur kerja :

1. Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung sahli sampai angka 2


2. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan
desinfektan (alkohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk
dengan lancet atau alat lain
3. Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan ujung
pipet, kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan
caramenggeserkan ujung pipet ke kertas saring/kertas tisu.
4. Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin,
sampaiujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-
pelan.Usahakan agar tidak timbul gelembung udara. Bilas sisa darah
yangmenempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl dan
meniupnyalagi sebanyak 3-4 kali.
5. Campur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit.
6. Masukkan ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquadest tetes
demi tetes sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogen) sama
dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar
hemoglobin pada skala tabung.
BAB III

PENUTP

3.1 KESIMPULAN

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan besi dan memiliki kemampuan
untuk mengikat oksigen di dalam sel darah merah. Besi yang berada di dalam
molekul hemoglobin sangat penting untuk menjalankan fungsi pengikatan dan
pelepasan oksigen. Apabila terjadi kekurangan besi, jumlah hemoglobin juga
akan berkurang yang menimbulkan keadaan kurang darah atau anemia.
Hemoglobin memiliki beberapa kegunaan salah satunya yaitu mengikat dan
membawah oksigen ke paru-paru dan diedar keseluruh tubuh.

3.2 SARAN

Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan pelayanan yang maksimal.


Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan berisiko tinggi terutama dalam
menerapkan pemeriksaan hemoglobin dengan metode Sahli. Maka dari itu
seorang bidan sebagai tenaga medis wajib menjalankan tugas sesuai prosedur
yang sudah ditentukan berdasarkan pengetahuan praktik klinik.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1989. Hematologi.Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta.

Gandosoebrata, R.1969. Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta : Dian Rakyat

Ganong, W. F. 2010. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai