PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
Standar Audit ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menerapkan konsep
materialitas untuk perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan. Pada SA 450
juga menerangakan tentang pengevaluasian atas kesalahan penyajian yang diidentifikasi
selama audit.
Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan pelaksanaan audit,
serta saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam audit dan
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, dan terhadap laporan keuangan dan pada saat
merumuskan opini dalam laporan auditor.
Dalam perencanaan audit, auditor membuat pertimbangan-pertimbangan tentang ukuran
kesalahan penyajian yang dipandang material.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut menyediakan suatu basis untuk:
Menentukan sifat, saat dan luas prosedur penilaian risiko;
Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material; dan
Menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan.
Kondisi-kondisi yang berkaitan dengan kesalahan penyajian dapat menyebabkan auditor
menilai kesalahan penyajian sebagai kesalahan penyajian material walaupun kesalahan
penyajian berada di bawah tingkat materialitas. Auditor tidak boleh hanya
mempertimbangkan ukuran, tetapi juga sifat kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, dan
keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian, pada saat
mengevaluasi dampak kesalahan penyajian tersebut terhadap laporan keuangan.
Tanggal Efektif
SA ini berlaku secara efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal: 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau 1 Januari 2014 (untuk entitas
selain Emiten).
TUJUAN
Tujuan auditor adalah untuk menerapkan konsep materialitas secara tepat dalam perencanaan
dan pelaksanaan audit.
DEFINISI
Materialitas pelaksanaan (performance materiality) adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh
auditor, pada tingkat yang lebih rendah daripada materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan, untuk mengurangi ke tingkat rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan
penyajian yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi yang secara agregat melebihi
materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.
KETENTUAN
Penentuan Materialitas dan Materialitas Pelaksanaan dalam Perencanaan Audit
Dalam kondisi spesifik entitas, jika terdapat satu atau lebih golongan transaksi, saldo akun
atau pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan penyajian yang jumlahnya lebih
rendah daripada materialitas laporan keuangan secara keseluruhan diperkirakan secara masuk
akal akan memengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat oleh para pengguna berdasarkan
laporan keuangan tersebut, maka auditor harus menetapkan materialitas yang akan diterapkan
terhadap golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu tersebut.
Auditor juga harus menetapkan materialitas pelaksanaan untuk menilai risiko kesalahan
penyajian material dan menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan.
Dokumentasi
Auditor harus memasukkan dalam dokumentasi auditnya jumlah-jumlah di bawah ini beserta
faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuannya:
a) Materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
b) Jika berlaku, tingkat materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau
pengungkapan tertentu
c) Materialitas pelaksanaan
d) Revisi yang dibuat atas butir (a)–(c) sejalan dengan progres audit.
MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN
Materialitas dan Risiko Audit
Dalam melaksanakan audit, tujuan auditor adalah untuk memperoleh perikatan yang
memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dalam hal ini
auditor dapat menyatakan pendapat bahwa: laporan keuangan telah disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka akuntansi yang berlaku; dan melaporkan laporan
keuangan tersebut dan melaporkan temuan auditor seperti yang diminta oleh auditor.
Auditor menerima perikatan yang menawarkan jaminan yang cukup dengan memperoleh
materi audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang dapat
diterima. Risiko audit adalah risiko bahwa auditor akan meremehkan suatu asumsi ketika
terdapat salah saji material dalam laporan keuangan. Risiko audit merupakan fungsi dari
gabungan risiko salah saji material dan risiko deteksi.
Materialitas dan risiko audit perlu dipertimbangkan sepanjang pelaksanaan audit, khususnya
pada saat:
a) Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajianmaterial
b) Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit selanjutnya
c) Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap
laporan keuangan dan dalam merumuskan opini dalam laporan auditor.
Materialitas Pelaksanaan
Materialitas pelaksanaan (yang sebagaimana yang didefinisikan merupakan satu atau
lebih dari satu jumlah) ditetapkan untuk mengurangi ke tingkat rendah yang dapat
diterima kemungkinan bahwa kesalahan penyajian yang tidak terkoreksi dan tidak
terdeteksi dalam laporan keuangan tidak melebihi materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Begitu juga, materialitas pelaksanaan yang berkaitan dengan tingkat materialitas yang
ditentukan untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu ditetapkan
untuk mengurangi ke tingkat rendah yang dapat diterima kemungkinan bahwa
gabungan kesalahan penyajian yang tidak terkoreksi dan tidak terdeteksi dalam
golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu melebihi tingkat
materialitas golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan.
Revisi Sejalan dengan Progres Audit
Materialitas laporan keuangan secara keseluruhan (dan, jika relevan, tingkat
materialitas transaksi, saldo akun, atau laporan tertentu) mungkin perlu dinilai sebagai
akibat dari perubahan keadaan yang muncul selama proses audit (misalnya, bagian dari
bisnis entitas). , informasi baru atau perubahan pemahaman auditor tentang perusahaan
dan bisnisnya sebagai akibat dari pelaksanaan prosedur tambahan. Sebagai contoh, jika
audit menentukan bahwa hasil keuangan aktual mungkin berbeda secara material dari
hasil awal yang digunakan dalam menentukan materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan, auditor harus meninjau materialitas tersebut.