Perencanaan Perikatan
Asurans atas Laporan
Keuangan Historis
8
Pasca Sarjana Pendidikan MK 10230 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Profesi Akuntansi Robertus Arynovianto, S.E.,MM.,
Ak., CA., CTA., CPA., QIA.
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
perlunya menyusun rencana untuk menjelaskan pentingnya
perikatan, penetapan strategi dan rencana perikatan, penetapan strategi
perencanaan perikatan dengan dan perencanaan perikatan dengan
memanfaatkan teknologi dalam memanfaatkan teknologi dalam
proses audit, menghitung proses audit, dan cara menghitung
materialitas, mengidentifikasi materialitas, mengidentifikasi
kelangsungan usaha entitas, kelangsungan usaha entitas,
menjelaskan creative accounting, menjelaskan creative accounting,
dan penggunaan big data dalam serta proses audit dengan
proses audit. menggunakan big data.
Perencanaan suatu audit melibatkan penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk
perikatan tersebut dan pengembangan rencana audit. (SA 300 par 2). Strategi audit secara
keseluruhan akan menetapkan ruang lingkup, waktu, dan arah audit, serta memberikan
panduan bagi pengembangan rencana audit. (SA 300 par 7).
Rencana audit harus mencakup hal-hal sebagai berikut (SA 300 par 9):
Sifat, waktu, dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan, seperti yang
ditentukan dalam SA 315.
Sifat, waktu, dan luas prosedur audit lanjutan pada tingkat asersi yang direncanakan,
seperti ditentukan dalam SA 330.
Pemanfaatan teknologi dalam perencanaan perikatan dapat memberikan kemudahan auditor
dalam penyusunan strategi dan perencanaan perikatan yang lebih efektif dan efisien.
Perkembangan sistem teknologi informasi di dunia perkantoran, melahirkan suatu teknik
bantu audit yang nantinya sangat diharapkan dapat memudahkan pekerjaan auditor yaitu
Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit
Techniques (CATTs). Bahkan apabila dioptimalkan dapat mendukung pelaksanaan tugas
Auditor dalam mendeteksi fraud. TABK adalah penggunaan komputer dalam kegiatan
pemeriksaan. TABK merupakan alat yang membantu Auditor dalam mencapai tujuan
Materialitas
Standar Audit (SA) yang menjadi acuan dalam materialitas ini adalah SA 320 yang
menyatakan:Tujuan auditor adalah menerapkan secara tepat konsep materialitas dalam
merencanakan dan melaksanakan audit.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses identifikasi suatu tolok ukur yang tepat
mencakup (SA 530, par A3):
Unsur-unsur laporan keuangan (sebagai contoh, aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan,
beban);
Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para pemakai laporan
keuangan suatu entitas tertentu (sebagai contoh, untuk tujuan pengevaluasian kinerja
Penentuan persentase:
Membutuhkan pertimbangan profesional.
Terdapat hubungan antara persentase dan tolok ukur yang dipilih (SA 320 par A7)
Persentase yang diterapkan atas laba sebelum pajak dari operasi berjalan pada
umumnya akan lebih tinggi daripada persentase yang diterapkan atas jumlah
pendapatan.
Namun, persentase yang lebih tinggi atau lebih rendah dapat juga dianggap tepat
tergantung pada keadaan entitas yang bersangkutan.
Performance Materiality (PM)
Merupakan materialitas untuk golongan transaksi saldo akun atau pengungkapan tertentu.
Dalam kondisi spesifik entitas, terdapat satu atau lebih golongan transaksi, saldo akun
atau pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan penyajian yang jumlahnya lebih
rendah daripada materialitas laporan keuangan secara keseluruhan diperkirakan secara
masuk akal akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat oleh para pemakai
berdasarkan laporan keuangan tersebut:
Auditor harus menetapkan materialitas yang akan diterapkan terhadap golongan
transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu tersebut.
Minimum Maxsimum
SUD = OM × 3%
Kelangsungan Usaha
Auditor wajib melakukan audit atas kelangsungan usaha klien, hal ini diatur dalan
Standar Audit (SA) 570 tentang Kelangsungan usaha. Adapun tujuan Auditor dalam
mengaudit kelangsungan usaha adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan
asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan;
2. Untuk menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat
ketidakpastian material terkait dengan peristiwa yang dapat menyebabkan keraguan
signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya;
3. Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor.
Prosedur Penilaian Risiko – Kelangsungan Usaha Entitas
Ikatan Akuntan Indonesia, 2020, Audit dan Asurans, Modul Chartered Accountant,
Penerbit Ikatan Akuntan Indonesia
Alvin A. Arens, Randal J. Elder & Mark S. 2015, 15 th, Beasley, Auditing and
Assurance Services: An Integrated Approach.
Rick Hayes, Philip Walage, Hans Gortemaker, Principles of Auditing (3rd ed., 2016),
International Standard on Auditing (ISA)
Tuanakotta, Theodorus, Audit Kontemporerm Salemba empat
IAPI, 2013. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Tambahan:
Yunghee Yoon, Lucas Hoogduin, dan Li Zhang, "Big Data sebagai Bukti Audit
Pelengkap," Accounting Horizons, Juni 2015, aaajournals.org
http://www.iapi.or.id/
https://www.harmony.co.id/blog/metode-creative-accounting-pengertian-dan-
penerapannya
https://www.kompasiana.com/kelvv/5e16aad2097f3619bb348b12/mengintegrasikan-
big-data-dengan-audits-proces?page=4