Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

HIPEREMESIS GRAVDARUM DI RUANG MAWAR


STASE MATERNITAS

OLEH:
EKA ALIFATUL ROFIAH
NIM : 201906053

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
LAPORAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DIRUANG MAWAR

PRAKTEK KEPERAWATAN STASE MATERNITAS

NAMA : EKA ALIFATUL ROFIAH

NIM : 201906053

TANGGAL : 6 JULI s/d 25 JULI 2020

MAHASISWA

(Eka Alifatul Rofiah)


PRECEPTOR ACADEMIK

(Dr. Ratna Hidayati, M.Kep, Sp. Mat)


A. pengertian

hipermesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil

sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi

buruk karena terjadi dehidrasi. Mual biasanya terjadi pada pagi hari. Tetapi dapat

timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6

minggu setelah hari ertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Hipermesis gravidarum ( vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea

dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi

efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. Hyperemesis diartikan

sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Fairer,

1990).

B. Etiologi

Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, frekuensi kejadian

adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Adapun faktor-faktor predisposisi yang

dikemukakan:

a. Faktor organik yaitu karena masuknya vili khriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurunkan dari ibu

terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan satu respon

dari jaringan ibu terhadap jaringan janin.

b. Faktor psikologis yaitu faktor ini memegang peran penting terhadap penyakit ini,

rumah tangga yang tidak utuh, hilang pekerjaan, takut terhadap persalinan dapat

menyebabkan konflik mental yang data memerberat mual dan muntrah sebagai

pelarian hidu.
c. Faktor endokrin hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan penyakit

bawaan/ riwayat penyakit yang lain.

C. Patologi

Pada otopsi wanita yang meninggal karena hyperemesis gravidarum diperoleh

keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ:

a. Hepar ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis

b. Jantung, jantung menjadi atrofi, menjadi lebih kecil dari biasanya, kadang kali

dijumpai perdarahan sub-endokardial,

c. Otak terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada

enselopati wirnicke

d. Ginjal tampat pucat dan degenerasi lain dapat ditemukan pada tubuli

D. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala hyperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi

menjadi 3 tingkatan, yaitu:

a. Tingkatan 1 (ringan)

1. Mual dan muntah

2. Ibu merasa lemah

3. Nafsu makan tidak ada

4. Berat badan menurun

5. Nyeri pada epigastrium (uluhati)

6. Nadi meningkat ± 100x/menit

7. Tekanan darah menurun

8. Turgor kulit berkurang

9. Mata cekung

b. Tingkatan 2 (sedang)
1. Penderita tamak lemah dan apatis

2. Turgor kulit tamak jelek

3. Lidah mengering dan tampak kotor

4. Nadi cepat dan lemah

5. Suhu badan naik turun (dehidrasi)

6. Mata mulai ikterik

7. Berat badan turun dan mata cekung

8. Tensi turun hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.

9. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

c. Tingkatan 3 (berat)

1. Keadaan umum lebih parah (somnolen atau koma)

2. Dehidrasi berat

3. Nadi lemah, halus dan cepat

4. Suhu meningkat dan tensi turun

5. Terjadi komplikasi fatal pada susuna saraf yang dikenal sebagai enselopati

wernidce dengan gejala nigatamus, diploia, dan mental turun

6. Timbul icterus

E. Woc

F. Penatalaksanaan

Pencegahan

1. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakn gejala yang

fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang seteha kehamilan berusia

4 bulan

2. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makan

dalan jumlah kecil tapi sering


3. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan the hangat.

Hindari makan berminyak dan berbau lemak

4. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu anas atau

terlalu dingin.

Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan

pengobatan sebagai berikut :

1. Tidak memberikan obat yang teratogen

2. Sedative yang sering diberikan adalah phenobarbital

3. Vitamin yang dianjurkan adalah vit B1 dan B6

4. Athistaminika seperti dramamin, avomin

5. Pada keadaan berat, antiematik disikolamin hidrokloride atau

khlorpromasin.

Hyperemesis tingkat II dan III harus dirawat inap, dengan penatalaksanaan:

1. Isolasi penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetap cerah, dan

perdaran darah tetap baik, kurangi pengunjung.

2. Terapi psikologik berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal

yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir.

Yakinkan bahwa penyakit dapat disembukan dan dihilangkan masalah atau

konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit

3. Terapi parentral berikan cairan parentral yang cukup elektrolit, karbohidrat

dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiolog sebanyak 2-3

liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin (vit B dan

Vit C)
4. Terminasi kehamilan usahan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri

bila keadaan memburuk. Apakah perlu melakukan pengakhiran kehamilan

(abortus) dengan beberapa faktor dan indikasi yang dialami pasien

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data

yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola

pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta memutuskan diagnosa

(mochtar 2006)

a) Data dasar pengkajian

1. Aktivitas istirahat : tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat

(>100 kali permenit)

2. Integrutas ego : konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,

perubahan presepsi tentang kondisinya , kehamilan tak direncakan

3. Eliminasi perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi

berkemih, urinalis peningkatan konsistensi urine

4. Makanan/cairan mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu) nyeri

epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut

iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit

berkurang, mata cekung dan lindah kering.

5. Pernafasan frekuensi pernafasan meningkat

6. Keamanan suhu kadang naik turun badan lemas icterus

7. Seksualitas penghentian menstruasi , bila keadaan ibu membahayakan

dilakukan abortus terapeutik


8. Interkasi sosial perubahan status kesehatan/stressor, perubahan peran,

respon keluarga yang bervariasa dan hospitalisasi

9. Pembelajaran dan penyuluhan segela yang dimakan dan diminum

dimuntuhkan lebih dari 10x

B. Diagnosa keperawatan

1. Deficit nutrisi

2. Ketidak seimbangan volume cairan

3. Intoleransi aktivitas

4. Deficit pengetahuan

KASUS

Pasien Ny. M (29 Tahun) pekerjaan sebagai ibu rumah tangga datang diantar

suami nya ke poli kandungan dengan keluhan terlambat haid 4 minggu terkahir, terakhir

mendapat haid tanggal 10 juni 2020 selain itu pasien merasa mual dan muntah setiap hari

sudah sejak 5 hari yang lalu mual dan muntah dirasakan setiap pagi hari diseratai badan

terasa lemas dan mau pingsan karena sulit makan. Pasien juga mengatakan merasa mual

dan muntah setiap mencium bau makanan. Dari hasil TTV di dapatkan TD 120/80 mmhg

Nadi : 80x/menit RR: 20x/menit S: 36,30C. Sebelum dibawa kepoli kandungan pasien

meminum obat anti mual yang dibelinya di apotek, pasien mengaku mual dan muntah

yang dirasakannya bertambah parah dan mengganggu istirahtanya dimalam hari. selain itu

mual dan mutah dirasakan setiap kali mencoba makan dan minum, sehingga pasien

kurang nafsu makan


ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI Masalah Keperawatan


DS : pasien mengeluh mual dan Kehamilan Nausea
muntah sejak 5 hari yang lalu
DO : pasien tampak pucat,
nafsu makan menurun,
TD : 120/870 mmHg
N : 82x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,2 0C

DS : pasien megatakan masih


Kehilangan cairan (hyperemesis)
merasa mual dan lemas dan
Resiko ketidakseimbangan
muntah sebanyak 2x cairan
DO :
- Muntah 2x
- Pasien tamak lemah
- Nafsu makan menurun
- Minum 300cc
- Outut urine 250cc
- Turgor kulit <2 detik
- Mukosa bibir kering

TD : 120/870 mmHg
N : 82x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,2 0C

DS : pasien mengatakan
Ketidakmampuan menelan
merasa mual dan ingin makanan (mual muntah) Deficit nutrisi
muntah setiap mencium bau
makanan.
DO :
- Pasien tampak lemas
muntah 2x
- Muntah berwarna pucat
- Bbs = 52 kg
- Bbl = 54 kg
Kelemahan Intoleransi aktifitas
DS : pasien mengatakan masih
merasa lemas
DS : pasien terbaring ditempat
tidur
Pasien tampah lemah
Saat berjalan pasien merasa
pusing
Sat melaukan aktivitas pasien
dibatu orag lain

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS

I. PENGKAJIAN
Pengkajian tgl : 6/7/2020 Jam : 08.00 Wib
Tanggal MRS :6/7/2020 No. Reg :3456XXX
Ruang/Kelas :Mawar Dx. Medis : Hiperemesis

A. IDENTITAS/BIODATA
Nama Ibu : Ny. M............... Nama Suami : Tn.H.................... Ke:
Umur : 29 tahun............ Umur : 30 tahun..............
Suku/Bangsa : jawa.................. Suku/Bangsa : jawa
Agama : islam ................ Agama : islam
Pendidikan : SMA................. Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT................... Pekerjaan : karyawan toko bangunan
Alamat : pelem,............... Alamat : tengger-puhelem,wonogiri
Telepon : .......................... Telepon : 081456987223

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)


Pada tanggal : 6/7/2020 Pukul : 11.30
1. Alasan kunjungan ini :  Pertama  Rutin  Ada keluhan
2. Keluhan – keluhan : mual dan muntah lebih dari 10x perhari
Riwayat Sosial
 Kehamilan ini :  Direncanakan  Tidak direncanakan
 Diterima
 Tidak diterima
 Perasaan tentang kehamilan ini: cemas
 Status perkawinan : kawin Kawin : 1
 Kawin I : Umur 24 tahun Dengan suami umur : 25 tahun
Lamanya 5 tahun Anak ….. Orang Abortus ….. X
 Kawin II : ……………………………………………………………….
 Perilaku kesehatan : Merokok  Ya  Tidak
Alkohol  Ya  Tidak
Narkoba  Ya  Tidak

3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
HPHT : 10/6/2020
Haid pertama : Umur 13 tahun Teratur/Tidak teratur
Siklus : 21 hari Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3 Hari
Dismenorrhoe : kadang-kadang
Riwayat kehamilan
Taksiran persalinan : …………………..
Keluhan-keluhan pada Trimester I : mual dan muntah 10x
Trimester II : tidak terkaji
Trimester III : tidak terkaji
Pergerakan anak pertama kali : hamil ….. minggu
Keluhan-keluhan: tidak terkaji

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas Yang Lalu


G3P2A0

Anak Ke- Kehamilan Persalinan Anak Usia KB/


anak jenis/
No Thn Umur Penyulit Jenis Penolong Penyulit Jenis BB PB saat lama
kehamilan (gram) (cm) ini
1 201 39 kista spont dokter Tali p 2900 4 3,5 pi
6 minggu an pusat 9 thn l
201 40 spont bidan Tali l 3300 5 8 pi
8 minggu an pusat 1 bul l
an

6. Riwayat kesehatan :
 Penyakit yang pernah diderita
Klien : pernah oprasi kista kehamilan usia 4 bulan anak pertama
Keluarga: Tidak ada
Keturunan kembar : Tidak ada
7. Riwayat kebiasaan
a. Pola makan (sebelum hamil dan saat hamil muda) : sebelum hamil baik
saat hamil menolak makan karena mual yang berlebihan
b. Pola eliminasi : BAB (+) BAK (+)
c. Personal Hygiene : Terganggu karena kelemahan yang dirasakan pasien
d. Aktivitas sehari-hari : terganggu karena mual muntah menyebabkan
kelemahan
e. Pola istirahat dan tidur : sebelum sakit tidur malam ± 8 jam, saat sakit
terganggu karena rasa mual dan lemas
f. Seksualitas : terganggu
g. Immunisasi TT :
 Belum  Sudah : 1x Tanggal I (Tidak Ingat) II ……………

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


1. Status emosional ……………………………………………………………….
2. Tanda vital
 Tekanan Darah : 120/80 MmHg Llia : ……………. Cm
 Denyut Nadi :82 X/menit TB : 155Cm
 Pernafasan : 20X/menit BB sebelum hamil :54 Kg
 Suhu o
: 36,3 C BB saat ini : 52 Kg
3. Muka : Oedema :  Ada  Tidak
Conjungtiva : tidak anemis
Sklera mata : putih
4. Dada : Simetris  Ya  Tidak
Mammae : Normal simetris
Benjolan : Tidak ada
Striae : Tidak ada
Areola : Hitam kecoklatan
Puting susu : menonjol
5. Abdomen
Bekas luka :  Ada  Tidak
Pembesaran perut : tidak ada
Bentuk perut :Simetris
Oedema :  Ada  Tidak
Acites :  Ada  Tidak
6. Pemeriksaan Obstetrik
6.1 Palpasi uterus
 Tinggi fundus uteri : Tidak terkaji
 Letak : Tidak terkaji
 Presentasi : Tidak terkaji
 Kontraksi :  Ada  Tidak\
 Frekwensi : ……… x/menit
6.2 Kekuatan : Tidak terkaji
6.3 Palpasi supra pubik kandung kemih : Normal tidak ada retensi Urine
6.4 Auskultasi :
DJJ : tidak terkaji Tempat : …………………………..
Frekwensi : tidak terkaji Teratur/Tidak
7. Ekstremitas
Oedema tangan dan jari :  Ada  Tidak
Oedema tibia, kaki :  Ada  Tidak
Betis merah/lembek/keras :  Ada  Tidak
Varices tungkai :  Ada  Tidak
Refleks Patella Kanan :  Ada  Tidak

8. Genitalia
8.1 Inspeksi
vVulva & vagina : Varices :  Ada  Tidak
Luka :  Ada  Tidak
Kemerahan :  Ada  Tidak
Nyeri :  Ada  Tidak
Perineum : Bekas luka/episiotomo :  Ada  Tidak
Lain-lain :  Ada  Tidak
Bila ada : Tidak Ada

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tanggal : 5/7/2020
Darah : Hb 16,6 gr% Gol. Darah : o (Anamnese) Rhesus : Tidak terkaji
R.P.R : Tidak terkaji
Urine : Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
Pemeriksaan penunjang lain (lab, Foto, USG, dll) :

III. TERAPI / TINDAKAN


1. Inj. Ondansentron 3x4 mg
2. Inj. Lansoprazol 2x1 mg
3. Antacid syr
4. Heprin 3x1 tab
5. Inf. Drip neusande dalam 500cc Rl
6. Inf. RL D5 2:1

…………., 7/juli/2020
Perawat/Mahasiswa
DIAGNOSA NOC NIC
Nausea Setelah dilakukan intervensi diharapkan Observasi
tingkat nausea menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi pengalaman mual
1. Perasaan ingin muntah menurun 2. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
2. nafsu makan kembali membaik (misalnya nafsu makan, aktivitas, kinerja, peran dan pola
tidur)
3. Identifikasi faktor penyebab mual (misal pengobatan dan
prosedur)
4. Identifikasi antiemetic mencegah mual
5. Monitor mual (frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
6. Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
1. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (misal: bau,
suara, dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
(kecemasan, ketakutan , kelelahan)
3. Berikan makanan kecil dan sering
4. Berikan makan dingin, cairan bening tidak berbau, jika
perlu.
Edukasi
1. Anjurkan istirahat yang cukup
2. Anjurkan membersihkan mulut
3. Anjurkan penggunaan tehnik non farmakologis untuk
mengatasi mual (biofeedback, hypnosis, relasasi)
Observasi
Resiko Setelah dilakukan intervensi diharapkan 1. Monitor status, hidrasi (misal: nadi, kekuatan nadi, akral,
ketidakseimbangan keseimbangan cairan meningkat, dengan pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit,
cairan kriteria hasil. tekanan darah)
1. Asupan cairan meningkat 2. Monitor berat badan
2. Output cairan meningkat 3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
3. Asupan makanan meningkat 4. Monitor status hemodinamik (misal MAP, CVP, PAP,
4. Tidak ada tanda dan gejala dehidrasi PCWP, Jika ada )
Terapeutik
1. Catat intake output dan hitung balance cairan 24 jam
2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
3. Berikan cairan intravena
Kolaborasi
1. Kolobrasi pemberian diuretic, jika perlu

Manajemen Nutrisi
Deficit nutrisi Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi :
diharapkan : 1. Identifikasi status nutrisi
Status nutrisi dalam keadan membaik 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifkasi kebutuhan kalori dan nutrient
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastritik.
6. Monitor asuan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan laobratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene
2. Fasilitas menentukan pedoman diet (piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4. Beri makanan tinggi serat
5. Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. Beri suplemen bila perlu
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk
2. Anjurkan diet yang di programkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan

Observasi
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi diharapkan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
aktivitas pasien meningkat dengan kriteria kelelahan
hasil : 2. Monitor kelelahan fisik dan emosi
1. Keluhan lelah menurun 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Kemudahan melakukan aktivitas 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
sehari-hari aktivitas
5. Monitoring intake cairan dan nutrisi
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
(misala, suara, cahaya dan kunjungan)
2. Lakukan latihan rebtan gerak pasif dana tau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
4. Fasilitasi duduk disis tempat tidur jika dapat berpindah
dan berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas seacara bertahap
3. ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
4. Anjurkan motivasi keluarga
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan

DIAGNOSA IMPLEMENTASI (senin 6 juli 2020) EVALUASI (senin 6 juli 2020)


Nausea 1. Mengidentifikasi damak mual terhadap S : pasien mengeluh mual
kualitas hidup O:
 Pasien mengeluh lemah dan tidak nafsu  pasien tampak lemah,
makan  nafsu makan belum membaik,
2 Mengidentifikasi faktor penyebab mual  muntah tidak berwarna (pucat)
Monitoring mual muntah  BB sekarang : 52 kg
 Pasien muntah 2x
 BB sebelum sakit : 54 kg
3 Menganjurkan istirahat yang cukup
A : masalah keperawatan nausea belum teratasi
4 Memberikan terapi obat sesuai dengan
P : intervensi di lanjutkan
program
 Inj. Ondansentron 3x4 mg
 Heparin 3x1 tab
5 Kolaborasi pemeberian antiemetic

Resiko 1. monitoring status hidrasi S : pasien mengeluh mual dan muntah


ketidakseimbangan  TD: 110/80 mmhg O : Hasil ttv
cairan  N: 80x/ menit  TD : 120/70 mmhg
 S: 35,8 o C  N : 90x/ menit
 RR : 18X/menit  RR: 20x/menit
2. monitoring BB  S: 36,2 C
 52 kg Output cairan 250cc
3. memonitoring hasil laboratorium Akaral teraba hangat
Monitoring intake cairan BB saat ini : 52 kg
 300cc A : masalah resiko ketidakseimbangan cairan teratasi sebagian
Memberikan cairan intravena P: lanjutkan intervensi
 Drip neurosande dalam 500ccRL

Deficit nutrisi 1. monitoring asupan makanan S : pasien mengatakan tidak nafsu makan
 Diet TKT O:
2. monitoring BB pasien - Mukosa bibir kering
 BB 52 kg - Nafsu makan menurun 1 porsi tidak habis
3. mengidentifikasi makanan yang disukai - Masih terasa mula
4. menganjurkan oral hygine - Bab (+) BAK (+)
5. menganjurkan posisi duduk dan diet A : Masalah keperawatan deficit nutrisi teratasi sebagian
sesuai dengan programkan P : lanjutkan intervensi
6. kolaborasi dengan tim gizi untuk
menenntukan jumlah kalori yang
diberikan

Intoleransi aktivitas 1. mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh S : pasien mengatakan lemah berkurang
yang menyebabkan kelelahan ( mual muntah O:
yang berlebihan) - Pasien ddaat berjalan kekamar mandi denganbantuan
2. melakukan latihan rentan gerak pasif dan orang lain
aktif (duduk, berjalan) - Pasien masihmerasa sedikit pusing saat berjalan
3. menganjurkan aktivitas secara bertahap - Pasien nyaman denga posisi tirah baring
( jalan-jalan disekitar temat tidur)\ A : masalah keperawatan intolreansai aktiviytas teratasi sebagian
4. memfasilitasi duduk disamping tempat tidur P : intervensi dilanjutkan
5. mengidentifikasi jam tidur asien ( ± 7 jam )

Anda mungkin juga menyukai